--:;;,0;.' rr~ MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADAACARAPELUNCURAN SISTEM ELEKTRONIK PERATURAN DAERAH Jakarta, 20 Mei 2016 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera untuk kita semua. Yth. Para Pejabat Eselon I dan II Kementerian Dalam Negeri; Yth. Prof. Djohermansyah Djohan, selaku Pimpinan Institut Otonomi Daerah; Yth. Ketua Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD); Yth. Para Wartawan; serta Hadirin yang berbahagia.
Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena atas berkat dan ridho-nya, kita dapat mengikuti acara "Peluncuran Sistem Elektronik Peraturan Daerah" dalam keadaan sehat wal'afiat. Hadirin Yang Saya Hormati; 1. Sistem Elektronik Peraturan Daerah atau e-perda merupakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk proses konsultasi, fasilitasi, dan registrasi Peraturan Daerah. 2. Melalui sistem e-perda, komunikasi antara Kementerian Dalam Negeri dengan Pemerintah Daerah dalam penanganan Produk Hukum Daerah menjadi lebih efektif dan efisien. 3. Tujuan pembangunan sistem e-perda adalah: a. Memperkuat konsep negara hadir, yaitu tidak ada "jarak administratif' antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah dalam penataan Produk Hukum Daerah. b. Meningkatkan efisiensi waktu dan biaya dalam proses konsultasi penyusunan produk hukum daerah. c. Memberikan kemudahan kepada Pemda dalam berkonsultasi mengenai Produk Hukum Daerah. Hadirin Yang Saya Hormati; 4. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Sdr. Dirjen Otonomi Daerah, latar belakang pembangunan sistem e-perda adalah: a. Selama ini pemberian nomor registrasi Rancangan Peraturan Daerah masih bersifat manual, dan untuk mendapatkan nomor registrasi tersebut harus ke Jakarta dengan biaya perjalanan dinas yang mahal dan tidak efisien. b. Reviu/fasilitasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah sangat sulit dilakukan, karena
banyaknya jumlah Rancangan Peraturan Daerah yang harus direviu/fasilitasi. c. Kesulitan dalam membandingkan antara suatu Rancangan Perda dengan Rancangan Perda lainnya, sedangkan jumlah pegawai yang menanganinya sangat terbatas, sehingga memerlukan waktu lama. 5. Oleh karena itu, dengan sistem e-perda diharapkan akan dapat merubah cara pemberian nomor registrasi dari manual menjadi elektronik, dan memudahkan dalam pelaksanaan reviu terhadap Rancangan Peraturan Daerah. Selain itu, setiap Peraturan Daerah dapat didokumentasikan secara sistematis dan mudah untuk diakses sebagai bahan referensi penyusunan Rancangan Perda selanjutnya. 6. Menteri Dalam Negeri selaku Pembina Umum penyelenggaraan pemerintahan daerah, dapat secara intensif melakukan pembinaan dan
pengawasan kepada Pemerintah Daerah tanpa batas ruang dan waktu, dalam setiap tahapan proses penyusunan produk hukum daerah, mulai dari perencanaan, penyusunan, penetapan dan pengundangan, sampai dengan implementasinya di daerah. 7. Dengan sistem e-perda berbasis teknologi informasi dan komunikasi, maka kita dengan mudah dan cepat mengakses suatu Perda, dengan menggunakan perangkat teknologi komunikasi, seperti melalui handphone dan android, sehingga dapat diketahui perkembangan proses registrasi dan fasilitasi Peraturan Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri. 8. Secara prinsip, sistem e-perda mempunyai 3 (tiga) modul utama pembinaan produk hukum daerah, yaitu: a. e-register, yakni modul untuk memberikan nomor registrasi Peraturan Daerah yang akan ditetapkan. b. e-fasilitasi, yakni modul fasilitasi Kemendagri dengan Pemerintah Daerah dalam penyusunan
produk hukum daerah. Dalam modul ini Pemda dapat berinteraksi langsung dengan Kemendagri. c. e-konsultasi publik, yakni modul bagi Pemda untuk dapat berkonsultasi langsung dengan Kemendagri, terkait dengan permasalahan yang dihadapi daerah dalam penyusunan produk hukum daerah. Hadirin Yang Saya Hormati; 9. Dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan Nawa Cita, mewujudkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan negara di bidang ekonomi dan investasi, serta mendorong pertumbuhan iklim investasi di Indonesia, Bapak Presiden RI telah memberikan arahan kepada Menteri, Pimpinan Lembaga Pemerintahan, serta para Gubernur dan BupatilWalikota untuk segera melaksanakan simplifikasi regulasi yang berada dibawah kewenangan masing-masing dalam kurun waktu penerbitan regulasi tahun 2006-2015.
10. Oleh karena itu, berkaitan dengan kewajiban untuk membatalkan 3.000 Peraturan Daerah bermasalah yang menghambat investasi dan perizinan, serta bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Sampai dengan bulan Mei 2016 Menteri Dalam Negeri telah membatalkan sebanyak 158 Peraturan Daerah, dan dalam proses pembatalan sebanyak 1.126 Peraturan Daerah. Selain itu, para Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat telah membatalkan sebanyak 777 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang bermasalah. Dengan demikian total Perda yang telah dibatalkan sebanyak 1.903 Peraturan Daerah, dan sisanya sebanyak 1.097 Perda dari total 3.000 Perda yang akan dibatalkan, dapat diselesaikan dalam waktu dekat paling lambat akhir bulan Juni 2016. 11. Saya optimis, angka 3.000 Perda yang harus dibatalkan akan dapat dicapai, apalagi didukung dengan penggunaan sistem e-perda, yang segera akan kita luncurkan pada hari ini.
Hadirin Yang Saya Hormati; 12. Demikianlah beberapa hal yang dapat Saya sampaikan pada kesempatan ini. Mudah-mudahan, segala upaya yang akan kita lakukan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan, mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. 13. Akhirnya, dengan mengucap "Bismillahirrahmanirrahim", Sistem Elektronik Peraturan Daerah atau e-perda, saya nyatakan diresmikan penggunaannya. Sekian dan terima kasih. Wabillahi taufiq walhidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb. MENTERI DALAM NEGERI, ~... r \~ TJAHJO KUMOLO
REKAPITULASI PROSES PEMBATALAN PERnA DAN PERKADA PER TANGGAL 17 MEl 2016 I) TAHAP I, tanggal27 APRIL 2016 dalam proses sebanyak 1.126 dibatalkan oleh MENDAGRI. 2) TAHAP II, tanggal 10 MEl 2016 dalam proses sebanyak 777 dibatalkan oleh GUBERNUR. 3) TAHAP 1lI, tanggal 10 MEl 2016 dalam proses sebanyak 490 dibatalkan oleh GUBERNUR. 4) TAHAP IV, tanggal13 MEl 2016 dalam proses sebanyak 750 dibatalkan oleh MENDAGRI TOTAL 3.143 Perda dan Perkada Dibatalkan oleh MENDAGRI : 1.876 Dibatalkan oleh GUBERNUR : 1.267