DRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007 Pengarahan Ka Badan Tujuan workshop penyusunan program adalah: 1) Melaksanakan koordinasi program P4MI tahun 2007 dan persiapan pelaksanaan program P4MI 2008; dan 2) Penyusunan program P4MI menghadapi perpanjangan waktu implementasi P4MI selama 15 bulan hingga pertengahan tahun 2009. Fokus pemantapan program P4MI adalah: - melengkapi kegiatan yang belum dilaksanakan sesuai dokumen P4MI; - melanjutkan kegiatan yang belum selesai; - pelaksanaan kegiatan 2007 sesuai DIPA; - penguatan dan pemantapan hasil kegiatan yang lalu untuk menjamin keberlanjutannya. Pelaksanaan program P4MI harus memperhatikan kesepakatan-kesepakatan dan tindak lanjut Misi Review ADB yang tertuang dalam Memorandum Kesefahaman Pemerintah RI. Dan ADB (6 Maret 2007). Filosofi pemberdayaan dalam kegiatan P4MI diharapkan dapat terus berlanjut meskipun P4MI berakhir dan dijadikan program bersama di daerah. PIU, LSM lokal, dan Pemda harus terus memantau pemeliharaan dan pemanfaatan investasi desa agar dapat mendukung peningkatan pendapatan petani dengan melibatkan secara proaktif masyarakat desa. Integrasi kegiatan BPTP dan kegiatan P4MI diharapkan juga dapat dilaksanakan. Pengembangan investasi desa P4MI perlu disinergikan dengan program-program lain di daerah masing-masing sehingga lebih berdaya guna. Berkaitan dengan pengelolaan infrastruktur pengelolaan lahan dan air akan dikoordinasikan dengan Ditjen PLA. Apabila memungkinkan, dana untuk pemeliharaan investasi desa di 1.000 desa akan di earmark di anggaran Ditjen PLA. Pengembangan pertanian lahan marjinal harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Mentan telah mengeluarkan panduan umum usaha tani di lahan pegunungan dan akan diberikan ke 5 kabupaten oleh Badan Litbang Pertanian. Tumbuhnya keyakinan petani untuk peningkatan kesejahteraannya diharapkan menjadi modal utama untuk peningkatan pendapatan petani. Tugas PIU dan LSM lokal untuk memfasilitasi petani dalam meningkatkan pendapatannya. Dalam melaksanakan program P4MI perlu memperhatikan indikator kinerja program yang sudah tercantum dalam PAM, tidak harus membuat program baru. Untuk memberdayakan PPMS, diharapkan seluruh pihak yang terkait dalam implementasi P4MI dapat memanfaatkan PPMS dalam mekanisme pelaporan dan monitoring kegiatan. Prima Tani saat ini diimplementasikan di 200 desa di 31 propinsi, dan tahun 2008 akan dikembangkan menjadi 10.000 desa sebagai model pembangunan pertanian oleh Deptan. P4MI juga diharapkan dapat dijadikan model yang baik dalam pengembangan pertanian lahan marjinal.
Peran dan Koordinasi BPTP dalam Program P4MI Kunci keberhasilan pemberdayaan adalah: petani menjadi pusat/center dan indigenous technology harus dijadikan sebagai dasar pengembangan inovasi. Keberhasilan P4MI sangat ditentukan oleh kerja sama yang sinergis dari semua stakeholders di tingkat implementasinya. Peran BPTP dalam P4MI: 1. Dalam komponen 1 (kegiatan pemberdayaan petani) di antaranya adalah: - mengkoordinasikan BPTP di wilayah kerja P4MI dalam memberikan dukungan inovasi pertanian spesifik lokasi yang dapat diterapkan dalam mendukung kegiatan investasi desa. - mengawal dan mendukung kegiatan diseminasi inovasi pertanian dan kegiatan pelatihan-pelatihan bagi petani melalui kegiatan investasi desa. 2. Dalam komponen 2 (kegiatan pengembangan sumber informasi pertanian nasional dan lokal) adalah: - mendukung operasionalisasi pusat informasi pertanian di tingkat kabupaten sebagai back stopping atau penyedia informasi teknologi pertanian yang dibutuhkan oleh pengguna di kabupaten (UPIPK). - menjadi pusat informasi untuk teknologi pertanian di tingkat regional. - mensuport content informasi teknologi pertanian tepat guna dalam situs PUSTAKA maupun situs website pertanian nasional (PUSDATIN- Deptan). 3. Peran dalam komponen 3 (kegiatan pengembangan dan diseminasi inovasi pertanian) adalah: - Melaksanakan identifikasi teknologi yang dibutuhkan oleh pengguna; - Pengembangan outreach program bersama Puslitbang/Balit Nasional dan pengembangan situs BPTP mendukung diseminasi inovasi pertanian. - Melakukan pengkajian inovasi pertanian spesifik lokasi di wilayah P4MI; - Mengkoordinasikan pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal; - Melakukan diseminasi inovasi pertanian melalui peragaan teknologi, pertemuan, dan pengembangan informasi melalui berbagai media; - Melakukan peningkatan kapasitas lembaga lokal melalui pertukaran informasi maupun pelatihan-pelatihan (magang). Program Pembiayaan SP3 Deptan Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP-3) ditujukan untuk: 1) Menyediakan kredit/pembiayaan untuk usaha hulu, budidaya, dan hilir subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan; serta 2) Meningkatkan kinerja pembangunan pertanian melalui dukungan pembiayaan/kredit. SP-3 diharapkan mampu mewujudkan kemudahan akses petani/peternak pada sumber pembiayaan dengan ciri-ciri: proses cepat, syarat mudah, jangka waktu fleksibel, tidak dikenakan biaya provisi dan administrasi, dan limit kredit sampai Rp 500 juta. Penjaminan oleh pemerintah sebesar 40%.
Sasaran SP3: individu maupun kelompok dengan tanpa dibatasi hanya on-farm, namun juga untuk prosesing dari hulu ke hilir. Bank pelaksana SP-3 TA.2006: Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin, Bank (BPD) Jawa Timur, dan Bank (BPD) Nusa Tenggara Barat. Di beberapa kabupaten P4MI, sudah mulai dikembangkan lembaga keuangan mikro secara swadaya semacam BMT. SP-3 dapat dijadikan sebagai dukungan modal untuk mendukung implementasi dan pemanfaatan investasi desa dalam pengembangan agribisnis. Oleh karena itu, perlu dirancang mekanisme penyaluran SP-3 untuk P4MI sebagai pengganti pendampingan dari microfinance. Informasi tentang SP-3 perlu diupload dalam situs Deptan agar tersebar luas. Usulan Perpanjangan Pelaksanaan Kegiatan 2008 dan 2009 Kerjasama antara LSM lokal (terutama SLK-SLK) secara proaktif untuk menjaring informasi yang berkaitan dengan pengembangan inovasi dan kelembagaan usaha pertanian perlu ditingkatkan. Fasilitator memiliki kewajiban untuk memfasilitasi petani dalam akses informasi pertanian. Implementasi model semacam program Prima Tani di wilayah P4MI sebagai lokasi kawasan khusus agribisnis akan segera diimplemntasikan pada tahun 2008. Anggaran untuk kegiatan ini akan disediakan tahun 2008 dan diserahkan ke BPTP dan PIU. Untuk operasionalnya, PIU akan dijadikan sebagai koordinator untuk bekerja bersama-sama dengan BPTP dan stakeholders di daerah. Untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dalam implementasi P4MI, PCMU sudah meningkatkan biaya operasional untuk BPTP NTT dan Ende. Program P4MI untuk mengisi usulan perpanjangan P4MI perlu diarahkan untuk menuju pada keberlanjutan implementasi P4MI. Indikator keberlanjutan P4MI sebagian besar sudah tercantum dalam logframe (PAM) P4MI, yaitu: Komponen Pemberdayaan Petani 1. DCC telah mulai efektif berfungsi sebagai forum yang menyiapkan tenaga teknis untuk investasi desa dan pengembangan inovasi pertanian di tingkat petani, dan mengkoordinir pembangunan pedesaan dengan inisiatif pembangunan tingkat kabupaten (idealnya sudah terwujud pada akhir tahun keempat); 2. Keseluruhan tiga kelembagaan yang terbentuk (DCC, FAD, dan KID) diformalkan dalam struktur administratif kabupaten (idealnya sudah diformalkan sebelum P4MI berakhir); 3. Kelompok tani dapat menjalin kerjasama dengan lembaga publik dan swasta yang dapat membantu dalam pelaksanaan investasi desa dan mengadopsi inovasi (idealnya sudah dimulai pada saat implementasi investasi desa); 4. Investasi desa yang dikembangkan dipelihara dan dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk peningkatan pendapatan didukung oleh Pemda setempat (idealnya setelah pembangunan investasi desa).
Komponen Pengembangan Sumber Informasi Pertanian Nasional dan Lokal 1. Sistem informasi pertanian bersifat nasional (nationwide) yang diharapkan tercapai pada akhir pelaksanaan P4MI (idealnya terwujud pada akhir implementasi P4MI); 2. Sistem informasi pasar secara umum, mencakup harga di tingkat produksi maupun di tingkat pasar yang diminati petani dapat dimanfaatkan petani sampai di tingkat lapangan (idealnya terwujud pada akhir implementasi P4MI); 3. Operasionalisasi sistem informasi pasar secara reguler melalui anggaran Deptan (idealnya terwujud mulai tahun terakhir implementasi P4MI) 4. Website pertanian nasional dimanfaatkan untuk kegiatan bisnis (idealnya sudah mulai terwujud pada akhir implementasi P4MI. 5. Pusat-pusat informasi dapat operasional dan dimanfaatkan pengguna di tingkat kabupaten untuk meningkatkan akses petani terhadap informasi pertanian didukung dengan dana APBD. Komponen Pengembangan dan Diseminasi Inovasi Pertanian 1. Anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian lahan marjinal meningkat minimal 20% dibandingkan pada sebelum implementasi P4MI. 2. Pemda melanjutkan kegiatan pengembangan inovasi pertanian yang sesuai kebutuhan petani dan sudah teruji keberhasilannya pada saat implementasi P4MI oleh BPTP maupun Puslitbang/Balit Nasional; 3. BPTP tetap menjalankan fungsinya sebagai back stopping inovasi pertanian yang dibutuhkan oleh pengguna di daerah sekaligus melakukan kegiatan diseminasi inovasi pertanian melalui berbagai media baik peragaan teknologi, pertemuan, maupun pengembangan informasi dalam media cetak maupun elektronis. 4. BPTP bersama-sama dengan Pemda setempat tetap melaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan lokal. 5. Kegiatan pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal terus dilaksanakan dan dikembangkan dengan dukungan dana dari APBD dengan didampingi pelaksanaannya oleh BPTP Kemajuan Implementasi P4MI dan Program Perpanjangan tahun 2008-2009 Komponen Pemberdayaan Petani Secara umum, kegiatan pemberdayaan petani sudah berjalan dengan baik, dan untuk tahun 2008-2009 ditujukan untuk pemantapan hasil pemberdayaan petani pada tahun 2003-2007. LSM lokal harus ikut aktif dalam memfasilitasi petani untuk akses informasi pertanian dan melakukan kerjasama dengan BPTP.
Komponen Pengembangan Sumber Informasi Pertanian Nasional dan local Pada tahun 2007 akan dilaksanakan kegiatan pendampingan bagi tenaga teknis untuk operasionalisasi UPIPK. Dalam proses pendampingan, termasuk juga untuk mengisi UPIPK dengan informasi teknologi pertanian tepat guna yang sudah disiapkan PUSTAKA dan BPTP baik secara elektronis (membuat pangkalan data informasi yang dapat diakses secara offline, dalam bentuk CD- ROM fulltext, VCD, dan CD interaktif) maupun tercetak (leaflet, brosur, dan booklet). Menghadapi pelaksanaan kegiatan pendampingan tersebut, diharapkan PIU bersama-sama dengan lembaga yang berkompeten untuk mendukung pusat informasi dan LSM lokal, Konsultan menyiapkan sarana-prasarana untuk UPIPK sehingga proses pendampingan dapat berjalan dengan lancar. Kendala operasionalisasi UPIPK adalah terbatasnya kapasitas SDM karena tenaga yang sudah dilatih dimutasikan ke bagian lain. Beberapa PIU akan membuat SK opersionalisasi UPIPK yang baru. Komponen Pengembangan dan Diseminasi Inovasi Pengkajian tentang perilaku petani terhadap pengembangan inovasi pertanian dan pemanfaatan investasi desa perlu dilaksanakan untuk mengukur keberhasilankegiatan diseminasi inovasi pertanian yang dilakukan oleh Badan Litbang di 5 kabupaten.