Analisa Lalu Lintas dan Keamanan di Kota Bandung dengan Penerapan Teori Graf dan Pohon

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaplikasian Graf dalam Menentukan Rute Angkutan Kota Tercepat

Perancangan Sistem Transportasi Kota Bandung dengan Menerapkan Konsep Sirkuit Hamilton dan Graf Berbobot

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Penerapan Graf dalam Pemetaan Susunan DNA

Penerapan Algoritma Prim dan Kruskal Acak dalam Pembuatan Labirin

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

Aplikasi Graf dalam Formasi dan Strategi Kesebelasan Sepakbola

Aplikasi Graf dan Pohon Merentang untuk Pemilihan Kegiatan yang akan Dilakukan Seorang Individu

Gambar 6. Graf lengkap K n

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

Pengaplikasian Graf dalam Pendewasaan Diri

Pencarian Lintasan Hamilton Terpendek untuk Taktik Safe Full Jungle Clear dalam Permainan League of Legends

Implementasi Graf dalam Penentuan Rute Terpendek pada Moving Object

Aplikasi Graf Berbobot dalam Menentukan Jalur Angkot (Angkutan Kota) Tercepat

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

Penerapan Teori Graf dalam Game Bertipe Real Time Strategy (RTS)

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

Penerapan Graf Dalam File Sharing Menggunakan BitTorrent

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

Pengaplikasian Graf dan Algoritma Dijkstra dalam Masalah Penentuan Pengemudi Ojek Daring

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Penggunaan Pohon Biner Sebagai Struktur Data untuk Pencarian

Penerapan Graf dan Algoritma Prim dalam Perancangan Rute Wisata di Kota Tokyo yang Efisien

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

Algoritma Brute-Force dan Greedy dalam Pemrosesan Graf

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

Asah Otak dengan Knight s Tour Menggunakan Graf Hamilton dan Backtracking

Penerapan Algoritma Greedy untuk Memecahkan Masalah Pohon Merentang Minimum

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Perancangan Lalu Lintas Udara

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Representasi Graf dalam Menjelaskan Teori Lokasi Industri Weber

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

APLIKASI GRAF DALAM BISNIS TRAVEL BANDUNG-BOGOR

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

Graf untuk soal nomor 7

Penggunaan Graf dan Pohon Merentang Minimum dalam Menentukan Jalur Terpendek Bepergian di Negara-negara Asia Tenggara dengan Algoritma Prim

Penerapan Greedy pada Jalan Jalan Di Bandung Yuk! V1.71

Pencarian Jalur Terpendek dengan Menggunakan Graf dan Greedy dalam Kehidupan Sehari-hari

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

Penerapan Sirkuit Hamilton dalam Perencanaan Lintasan Trem di ITB

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Pengelompokan Organisme Dengan Menggunakan Algoritma Kruskal

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Penerapan Pohon Keputusan pada Penerimaan Karyawan

Penerapan Teori Graf dalam Pemetaan Sosial

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY

Penerapan Graf pada Rasi Bintang dan Graf Bintang pada Navigasi Nelayan

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Graf dalam Algoritma PageRank Mesin Pencari Google

Aplikasi Teori Graf pada State Diagram

POLA PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN REPRESENTASI GRAF

Aplikasi Teori Graf dalam Algoritma Pengalihan Arus Lalu Lintas

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

PERBANDINGAN ALGORTIMA PRIM DAN KRUSKAL DALAM MENENTUKAN POHON RENTANG MINIMUM

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Penentuan Staffing Organisasi dan Kepanitiaan

Menentukan Arah Pukulan Terbaik dalam Pertandingan Bulutangkis Kategori Tunggal dengan Teori Graf Terbalik

Penerapan TSP pada Penentuan Rute Wahana dalam Taman Rekreasi

Penerapan Algoritma A* dalam Penentuan Lintasan Terpendek

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf

I. PENDAHULUAN. Gambar 1: Graf sederhana (darkrabbitblog.blogspot.com )

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

Penerapan Graf pada Database System Privilege

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

Implementasi Graf pada Metode Crawling dan Indexing di dalam Mesin Pencari Web

Aplikasi Teori Graf dalam Penggunaan Cairan Pendingin pada Proses Manufaktur

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

Perancangan Rute Kunjungan Terpendek ke Objek- Objek Wisata di Jakarta dengan Menggunakan Algoritma Prim

Kasus Perempatan Jalan

Pengaplikasian Graf Planar pada Analisis Mesh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

Aplikasi Graf pada Telaah Naskah Akademik RUU Pemilihan Kepala Daerah

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

Aplikasi Shortest Path dalam Strategy Game Mount & Blade: Warband

Aplikasi Graf Berarah Pada Item Dalam Game DOTA 2

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Penggunaan Peluang dan Graf dalam Merancang Digital Game

Transkripsi:

Analisa Lalu Lintas dan Keamanan di Kota Bandung dengan Penerapan Teori Graf dan Pohon Ignatius Alriana Haryadi Moel - 13513051 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 1 alrianahm@students.itb.ac.id Abstrak Jalan di area perkotaan bisa kita tampilkan dalam beberapa cara. Dapat ditampilkan menggunakan peta, juga dapat ditampilkan dengan graf. Dengan mengambil sejumlah tempat menjadi himpunan simpul, dan jalan yang menghubungkannya sebagai sisi. Dengan demikian dapat dibuat graf berbobot dari lalu lintas kota Bandung. Terdapat banyak parameter yang dapat dipakai sebagai bobot yaitu biaya, jarak, dan waktu. Dengan adanya graf ini kita bisa menentukan jarak terdekat, ongkos termurah, dan waktu tercepat untuk bepergian di kota Bandung. Dengan menggunakan algoritma yang mengubah graf menjadi pohon merentang minimum, kita akan mengetahui jalur terpendek dari terminal angkutan umum yang ada. Keywords Graf Bandung, Lalu lintas Kota Bandung, Bandung, jalur terpendek. I. PENDAHULUAN Sering kali saat kita ingin bepergian ke suatu tempat, tanpa pikir panjang kita akan langsung mengambil jalan yang sudah biasa atau kita tahu. Belum tentu jalan yang kita ambil tersebut adalah jalan satu-satunya ke tempat tujuan kita. Ada kemungkinan terdapat jalan yang lebih cepat, lebih murah dari segi biaya angkutan, lebih dekat, dan aman jika kita pergi saat malam hari tergantung dari sisi mana kita mau mengambil keuntungannya. Dengan naiknya harga bahan bakar minyak yang secara langsung akan berdampak pada ongkos angkutan kendaraan umum, kita pasti ingin agar biaya yang kita keluarkan Misalkan saat kita berada di posisi A dan ingin ke B, dipastikan A dan B terhubung satu sama lain 5 A B 10 A B Gambar1.1Graf berarah dan berbobot biaya jika terdapat 2 graf berarah seperti diatas kita dipastikan memilih graf pertama karena bobotnya lebih kecil, jika kita melihantya dari segi ongkos. Dalam makalah ini yang dimaksud ddengan ongkos dalah biaya kendaraan umum dengan asumsi sebesar Rp 1.000,00 untuk setiap 1 km dengan biaya minimal Rp 2.500,00. Dengan membentuk pohon merentang minimumnya didapatkan jalur dengan bobot yang minimum. Ditambah lagi dengan isu-isu kejahatan yang ada di kota ini, membuat beberapa ruas jalan di kota Bandung tidak aman untuk dilewati saat malam hari. Dengan demikian jalan yang tidak aman tersebut diputus dalam graf. A B A... B Gambar 1.2 Graf terputus Berikut adaah jalan-jalan yang rawan kejahatan di malam hari. 1. Fly over Pasupati 2. Jalan Pasteur 3. Jalan Cihampelas 4. Jalan Suci 5. Jalan Dipatiukur 6. Jalan Dago Atas 7. Jalan Tubagus Ismail 8. Jalan R.E. Martadinata Graf lalulintas Bandung ini akan meminimalkan kemungkinan kita mengalami hal yang kita tidak inginkan dengan cara menghindari jalan-jalan yang rawan kecelakaan. II. DASAR TEORI A. Definisi Graf Graf G = (V,E) V= himpuan tidak kosong dari simpul-simpul ={v 1.v 2,v 3,.,v n } E= himpunan sisi yang menghubungkan dua simpul ={v 1.v 2,v 3,.,v n } Gambar 2.1 Contoh Graf G 1 G 1 = ({A, B, C, D}, {AB,BC,CD,DA}), Maka G 1

adalah sebuah graf dengan simpul a, b, c dan d yang dihubungkan oleh sebuah garis yang disebut sisi. B. Jenis-jenis Graf Berdasarkan sisi yang terdapat pada sebuah graf, membentuk gelang atau sisi ganda, terdapa 2 jenis graf. Pertama graf sederhana, yaitu graf yang tidak mengandung sisi ganda dan tidak memiliki gelang. Yang kedua adalah graf tak-sederhana, yaitu graf yang memiliki sisi ganda atau gelang. Berdasarkan orientasi sisinya graf dapat digolongkan menjadi 2 juga. Yang pertama adalah graf tak-berarah, yaitu graf yang sisinya tidak memiliki arah. Yang kedua adalah graf berarah, yaitu graf yang sisinya memiliki orientasi arah sehingga sisi a ke b berbeda dengan sisi b ke a. Ada pula yang disebut graf semu. Graf semu adalah graf tak-berarah yang memiliki sisi ganda dan sisi gelang. Graf Kosong adalah graf yang memiliki himpunan sisinya adalah himpunan kosong. C. Terminologi Graf Dua buah simpul dikatakan bertetangga bila kedua simpul tersebut dihubungkan langsung oleh minimal sebuah sisi. Sebuah sisi dikaakan bersisian dengan sebuah simpul jika sisi tersebut menghubungkan simpul tersebut dengan simpul yang lain atau simpul itu sendiri. Derajat sebuah simpul adalah banyaknya sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. Gambar 2.2 G 1 Pada Graf G 1 Simpul A bertetanggan dengan simpul B dan D tetapi tidak bertetanggaan dengan simpul C. Sisi(A,B) bersisian dengan simpul A dan simpul B namun tidak bersisian dengan simpul D. derajat setiap simpul pada G 1 adalah d(a)=4, d(b)=4, d(c)=4, d(d)=4. Notasi derajat sebuah simpul adalah d(v). Jumlah derajat suatu graf yang memiliki beberapa simpul adalah genap. Atau dengan kata lain jumlah simpul berderajat ganjil adalah genap. Sehingga dapat dirumuskan menjadi jika G=(V,E), maka d( v) 2 E. v V Lintasan adalah sisi-sisi yang dilewati dari simpul awal ke simpul tujuan. Panjang lintasan adalah jumlah sisi pada lintasan tersebut. Sirkuit atau siklus adalah lintasan yang berakhir pada simpul yang sama. Sebuah graf dikatakan terhubung jika untuk setiap pasang simpul terdapat lintasan yang menghubungkan pasangan simpul tersebut. Jika ada yang tidak memiliki lintasan maka graf dikatakan tak-terhubung. D. Graf Khusus Graf lengkap (K n ) adalah graf yang setiap simpulnya bertetangga dengan semua simpul yang lain, dengan kata lain memiliki sisi ke semua simpul. Jumlah sisi pada graf lengkap yang terdiri dari n buah simpul adalah n(n-2)/2. Graf lingkaran (C n ) adalah graf yang memiliki n simpul dengan setiap simpul masing masing berderajat 2. Graf teratur adalah graf yang memiliki derajat yang sama. Misalkan d adalah derajat setiap simpul, maka jumlah sisi pada graf teratur dengan simpul n adalah nr/2 Graf Bipartite Graf bipartite G(V 1, V 2 ) adalah graf dengan himpunan simpul yang dapat dibagi menjadi dua, misalkan Va dan Vb, sehingga setiap sisi yang terdapat pada G menghubungkan V a dan V b, dengan simpul ke simpul. Graf berbobot Graf berbobot adalah graf yang setiap sisinya memiliki harga atau bobot. E. Lintasan dan Sirkuit Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler adalah lintasan yang hanya satu kali melalui setiap sisi yang berada pada graf. Sedangkan sirkuit Euler adalah lintasan Euler yang memiliki simpul awal dan simpul akhir yang sama. Lintasan dan Sirkuit Hamilton Lintasan Hamilton adalah lintasan yang melalui semua simpul di dalam graf hanya satu kali. Sedangkan sirkuit Hamilton adalah lintasan Hamilton yang memiliki simpul awal dan simpul akhir yang sama. F. Definisi Pohon Pohon adalah graf tak berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Sekumpulan pohon tak-terhubung atau graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit dan mengandung pohon di dalamnya disebut hutan. G. Pohon Merentang Pohon merentang dari sebuah graf terhubung adalah upagraf merentang yang tidak mengandung sirkuit. Cara untuk membuat pohon merentang adalah dengan memutus sirkuit yang berada dalam graf. Sebuah graf mungkin memiliki lebih dari satu pohon merentang. Pohon merentang minimum adalah pohon merentang dari sebuah graf terhubung-berbobot dengan jumlah bobot paling kecil dari semua pohon merentang yang ada dalam graf terhubung-berbobot tersebut. H. Algoritma Prim Salah satu cara untuk membuat pohon merentang minimum adalah algoritma prim. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Pilih sisi dengan bobot minimum dalam graf terhubung-berbobot masukan ke dalam T. Pilih sisi lain yang memiliki bobot minimum namun harus bersisian dengan T dan tidak membuat sirkuit. Lalu masukan ke dalam T.

Ulangi langkah 1 dan 2 sebanyak jumlah sisi-2 I. Algoritma Kruskal Cara lain untuk mendapatkan pohon merentang minimum adalah dengan algoritma Kruskal. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: Siapkan sebuah pohon kosong T. Urutkan setiap sisi yang ada berdasarkan bobotnya. Masukan sisi yang paling minimum ke dalam T dan pastikan tidak membuat sikuit. Ulangi langkah 2 dan 3 sebnyak jumlah sisi-1. Tabel 1 Himpunan simpul dalam graf Sisi yang menghubungkan setiap simpul adalah jalanjalan yang menghubungi tempat-tempat tersebut. III. MENGUBAH PETA BANDUNG MENJADI GRAF SEDERHANA Gambar 3.1Peta Kota Bandung Sumber:http://www.indotravelers.com/bandung/images/p eta_wisata_bandung.jpg Dengan melihat peta kota Bandung diatas, kita dapat mengubahnya menjadi graf sederhana. Graf yang dibuat akan memiliki simpul berupa beberapa terminal angkutan umum dan beberapa tempat penting. Kita akan membuat graf untuk daerah Cibeunying dan Bojnegara. Tempat-tempat yang akan menjadi simpul beserta penomorannya pada graf adalah sebagai berikut: No Tempat 1 Terminal Cicaheum 2 Terminal Sadang Serang 3 Jalan Riau 4 Gasibu 5 Simpang Dago 6 Terminal Dago 7 Rumah Saki Boromeus 8 Balai Kota 9 Terminal Kebon Kalapa 10 Institut Teknologi Bandung 11 Jalan Cihampelas 12 Terminal Ciumbuleuit 13 Setiabudi 14 Jalan Pasteur 15 Stasiun Kota 16 Terminal Ciroyom Gambar 3.2 Graf Sederhana Kota Bandung Dari graf sederhana bisa kita berikan bobot pada masing-masing sisi sesuai dengan parameter yang kita gunakan. Pengukuran parameter yang sangat relatif sehingga bobot setiap sisi dapat berubah setiap saat. Namun data yang diambil bisa mewakili keadaan ratarata. Karena terdapat lebih dari dua simpul dengan derajat ganjil, graf diatas tidak memiliki lintasan euler. Dengan bobot berdasarkan waktu yang telah diukur secara kasar. Dapat dibuat graf berbobot dari graf sederhana di atas. Gambar 3.3Graf berbobot berdasarkan waktu Setiap bobot diartikan dalam satuan menit. Dua puluh dua sisi ada menghubungkan setiap simpul. Sisi-sisi dalam graf tersebut ialah: No. Sisi Keterangan 1 E(1,4) Jalan Surapati 2 E(1,3) Jalan Ahmad Yani 3 E(2,5) JalanTubagus Ismail 4 E(2,3) Jalan Pahlawan - Supratman 5 E(3,8) Jalan R.E. Martadinata 6 E(4,5) Jalan Dipatiukur

7 E(4,7) Jalan Hasanudin 8 E(4,14) Flyover Pasupati 9 E(5,6) Jalan Dago Atas 10 E(5,7) Jalan Dago 11 E(5,10) Jalan Siliwangi 12 E(7,10) Jalan Ganesha 13 E(7,8) Jalan Dago-Merdeka 14 E(8,9) Jalan Merdeka Jalan Otista 15 E(8,15) Jalan Merdeka Jalan Perintis Kemerdekaan 16 E(10,11) Jalan Siliwangi 17 E(11,12) Jalan CiumBuleuit 18 E(11,13) Jalan Dr. Setiabudi 19 E(11,14) Jalan Pasteur 20 E(13,14) Jalan Sukajadi 21 E(14,15) Jalan Pasirkaliki 22 E(14,16) Jalan Pajajaran Tabel 2 Sisi-sisi Gambar 4.2Cicaheum-Kalapa Gambar 4.3Sadang Serang-Stasiun IV. MENCARI POHON MERENTANG MINIMUM DARI SETIAP TERMINAL ANGKUTAN UMUM Dari graf yang tertera di bagian III, terdapat 7 terminal angkutan umum. Dengan data angkutan umum yang ada hanya terdapat 5 angkutan umum yaitu: 1. Cicaheum Ciroyom 1-4-5-10-11-14-16. 2. Cicaheum Kalapa 1-3-8-9. 3. Sadand Serang Stasiun 2-3-8-15. 4. Kalapa Dago 9-8-7-5-6. 5. Stasiun Dago 15-8-7-5-6 Dari keempat angkutan umum tersebut akan dianalisis apakah jalur yang mereka lewati selama ini sudah mangkus dalam hal waktu atau tidak. Dengan algoritma Prim kita akan mencari jalur tercepat dari setiap terminal asal ke terminal tujuan. Gambar 4.4Kalapa-Dago Gambar 4.5 Stasiun-Dago Dari keempat graf diatas dilihat bahwa jalur yang sudah ada merupakan jalur tercepat dari terminal awal ke terminal tujuan. Hanya jalur Cicaheum-Ciroyomlah yang tidak sesuai jalur tercepat. Hal ini dikarenakan angkutan umum tidak mencari kecepatan. Gambar 4.1Cicaheum - Ciroyom Dpat dilihat bahwa jalur angkutan umum cicaheumciroyom tidak sama dengan jalur tercepat dari terminal Cicaheum ke terminal Ciroyom. V. MENCARI JALUR AMAN DI MALAM HARI Berdasarkan keterangan yang terdapat pada bagian pendahuluan. Ada beberapa jalan yang rawan kejahatan saat di malam hari. Untuk meminimalisir tindakan kejahatan yang terjadi di kota ini, kita dapat menghindari jalan-jalan tersebut. Untuk menghindari jalan-jalan tersebut bisa kita aplikasikan pada graf yang kita buat dengan cara menghapus sisi-sisi yang

merupakan jalan yang rawan kejahatan. REFERENSI [1] K. H. Rosen, Discrete Mathematics and Its Applications 7 th. New York: McGraw-Hill, 2012. [2] Lipschutz, Seymour, Schaum s Outlines Discrete Mathematics, Third Edition. New York: McGraw-Hill, 2007. [3] http://news.okezone.com/read/2013/12/27/526/918064/ini-tempatfavorit-pelaku-kriminal-di-kota-bandung Tanggal akses 9 Desember 2014 pukul 11:43 [4] http://www.transportasiumum.com/content/rute-angkot-bandung Tanggal akses 10 Desember 2014 pukul 13:22 Gambar 5.1 Graf Anti Kejahatan Dapat kita lihat bahwa graf yang asalnya graf sederhana-terhubung menjadi graf sederhana-takterhubung. Karena ada kemungkinan tidak ada lintasan yang mencapai semua simpul dari setiap simpul yang ada. Contohnya simpu 6 yang sama sekali tidak memiliki lintasan. Graf ini menunjukan jalan mana yang harus kita ambil untuk menghindari kejahatan pada malam hari. Jika dilihat dari graf tersebut, graf terbagi menjadi 3 upagraf yaitu G a graf dengan himpunan simpul {1,2,3}, G b graf dengan himpunan simpul {6}, dan G c graf dengan himpunan simpul {4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16}. Agar aman, disarankan untuk tidak berpindah graf, jika anda berada di G a tidak bisa ke G b atau G c, begitu juga sebaliknya. Sebuah kota yang baik dapat dinyatakan dengan graf untuk menghindari kejahatannya sama dengan graf sederhananya atau paling tidak masih berupa graf sederhana-terhubung. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 10 Desember 2014 Ignatius Alriana Haryadi Moel - 13513051 VI. KESIMPULAN Jadi setelah melihat sebagian lalu lintas kota Bandung dengan tampilan graf. Masih banyak terdapat masalah, diantaranya jalur angkutan umum yang tidak mangkus secara waktu, dan graf yang menjadi tak-terhubung karena ada beberapa jalan yang rawan terjadi kejahatan. Dengan penelitian dan pendekatan yang lebih dalam, lalu lintas kota Bandung akan mulai tertata dengan baik dan tertib, tidak ada lagi kejahatan yang meresahkan warganya. Makalah ini dapat dikembangkan dengan lebih baik dan dapat dibuat aplikasinya dalam sistem pencarian jalan tercepat,teraman, ataupun terdekat. VII. UCAPAN TERIMAKASIH Saya mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yesus atas berkat dan kasih-nya, Bapak Rinaldi Munir dan Ibu Harlili sebagai dosen IF 2120 Matematika Diskrit yang telah memberikan ilmu pengetahuan sebagai dasar dibuatnya makalah ini, dan juga kepada keluarga saya yang selalu memberikan dorongan untuk terus belajar.