BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment)

BAB I PENDAHULUAN. Observasi penulis pada kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran fisika.

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Getaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN2 MARGATIGA SEMESTER GENAP TP 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS...

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jenis praeksperimen yang lebih dikenal dengan nama Quasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diteliti untuk menarik kesimpulan. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Gambar 5.1 Lokasi Penelitian Sumber.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap dan nilai ilmiah, mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi, menguasai konsep sains dan teknologi, menguasai konsep sains untuk bekal hidup dalam hidup bermasyarakat dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran sains yang diperlukan adalah pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif siswa. Pembelajaran tersebut bertujuan agar siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Untuk keperluan tersebut, guru sebaiknya merancang pembelajaran sains yang dapat meningkatkan dan mengubah pengetahuan awal siswa terutama berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu muatan dalam rancangan pembelajaran adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan menetapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar. Mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang dianggap rumit oleh siswa karena fisika menggunakan matematika sebagai alat bantu yang menyebabkan siswa takut terhadap fisika. Persepsi ini tidak akan muncul apabila dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas diupayakan untuk mendorong siswa untuk berfikir. Akibat dari rasa takut tersebut menyebabkan siswa tidak efektif mengikuti pembelajaran di kelas. Dampak lain dari kondisi tersebut adalah

2 siswa kurang memahami dan menguasai konsep fisika yang dipelajarinya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih rendah. Pembelajaran yang dikemas dengan baik memberikan dampak yang positif dalam memajukan potensi yang dimiliki oleh siswa. Masih banyak guru yang mengajar dengan cara yang kurang menarik, membosankan, dan tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat dan berpartisipasi dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran yang berpusat pada guru menjadikan proses pembelajaran yang kaku, kurang mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan angket pada studi pendahuluan didapatkan data bahwa hasil belajar berupa nilai rata-rata siswa dalam pelajaran fisika lebih rendah dibandingkan dengan nilai dalam mata pelajaran lain. Hal ini sesuai dengan informasi yang didapat dari guru mata pelajaran fisika bahwa nilai kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran fisika adalah 60 sedangkan mata pelajaran lain sudah menargetkan kriteria ketuntasan minimal sebesar 65. Nilai rata-rata ulangan harian masih kurang dari Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang ditetapkan yaitu sebesar 60. Siswa kurang menyukai dan kurang tertarik pada mata pelajaran fisika, siswa merasa kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep fisika, soal-soal fisika sulit dikerjakan, dan soal-soal fisika menuntut mereka untuk berfikir. Pembelajaran yang berlangsung dalam kelas masih berpusat pada guru, kebanyakan siswa hanya mendengarkan dan hanya beberapa siswa aktif bertanya apabila terdapat konsep yang tidak dimengerti. Pembelajaran yang dilakukan didalam kelas lebih banyak dilakukan

3 dengan metode ceramah dibandingkan dengan menggunakan metode eksperimen / demonstrasi ataupun metode diskusi atau belajar kelompok. Hal ini disebabkan karena sangat kurangnya alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran. Padahal sebagian besar siswa menyatakan lebih suka mengadakan eksperimen daripada hanya mendengarkan penjelasan dari guru atau sekedar menulis saja. Salah satu jalan keluar yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa maka guru harus menerapkan metode atau teknik mengajar yang dapat meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran TANDUR. Model pembelajaran TANDUR merupakan kerangka rancangan belajar Quantum Teaching. Kunci dari model pembelajaran ini adalah membangun ikatan emosional terlebih dahulu dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan yang baik, menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu, menyingkirkan segala hambatan baru, menyajikan konsep di dalamnya dan diakhiri dengan penguatan dan motivasi yang membuat konsep yang sudah dipelajari tersebut lekat dalam pikiran siswa. Pembelajaran TANDUR pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Pertama Marwan (2004) yang menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa penerapan model pembelajaran TANDUR berbasis inkuiri telah dapat mengatasi sebagian kesulitan siswa dalam memahami konsep alat-alat optik dan telah membangkitan minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran fisika sehingga hasil belajar mereka jauh lebih baik daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Kedua Zuhroh (2006) yang menyatakan bahwasannya

4 terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor selama menggunakan model pembelajaran TANDUR. Ketiga Ganjar (2006) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis Inkuiri dan efektifitas pembelajaran ini termasuk kategori sangat tinggi, artinya model pembelajaran ini sangat efektif. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian penerapan model pembelajaran TANDUR dalam pembelajaran fisika di sekolah. Dalam penelitian ini, penulis mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Tandur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor setelah diterapkan model pembelajaran TANDUR? C. Batasan Masalah Agar ruang lingkup masalah yang akan dibahas tidak terlalu luas maka diperlukan suatu batasan masalah yaitu peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran TANDUR dapat dilihat dari perbedaan (gain) ternormalisasi hasil pretest dan hasil posttest tiap seri untuk ranah kognitif, serta perbedaan sikap dan perbedaan keterampilan siswa pada saat

5 pembelajaran dari tiap seri untuk ranah afektif dan psikomotor, yang diukur dengan format observasi afektif dan psikomotor. Ranah kognitif dibatasi pada aspek hafalan (C 1 ), pemahaman (C 2 ) dan penerapan (C 3 ). Ranah afektif meliputi keseriusan dalam pembelajaran, kerjasama dalam penyelidikan, keseriusan dalam melakukan penyelidikan, dan kejujuran dalam penyelidikan. Ranah psikomotor meliputi menyiapkan alat dan bahan, melakukan penyelidikan, mencatat dan mengumpulkan data hasil penyelidikan dan diskusi (analisis data) dalam kelompok. D. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran TANDUR merupakan suatu rancangan model pembelajaran yang diharapkan membuat siswa tertarik dan berminat pada pelajaran yang memberikan pengalaman yang langsung pada siswa dan berusaha menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka. Langkah-langkah pembelajaran tercakup dalam kata TANDUR yang berarti Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Munaf, 2001:67). Hasil belajar ini diklasifikasikan ke dalam tiga domain (ranah) yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Bloom dalam Munaf, 2001). Ranah kognitif meliputi aspek hafalan (C 1 ), pemahaman (C 2 ), dan penerapan (C 3 ) yang diukur dengan tes hasil belajar. Ranah afektif meliputi keseriusan dalam pembelajaran, kerjasama dalam penyelidikan, keseriusan dalam melakukan penyelidikan,

6 dan kejujuran dalam penyelidikan. Ranah psikomotor meliputi menyiapkan alat dan bahan, melakukan penyelidikan, mencatat dan mengumpulkan data hasil penyelidikan, dan diskusi (analisis data) dalam kelompok. Hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor diukur dengan menggunakan format observasi penilaian afektif dan psikomotor yang dilakukan oleh observer. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor melalui penerapan model pembelajaran TANDUR. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi kemajuan prestasi belajar siswa secara umum, maupun bagi pengembangan strategi mengajar guru dalam pembelajaran fisika agar pembelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa a. Meningkatkan penguasaan konsep fisika pada siswa b. Sebagai gambaran bagi siswa dalam memahami cara-cara belajar dan dapat membandingkannya antara pembelajaran dengan model TANDUR dengan model pembelajaran lainnya.

7 2. Bagi guru a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran fisika. b. Dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa melalui diterapkannya model pembelajaran TANDUR. 3. Bagi peneliti Memberikan wawasan baru bagi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam penyusunan atau pengembangan teori pendidikan bagi pelaksanaan pendidikan, memberi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sains. G. Variabel Penelitian Variabel yang dimaksudkan dalam bahasan ini adalah variabel yang dijadikan tolak ukur untuk menjawab permasalahan yang dihadapi (Depdikbud, 1999: 65) Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah pembelajaran model TANDUR dan yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. H. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran TANDUR

8 I. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Dikatakan eksperimen semu karena dalam hal ini variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap hasil penelitian tidak dapat dikontrol. Dengan kata lain, variabel-variabel tersebut dapat diabaikan. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest posttest time series design. Dalam model desain penelitian ini, kelompok tidak diambil secara acak atau pasangan, juga tidak ada kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal dan tes akhir disamping perlakuan (Sukmadinata, 2006: 208). Sebelum penerapan model pembelajaran TANDUR, penulis melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kemampuan siswa dari kelas eksperimen tersebut. Sebelum dilakukan treatmen, pada setiap seri diawali dengan pretes dan setelah selesai dilaksanakan postes, sehingga diperoleh skor gain. Skor gain yang diperoleh kemudian dianalisis peningkatannya, dan untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dianalisis dari nilai rata-rata skor gain ternormalisasi. J. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP swasta di Bandung tahun ajaran 2007/2008, sedangkan sampel penelitian yaitu kelas VIII yang jumlahnya 20 siswa.