HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengalih fungsian PGAN 6 Tahun Puteri menjadi dua madrasah, yaitu MTsN Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGGUNAKAN HANDPHONE DENGAN KONTROL DIRI SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG. Dina Nadifa Andriani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA MA AL-HIDAYAH WAJAK MALANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Maret 2013, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian. atas dua macam, yaitu : penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

BAB II KAJIAN TEORI. membaca situasi diri dan lingkungan. Selain itu, juga kemampuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

0.01 sebaran tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari. Uji ini untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini

PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri dari dua

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DAN SELF-EFFICACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA. Oleh: Abdul Muhid ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

Transkripsi:

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG Rojil Gufron Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki kecenderungan untuk tumbuh berkembang guna mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada di dalam diri mereka. Dalam proses pencarian identitas diri atau keutuhan diri tersebut, pada umumnya para remaja mengalami masalah. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahanperubahan fisik dan psikis dalam diri mereka maupun pada lingkungan sosial tempat mereka berada. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan sosial remaja yang jauh lebih luas daripada lingkungan sosial di rumah atau wilayah tempat tinggal 1. Dalam proses belajarnya di sekolah, tidak sedikit remaja yang mengalami masalahmasalah akademik, seperti pengaturan waktu belajar, memilih metode belajar untuk mempersiapkan ujian, menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya dan sebagainya. Jika seseorang, dalam hal ini pelajar SMA/MA mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan segala sesuatu dengan berlebihan, dan gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan sebagai orang yang melakukan prokrastinasi 2. Prokastinasi akademik merupakan prokastinasi situasional yang berhubungan dengan tugas akademik (Harris & Sutton, 1983). Solomon & Rothblum (1986) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai: 1) hampir selalu atau selalu menunda tugas akademik, dan 2) hampir selalu atau selalu mengalami pengalaman kecemasan dengan tugas akademik. Lay, Knish, dan Zannata (1992) mengemukakan perilaku khusus yang berkontribusi terhadap prokrastinasi mahasiswa yaitu kurang latihan atau persiapan, kurangnya usaha, dan tidak sesuainya adegan kinerja, khususnya dalam persiapan. Perilaku lain yang berkontribusi terhadap prokrastinasi adalah sabotase diri atau self- handicapping yaitu memilih untuk mengerjakan tugas namun kemudian malah menyebabkan menunda mengerjakan tugas 3. Menurut Silver, seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan tugas. Ellis dan knaus mengatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Hal ini terjadi karena adanya perasaan takut gagal, dan pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar 4. 1 Gunarsa.S. 2003. Psikologi remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. hlm. 1 2 Ghufron, M Nur & Rini Risnawati S. 2010, Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruz Media, hal 158 3 Ilfiandra (tanpa tahun),penanganan Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Menengah Atas.hal 7 4 Ibid. hal. 152 1

Berbagai hasil penelitian menemukan aspek-aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain, rendahnya kontrol diri (self-control) (Green, dalam Tuckman, 1991), self consciuous, rendahnya self-esteem, self-efficacy, dan kecemasan sosial (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) 5. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menarik sebuah variabel yang diduga memiliki ketertarikan dan termasuk ke dalam salah satu bentuk kondisi psikis seseorang, variabel tersebut adalah Kontrol Diri. Kontrol Diri menurut Goldfried dan Merbaum mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan 6. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa kepada konsekuensi positif. Sebagai siswa yang tugas utamanya adalah belajar, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga mampu memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mereka mampu mengatur stimulus sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang prestasinya. Penelitian mengenai fenomena prokrastinasi akademik sudah sering dilakukan oleh banyak peneliti, seperti halnya yang dilakukan oleh Mauhid (2009), untuk melihat hubungan antara self control dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik seluruh mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, Surabaya yang tersebar pada 4 jurusan dan 3 program studi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa sangat banyak ditentukan oleh variabel-variabel kepribadian seperti self control dan self efficacy, yakni terdapat hubungan yang signifikan antara self control dan self efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa 7. Berdasarkan uraian di atas prokrastinasi akademik juga terjadi di MAN Malang I. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang hampir sama, namun berbeda objek dan variabel, sehingga hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam. Penulis ingin melihat apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada Siswa IPA MAN Malang I Kota Malang. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah tingkat kontrol diri Siswa IPA MAN Malang I? 2. Bagaimanakah tingkat prokrastinasi Siswa IPA MAN Malang I? 3. Apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada Siswa IPA MAN Malang I? 5 Abdul Muhid. Hubungan Antara Self-Control Dan Self-Efficacy Dengan Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. studi psikologi iain sunan ampel Surabaya, hal 2 6 Opcit, hal 22 7 Ibid. hal 9. 2

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat kontrol diri Siswa IPA MAN Malang I. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat prokrastinasi Siswa IPA MAN Malang I. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada Siswa IPA MAN Malang I. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Sebagai bahan kajian tambahan bagi mahasiswa psikologi tentang kontrol diri dan prokrastinasi akademik. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengurangi atau mencegah prokrastinasi akademik pada siswa berkaitan dengan kontrol diri. KAJIAN PUSTAKA A. Kontrol diri 1. Pengertian Kontrol diri Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungan. Selain itu, juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktorfaktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu komfrom dengan orang lain, dan menutupi perasaannya 8. 2. Jenis dan Aspek Kontrol Diri Averill menyebut kontrol diri dengan sebutan control personal, yaitu kontrol perilaku (behavior control), control kognitif (cognitive control), dan mengontrol keputusan (decisional control) 9. a. Kontrol Perilaku (behavior control) Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. b. Kontrol Kognitif (cognitive control) Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. c. Mengontrol Keputusan (Desional control) Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. 8 Ghufron, M Nur & Rini Risnawati S. 2010, Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruz Media, hal 22 9 Ibid, hal 29 3

B. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Prokrastinasi berasal dari bahasa latin prokrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Apabila digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai akhir berikutnya 10. Menurut Brown dan Holzman prokrastinasi akademik adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu kecendrungan menunda-nunda penyelesaiyan suatu tugas atau pekerjaan 11. 2. Karakteristik prokrastinasi Akademik Pendapat Young (2004) ada beberapa karakteristik individu yang melakukan prokrastinasi akademik, antara lain 12 : kurang dapat mengatur waktu, percaya diri yang rendah, menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas, keras kepala dalam arti menganggap orang lain tidak dapat memaksanya untuk mengerjakan tugas, memanipulasi tingkah laku orang lain dan menganggap pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya, menjadikan penundaan sebagai coping untuk menghindari tekanan, merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami mengapa tidak dapat mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan orang lain. Sedangkan menurut Sapadin dan Maquire, karakteristik individu yang melakukan prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut: perfeksionisme yaitu mengerjakan sesuatu yang dirasa kurang sempurna, pemimpi yaitu memiliki banyak ide besar tetapi tidak dilakukan, pencemas yaitu tidak berfikir tugas dapat berjalan dengan baik tetapi tidak takut apa yang dilakukan lebih jelek atau gagal, penentang, pembuat masalah, terlalu banyak tugas. C. Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Dalam proses pendidikan di bangku sekolah, prokrastinasi dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien dalam menggunakan waktu dan adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai suatu pekerjaan ketika menghadapi suatu tugas. Sebagai generasi penerus yang dituntut mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, prokrastinasi yang dilakukan para siswa dianggap negatif dan sebagai suatu masalah. Setiap individu dalam hal ini Siswa SMA, memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku belajarnya kearah yang lebih positif untuk menghindari dan mengurangi prokrastinasi, yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu siswa dengan siswa yang lain tidaklah sama. Logue (1995) mengemukakan ciri-ciri orang yang mampu mengendalikan dirinya, yaitu memegang teguh atau tetap bertahan dengan tugas yang seharusnya ia kerjakan walaupun menghahapi banyak gangguan, mengubah perilakunya sendiri melalui perubahan dari beberapa pengaruhaturan norma yang ada, tidak menunjukkan atau melibatkan perilaku yang dipengaruhi oleh kemarahan atau emosional, bersifat toleran terhadap stimulus yang berlawanan. 10 M Nur Ghufron, 2003 hubungan control diri dan persepsi remaja terhadap penerapan disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik, Tesis, Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada. 11 Ghufron, M Nur & Rini Risnawati S. 2010, Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruz Media, hal 150 12 Ibid 4

Sebagai seorang siswa yang mempunyai kewajiban untuk belajar, jika mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan, dan mengatur perilaku sehingga dapat menghindari perilaku prokrastinasi. Sebaliknya, jika seorang siswa memiliki kontrol diri yang rendah, ia akan cenderung untuk melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan dirinya, seperti berjalan-jalan, menonton televisi dan sebagainya, sehingga cenderung untuk mengabaikan tugas-tugas akademiknya D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho: Tidak ada hubungan antara Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Ha: Ada hubungan antara Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. B. Identifikasi Variabel Jadi pada penelitian ini variabel yang menjadi objek penelitian yaitu: 1. Variabel Bebas (independent variable), yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebas yaitu kontrol diri. 2. Variabel Terikat (dependent variable), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikat yaitu prokrastinasi akademik. C. Definisi Operasional Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang ada pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Kontrol Diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Tingkat kontrol diri akan diungkap melalui skala kontrol diri yang dibuat berdasarkan aspek-aspek kontrol diri yaitu kemampuan mengontrol perilaku, kemampuan mengontrol stimulus, kemampuan mengantisipasi peristiwa, kemampuan menafsirkan peristiwa, kemampuan mengambil keputusan. 2) Prokrastinasi Akademik, adalah kecenderungan individu dalam merespon tugas yang dihadapi dengan mengulur-ulur waktu untuk memulai maupun menyelesaikan kinerja secara sengaja untuk melakukan aktivitas lain yang tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, dengan mengacu teori prokrastinasi akademik dari Solomon dan Rothblum (1984). Adapun indikatornya adalah; (1) adanya penundaan dalam memulai menyelesaikan kinerja dalam menghadapi tugas, (2) adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas, (3) adanya kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja 5

aktual dalam mengerjakan tugas, (4) adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang bersifat hiburan. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Adapun, populasi dalam penelitian ini adalah siswa IPA MAN Malang I kelas XI dan XII IPA sebanyak 321 siswa. 2. Sampel Dalam penelitian ini, populasi berjumlah 321 siswa. Dengan berbagai pertimbangan penelitian ini mengambil sampel 25% dari keseluruhan populasi yang berjumlah 321, maka sampel yang digunakan berjumlah 81 subjek. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan stratified proportional ramdom sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang menggunaka gabungan tiga tekni, berstrata, proporsi, dan acak 13. E. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan skala. Skala merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengungkap suatu konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu 14. Menurut Azwar (2007) skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi skala Likert, dimana masing-masing skala memiliki ciri-ciri empat alternatif jawaban yang dipisahkan menjadi pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. F. Analisis Aitem Pada penelitian ini untuk melihat daya beda masing-masing aitem, peneliti menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Dalam membuat skala Kontrol Diri dan Prokrastinasi Akademik, peneliti menggunakan validitas isi dengan cara menggunakan kisi-kisi instrumen atau blue print skala. Dalam penyusunan instrumen ditentukan indikator-indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (aitem) pertanyaan atau pernyataan. Dengan jelasnya indikator ini, maka akan jelas kawasan ukur dari konstruk yang ingin diukur. 2. Reliabilitas Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas alat ukur adalah dengan menggunakan teknik pengukuran Alpha Chornbach. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 tapi berupa rentang skala 15. H. Metode Analisis Data Untuk mengetahui tingkat Kontrol Diri dan tingkat Prokrastinasi Akademik pada siswa IPA MAN Malang I Kota Malang, digunakan kategorisasi berdasar model distribusi normal (Azwar, 2007: 106). Adapun kategori penilaian dari setiap variabel sebagai berikut: 13 Ibid. hal 140 14 Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Putaka Pelajar, Yogyakarta, hal 5 15 Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta, Jakarta, hal 196 6

Tabel 6 Kategori Penilaian Klasifikasi Tinggi Sedang Rendah Skor X (M + 1,0 SD) (M 1,0 SD) < X < (M + 1,0 SD) X < (M 1,0 SD) HASIL PENELITIAN A. Kategori Tingkat Kontrol Diri dan Prokrastinasi Akademik 1. Tingkat Kontrol Diri Tingkat Kontrol diri siswa adalah 11 orang (13 %) dengan kategori tinggi, 59 orang (73 %) pada kategori sedang, dan 11 orang (14 %) pada kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 13 Hasil Kategori Kontrol Diri NO Kategori Interval Frekuensi % 1 Tinggi 97 Keatas 11 13% 2 Sedang 78 Sampek 96 59 73% 3 Rendah 77 Kebawah 11 14% 81 100% Maka dapat diketahui bahwa tingkat Kontrol Diri siswa IPA MAN Malang I rata-rata memiliki Kontrol Diri sedang atau cukup. 2. Tingkat Prokrastinasi Akademik Tingkat Prokrastinasi Akademik siswa adalah 15 orang (19 %) dengan kategori tinggi, 52 orang (64 %) pada kategori sedang, dan 14 orang (17 %) pada kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 16 Hasil Kategori Prokrastinasi Akademik NO Kategori Interval Frekuensi % 1 Tinggi 77 Keatas 15 19% 2 Sedang 56 Sampai 76 52 64% 3 Rendah 55 Kebawah 14 17% 81 100% Maka dapat diketahui bahwa tingkat Prokrastinasi Akademik siswa IPA MAN Malang I rata-rata memiliki perilaku Prokrastinasi Akademik sedang atau cukup. 7

B. Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Tabel 17 Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Correlations Kontrol_Diri Prokastinasi Kontrol_Diri Pearson Correlation 1 -.262 * Sig. (2-tailed).018 N 81 81 Prokastinasi Pearson Correlation -.262 * 1 Sig. (2-tailed).018 N 81 81 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang negatif yang signifikan (rxy = 0,-262 ; sig = 0,018 < 0,05) antara Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa IPA MAN Malang I Kota Malang. Yang berarti tingginya kontrol diri yang dimiliki oleh siswa IPA MAN Malang I Kota Malang memiliki hubungan negatif terhadap prokrastinasi akademik siswa. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki oleh siswa maka akan semakin rendah prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh siswa. PEMBAHASAN 1. Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang negatif yang signifikan (rxy = 0,-262 ; sig = 0,018 < 0,05) antara Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa IPA MAN Malang I Kota Malang. Yang berarti tingginya kontrol diri yang dimiliki oleh siswa IPA MAN Malang I Kota Malang memiliki hubungan negatif terhadap Prokrastinasi Akademik siswa. Semakin tinggi Kontrol Diri yang dimiliki oleh siswa maka akan semakin rendah Prokrastinasi Akademik yang dilakukan oleh siswa. Adanya hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang kemungkinan dikarenakan salah satu permasalahan akademik siswa yang berhubungan dengan proses belajar adalah menyangkut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi yang diartikan sebagai proses menunda dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik tidak terlepas dari adanya peran kontrol diri yang dimilikioleh setiap siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Green 16 yang menunjukkan bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan kecenderungan perilaku prokrastinasi adalah karena rendahnya Kontrol Diri. Kontrol Diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri satu individu dengan individu lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki Kontrol Diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku utama yang membawa kepada konsekuensi positif. Sebagai siswa yang tugas utamanya adalah belajar, bila mempunyai kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga mampu memilih tindakan dan melakukannya 16 Muhid Abdul.(2009). Hubungan antara selfcontrol dan self-efficacy dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa fakultas dakwah IAIN sunan ampel surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah, 18 (1), 113-119 8

dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mereka mampu mengatur stimulus sehingga dapat menyesuaikan perilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang pendidikannya. Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya, sehingga diasumsikan, seorang siswa yang dengan kontrol diri yang rendah akan berperilaku, lebih bertindak kepada hal-hal yang lebih menyenangkan dirinya misalnya melakukan aktivitas sia-sia seperti jalan-jalan ke Mall, nongkrong tanpa batas waktu, dan juga aktivitas-aktivitas lain yang tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu, bahkan siswa cenderung menunda-nunda tugas yang seharusnyalah ia kerjakan terlebih dahulu. Dengan kontrol diri yang rendah, meraka tidak mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Mereka tidak mempu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dihadapi sehingga tidak mampu memilih tindakan yang tepat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai penelitian tentang hubungan kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada Siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat Kontrol Diri Siswa IPA MAN Malang I Kota Malang. Siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang memiliki tingkat kontrol diri sedang dengan persentase 73 % (59 orang) Sedangkan sisanya berada pada tingkat kontrol diri tinggi dan rendah dengan persentase tinggi sebanyak 13 % (11 orang) dan kategori rendah sebanyak 14 % (11 orang). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tingkat kontrol diri Siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang berada pada kategori sedang. Tingkat kontrol diri yang sedang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang cukup mampu menginterpretasikan stimulus yang dihadapi, mempertimbangkan konsekuensinya sehingga cukup mampu memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak diinginkan. Mereka cukup mampu mengatur stimulus sehingga dapat menyesuaikan prilakunya kepada hal-hal yang lebih menunjang prestasinya. 2. Tingkat Prokrastinasi Akademik pada Siswa IPA MAN Malang I Kota Malang. Siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang memiliki tingkat Prokrastinasi Akademik sedang dengan persentase 64 % (52 orang). Sedangkan sisanya berada pada tingkat prokrastinasi akademik tinggi dan rendah dengan persentase tinggi sebanyak 19 % (15 orang) dan kategori rendah sebanyak 17 % (14 orang). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tingkat prokrastinasi akademik Siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang berada pada kategori sedang. Tingkat prokrastinasi akademik yang sedang menunjukkan bahwa sebagian siswa IPA MAN Malang 1 Kota Malang melakukan prokrastinasi akademik. 3. Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa IPA MAN Malang I. Berdasarkan hasil yang sudah dianalisis dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang negatif yang signifikan (rxy = 0,-262 ; sig = 0,018 < 0,05) antara Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada siswa IPA MAN Malang I Kota Malang. Yang berarti tingginya kontrol diri yang dimiliki oleh siswa IPA MAN Malang I Kota Malang memiliki hubungan negatif terhadap prokrastinasi akademik siswa. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki oleh siswa maka akan semakin rendah prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh siswa. 9