BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi yang banyak ditemui dalam produk bir, anggur dan sebagainya.

Minuman sari buah SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I-1

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber genetik tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Konon

PRODUK BIOETANOL DARI PATI MANGGA (Mangifera Indica L.) DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM DAN FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROSES PRODUKSI ALKOHOL MELALUI FERMENTASI BUAH

Lampiran 1 Standard Mutu Bahan Baku dan Bahan pembantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI STARTER SIFAT FISIKOKIMIA ANGGUR NIRA SIWALAN. ( Borassus sundaicus) SKRIPSI 0 L E H : DULCE M.S. GUSMAO ( )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Sirup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi). Di Sulawesi Utara, pengolahan etanol dari nira aren dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji Somogyi-Nelson pada substrat kulit buah kakao

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. SNI Selai Buah Syarat Mutu Selai Buah

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PENINGKATAN NILAI GUNA BUAH MANGROVE SONNERATIA CASEOLARIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

EXECUTIVE SUMMARY. PRARANCANGAN PABRIK BIOETANOL DARI MOLASE DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS PRODUKSI kiloliter/tahun JUDUL TUGAS

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Buah kelapa

Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Standart Mutu Mie Kering Menurut SNI

PENGARUH PENAMBAHAN AIR REBUSAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN PADA PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU MOLASE

Tabel Syarat Mutu Kecap Ikan

I. PENDAHULUAN. Pada masa sekarang konsumsi bahan bakar minyak sangat tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR MUTU MINUMAN BERALKOHOL. Kategori Pangan Definisi Standar Mutu

LIMBAH. Veteran Jatim A Abstrak. sebagai. hidrolisa yang. menggunakan khamir. kurun waktu. beberapa tahun hingga lain seperti pembuatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment

MATERI DAN METODE. Materi

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah

IV. Hasil dan Pembahasan

BIOETANOL DARI TETES TEBU. Hendro Santoso BIOETANOL DARI TETES TEBU

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Hidrolisis Biji Sorgum Menjadi Bioetanol. Menggunakan NaOH Papain Dengan Metode Sakarifikasi Disusun dan Fermentasi Oleh : Simultan

PEMBUATAN BIOETANOL DARI RUMPUT GAJAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gula merah kelapa diperoleh dari nira kelapa yang telah diuapkan dan dicetak

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

Ari Kurniawan Prasetyo dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS. Abstrak

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beralkohol Yang dimaksud dengan minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Minuman ini diproses dari hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak. Sesuai dengan PerMenkes RI No.86/Menkes/Per/IV/1997 tanggal 29 April 1997, minuman keras adalah semua jenis yang beralkohol tetapi bukan obat, meliputi : 1. Minuman keras golongan A. Dengan kadar etanol dari 1 % sampai 5 %, contoh : Bir Bintang, Champido Anggur Buas, Green Sand. San Miguel, Jinro, Anker Bir. 2. Minuman keras golongan B Dengan kadar etanol antara 5 % sampai 2 %, contoh : Anggur Malaga, Anggur Kolesan, Anggur Kucing Ketan Hitam. Whiskey dan Arak Koleson. Anggur orang tua. 3. Minuman keras golongan C. Dengan kadar etanol antara 2 % samapai 55 %, contoh : Kuda mas Brandy, Kuda Pacu Jenever Brandy, Orang Tua Arak. Mansion House Brandy, Scotch Brandy, dll. (www.republika.co.id tahun 26). Pemanfaatan molase yang merupakan hasil samping pembuatan gula, dapat meningkatkan pendayagunaan molase tersebut. Molase dapat difermentasikan menjadi etanol. Ragi yang penting pada fermentasi tersebut adalah Saccharomyces sp. 2.2 Molase Molase merupakan hasil samping dari proses pembuatan gula. Molase mengandung sejumlah besar gula baik sukrosa maupun gula reduksi. Total kandungan gula berkisar ( 48 56 ) % sedangkan ph-nya adalah 5,5 6,5. Untuk pembuatan etanol, tetes harus mendapat perlakuan pendahuluan. Hal tersebut disebabkan karena

molase bersifat kental, kadar gula dan ph-nya masih terlalu tinggi serta nutrisi yang dibutuhkan khamir (yeast) belum mencukupi dalam molase ini (Judoamidjojo, 1992). Perlakuan pendahuluan terhadap molase tersebut adalah molase diencerkan dengan air sehingga konsentrasi gulanya menjadi 15 % atau 2 %. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, maka ditambahkan amonium sulfat, sedangkan untuk menurunkan ph-nya digunakan asam sulfat (Riegel, 1992). Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir yang umum digunakan dalam industri fermentasi etanol. Biasanya khamir yang digunakan sebanyak 5 % dari volume. Proses fermentasi membutuhkan waktu sekitar 28 jam - 72 jam, tetapi biasanya 44 jam untuk menghasilkan etanol dengan konsentrasi ( 8 1 )% dengan suhu optimum berkisar 32 C 33 C (Riegel, 1992). 2.3 Persyaratan Mutu Minuman Beralkohol Rendah Minuman yang beredar di pasaran harus memenuhi syarat mutu yang ditetapkan. Persyaratan mutu minuman beralkohol ringan yang beredar di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini. No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bau - normal 1.2 Rasa - normal 1.3 Warna - normal 2 Gula % min 7 3 Etanol % <1 4 Metanol % maks 2 ppm 5 ph - maks 4 6 Bahan tambahan makanan 6.1 Pemanis buatan - sesuai SNI 1-222-1995 6.2 Pewarna tambahan - sesuai SNI 1-222-1995 7 Pencemaran logam 7.1 Timbal (Pb) mg/kg maks,2 7.2 Tembaga (Cu) mg/kg maks 2, 7.3 Seng (Zn) mg/kg maks 5, 7.4 Timah (Sn) mg/kg maks 4,/25,

8 9 Pencemaran Arsen (As) Pencemaran mikroba 9.1 Angka lempeng total 9.2 Coliform 9.3 E. Coli 9.4 Salmonella 9.5 Staphylococcus aureus 9.6 Vibrio cholerae 9.7 Kapang 9.8 Khamir APM/ml APM/ml - - maks,1 maks 2,.1 2 maks 2 <3 mg/25 ml mg/25 ml maks 5 maks 5 (Sumber : Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan, 25) 2.4 Pembuatan Minuman Beralkohol Secara umum, etanol dapat dibuat dari bahan-bahan berikut : 1. Zat Tepung Zat tepung (berupa bubur) oleh enzim diastase dari mout (kecambah dari gerst) dapat dirubah menjadi maltosa (sebangsa gula) dengan melalui tingkatan dekstrin. Temperatur optimumnya ( 5 6 ) o C, kemudian diberi ragi yang juga dapat mengeluarkan enzim maltase. Enzim ini merubah maltosa menjadi glukosa. Glukosa oleh enzim dirubah menjadi etanol dan CO 2. Reaksi : diastase dari mout (C6H 1 O 5 )n + 1/2n H 2 O 1/2n C 12 H 22 O 11 Amylum (maltase dari ragi) C 12 H 22 O 11 + H 2 O C 2C 6 H 12 O 6 3 Maltosa Glukosa C 6 H 12 O 6 Saccharomyces 2C 2 H 5 OH + 2CO 2 Konsentrasi etanol yang terjadi tidak boleh melebihi 15 %. Dari hasil destilasi diperoleh etanol 96 %. (Soepomo, 1998 ).

2. Molase Molase merupakan hasil samping proses pembuatan gula. Molase mengandung sejumlah besar gula baik sukrosa maupun gula pereduksi. Spesies ragi yang telah dikenal mempunyai daya konversi gula menjadi etanol yang sangat tinggi adalah Saccharomyces Cerevisiae. Reaksinya : C 12 H 22 O 11 + H 2 O 2C 6 H 12 O 6 Sukrosa Glukosa C 6 H 12 O 6 Saccharomyces 2C 2 H 5 OH + 2CO 2 Dalam pembuatan etanol tersebut, mula-mula molase diencerkan dengan air sehingga konsentrasi gulanya menjadi ( 14 18 ) %. Jika konsentrasi gula terlalu tinggi, maka waktu fermentasinya lebih lama dan sebagian gula tidak terkonversi, sehingga tidak ekonomis, kadar etanol yang dihasilkan ( 8 1 ) %. (Judoamidjojo, 1992) 3. Cairan Buah - Buahan yang Manis Cairan buah - buahan yang manis mengandung glukosa dan fruktosa sehingga bisa mengalami peragian etanol. C 6 H 12 O 6 Saccharomyces 2C 2 H 5 OH + 2CO Dengan proses ini, cairan buah - buahan diolah menjadi minuman yang sehari-hari disebut anggur, dengan pemeraman yang relatif panjang hingga mencapai bulanan bahkan tahunan akan dapat menghasilkan etanol dengan kadar ( 7 18) %. (R.Soepomo, 1998) 2 2.5 Deskripsi Proses Berdasarkan metode proses pembuatan minuman beralkohol, dipilih salah satu proses yaitu fermentasi molase yang cukup tinggi di Indonesia. Disamping itu dapat dihasilkan minuman beralkohol dengan konsentrasi yang cukup tinggi (8-1)% (Judoamidjojo, 1992). Untuk mendapatkan minuman beralkohol ringan 2% akan diperoleh hasil yang cukup banyak karena hasil fermentasi akan diencerkan lagi. Tahapan proses pembuatan minuman beralkohol dari fermentasi molase adalah sebagai berikut : 1. Tahapan pemurnian bahan baku

Bahan baku adalah molase dengan komposisi : a. Glukosa : 21,7 % b. Sukrosa : 34,19 % c. Air : 26,49 % d. Abu : 17,62 % (Martoyo, 22) Sebelum dipompakan ke dalam reaktor, molase dimurnikan terlebih dahulu dengan menyaringnya lewat filter press yang bertujuan untuk menghilangkan abu. Abu yang telah dipisahkan dari molase ditampung pada bak penampung untuk selanjutnya dibuang. 2. Tahap Hidrolisa Setelah bebas dari abu, kemudian molase dihidrolisa selama 1jam dengan bantuan enzim untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa sehingga menghasilkan molase dengan kandungan gula 14 %. (Gumbira Sa id, 1984) Temperatur yang baik pada proses hidrolisa ini sebesar 6 C. (www.freepatentsonline.com) Reaksi yang terjadi di reaktor Hidrolisa : C 12 H 22 O 11 + H 2 O Enzim 2C 6 H 12 O 6 3. Tahap Fermentasi Proses peragian dilakukan di fermentor. Khamir yang digunakan pada fermentor adalah Saccharomycess cereviciae sebanyak 5 % dari total substrat dengan lama waktu tinggal bahan dalam fermentor serta lamanya fermentasi selama 36 jam. Bahan nutrisi yang digunakan pada fermentasi ini adalah H 3 PO 4 sebanyak,4 % dari total substrat dan (NH 4 ) 2 SO 4 sebanyak,4 % dari total substrat (Gumbira Sa id, 1984). Pada fermentor terjadi konversi glukosa menjadi etanol berdasarkan reaksi : C 6 H 12 O 6 Saccharomyces 2C 2 H 5 OH + 2CO Konsentrasi etanol yang dihasilkan berkisar antara ( 8 1 ) % (Riegel, 1992). Dan temperatur yang baik dalam proses fermentasi ini sebesar 4 C. (www.freepatentsonline.com) 2

4. Tahap Pemurnian Produk Untuk mendapatkan minuman beralkohol (etanol) murni, maka Saccharomyces cereviciae yang terikut dipisahkan dengan filter press dan ditampung pada bak penampung. Saccharomyces cereviciae yang terpisah dikembangbiakkan untuk dipergunakan kembali pada proses peragian. 5. Tahap pengenceran dan rasa minuman beralkohol Karena konsentrasi minuman beralkohol yang diperoleh dari hasil fermentasi masih tinggi ( 8-1 ) %, maka etanol yang diperoleh diencerkan dengan air untuk memperoleh minuman beralkohol ringan 2%, diasumsikan penambahan essens lemon sebesar,5 %, natrium benzoat sebesar,5% dan pewarna makanan sebesar,5% dari total substrat. Setelah diperoleh minuman beralkohol sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan kemudian dilakukan pembotolan. Minuman yang telah dibotolkan kemudian disusun rapi dan disimpan di gudang untuk selanjutnya dipasarkan. 2.6 Sifat sifat Bahan Baku 1. Air Rumus kimia : H 2 O Berat molekul : 18,16 gr/grmol Densitas Titik lebur : C :,995 gr/cm Titik didih : 1 C (Perry, 1984) 2. Glukosa Rumus kimia Berat molekul : C 6 H 12 O Specific gravity : 1,544 Titik lebur : 146 C (Perry, 1984) 3. Sukrosa Rumus kimia Berat molekul : 18,16 gr/grmol 25 6 : C 12 H 22 O 11 : 342,3 gr/grmol 3

Specific gravity : 1,588 Titik lebur : 19 C - 192 C (Perry, 1984) 15