BAB V KONSEP PERANCANGAN. nilai-nilai Islam. Pada penerapan perancangan Movement in History diterapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan

BAB V KONSEP. Combined Metaphore dengan menggunakan objek yang dimetaforakan adalah. wanita Bali dan keseharian berpakaian wanita Bali.

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

Konsep Penataan Massa

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN. Konsep yang digunakan dalam perancangan museum olah raga ini adalah

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Komplek Wisata Budaya Madura merupakan sebuah rancangan yang

Structure As Aesthetics of sport

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Obyek dalam tapak membujur dari arah selatan ke utara, dan berada di

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kendang dengan kategori metafora kombinasi. Dalam pengertian konsep

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep di sini disusun berdasarkan issue, goal, performance requirements

BAB V KONSEP PERANCANGAN. sebagai pengembangan bakat dan minat anak adalah attaractif behavior.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

Bab V Konsep Perancangan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Galeri Budaya Pendalungan yang mengintregasikan antara

BAB V KONSEP PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Untuk memudahkan dan mengarahkan spesifikasi perancangan bangunan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep perancangan Museum Kambang Putih ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Kesimpulan diperoleh berdasarkan kesesuaian dengan tema perancangan yaitu Movement In History dengan integrasi nilai-nilai Islam. Pada penerapan perancangan Movement in History diterapkan dalam combined metaphora yang secara visual atau tangible metaphora diterapkan dengan menggunakan objek dari masa pergerakan sejarah Tuban yang dimetaforakan berupa karakteristik bentuk bangunan yang khas yang menjadi ciri masa tersebut sedangkan secara nilai mengambil dari sifat sejarah yang bersifat menyebar, pertumbuhan, kejayaan, kekokohan dll. Konsep perancangan pada pembahasan kali ini diperoleh dari karakteristik dari setiap masa sejarah dengan mengambil nilai bangunan, sosial masyarakat dan budaya. Dari aspek tersebut maka diperoleh beberapa poin penting yang akan digunakan sebagai dasar perancangan, diantaranya akan dijelaskan pada pembahasan di bawah ini : 1) Abadi 2) Unik 3) Penting 4) Objek/dimensi waktu yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. FAUZI EL AZHARI 07660046 170

5) Berdasarkan urutan atau kronologis. Dari point diatas selanjutnya diterapkan dalam sebuah perancangan Museum Kambang Putih Tuban dengan penerapan karakter khas yang dimiliki dari masingmasing masa sejarah. karakteristik ini menggunakan perjalanan sebuah kota Tuban dalam menentukan jatidirinya dengan mengambil nilai-nilai bangunan, sosial masyarakat dan budaya. Dalam waktu peralihan dari masa ke masa tersebut bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan objek perancangan Museum yang bersifat dinamis dari segi koleksi maupun pergerakan dalam tata ruang pamer yang sesuai fungsinya. berikut ini merupakan skema dalam perancangan Museum Kambang Putih Tuban: FAUZI EL AZHARI 07660046 171

TUBAN Movement In History MASA LAMPAU MASA KINI MASA DATANG Integrasi Islami MAKNA: Perkembangan, Kejayaan, Menyebarkan History Abadi Peristiwa tersebut tidak berubah-ubah. Sebuah peristiwa yang sudah terjadi dan tidak akan berubah ataupun diubah. Intagible Metaphore : -Bermakna pelestarian benda-benda sejarah masa dahulu -Inspirasi perjuangan/kehidupan secara terus menerus. -Sebagai wadah untuk mengenang perjuangan masa lampau. Tangible Metaphore :- Menerapkan bentuk-bentuk yang masih menjadi karakter kota Tuban. - Bentuk-bentuk yang kokoh Unik Peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang jika ingin diulang tidak akan sama persis. Intagible Metaphore : - Bermakna kekuatan sebuah karakter/jatidiri. - Inspirasi perjuangan/kehidupan secara terus menerus. Tangible Metaphore : - Bentukan yang menjadi pembeda/focal point. Penting Peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai arti bagi seseorang bahkan dapat pula menentukan kehidupan orang banyak. Intagible Metaphore :-Bermakna penghargaan terhadap nilai-nilai luhur sang pencipta. - Inspirasi perjuangan/kehidupan secara terus menerus. - Bermakna nilai loyalitas, kesetiaan Tangible Metaphore :- Menerapkan bentuk-bentuk yang masih menjadi karakter pembentuk kota Tuban. Objek/Dimensi Waktu Intagible Metaphore :- Adanya sebuah makna perkembangan dalam mengapai tujuan. Tangible Metaphore : -Bentukan yang dinamis,atraktif Berurutan /Kronologis Intagible Metaphore : - Adanya sebuah makna perkembangan dalam mengapai tujuan. Tangible Metaphore : - berpola searah,linier,bentukan yang berkesinambungan. KONSEP PERANCANGAN Museum Kambang Putih Gambar 5.1 Skema Konsep Perancangan Movement in History Sumber : Sintesa Penulis (2010) FAUZI EL AZHARI 07660046 172

Dari bagan diatas menunjukkan bahwa terdapat korelasi diantara satu dengan lainya, Skema tersebut terangkum kedalam sebuah perwujudan nilai Movement In History yang terintergrasi dengan nilai-nilai islami. Perwujudan tersebut dijadikan konsep dasar dari perancangan Museum Kambang Putih Tuban. 5.1.1. Konsep Dasar Perancangan Tema Movement in History Konsep yang digunakan dalam perancangan Museum Kambang Putih Tuban yaitu Movement in History yang diklasifikasikan dalam pembagian masa sejarah menjadi 3 bagian yaitu masa dahulu, masa kini dan masa akan datang sehingga memunculkan bentuk-bentuk abstrak (metafora) yang diambil dari penggabungan unsur bangunan, budaya, sosial dan agama. Dalam konsep ini memberikan penjelasan secara makna dan visual untuk memberikan batasan penerapan tema metafora dalam konsep perancangan. Dalam batasan ini movement in history digolongkan menjadi 3 bagian yaitu masa dahulu, masa kini dan masa yang akan datang. Tabel 5.1 Sifat-sifat Movement dalam Karakter No Klasifikasi Movemet Karakter Khusus Keterangan Makna DINAMIS 1. Masa Abadi -Kejayaan. Dahulu Unik -Kekokohan. 2. Masa Kini Penting Objek -Tekad -Perjuangan. FAUZI EL AZHARI 07660046 173

3. Masa Akan Datang urutan/kronologis. -Perkembangan. -Menyebarkan. -Mengenang. -Futuristik. -Teknologi. Sumber : hasil analisis Penerapan tema Movement in history dalam wujud fisik menggunakan konsep tiga masa sejarah yang didalamnya terdapan unsur nilai bangunan, sosial masyarakat serta budaya yang didalamnya terdapat sebuah sudut pandang sejarah berupa karakter abadi, unik, penting, berdimensi waktu serta mempunyai kronologis/urutan. Penerapan Konsep Movement in History dalam 3 Klasifikasi Masa Sejarah: KRONOLOGIS MASA SEJARAH MASA KINI MASA AKAN DATANG DINAMISM DINAMIS MASA DAHULU DINAMIS Gambar 5.2 Konsep Movement in History 5.1.2. Penerapan Konsep Movement in History dalam Perancangan Konsep Movement in History yaitu terkait dengan konsep-konsep yang diterapkan pada tapak dan bangunan secara detail (lebih khusus). Konsep ini melihat dari analisa-analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya, kemudian diterapkan menjadi konsep yang sesuai dengan tema dan objek. FAUZI EL AZHARI 07660046 174

5.1.2.1. Konsep Tapak 1. Konsep aksesibilitas Konsep aksesibilitas tapak direncanakan dengan dua pencapaian, yaitu melalui main entrance yang dapat dicapai melalui pedestrian sebagai sirkulasi pejalan kaki dan area parkir sebagai sirkulasi kendaraan yang lebih menekankan pada nilai unik karena karakter masing-masing sirkulasi yang berkarakter berbeda, serta dengan perwujudan konsep Movement dalam kaitan sesuatu yang penting karena merupakan pencapaian menuju sebuah kronologis/urutan dalam sejarah. KONSEP Aksesibilitas Sirkulasi satu arah sebagai sebuah kronologis/urutan mencapai sesuatu serta nilai pemfokusan pada sebuah tujuan. Jln. RE Martadinata Jalan Kolektor C Jln. TeUku Umar Gerbang Penanda A SII Pertigaan KONDISI EKSISTING B Selasar sebagai sirkulasi pencapaian menuju bangunan utama sebagai nilai perjuangan/tekad. Gambar 5.3. konsep Aksesibilitas Sumber : Hasil Analisis 2010 Konsep aksesibilitas ini dengan penerapan antara lain: Memakai pintu akses satu jalur dan memberi jalur lambat kendaraan sebagai penerapan dari adanya nilai penting dan unik serta urutan yang bisa mumunculkan sebuah fase dari masa-kemasa sejarah. FAUZI EL AZHARI 07660046 175

Alternatif akses main entrance dengan adanya gerbang yang mencirikan sebuah penanda dengan nilai unik yang diterapkan dengan adanya nilai vokal point. 2. Konsep Matahari Dari hasil analisis matahari yang telah dilakukan, maka konsep yang digunakan dalam perancangan Museum Kambang Putih Tuban ini adalah : KONSEP Matahari Kolam sebagai Kolam sebagai perwujudan perwujudan untuk mengenang kota Pelabuhan Tuban di masa dahulu sebagai kota pelabuhan. Overhang dengan bentukan dinamis dan unik dari sejarah dari bentukan daun lontar khas Tuban Massa Bangunan membentpeuk pola melingkar sebagai perwujudan peralihan masa Kisi-kisi dan teras dinamis Open Penataan space taman tanaman berpola lengkung linier sebagai perwujudan sifat sejarah yang dinamis Gambar 5.4. konsep Matahari Sumber : Hasil Analisis 2010 Konsep untuk mengatasi sinar matahari antara lain: Penataan massa bangunan disusun pola memusat dan melingkar dimana dengan penataan tersebut matahari dapat merata ke seluruh blok blok FAUZI EL AZHARI 07660046 176

massa bangunan dengan penerapan adanya sebuah peraliahan dan pentingnya suatu ilmu yang berupa sejarah. Dengan mengatur peletakan vegetasi sebagai penghalang dan pemberian cadangan oksigen. Vegetasi disesuaikan dengan tata letak bangunan dan tapak karena berpengaruh pada kondisi fisik bangunan. Sehingga bisa mengurangi sinar yang kurang baik pada waktu tertentu sebagai perwujudan nilai lokalitas sejarah Tuban sebagai kota pelabuhan. Dengan mengatur luasan sosoran/overhang, serta luasan bukaan jendela sehingga bisa mengurangi intensitas atau mengatur seberapa besar kebutuhan cahaya yang dipakai dengan menerapkan bentukan daun lontar khas Tuban dengan nilai keunikan. Dengan memberi teras/open space sebagai area penetral bayangan yang jatuh dan tertutupi oleh bangunan lain, selain itu teras sebagai area penyinaran, agar bayangan tidak langsung masuk ruangan sebagai penerapan nilai penyebaran sebuah peninggalan sejarah. 3. Konsep Angin Dari hasil analisis angin sirkulasi udara yang telah dilakukan, maka konsep yang digunakan dalam perancangan ini adalah : Penataan masa didesain secara melingkar untuk menghindari angin yang kencang diantara masa bangunan serta perletakan vegetasi pada arah datangnya angin untuk membelokkan angin yang terlalu kencang sebagai nilai menyebarkan. FAUZI EL AZHARI 07660046 177

KONSEP ANGIN Jarak antar bangunan yang tidak rapat sebagai perwujudan adanya batasan setiap masa sejarah. Vegetasi pola linier melengkung sebagai perwujudan sifat sejarah yang dinamis. SSI II T EE SSeemm Gambar 5.5. konsep Angin Sumber : Hasil Analisis 2010 4. Konsep Kebisingan Dari hasil analisis kebisingan yang telah dilakukan, maka konsep yang digunakan dalam perancangan ini adalah : Memberi jarak bangunan dari sumber-sumber kebisingan dengan penataan zoning dimana area publik yang paling berdekatan dengan sumber bising dan mengurangi kebisingan dengan pemberian area transisi yang memisahkan antara area publik dengan area privat sebagai perwujudan sebuah tabir/pembatas dalam sebuah masa sejarah. FAUZI EL AZHARI 07660046 178

KONSEP Kebisingan Taman Vegetasi sebagai barier Pagar Kombinasi Vegetasi ditata dengan pola linier sebagai perwujudan sebuah tabir penutup/pembatas. Pagar kombinasi dari bentukan bangunan masa majapahit dengan kombinasi masa modern. Gambar 5.6. konsep Kebisingan Sumber : Hasil Analisis 2010 Penempatan vegetasi yang diletakkan pada area kebisingan, mulai dari kebisingan yang rendah sampai kebisingan yang memiliki tingkatan paling tinggi sehingga kebisingan bisa diredamkan sebagai perwujudan dari peralihan masa sejarah yang selalu dinamis. Vegetasi difungsikan sebagai secara maksimal diantaranya digunakan sebagai estetika bangunan dengan perletakan tanaman-tanaman yang umumnya memiliki karakteristik berbungan dan memiliki keanekaragaman warna dan digunakan sebagai penghias taman ataupun jalut sirkulasi sebagai perwujudan sebuah nilai lokalitas. FAUZI EL AZHARI 07660046 179

KONSEP Kebisingan Pola penataan linier yang dinamis perwujudan sifat peralihan masa ke masa. Pola penataan memusat dan menyebar perwujudan tangible methafore dari sejarah berupa objek yang penting. Gambar 5.7. konsep kebisingan Sumber : Hasil Analisis 2010 Perwujudan kota pelabuhan dengan elemen kolam 5. Konsep Bentuk Konsep bentuk ditekankan pada pergerakan tiap massa sejarah yang memiliki karakter serta niali yang berbeda. Untuk pemenuhan tersebut, bentukanbentukan ruang didesain dengan pola mengambil bentukan pergerakan waktu yang dinamis dengan adanya element-element nilai dalam sejarah. Konsep bentuk perancangan ini yaitu: Bentuk dasar yang mengambil dari bentuk lingkaran dengan sebuah pendekatan kepada masa/waktu sejarah yang tertuang dalam lingkaran waktu yang di dalamnya terdapat rentetan atau peralihan sejarah yang diterapkan dalam tiap ruang yang mewadahi dengan menggunakan teknik gabungan superimposition (penambahan semua bentuk, dan tidak menghilangkan bentuk aslinya). FAUZI EL AZHARI 07660046 180

LAPORAN TUGAS AKHIR Masa Dahulu merupakan sebuah Kejayaan, dengan perwujudan bangunan masa majapahit yang dimodifikasi. Masa mendatang dengan kolom ekspose sebagai perwujudan sebuah harapan dan kekokohan Tuban sebagai Kota Pelabuhan. Gambar 5.8. Konsep Bentuk Bangunan KONSEP Bentuk Massa Bangunan dengan bentukan dinamis dari masa perpindahan sejarah Masa yang akan datang merupakan sebuah harapan. Masa Dahulu merupakan Kejayaan Masa Kini Merupakan Masa Perkembangan. Gambar 5.9. Konsep Bentuk Bangunan FAUZI EL AZHARI 07660046 181

6. Konsep Vegetasi Vegetasi yang digunakan pada konsep ini adalah vegetasi pengarah, peneduh, penghias, pelindung, kenyamanan. Dimana vegetasi ini memiliki fungsi yang berbeda pada tiap ruang aktifitas dan zona sebagai perwujudan sejarah berupa urutan/kronologis yang berdimensi sesuai dengan karakter fungsi masing masing serta nilai lokalitas. Vegetasi dengan tatanan pola linier sebagai perwujudan masa sejarah yang dinamis Gambar 5.10. Konsep Vegetasi Tapak KONSEP Vegetasi Vegetasi Pengarah dan perdu berupa pohon glodokan Vegetasi Pengarah berupa pohon palm Vegetasi Pengarah berupa pohon palm Tanaman Hias Penataan pola vegetasi linier dan melingkar sebagai perwujudan pealiahan masa sejarah serta sifat yang dinamis Tanaman Hias bambu Gambar 5.11 Konsep Vegetasi Tapak FAUZI EL AZHARI 07660046 182

Konsep pada vegetasi ini mengaplikasikan pergerakan masa sejarah dengan penataan pola vegetasi membentuk pola linier berupa nilai mengarahkan peralihan masa ke masa sebuah sejarah dan nilai intangible metaphore berupa menyebarkan. Serta penataan pola melengkung sebagai sebuah perwujudan adanya rentang masa sejarah yang bersifat dinamis. 7. Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi pada tapak mengaplikasikan Sistem satu arah untuk kendaraan sebagai perwujudan rentetan/kronologis masa sejarah, sedangkan untuk pejalan kaki menggunakan trotoar sebagai sirkulasi untuk mengurangi kemacetan dan syarat dalam sirkulasi jalan. Selasar sebagai penunjuk jalan, peneduh dari panas dan hujan sebagai perwujudan adanya peralihan/penghubung. Pembedaan antara sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan yaitu, pejalan kaki normal menggunakan perkerasan dan apabila ada peninggian sirkulasi maka menggunakan tangga sebagai penghubungnya sebagai perwujudan nilai peralihan masa sejarah. FAUZI EL AZHARI 07660046 183

LAPORAN TUGAS AKHIR KONSEP Sirkulasi Sistem satu arah KELUAR Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pejalan Kaki dinamis Selasar Selasar sebagai Pencapaian Parkir yang mudah dijangkau MASUK Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 5.12. Konsep Sirkulasi 8. Konsep Zoning Konsep pada zoning ini terdiri dari 2 konsep utama yaitu mengaplikasikan pergerakan masa sejarah dan nilai intangible metaphore berupa menyebarkan. Mengaplikasikan masa sejarah pada konsep zona 1. Masa Dahulu sebagai sejarah awal, dimana berawal dari kerajaaankerajaaan jawa pada abad ke-14. Dan zona ini memiliki karakter jawa. Dimana masyarakat jawa lebih memiliki karakter halus, dalam pengaplikasian kedalam tapak menggunakan material dan unsur-unsur halus. 2. Masa kini sebagai kenangan sejarah masa dahulu yang merupakan sebuah pertumbuhan dan perkembangan dari zaman dahulu. 3. Masa mendatang sebagai harapan/cita-cita. FAUZI EL AZHARI 07660046 184

KONSEP Zoning MASA KINI EXIT MASA AKAN DATANG Zona Parkir MASA DAHULU ENTRANCE TAMAN Gambar 5.13. Konsep Zoning Tapak 5.1.2.2. Konsep Ruang Ruang luar Konsep ruang luar mengambil unsur- unsur sejarah berupa nilai bangunan dari bangunan pesisir dengan kombinasi masa kejayaan majapahit ditunjukan untuk memperkuat ciri khas Tuban masa lampau. Sebagai sarana penunjang pejalan kaki, maka dirancang selasar sebagai pelindung dari sinar matahari dan hujan, dengan mengambil bentuk bangunan anjungan yang memiliki nilai sebuah kejayaan. Ruang dalam Konsep ruang dalam terpenting pada perancangan Museum Kambang Putih Tuban meliputi ruang pamer dan ruang pertunjukan, kedua ruang tersebut lebih dominan pada karakter interior dan sirkulasi pada interior. a. Ruang pamer o Interior ruang pamer - Garis yang berkaitan dengan dinamisasi peralihan sejarah. FAUZI EL AZHARI 07660046 185

- Bentuk, yang dimasukkan dalam unsur interior adalah bentukbentuk ekspose sebagai nilai kekokohan masa sejarah Tuban sebagai Kota Pelabuhan. - Motif yang digunakan motif-motif batik gedog khas Tuban sebagai inspirasi bentuk/pola ornament dinding. - Warna yang sangat berperan dalam pembentukan suasana ruang galeri, dimana melalui warna dapat mengekspresikan karakteristik tiap ruang dan memberikan kenyaman bagi pengunjung. Warna yang dipakai dalam interior bangunan museum ini diambil dari karakter batik pesisir yang cerah. KONSEP Ruang Batik Khas Tuban yang cerah sebagai aksen Batik diterapakan sebagai motif dinding Struktur ekspose perwujudan dari bangunan pesisir. Gambar 5.14. Konsep Ruang 5.1.2.3. Konsep Utilitas a. Sistem Penyediaan Air Bersih Konsep sistem penyediaan air bersih pada bangunan Museum Kambang Putih dipisah antara kebutuhan primer dan sekunder, kebutuhan primer FAUZI EL AZHARI 07660046 186

sebagai air minum, kamar mandi dan pemadam kebakaran, sedangkan kebutuhan sekunder yaitu kolam air pada taman dan interior. Sistem tersebut dipisahkan agar tidak mengganggu kebutuhan air sehari-hari pada fasilitas lainnya. Untuk mencukupinya maka digunakan sistem tangki air bawah tanah dan tangki air di luar bangunan. Penyediaan air bersih bersumber dari PDAM dan sumur. Tangki atap POMPA DISTRIBUSI KOLAM AIR POMPA PDAM SUMUR TANGKI BAWAH FASILITAS LAINNYA KEBAKARAN Gambar 5.15. Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih Bersumber dari PDAM dan Sumur KONSEP Utilitas Pusat Pengontrol Air Gambar 5.16. Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih Bersumber dari PDAM FAUZI EL AZHARI 07660046 187

b. Sistem Pembuangan air Kotor Sistem pembuangan air kotor terbagi menjadi dua yaitu pembuangan air kotor kamar mandi dan pembuangan air hujan. Pembuangan air kotor kamar mandi menggunakan septic tank menuju sumur resapan, dan air hujan menuju selokan (gorong-gorong). Sistem pembuangan air kamar mandi menggunakan septic tank tanam dan septic tank fabrikasi. Berikut adalah alur pembuangan air kotor pada kamar mandi dan air hujan. KM/WC Septic tank Wastafel Bak Penampungan Bak P Bak resapan Air Hujan Bak kontrol AKHIR Kolam Taman KONSEP Utilitas Gambar 5.17. Konsep Sistem Drainase Bak Kontrol Air Kotor Gambar 5.18. Konsep SPAK Septic tank FAUZI EL AZHARI 07660046 188

c. Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah pada bangunan menggunakan tempat sampah yang diletakkan pada titik tertentu kemudian diangkut oleh truk sampah menuju tempat pembuangan sampah. Cleaning service Truk sampah sampah Bak/shaft sampah TPS TPA Gambar 5.19. Konsep Sistem Pembuangan Sampah KONSEP Utilitas Pusat Bak Sampah Truk sampah d. Sistem Jaringan Listrik Gambar 5.20. Konsep Sistem Pembuangan Sampah Penggunaan energi listrik pada bangunan Museum Kambang Putih Tuban berasal dari PLN dan generator untuk mendukung supply listrik apabila terjadi pemadaman atau kekurangan energi. FAUZI EL AZHARI 07660046 189

PLN ATS Saluran distribusi utama Panel sub distribusi Genset distribusi Gambar 5.21. Skema konsep Jaringan Listrik e. Pemadam kebakaran Sistem pencegah kebakaran pada bangunan Museum Kambang Putih ini adalah fire alarm protection, pencegahan (portable estinguiser, fire hydrant, sprinkler), dan usaha evakuasi berupa penempaan fire escaping berupa tangga darurat, Halon gas, Fire damper, Smoke and Heating Ventilating, Pompa hydrant sprinkler kebakaran Detektor asap Fire alarm PMK Gambar 5.22. Konsep Sistem Pemadam Kebakaran 5.2. Kesimpulan Konsep Perancangan Kesimpulan dari semua konsep yang dilakukan menghasikan suatu batasan dan acuan konsep yang akan dirancang nantinya. Kesesuaian tema dan konsep dipadukan dalam bentukan abstrak/makna serta metafora peralihan masa ke masa dalam wujud nyatanya. FAUZI EL AZHARI 07660046 190

Gambar 5.23. Penerapan Konsep Movement in History Konsep tatanan massa dan bentuk mengaplikasikan tema dan konsep movement in history, dengan penerapan secara fisik pada bentuk sirkulasi utama bangunan dalam tapak membentuk sebuah peralihan dari masa ke masa sejarah yang ditunjukkan dengan perbedaan karakteristik dalam tiga masa sejarah yaitu masa dahulu, masa kini dan masa akan datang sehingga memunculkan bentukbentuk abstrak (metafora) dengan mengambil nilai unik, penting, kronologis serta dimensi/objek yang bersifat dinamis. Gambar 5.24. Konsep Penanda Bangunan FAUZI EL AZHARI 07660046 191