KONSUMSI DI PROVINSI ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DI KABUPATEN NAGAN RAYA

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

TEORI KONSUMSI 1. Faktor Ekonomi

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

Analisis Konsumsi Masyarakat Indonesia Sebelum dan Setelah Krisis Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

KONSUMSI DAN TABUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN ACEH BARAT

BABI PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh

KONSUMSI, DAN TABUNGAN, DAN INVESTASI

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA. Abstract

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KONSUMSI RUMAH TANGGA DENGAN PDRB PERKAPITA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

ANALISIS TINGKAT KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA TAHUN Ima Inawati Fakultas Ekonomi Univeritas Islam Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

Fungsi Konsumsi Keynes

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

Transkripsi:

ISSN 2302-0172 10 Pages pp. 11-20 KONSUMSI DI PROVINSI ACEH Muhammad Afdhal 1), Sofyan Syahnur 2), Muhammad Nasir 3) 1,2,3) Magister Ilmu Ekonomi Banda Aceh Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No.7, Darussalam Banda Aceh 23111, email:breuhputeh98@gmail.com Abstract:: In everyday life, everyone is always associated with the consumption to meet the needs for food, clothing, entertainment, or for other needs. Public expenditures for food, clothing, and other necessities is called the expenditure or consumption. Public consumption is influenced by many factors, including the factors of income, wealth, interest rates and inflation. This is supported by theories that have been developed by economists. The data used are secondary data by type of annual time series data from 1990 to 2012 were sourced from the Regional Development Planning Agency (BAPPEDA) Aceh Province, the Central Statistics Agency (BPS), Bank Indonesia (BI) and other supporting data obtained of journals, books and research beforehand. The variable in this study is income, wealth, interest rates and inflation and its relation to household consumption. any increase in regional per capita income of Rp 1 million Y_t it will lower household consumption C_t Rp 694.4862 billion. any increase in quasi money W_t Rp 1 billion, it will increase the consumption of Rp C_t 0.5242 billion. any increase in deposit rates r_t Rp 1% it will reduce the consumption of Rp C_t 363.7505 billion. any increase in inflation i_t Rp 1% it will increase consumption C_t Rp 40.3652 billion. Keywords: the consumption, Public, income, wealth, interest rates, inflation Abstrak: Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang selalu berhubungan dengan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakaian, hiburan atau untuk kebutuhan yang lain. Pengeluaran masyarakat untuk makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya tersebut dinamakan dengan pembelanjaan atau konsumsi. Konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor pendapatan, kekayaan, tingkat suku bunga dan inflasi. Hal ini didukung oleh teori yang telah dikembangkan oleh para ahli ekonomi. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data runtun waktu tahunan dari tahun 1990 sampai tahun 2012 yang bersumber dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Aceh, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI) dan data pendukung lainnya yang diperoleh dari jurnal, buku dan penelitian sebelumnya. Variabel dalam penelitian ini adalah pendapatan, kekayaan, suku bunga dan inflasi serta kaitannya dengan konsumsi rumah tangga. setiap kenaikan pendapatan regional per kapita Y_t sebesar Rp 1 juta maka akan menurunkan konsumsi rumah tangga C_t sebesar Rp 694.4862 miliar. setiap kenaikan uang kuasi W_t sebesar Rp 1 miliar maka akan meningkatkan konsumsi C_t sebesar Rp 0.5242 miliar. setiap kenaikan suku bunga deposito r_t sebesar Rp 1% maka akan menurunkan konsumsi C_t sebesar Rp 363.7505 miliar. setiap kenaikan inflasi i_t sebesar Rp 1% maka akan meningkatkan konsumsi C_t sebesar Rp 40.3652 miliar. Kata kunci : Konsumsi, Masyarakat, Pendapatan. Kekayaan, Suku Bunga, Inflasi PENDAHULUAN Konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor pendapatan, kekayaan, tingkat suku bunga dan inflasi. Hal ini didukung oleh teori yang telah dikembangkan oleh para ahli ekonomi. Menurut Keynes yang dikutip dalam Mankiw (2003) menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung (berbanding lurus) dengan tingkat pendapatannya. Lebih lanjut Keynes menyebutkan bahwa konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan disposable. Dimana pendapatan disposable adalah pendapatan setelah dikurangi dengan 11 - Volume 2, No. 3, Agustus 2014

pembayaran pajak, jadi semakin tinggi nilai pendapatan disposable maka akan semakin tinggi pula jumlah konsumsinya.selanjutnya menurut Keynes ada batas konsumsi minimal, tidak tergantung pada tingkat pendapatan yang disebut konsumsi otonom. Artinya tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan adalah nol, dan hal ini ditentukan oleh faktor di luar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit, standar hidup yang diharapkan,distribusi umur, lokasi geografis.sementara itu, Samuelson (1999) menyebutkan bahwa faktor-faktor pokok yang mempengaruhi dan menentukan jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel sebagai faktor utama, pendapatan permanen dan pendapatan menurut daur hidup, kekayaan dan faktor permanen lainnya seperti faktor sosial dan harapan tentang kondisi ekonomi dimasa yang akan datang. Sementara itu untuk Provinsi Aceh, selama dua tahun terakhir terjadi perubahan pola pengeluaran masyarakat untuk konsumsi, berdasarkan hasil Susenas Panel Maret 2010 dan Susenas Triwulan I tahun 2011, diketahui bahwa terjadi perubahan persentase besaran konsumsi untuk makanan dan non makanan. Dibandingkan dengan konsumsi nasional, pada tahun 2010 dan 2011, pengeluaran masyarakat di Provinsi Aceh lebih banyak untuk konsumsi makanan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut : Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (Rp.) Masyarakat Provinsi Aceh (2010-2011) Sumber : BPS Provinsi Aceh, 2013 Untuk faktor pendapatan, pendekatan yang digunakan adalah dengan pendapatan regional bruto perkapita (PDRB per kapita). Di Provinsi Aceh, pendapatan regional bruto perkapita cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai dengan 2011, baik dengan maupun tanpa migas. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Provinsi Aceh, inflasi Provinsi Aceh cenderung fluktuatifdari tahun 2000 antara 3,43% sampai dengan 34,88%. Inflasi terbesar terjadi pada tahun 2005 dimana pada tahun tersebut terjadi Bencana Gempa dan Tsunami yang membuat perekonomian di Aceh goyah dan inflasi mencapai 34,88%. Sedangkan inflasi terendah terjadi pada tahun 2011 dengan tingkat inflasi sebesar 3,43%. Perbandingan tingkat inflasi Provinsi Aceh dengan Nasional dapat dilihat pada Grafik berikut : Sumber : BPS Provinsi Aceh, 2013 Guritno (1998) mengatakan inflasi sebagai fenomena ekonomi yang terutama terjadi di Negara-negara berkembang seperti Indonesia Volume 2, No. 3, Agustus 2014-12

sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Tingkat inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum yang menyebabkan terjadinya efek substitusi. Konsumen akan mengurangi pembelian terhadap barang-barang yang harganya relatif mahal dan menambah pengeluaran konsumsi terhadap barang-barang yang harganya relatif murah. Kenaikan tingkatharga umum tidaklah berarti bahwa kenaikan harga barang terjadi secara proporsional. Hal ini mendorong konsumen untuk mengalihkan konsumsinya dari barang yang satu ke barang lainnya. Inflasi yang tinggi akan melemahkan daya beli masyarakat terutama terhadap produksi dalam negeri yang selanjutnya akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang nasional. Banyak alasan yang menyebabkan analisis makroekonomiperlu memperhatikan tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakan negara, pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Atas dasar kondisi tersebut, penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat menjadi penting untuk dilakukan. Dari berbagai data yang telah dikemukakan diatas, menarik untuk membuat analisis tentang pola konsumsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi tersebut di Provinsi Aceh. Sesuai dengan beberapa teori di atas, pengaruh faktor yang ingin dilihat antara lain pendapatan, kekayaan, tingkat suku bunga dan inflasi. KAJIAN KEPUSTAKAAN Teori Konsumsi Menurut Mankiw (2000) Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga, konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian. Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang yang memiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat-alat elektronik, ponsel dan lainya. Ketiga, jasa (services) meliputi pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti potong rambut dan berobat ke dokter. Yang dibelanjakan untuk pembelian barang-barang dan jasa guna mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan. Teori Konsumsi John Maynard Keynes Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuatdugaandugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertamadan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahanpendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalahkrusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk 13 - Volume 2, No. 3, Agustus 2014

menurunkan pengangguran yang kianmeluas. Kekuatan kebijakan fiskal untuk mempengaruhi perekonomian sepertiditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatandan konsumsi. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turunketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga iaberharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan merekaketimbang si miskin. Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsiyang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakanbahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu daripendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, fungsi konsumsi Keynes sering ditulis sebagai berikut: C = a + by, a > 0, 0 < b < 1 Keterangan: C = konsumsi Y = pendapatan disposibel a = konstanta b = kecenderungan mengkonsumsi marginal (Mankiw, 2003) Teori Konsumsi Milton Friedman Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh Milton Friedman. Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pengertian dari pendapatan permanen adalah (Mangkoesoebroto, 1998) Teori Konsumsi Franco Modigliani Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya. Karena orang cenderung menerima penghasilan/pendapatan yang rendah pada usia muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah. Teori Konsumsi James Dusenberry James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan Volume 2, No. 3, Agustus 2014-14

berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang inggi, terpaksa mengurangi besarnya tabungan. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan tabungan akan bertambah besar dengan pesatnya. Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya tabungan tidak begitu cepat (Reksoprayitno, 2000). Teori Konsumsi Irving Fisher Ekonom Irving Fisher mengembangkan model yang digunakan para ekonom untuk menganalisis bagaimana konsumen yang berpandangan ke depan dan rasional membuat pilihan antar waktu yaitu, pilihan yang meliputi periode waktu yang berbeda. Model Fisher menghilangkan hambatan-hambatan yang dihadapi konsumen, preferensi yang mereka miliki dan bagaimana hambatan-hambatan serta preferensi ini bersama-sama menentukan pilihan mereka terhadap konsumsi dan tabungan. METODE PENELITIAN Penelitian ini memfokuskan masalah mengenai pola konsumsidan faktor-faktor yang 15 - Volume 2, No. 3, Agustus 2014 mempengaruhi konsumsi di Provinsi Aceh dari tahun 1990 sampai tahun 2012. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data runtun waktu tahunan dari tahun 1990 sampai tahun 2012 yang bersumber dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Aceh, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI) dan data pendukung lainnya yang diperoleh dari jurnal, buku dan penelitian sebelumnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan data tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku (Sugiyono, 2008). Berdasarkan teori konsumsi yang sudah diungkapkan adalah model regresi linear berganda (multiple regression) dan kerangka konseptual sebelumnya, penelitian ini menggunakan beberapa model pendekatan. Model pertama yang digunakan sesuai dengan model yang dikemukakan oleh Keynes : C = f(y) Dimana C adalah konsumsi, Y adalah pendapatan disposabel. Selanjutnya dari model (1) dapat dituliskan persamaan linearnya menjadi : C = + Y + ɛ, > 0, 0 < < 1 C = f(y, W, r, i) dimana merupakan konstanta atau itersep, sedangkan adalah kecenderungan konsumsi marginal atau koefisien pendapatan dan ɛ adalah error term. Untuk melihat pengaruh dari masing-masing

variabel yang diteliti terhadap konsumsi pada masyarakat Provinsi Aceh, penelitian ini menggunakan model : Dimana C = konsumsi; Y = pendapatan; W = kekayaan; r = tingkat suku bunga dan i = inflasi. Persamaan (3) dapat ditulis dalam bentuk linear : C = + 1 Y + 2 W + 3 r + 4 i +ɛ Dimana = konstanta 1 Y = koefisien regres pendapatan 2 W = koefisien regres kekayaan; 3 r = koefisien regres tingkat suku bunga dan 4 i = koefisien regres inflasi. i = Pangan dan non pangan ɛ = error term Pada sebuah penelitian runtut waktu (time series), yang diduga memiliki karakteristik tertentu, sehingga nilainya berfluktuasi ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa nilai pada saat ini dipengaruhi oleh pola-pola sebelumnya. Untuk melihat pengaruh konsumsi sebelumnya terhadap konsumsi pada saat C t0, maka digunakan model analisis regresi linear berganda. Model persamaannya bisa ditulis : tersebut mengandung selisih waktu (lag) sebanyak satu periode (ditunjukkan dengan t -1 ), model tersebut disebut first order autoregressive process atau disebut AR(1). Dalam model ini nilai C pada waktu t tergantung pada nilai C pada periode sebelumnya ditambah dengan nilai residual. Secara matematis dapat dituliskan bahwa nilai C pada waktu t tergantung proporsi nilai C (yaitu 1)pada waktu (t-1) ditambah residual pada waktu t. (Winarno, 2009) HASIL PEMBAHASAN Analisis Model Model yang akan dianalisis pada penelitian ini yaitu model regresi linear berganda. model regresi linear dipakai untuk menerangkan hubungan antara konsumsi terhadap pendapatan per kapita, uang kuasi, suku bunga deposito, dan inflasi. Model Regresi Linear Model regresi linear yang digunakan adalah: Cti = 0 + 1 Y + 2 W + 3 r + 4 i + 5 (c-1)+i. Hasil analisis regresi linear ditampilkan di dalam Tabel 4.7 berikut. 4 i+ 5 (c-1)+i Cti = 0 + 1 Y + 2 W + 3 r + Variabel e t adalah residual yang tidak berkorelasi dengan rata-rata nol dan varian 2 konstan (berarti white noise). Karena model Volume 2, No. 3, Agustus 2014-16

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan untuk Model Regresi Linear Sumber: Perhitungan EViews, data diolah pada tahun 2013 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, model regresi linear dapat dinyatakan sebagai berikut: C t = 17,199.17 694.4862 Y + 0.5242 W 363.7505 r + 40.3652 i Dari Tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa semua koefisien variabel independen signifikan pada level 5%, termasuk koefisien konstanta c. Dari persamaan di atas, dapat dinyatakan bahwa: setiap kenaikan pendapatan regional per kapita Y t sebesar Rp 1 juta maka akan menurunkan konsumsi rumah tangga C t sebesar Rp 694.4862 miliar; setiap kenaikan uang kuasi W t sebesar Rp 1 miliar maka akan meningkatkan konsumsi C t sebesar Rp 0.5242 miliar; setiap kenaikan suku bunga deposito r t sebesar Rp 1% maka akan menurunkan konsumsi C t sebesar Rp 363.7505 miliar; setiap kenaikan inflasi i sebesar Rp 1% maka akan meningkatkan konsumsi C t sebesar Rp 40.3652 miliar. Analisis Statistik Analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji koefisien determinasi (R 2 ), uji t, dan uji F. Koefisien Determinasi, R 2 Fungsi dari koefisien determinasi adalah untuk menentukan besarnya pengaruh variabelvariabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Model regresi linear: berdasarkan Tabel 4.7, nilai R 2 untuk model ini adalah 0.72375. Artinya, secara simultan, kemampuan variabelvariabel independen (Y, W, r, dan i) dalam menjelaskan varians dari variabel dependen C t adalah sebesar 72.375%. Sedangkan 27.625% varians dari variabel dependen C t dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model ini. Uji t (Uji Parsial) Uji t dilakukan untuk menguji apakah suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang dipakai: H 0 : β i = 0 variabel independen i tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. H 1 : β i 0 variabel independen i berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Tabel 4.8 berikut menunjukkan nilai kritis untuk menguji nilai t-statistik pada tingkat keyakinan 10%, 5%, dan 1%. 17 - Volume 2, No. 3, Agustus 2014

Tabel 4.8 Nilai Kritis untuk Uji t (Uji Dua Arah) Sumber: Gujarati (2004) Model regresi linear: berdasarkan Tabel 4.7, nilai absolut t-statistik dari semua koefisien variabel independen (Y, W, r, dan i) memiliki nilai lebih besar dari α_(5%)=2.080. Dengan demikian, setiap variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen Ct pada tingkat keyakinan 5%. Model regresi linear: berdasarkan Tabel 4.7, nilai F-statistik untuk model ini adalah 11.78962>2.928 ( α =5%). Dengan demikian, semua variabel independen (Y, W, r, dan i) secara simultan mempengaruhi variabel dependen C t pada tingkat keyakinan 5%. Analisis Ekonometrik Analisis ekonometrik yang diterapkan pada penelitian ini mencakup multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji F (Uji Simultan) Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang dipakai adalah: H 0 : β i = β j =.... = β z = 0 variabel independen i, j,..., z tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. H 0 : β i = β j =.... = β z 0 variable independen i, j,..., z berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 berikut menunjukkan nilai kritis untuk menguji nilai F-statistik pada tingkat keyakinan 10%, 5%, dan 1%. Uji Multikolinearitas Uji multikolineritas hanya dilakukan pada model regresi linear, namun tidak pada model autoregresif karena model autoregresif dalam penelitian ini hanya memakai satu variabel independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan cara melihat matriks korelasi antarvariabel independen (Y, W, r, dan i), khususnya model regresi linear. Matriks korelasi model regresi linear dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Mode l Regre si Linear df numerat or (k-1) (5-1) = 4 df denominat or (N-k) (23-5) = 18 Sumber: Gujarati (2004) 10 % 2.28 6 α 5% 1% 2.92 8 4.57 9 Sumber: Perhitungan EViews, data diolah pada tahun 2013 Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai koefisien korelasi antarvariabel tidak ada yang melampaui angka 0.8 sehingga dapat Volume 2, No. 3, Agustus 2014-18

disimpulkan bahwa model regresi linear tidak mengandung multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas adalah: Hipotesis dari uji heteroskedastisitas ini H 0 : homoskedastis H 1 : heteroskedastis Uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji White tanpa cross-terms. Nilai probability dari Obs*R-squared untuk model ini adalah 0.7249 yang lebih besar dari α sebesar 1% (0.01), 5% (0.05), dan 10% (0.1) sehingga secara statistik hipotesis H 0 tidak dapat ditolak. Artinya, model ini telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas atau error-nya bersifat homoskedastis. Uji Autokorelasi Hipotesis dari uji autokorelasi ini adalah: H 0 : tidak ada autokorelasi H 1 : ada autokorelasi Uji autokorelasi yang digunakan adalah uji LM (metode Breusch-Godfrey). Hasil dari uji ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi (0.1) sehingga secara statistik hipotesis H 0 tidak dapat ditolak. Artinya, model ini telah terbebas dari masalah autokorelasi. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel pendapatan, kekayaan (uang kuasi), suku bunga deposito dan inflasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap konsumsi masyarakat di Aceh. Pendapatan nasional berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat Aceh, pendapatan masyarakat merupakan faktor yang menentukan besarnya pengeluaran untuk konsumsi. Pemerintah perlu terus mengusahakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan menggerakkan sektorsektor produktif, memperluas lapangan kerja dan menciptakan iklim usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan konsumsi masyarakat sebagai salah satu faktor penggerak perekonomian nasional. Sumber: Perhitungan EViews, data diolah pada tahun 2013 Model regresi linear: berdasarkan Tabel 4.12, nilai probability dari Obs*R-squared untuk model ini adalah 0.1429 yang lebih besar dari α sebesar 1% (0.01), 5% (0.05), dan 10% 19 - Volume 2, No. 3, Agustus 2014

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS), Indikator Ekonomi, Berbagai Tahun Penerbitan. Badan Pusat Statistik (BPS), Statistik Tahunan, Berbagai Tahun Penerbitan. Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia Dalam Angka,Berbagai Tahun Penerbitan. Bank Indonesia, Kajian Ekonomi, Berbagai Edisi Tahun Penerbitan. Bank Indonesia, Laporan Perkembangan Perekonomian, Berbagai Tahun Penerbitan. Dumairy. 2004. Perekonomian Indonesia, Cetakan Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta. Gujarati, D. 1999. Essential of Econometrics, McGraw-Hill. Inc. SecondEdition, London. Kusuma. 2008. Menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat di Indonesia Dengan Menggunakan Metode ECM (Error Corection Model). Jurnal. Provinsi Jawa Tengah Dengan Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda. Jurnal. Pratiwi. 2010. Menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat di Indonesia dengan Menggunakan Metode ECM (Error Corection Model). Jurnal. Rahardja, P., dan Manurung, M. 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,Jakarta. Reksoprayitno, S. 2000. Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan Nasional), Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Liberty, Yogyakarta. Samuelson, P., dan Nordhaus, 1999. Mikro Ekonomi, Ed. XIV, Erlangga, Jakarta. Siregar. 2009. Menganalisis Determinan Konsumsi Masyarakat di Indonesia dengan Menggunakan Metode OLS (Ordinary Least Square). Jurnal. Mangkoesoebroto, G., dan Algifari. 1998. Teori Ekonomi Makro, STIE YPKN, Yogyakarta. Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan, PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta. Marsidin.2002. Determinan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Berstatus Buruh/Karyawan Di Indonesia. Jurnal. Nacrowi dan Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, LPFEUI, Jakarta. Nurhayati dan Rachman. 2003. Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Konsumsi Masyarakat Di Volume 2, No. 3, Agustus 2014-20