BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

Lampiran 1. Perhitungan Statistik SPSS Derajat Penurunan Berat Badan. Akhir Siklus I (hari ke-26) Kruskal Wallis H.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

ABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-1 PADA MENCIT MODEL KANKER KOLOREKTAL

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

ABSTRAK. EFEK PEMBERIAN SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PENURUNAN KADAR IFN- SERUM MENCIT GALUR Balb/C MODEL KANKER KOLOREKTAL

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan post test and controlled group design terhadap hewan uji. Postest untuk

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK EFEK SARI BUAH MERAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mikrobiologi, dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

III. METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih galur Sprague dawley dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Post

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental dengan Post Test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

Transkripsi:

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan/Subjek Penelitian 3.1.1 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan : - Sarung tangan - Sonde lambung (gavage) - Alat penindik telinga mencit - Neraca analitis (CHQ electronic balance DJ 1002BH 1000 gr/0.01 gr) - Jarum suntik 25G - Syringe 1 cc (Terumo) - Tabung mikrosentrifuga 1,5 ml - Sentrifuga (Genofuge) - Mikropipet 1 10 L (EPPENDORF) - Mikropipet 10 100 L (EPPENDORF) - Mikropipet 200 1000 L (GILSON) - White tip - Yellow tip - Blue tip - Tabung Falcon 15 ml - Tabung Falcon 50 ml - Rak tabung Falcon 15 ml - 96 wells plate - Botol Duran berulir 600 ml - Autoklaf (KSG Olching, KS-9) - Inkubator goyang/shaking Incubator (HEIDOLPH UNIMAX 1010 & HEIDOLPH incubator 1000) 35

Bahan-bahan yang digunakan : - Azoxymethane (AOM) (Sigma A2853 100 mg) - Dextan sulfate sodium (DSS) (AMRESCO 0198 50 g) - Alkohol 70 % - Aquadest - Aquabidest steril IPHA laboratorium - Sari buah merah - IFN-γ s ELISA Kit (R&D Lot 260372) yang terdiri dari : Mouse IFN-γ Standard Calibrator Diluent RD1 12 Assay Diluent RD1 21 Wash Buffer Concentrate Mouse IFN-γ Conjugate Color Reagent A Color Reagent B Stop Solution 3.1.2 Subjek penelitian Subjek penelitian yang digunakan adalah 28 mencit galur Balb/C jantan, berumur 8 minggu dengan berat badan rata-rata 25 gram yang diperoleh dari Bagian Pemeliharaan dan Penelitian Hewan Coba, Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK), Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2009 Juli 2010. 36

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Disain Penelitian Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif. Mencit dibagi dalam 4 kelompok secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit. 3.2.2 Variabel Penelitian 3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel Variabel terkendali : - galur mencit - jenis kelamin mencit - umur mencit - barat badan mencit - cara pemeliharaan - waktu perlakuan Variabel perlakuan : - AOM 12 mg/kg BB - DSS 2,5% - sari buah merah 0,1mL/hari - aquabidest 0,1mL/hari Variabel respon : kadar IFN-γ serum mencit 37

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel Mencit model kanker kolorektal: mencit yang diinjeksi azoxymethane (AOM) 12 mg/kgbb secara intraperitoneal dosis tunggal pada hari ke-1 dan diberi dextran sulfate sodium (DSS) 2,5% (w/v) pada hari ke-6 sampai hari ke-10, hari ke-27 sampai hari ke-31, dan hari ke-48 sampai hari ke-52. Galur mencit: Balb/C. Jenis kelamin mencit: jantan. Umur mencit: 8 minggu. Cara pemeliharaan: diberi makan pelet dan minum aquadest ad libitum. Waktu perlakuan: sari buah merah atau aquabidest 0,1 ml/hari diberikan setiap hari pada pukul 13.00 WIB. AOM 12 mg/kgbb (0,4 ml) dosis tunggal disuntikkan secara intraperitoneal pada hari ke-1. DSS 2,5% (w/v) diberikan melalui air minum (ad libitum) pada hari ke-6 sampai hari ke-10, hari ke-27 sampai hari ke-31, dan hari ke-48 sampai hari ke-52. Sari buah merah atau aquabidest 0,1 ml/hari diberikan per oral menggunakan sonde lambung pada hari ke-11 sampai hari ke-26, hari ke-32 sampai hari ke-47, dan hari ke-53 sampai hari ke-68. Pengambilan serum: pada hari ke-69 semua mencit diambil darahnya melalui vena retroorbital, kemudian disentrifuga dengan kecepatan 2000 rpm selama 10 menit. Selanjutnya supernatan (serum) diambil dan disimpan pada suhu 20 C. Kadar IFN-γ dalam serum mencit diukur dengan metode ELISA. 3.2.3 Perhitungan Besar Sampel Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus di bawah ini yang mana untuk menentukan nilai F hanya dapat dihitung apabila the error degree of freedom besarnya 15 atau lebih (Kemas Ali Hanafiah, 2000) 38

(t - 1) (r - 1) 15 (4-1) (r - 1) 15 3 (r - 1) 15 (r 1) 5 r 6 Jadi bila n=6 telah memenuhi syarat di atas. t = treatment/perlakuan r = replacement/perulangan mempertimbangkan drop out (DO) 20%, dilakukan penambahan 1 ekor mencit pada masing-masing kelompok sehingga jumlah mencit yang digunakan sebanyak 28 ekor (n=7). 3.2.4 Prosedur Kerja 3.2.4.1 Pengumpulan Bahan - Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) kultivar merah panjang, segar, dan berwarna merah terang, berasal dari Wamena, Papua, Irian Jaya. - Azoxymethane (AOM) Sigma A2853 100 mg - Dextran sulfate sodium (DSS) AMRESCO 0198 50 g 3.2.4.2 Persiapan Bahan Uji Bahan uji yang digunakan adalah buah merah. Pembuatan sari buah merah ini dilakukan di Laboratorium Farmakognostik Sekolah Farmasi, ITB, Bandung, dengan prosedur sebagai berikut : 1. Buah merah dipotong-potong dan dicuci sampai bersih 2. Selanjutnya buah dikukus dan dipisahkan dari mesokarpnya, kemudian diperas hingga diperoleh pasta berwarna merah. 3. Pasta dipanaskan dengan suhu tidak melebihi 40 0 C, hingga diperoleh bagian minyak. 39

4. Bagian minyak dipisahkan dari bagian airnya, kemudian dibiarkan selama 24 jam sampai terdapat sisa pasta yang mengendap. 5. Selanjutnya bagian minyak dipisahkan dari pasta yang mengendap, lalu dipanaskan kembali pada suhu di bawah 40 0 C. 6. Sari buah merah disimpan di lemari pendingin pada suhu 4 0 C. Sebelum dimulai perlakuan, sari buah merah terlebih dahulu dibiarkan dalam suhu ruangan selama beberapa saat. 3.2.4.3 Persiapan Hewan Coba Mencit yang sudah ditindik dan diadaptasikan dibagi menjadi 4 kelompok secara acak menggunakan undian. Masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit yaitu kelompok kontrol negatif (aquabidest 0,4 ml intraperitoneal, aquadest ad libitum, aquabidest 0,1 ml per oral), kelompok kontrol positif buah merah (aquabidest 0,4 ml intraperitoneal, aquadest ad libitum, sari buah merah 0,1 ml per oral), kelompok kontrol positif AOM dan DSS (AOM 12 mg/kgbb intraperitoneal, DSS 2,5% (w/v) ad libitum, dan aquabidest 0,1 ml per oral), dan kelompok perlakuan (AOM 12 mg/kgbb intraperitoneal, DSS 2,5% (w/v) ad libitum, dan sari buah merah 0,1 ml per oral). 3.2.4.4 Sterilisasi Alat Alat-alat gelas yang akan digunakan dicuci bersih dan dikeringkan. Setelah kering alat-alat tadi dibungkus dengan aluminium foil, kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 C, dengan tekanan 121 psi selama 20 menit. 40

3.2.4.5 Prosedur Penelitian Kelompok mencit mendapatkan perlakuan sebagai berikut : 1. Kelompok kontrol negatif: masing-masing mencit disuntik 0,4 ml aquabidest dosis tunggal secara intraperitoneal. Pada hari ke-6 diberikan aquadest ad libitum selama 5 hari, dilanjutkan dengan pemberian aquabidest per oral 0,1 ml/hari menggunakan sonde lambung selama 16 hari. Siklus pemberian aquadest ad libitum dan aquabidest per oral diulang 2 kali. 2. Kelompok kontrol positif buah merah: masing-masing mencit disuntik 0,4 ml aquabidest dosis tunggal secara intraperitoneal. Pada hari ke-6 diberikan aquadest ad libitum selama 5 hari, dilanjutkan dengan pemberian sari buah merah per oral 0,1 ml/hari menggunakan sonde lambung selama 16 hari. Siklus pemberian aquadest ad libitum dan sari buah merah per oral diulang 2 kali. 3. Untuk kelompok kontrol positif AOM dan DSS, masing-masing mencit disuntikkan AOM 12 mg/kgbb (0,4 ml) dosis tunggal secara intraperitoneal, pada hari ke-6 diberikan DSS 2,5% (w/v) ad libitum selama 5 hari, dilanjutkan dengan pemberian aquabidest per oral 0,1 ml/hari menggunakan sonde lambung selama 16 hari. Siklus pemberian DSS dan aquabidest diulang sebanyak 2 kali. 4. Untuk kelompok perlakuan, masing-masing mencit disuntikkan AOM 12 mg/kgbb (0,4 ml) dosis tunggal secara intraperitoneal, pada hari ke-6 diberikan DSS 2,5% (w/v) ad libitum selama 5 hari, dilanjutkan dengan pemberian sari buah merah per oral 0,1 ml/hari menggunakan sonde lambung selama 16 hari. Siklus pemberian DSS dan sari buah merah diulang sebanyak 2 kali. 5. Pada hari ke-69 semua mencit diambil darahnya melalui vena retroorbitalis, lalu disentrifuga hingga didapatkan serumnya. Kadar IFN-γ serum selanjutnya diukur menggunakan metode ELISA. 41

Gambar 3.1 Bagan pemberian aquadest dan buah merah pada kelompok kontrol negatif (KN) dan kontrol positif (KP). Gambar 3.2 Bagan pemberian AOM, DSS, buah merah dan aquadest pada kelompok kontrol positif AOM dan DSS (AOM+DSS) dan kelompok perlakuan. Prosedur ELISA IFN-γ 1. Reagents, sampel dan larutan standar disiapkan. 2. Sampel berupa serum mencit. 3. Larutan standar dibuat dengan susunan sebagai berikut : Tabung 1 (3000 pg/ml) : 200 l mouse IFN-γ standard Tabung 2 (600 pg/ml) : 200 l calibrator diluent RD6 12 ditambah 100 l mouse IFN-γ standard Tabung 3 (150 pg/ml) : 200 l calibrator diluent RD6 12 ditambah 42

100 l larutan Tabung 2 Tabung 4 (75 pg/ml) : 200 l calibrator diluent RD6 12 ditambah 100 l larutan Tabung 3 Tabung 5 (37,5 pg/ml) : 200 l calibrator diluent RD6 12 ditambah 100 l larutan Tabung 4 Tabung 6 (9,4 pg/ml) : 200 l calibrator diluent RD6 12 ditambah 100 l larutan Tabung 5 Tabung 7 : 200 l calibrator diluent RD6 12 ditambah 100 l larutan Tabung 5 Tabung 8 (0 pg/ml) : 200 l calibrator diluent RD6 12 4. 50 l Assay diluent RDI 21 dimasukkan kedalam tiap sumur. 5. Kemudian ditambahkan 50 l larutan standar dan sampel ke dalam setiap sumur, inkubasi selama 2 jam dalam suhu ruang. 6. Larutan dibuang kemudian dicuci sebanyak 5 kali dengan menggunakan wash buffer yang telah diencerkan dalam 600 ml aquadest steril. 7. 100 l mouse IFN-γ conjugate dimasukkan ke dalam tiap sumur, inkubasi selama 2 jam dalam suhu ruang. 8. Larutan dibuang kemudian dicuci sebanyak 5 kali dengan menggunakan wash buffer yang telah diencerkan dalam 600 ml aquadest steril. 9. 100 l substrate solution (campuran colour reagent A dan colour reagent B dengan perbandingan 1:1) dimasukkan ke dalam tiap sumur, inkubasi selama 30 jam dalam suhu ruang. 10. Kemudian tambahkan 100 l stop solution ke dalam setiap sumur. Setelah dilakukan prosedur ELISA, digunakan microplate reader yang telah diatur pada panjang gelombang 450 nm untuk membaca kadar IFN-γ pada tiap sumur. 43

3.2.5 Metode Analisis Parameter yang diukur adalah kadar IFN-γ dalam tiap sumur yang diamati dan dianalisis kadarnya dengan cara dibandingkan dengan kurva standar yang telah diketahui konsentrasinya. Analisis dilakukan dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) satu arah dengan α = 0,05, dilanjutkan dengan Post Hoc Tukey- HSD dengan tingkat kepercayaan 95%, tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p 0,05 3.2.5.1 Hipotesis Statistik H 0 = Tidak ada perbedaan rerata kadar IFN- serum antar kelompok perlakuan. H A = Sedikitnya ada perbedaan rerata kadar IFN- serum pada sepasang kelompok perlakuan. 3.2.5.2 Kriteria Uji Diterima atau tidaknya H 0 /H A ditentukan berdasarkan kriteria uji sebagai berikut: Jika F hitung F tabel dan p > 0,05 maka H 0 gagal ditolak. Jika F hitung > F tabel dan p 0,05 maka H 0 ditolak, terima hal lainnya. 3.2.6 Aspek Etik Penelitian Penelitian yang menggunakan hewan coba ini telah memperoleh persetujuan dari komisi etik penelitian Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha- Rumah Sakit Immanuel dengan memperhatikan prinsip 3R yaitu replacement, reduction, dan refinement. 44