BAB 1 PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB II KAJIAN TEORETIS

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang, baik dalam ilmu

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sejalan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. dasar sampai pendidikan menengah,bahkan hingga perguruan tinggi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN KOMIK

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS MELALUI PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

I. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. abad 21 yang dikenal dengan istilah era globalisasi dan industrialisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu tentang prosedur operasional yang digunakan dalam pemecahan masalah (KBBI). Selain itu, matematika menurut The World Book Encyclopedia adalah cabang ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Matematika adalah penyempurna semua ilmu, sehingga mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. 1 Berdasar definisi matematika tersebut, selain sebagai ilmu tentang prosedur operasional, matematika juga mempunyai peran penting dalam kehidupan. Sehingga, dengan matematika manusia belajar untuk memahami masalah dan memecahkannya. Belajar memahami masalah dan memecahkannya dilakukan dengan belajar matematika yang efektif dengan guru. Pembelajaran matematika ditentukan oleh strategi dan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran oleh guru. 2 Pembelajaran matematika adalah pembelajaran dengan memberikan bantuan kepada siswa untuk membangun konsep dan prinsip matematika melalui peran internalisasi. Guru bertugas membantu siswa untuk membentuk pengetahuan siswa sendiri. Proses pembelajaran dalam kelas menuntut guru dapat mengaktifkan siswa. Keaktifan siswa dalam kelas membantu siswa membangun konsep matematika. Penggunaan strategi dan pendekatan yang tepat oleh guru dalam pembelajaran matematika selain untuk membantu siswa dalam memahami dan membangun konsep matematika, juga sebagai penentu tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Tujuan pembelajaran matematika adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 3 Kemampuan pemecahan masalah tersebut diperlukan untuk mencapai tujuan kurikulum 2013 yakni agar siswa memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu 1 Sudjana. Metoda Statistika. (Bandung: Tarsito Bandung, 2005), hal. 20. 2 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) 3 Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006) 1

2 berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Berbagai perbaikan dilakukan para ahli untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa agar dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. 4 Perbaikan yang dilakukan para ahli meliputi strategi dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Selain itu, perbaikan yang dilakukan oleh para ahli juga mencakup pengembangan strategi dan pendekatan dalam pembelajaran matematika. Pengembangan strategi dan pendekatan oleh para ahli berdampak pada banyak model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang dikembangkan membuat siswa terlibat secara aktif dan menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari matematika. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dimana siswa ikut serta dalam aktivitas matematika yaitu pembelajaran kooperatif. Berdasar beberapa hasilhasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. 5 Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tepat dikembangkan untuk meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Model pembelajaran kooperatif yang sering digunakan ada empat jenis yaitu: (1) STAD, (2) Jigsaw, (3) Kelompok Penyelidik, (4) Pendekatan Struktur. STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD mengacu kepada belajar kelompok dimana siswa dibentuk dalam beberapa kelompok. Model pembelajaran kooperatif STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran 4 Abu-Elwan, R. Effectiveness of Problem Posing Strategies on Prospective Mathematics Teachers Problem Solving Performance. 2000 5 Slavin, Robert E. Cooperative Learning.(Bandung: Nusa Media, 2001), hal. 16.

3 tersebut. 6 Berdasar pernyataan tersebut, maka diketahui bahwa siswa dalam pembelajaran matematika model kooperatif STAD selalu bekerja sama dalam memahami konsep matematika. Selain model pembelajaran STAD, model pembelajaran kooperatif yang lain adalah model pembelajaran kooperatif jigsaw. Model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam tim belajar yang beranggotakan empat sampai dengan enam orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin yang disebut kelompok asal dan kemudian perwakilan setiap kelompok asal belajar bersama dan membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok ahli. Berdasar pengertian model kooperatif STAD dan jigsaw, dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih membuat siswa akatif belajar dalam kelas. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif jigsaw membuat siswa aktif belajar dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. Selain itu, siswa lebih banyak mendengarkan dan belajar dari teman sebaya mereka sendiri karena adanya kelompok ahli. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika kelas X IPA SMA Raden Rahmat Balongbendo, pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Model pembelajaran ini dilakukan dengan guru menjelaskan materi di papan tulis dan memberi beberapa soal untuk dikerjakan oleh siswa secara individual kemudian membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang. Oleh karena itu, pembelajaran lebih berpusat kepada guru sebagai pemberi informasi (Teacher Centered) dari pada model pembelajaran kooperatif jigsaw. Salah satu materi matematika yang harus diajarkan dan dipelajari oleh siswa di kelas X IPA SMA adalah tentang Barisan dan Deret Aritmatika. Materi Barisan dan Deret Aritmatika merupakan materi dasar dalam pembelajaran matematika yang menuntut kreativitas siswa dalam menggunakan rumus-rumus Barisan dan Deret Aritmatika, sehingga perlu perhatian khusus dalam pembelajarannya di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan 6 (TIM MKBPM UPI.2001). hal. 219.

4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Aritmatika di Kelas X IPA SMA Raden Rahmat Balongbendo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah : 1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw? 3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi barisan dan deret aritmatika di kelas X IPA SMA Raden Rahmat Balongbendo? C. Tujuan Penelitian Berdasar pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 3. Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi barisan dan deret aritmatika dikelas X IPA SMA Raden Rahmat Balongbendo. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Meningkatkan semangat belajar siswa. Meningkatkan hasil belajar siswa

5 2. Bagi Guru Memberikan informasi mengenai perbandingan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw pada materi barisan dan deret aritmatika di kelas X SMA Raden Rahmat Balongbendo. Model pengajaran kooperatif sebagai bahan informasi guru dalam memilih model pengajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas mental belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran matemetika. 3. Bagi Peneliti Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengembangkan pembelajaran matematika, sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya. E. Definisi Operasional Kesalahfahaman dalam memahami isi yang terkandung dalam skripsi sering terjadi, oleh karena itu untuk menghindari dari hal tersebut maka peneliti memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah (batasan pengertian) yang penting diantaranya adalah: 1. Perbedaan berasal dari kata beda: tidak sama atau selisih: sesuatu yang menjadikan tidak sama berlainan antara dua benda atau dua hal. 7 2. Hasil belajar adalah hasil kerja belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang optimal dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor pada raport. Hasil belajar dapat dinyatakan dalam proporsi sebagai berikut: Pertama, hasil belajar murid merupakan 7 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), hal. 104.

6 ukuran keberhasilan guru dengan anggapan bahwa fungsi penting guru dalam mengajar adalah untuk meningkatkan hasil beajar murid. Kedua, hasil belajar murid mengukur apa yang telah dicapai murid, Ketiga, hasil belajar (achievement) itu sendiri diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah. 3. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. 4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD: Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam tim belajar yang beranggotakan empat sampai dengan enam orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin yang disebut kelompok asal dan kemudian perwakilan setiap kelompok asal belajar bersama dan membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok ahli. Jadi definisi dari judul di atas adalah beda/selisih tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa pada mata pelajaran matematika antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. F. Asumsi dan Batasan Masalah 1. Asumsi Peneliti dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa siswa mengerjakan soal test dengan kemampuannya sendiri dikarenakan test dilakukan secara individu, diawasi oleh guru dan bersifat closed book.

7 2. Batasan Hal-hal yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Soal test yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengenai materi barisan dan deret aritmatika kelas X IPA SMA. b. Penelitian hanya terbatas pada siswa Kelas X IPA SMA Raden Rahmat Balongbendo semester ganjil dengan jumlah siswa sebanyak 60 orang, dimana 30 anak di kelas X IPA 1 dan 30 anak di kelas X IPA 2. G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan sengaja didesain oleh peneliti untuk lebih memudahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini pada masing-masing bab secara sistematis. Dan untuk menghindari kerancuan pembahasan, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama : Pendahuluan yang merupakan landasan awal penelitian meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, asumsi dan batasan masalah dan sistematika pembahasan. Bab kedua : Kajian Teori meliputi: hasil belajar, pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, barisan dan deret aritmatika, dan hipotesis. Bab ketiga : Metodologi penelitian yang meliputi: jenis penelitian, lokasi penelitian, variabel penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, perangkat

8 pembelajaran, metode pengumpulan data, metode analisis data. Bab keempat : Hasil dan pembahasan penelitian yang meliputi: deskripsi dan analisis data yang terdiri dari deskripsi data, hasil penelitian, pembahasan hasil penellitian, diskusi hasil penelitian. Bab kelima : Penutup yang meliputi: kesimpulan dan saran.