BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Menurut Kerlinger (dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian dengan

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pengukuran kualitas website Untag. Secara singkat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kabupaten Bengkalis. Jl. Simp. Rangau Km.3 Duri. Sedangkan waktu penelitian. Jenis data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Sumatera Utara dimana penelitian ini dilakukan pada 26 maret 15april 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berurutan, yaitu dengan alat-alat dan prosedur apa suatu penelitian dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yang mementingkan adanya variable-variabel sebagai obyek penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dilakukan di Restoran Metduck Paragon Semarang.

3. PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan objek penelitian Wisma 81 Pekanbaru. Dengan alamat Jln. Jenderal

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini yaitu di Bank BRI Tamantirto Kasihan, di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BISNIS. Dalam penyusunan proposal skripsi ini penulis melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pemodelan Website Quality (WebQual), terdapat tiga dimensi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah Masjid besar se-provinsi Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. natural pekanbaru, yang terletak di jln. Kapling 1 no 12. Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenis penelitian diatas, tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung di Bank Muamalat

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN. penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2012:7), penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distributif dan hubungan antar variabel. Sedangkan penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. B. Populasi, Sample dan Sampling 1. Populasi Menurut Sugiyono (2012:115 ), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diteteapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sampel Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Pengukuran sampel merupakan suatu langkah yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. Hair et.al. (dalam Ferdinand, 2002:47) memberikan pedoman ukuran sampel yang diambil, yaitu : a. 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. d. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. Sempel pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sesuai karakteristik penelitian. Sempel minimal yang diambil dalam penelitian ini adalah berdasarkan jumlah parameter yang diestimasi dikalikan lima. Jumlah parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 5 = 220 sampel. 3. Sampling Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012:117), Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. berikut. Adapun kriteria-kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini sebagai 1.) Mahasiswa dan mahasiswi yang masih menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2.) Memiliki perangkat telepon seluler khususnya Smartphone. C. Definisi Operasional dan Pengukurannya Menurut Sugiyono (2012:31), definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. 1. Perangkat Ponsel

Dari pengertian pada tinjauan pustaka perangkat ponsel dapat diartikan sebagai bentuk fisik dari ponsel itu sendiri yang meliputi desain, kemampuan, dan kinerja perangkat ponsel yang digunakan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penelitian ini, perangkat ponsel sebagai variabel anteseden yang akan mempengaruhi kualitas produk sebagai variabel independen. Dalam pengukurannya variabel perangkat ponsel dapat diketahui dengan 4- item skala yang dikembangkan oleh Ranganathan dan Ganaphathy (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Perangkat telepon selular saya sama dengan produk Smartphone lainnya. b. Perangkat telepon selular saya bermanfaat bagi saya. c. Perangkat telepon selular saya menggambarkan citra kualitas d. Perangkat telepon selular saya memiliki nilai estetika yang berkualitas tinggi. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran, 2006). 2. Perangkat Lunak Ponsel Dari pengertian dari tinjauan pustaka, perangkat lunak dapat diartikan sebagai fitur-fitur yang tersedia pada ponsel yang menunjang kinerja telepon selular yang bermanfaat untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret. Perangkat lunak ini sebagai indikator anteseden yang akan mempengaruhi produk ponsel sebagai variabel independen. Dalam pengukurannya variabel perangkat lunak dapat diketahui dengan 3- item skala yag dikembangkan oleh Chau dan Lai (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Fitur perangkat lunak saya memuaskan b. Perangkat lunak telepon selular sama dengan produk Smartphone lainnya c. Perangkat lunak telepon selular saya bermanfaat bagi saya

Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 3. Jaringan Ponsel Pengertian dari tinjauan pustaka merupakan suatu sarana penunjang aktivitas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta melalui telepon selular yang dilakukan dengan saluran nirkabel. Kualitas jaringan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kinerja yang dirasakan dari jaringan selular dalam hal aksesibilitas, stabilitas, dan keandalan sinyal. Jaringan telepon selular ini merupakan variabel anteseden yang akan mempengaruhi kualitas penyedia sebagai variabel independen. Pengukuran variabel perangkat lunak dapat diketahui dengan 9-item skala yang dikembangkan oleh Loiacono (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Jaringan telepon selular saya berfungsi sesuai yang diharapkan. b. Jumlah tingkat kesalahan jaringan telepon saya rendah. c. Jaringan telepon selular saya selalu ada. d. Fitur-fitur pada jaringan telepon seluar saya memuaskan. e. Ada sedikit bahkan tidak ada gangguan pada layanan jaringan telepon selular saya. f. Jaringan telepon selular saya dapat diandalkan. g. Layanan yang diberikan oleh jaringan selular saya optimal. h. Saya puas dengan jaringan jaringan telepon selular saya. i. Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas jaringan telepon saya. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 4. Dimensi Kualitas Layanan

Menurut pengertian dari tinjauan pustaka, kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, sesuai dengan peraturan perusahaan agar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Ekonomi dan Sebelas Maret Surakarta dapat memberikan kepercayaan terhadap perusahaan ponsel. Kualitas layanan merupakan variabel anteseden yang mempengaruhi kualitas penyedia sebagai variabel independen Dalam pengukurannya variabel kualitas layanan dapat diketahui dengan 10- item skala yang dikembangkan oleh Bailey dan Pearson (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Dukungan Pelanggan yang Tersedia di Toko 1.) Pengaturan tampilan di toko telepon selular saya memuaskan 2.) Perangkat layanan otomatis di toko telepon selular saya mudah di gunakan. 3.) Waktu tunggu untuk memperoleh layanan dukungan pelanggan cepat. 4.) Karyawan layanan pelanggan sangat profesional dan sabar. b. Layanan Pelanggan dengan Media Suara 1.) Proses dukungan pelanggan dengan media suara berlangsung sederhana dan mudah. 2.) Ketika saya menggunakan dukungan pelanggan dengan media suara, terdapat hanya sedikit waktu tunggu antara tindakan saya dengan tanggapan petugas layanan pelanggan. 3.) Petugas layanan pelanggan sangat profesional dan sabar. 4.) Saya puas dengan dukungan pelanggan dengan media suara. c. Layanan Pelanggan dengan Media Online 1.) Sangat mudah melakukan pengoperasian pada situs web layanan pelanggan.

2.) Ketika saya menggunakan situs web layanan pelanggan, terdapat hanya sedikit waktu tunggu antara tindakan saya dengan tanggapan petugas pelanggan online. 3.) Ketika saya menggunakan situs web layanan pelanggan, sangat mudah untuk menemukan informasi yang saya butuhkan. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 5. Kualitas Produk Kualitas produk menurut tinjauan pustaka dapat didefiniskan suatu karakteristik yang terdiri dari penampilan, kinerja dan daya tahan yang terdalam dalam produk sebuah perusahaan untuk menjaga loyalitas pelanggan yakni mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kualitas produk merupakan variabel independen dan akan mempengaruhi kualitas keseluruhan sebagai variabel dependen. Dalam pengukurannya variabel kualitas produk dapat diketahui dengan 7- item skala yang dikembangkan oleh Ranganathan dan Chau (dalam Rebecca et.al 2015): a. Produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) berfungsi sesuai yang diharapkan. b. Jumlah kerusakan produk telepon selular (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) rendah. c. Fitur-fitur produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) memuaskan. d. Produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) selalu tersedia bagi saya.

e. Produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat te lepon selular termasuk perangkat lunaknya) sangat dapat diandalkan f. Saya puas dengan produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) g. Secara keseluruhan, saya puas dengan seluruh produk telepon selular saya (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2007). 6. Kualitas Penyedia Kualitas penyedia menurut daftar pustaka dapat didefinisikan sebagai bagian yang penting dalam penjualan produk perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yakni mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam bentuk tindakan yang sesuai aturan perusahaan. Kualitas penyedia sebagai variabel independen yang akan mempengaruhi kualitas keseluruhan sebagai variabel dependen. Penyedia ponsel dinilai menggunakan 6-item skala yang dikembangkan oleh Loiacono dan Beiley (dalam Rebecca et.al 2015): a. Penyedia layanan telepon selular saya bermanfaat sesuai yang diharapkan b. Penyedia layanan telepon selular selalu ada untuk saya c. Kualitas layanan keseluruhan yang ditawarkan oleh penyedia layanan telepon selular saya memuaskan. d. Penyedia layanan telepon selular saya sangat dapat diandalkan e. Saya puas dengan kualitas layanan keseluruhan yang ditawarkan oleh penyedia layanan telepon selular saya f. Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas layanan yang ditawarkan oleh penyedia layanan telepon selular saya.

Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 7. Kualitas Keseluruhan Secara keseluruhan menurut tinjauan pustaka, dapat didefinisikan kualitas keseluruhan mengacu pada kinerja disintesis produk dan jasa dan melibatkan empat aspek yang saling terkait yang menjadi kinerja kualitas. Pada penelitian ini kualitas keseluruhan sebagai variabel dependen. kualitas keseluruhan ponsel dinilai menggunakan 4-item skala yang dikembangan dari penelitian sebelumnya Ranganathan dan Ganapathy; Chau dan Lai; Loiacono; Bailey dan Pearson (dalam Rebecca et.al 2015): a. Secara keseluruhan, saya senang dengan kualitas pengalaman telepon selular saya b. Secara keseluruhan, kualitas pengalaman telepon selular saya memenuhi bahkan melebihi harapan saya c. Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas pengalaman telepon selular saya d. Telepon selular saya keseluruhan berkualitas tinggi. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert lima poin (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). D. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto ( 2000:177) Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup artinya kuesioner yang disajikan dalam bentuk pertanyaan sehingga responden tinggal memberikan tanda silang atau centang pada kolom atau tempat yang sesuai. E. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini menggunakan data primer sebagai penyebaran kuisioner dan data sekunder sebagai literatur. 1. Data Primer Menurut Sugiyono (2012:139 ), sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Kuisoner terdiri dari 9 variabel dan 44 pertanyaan. Karakteristik responden dalam penelitan ini yaitu mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki ponsel serta masih menempuh pendidikan. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2012:141), s umber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti merujuk sumber data sekunder untuk melakukan penelitian adalah literatur, buku, dan internet untuk menunjang kelancaran penelitian F. Metode Pengumpulan Data 1. Kuisioner Instrumen dalam penelitian ini adalah angket kuisioner yang disusun dengan menggunakan model likert. Penyusunan dalam membuat model likert dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang bertema positif dari berbagai sumber yang

diadopsi dan penelitian sebelumnya. Seluruh data yang telah diterima selanjutnya dikumpulkan, ditabulasi dan dibuat perhitungan. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki ponsel serta yang masih menempuh pendidikan. 2. Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis seperti literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berhubungan dengan penelitian serta menunjang penulisan dalam penelitian ini. G. Metode Analisis 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat objek dan data tersebut (Sekaran, 2000). Analisis deskriptif dalam penelitian ini berguna untuk menghitung presentase dari nilai jawaban yang didapat dari responden. 2. Uji Instrumen a. Uji Validitas Uji Validitas dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa instrumen atau alat ukur, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur suatu konsep benar-benar melakukan fungsi ukurnya yaitu konsep yang diinginkan (Sekaran, 2000). Penelitian ini menggunakan uji validitas berupa Factor Analysis. Untuk dapat dilakukan analisis faktor maka harus dipenuhi syarat nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) lebih besar dari 0,5 dan Bartlett s of Sphericity mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 serta masing-masing item pertanyaan memiliki Measure of Sampling Adequacy (MSA) dalam Anti Image Matrices (bagian anti image correlation, diagonal ke bawah yang bertanda a lebih besar dari 0,5. Sedangkan untuk melihat skor loading factor masing-

masing item pertanyaan dapat dilihat dalam table Rotated Component Matrix (Santoso, 2002:100-101). Indikator-indikator semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan loading factor 0,4 sebagai cutting point. Penentuan validitas instrumen yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956: 145). 0,80 1,00 = validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 0,80 = validitas tinggi (baik) 0,40 0,60 = validitas rendah (kurang) 0,00 0,20 = validitas sangat rendah (buruk/tidak valid) b. Uji Reliabelitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS Statistics 20 for windows. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali, 2006). Dalam pengukuran (T riton, 2005) mengklasifikasikan nilai cronbach alpha sebagai berikut: Nilai 0,00 0,20 dikategorikan kurang reliabel Nilai 0,21 0,40 dikategorikan agak reliabel Nilai 0,41 0,60 dikategorikan cukup reliabel Nilai 0,61 0,80 dikategorikan reliabel Nilai 0,81 1,00 dikategorikan sangat reliabel 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat berkorelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006:95 ). Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a.) b.) c.) 1,65 < DW < 2,35 : Tidak terjadi autokorelasi 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat disimpulkan. DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi autokorelasi Keterangan : DL batas bawah DW dan DU batas atas DW b. Uji Multikoliniaritas Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Kuncoro, 2001:114). Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2001). Cara mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Batas VIF adalah 10 dan nilai dari tolerance adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinearitas maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian (Ghozali, 2001:63-64). c. Uji Normalitas Menurut Gozhali (2001:74) uji normalitas digun akan untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov satu arah dengan koreksi Lilliefors. Menurut Algifari (2013:346), p engambilan keputusan mengenai normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut : a.) b.) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal. 4. Uji Hipotesis a. Regresi Berganda Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel secara simultan maupun untuk menguji hipotesis tentang pengaruh antar variabel independen atau secara parsial (Sekaran, 2000). Penghitungan analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistics 22 for windows. Nilai dinyatakan signifikan bila 0,05. b. Uji Koefesien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2006), uji determinasi digunakan utuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai koefesien determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Begitu sebaliknya semakin kecil nilai koefesien determinasi berarti semakin kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan menurut Wiyono (2011), hasi l R-square sebesar 0,67; 0,33; 0,19 mengindikasikan bahwa model baik, moderat, dan lemah c. Uji Statistik F Menurut Ghozali (2006), Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen.

Cara membaca uji F menurut Ghozali (2006:88) yaitu dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nial F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. d. Uji Statistik t Menurut (Suliyanto, 2011:62), p engujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak. Variabel bebas akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel bebas tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel. Cara membaca uji t menurut Ghozali (2006:88-89) dengan cara membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.