BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. sosial, manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersamasama

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat pedesaan, tetapi bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. tinggi penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh (Sulaeman,

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi serta dilaksanakan seirama dan serasi dengan kemajuan-kemajuan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan uraian di atas bahwa perikatan ada dua macam, yaitu perikatan yang

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (STUDI KASUS DI PT. CITRA MANDIRI MULTI FINANCE SEMARANG) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

SKRIPSI PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR ( STUDI KASUS DI DEALER ASLI MOTOR KLATEN )

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu tuntutan sekaligus persyaratan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. juta Unit 2 Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Jumat 05 Desember 2014, Penjulan Mobil Cetak.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan diinginkannya. Disamping sifat sifat di atas

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa dapat menutupi semua kebutuhan mereka, termasuk kebutuhan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017. TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DALAM PERJANJIAN SEWA-BELI KENDARAAN BERMOTOR 1 Oleh : Febrian Valentino Musak 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai berbagai macam kebutuhan guna menunjang kelangsungan hidupnya. Seiring dengan perkembangan pola pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang diinginkannya. Untuk memenuhi kebutuhannya, sebagai mahkluk sosial maka manusia tidak bisa dipisah-pisahkan dengan manusia lain. Selain itu, dalam memenuhi kebutuhannya pula sering terdapat konflik antara manusia satu dengan manusia yang lain, sehingga perlu dibuat pranata yang dapat mengatur dan mengelola hubungan manusia satu dengan manusia lainnya sekaligus pengaturan penyelesaian konflik yang ditimbulkannya akibat pemenuhan kebutuhan manusia tersebut. Salah satu pemenuhan kebutuhan manusia modern saat ini adalah dibidang transportasi. Dahulu manusia bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya hanya menggunakan sarana transportasi seadanya, namun kini alat transportasi pun kian hari kian canggih. Semakin canggihnya alat transportasi membuat manusia semakin mudah dan semakin cepat untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, baik melalui darat, laut maupun udara. salah satu transportasi melalui darat adalah dengan menggunakan kendaraan roda empat. Roda Empat menjadi praktis dan ekonomis karena bisa memuat dan ditumpangi banyak orang maupun barang, sehingga memungkinkan dilakukannya efisiensi di segala bidang. 1

2 Saat ini untuk mendapatkan dan memiliki kendaraan roda empat (mobil) tidaklah mudah, karena harus mempunyai uang yang relatif mahal dan besar. Perusahaan yang memproduksi kendaraan roda empat (mobil) pun tingkat pendapatan dan keuntungan pun akan turun drastis apabila mekanisme penjualan mobil harus secara tunai. Konsumen hanya terbatas pada kalangan tertentu saja. Untuk menjembatani hal tersebut, maka dipilihlah sistem kredit kendaraan bermotor roda empat (mobil) agar penjualan kendaraan roda empat kepada konsumen bisa naik secara signifikan. Konsumen yang mempunyai keuangan terbatas, namun mempunyai animo yang sangat tinggi untuk memiliki kendaraan roda empat (mobil) guna menunjang usaha dan kepentingannya merasa terbantu dan diringankan dengan mekanisme pembelian kendaraan roda empat dengan sistem kredit. Perusahaan pun tidak gegabah dalam memberikan persetujuan untuk menjual dengan sistem kredit kepada konsumen tertentu, ada beberapa pertimbangan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh konsumen. Perusahaan harus mempunyai tingkat kehatihatian yang sangat tinggi terhadap calon konsumen yang akan membeli mobil dengan memilih sistem kredit. Kalau seandainya sampai salah dan tidak hati-hati, maka di lapangan seringkali terjadi kredit macet, dan konsumen (debitur) lalai sekaligus tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya, yaitu membayar/mengangsur pembayaran mobil secara kredit dan berkala. Dalam praktek, seringkali, pembeli/konsumen tidak melakukan pembayaran sebagaimana mestinya, tidak tepat waktu, dan susah ditagih-tagihnya, sehingga bisa dikatakan konsumen telah wanprestasi/ingkar janji. Mengingat

3 kendaraan roda empat (mobil) adalah benda bergerak, yang bisa dipindahpindahkan dalam waktu yang relatif cepat, maka apabila terjadi kredit macet yang dilakukan oleh konsumen, perusahaan cenderung mengalami kesulitan dalam hal penagihan maupun penarikan terhadap mobil tersebut, karena mobil sudah berpindah ke tempat yang tidak jelas rimbanya. Perjanjian kredit hendaknya dibuat secara tertulis karena dengan bentuknya yang tertulis akan lebih mudah untuk dipergunakan sebagai bukti apabila dikemudian hari ada hal-hal yang tidak diinginkan. Di dalam hukum perdata, bukti tertulis merupakan bukti utama. Dengan dituangkannya perjanjian ke dalam bentuk tertulis, maka masing-masing pihak akan mendapat kepastian hukum terhadap perjanjian yang dibuatnya. Apabila di dalam hubungan perutangan debitur tidak memenuhi prestasi secara suka rela, kreditur mempunyai hak untuk menuntut pemenuhan piutangnya bila hutang tersebut sudah dapat ditagih, yaitu terhadap harta kekayaan debitur yang dipakai sebagai jaminan. Hak pemenuhan dari kreditur itu dilakukan dengan cara menjual benda-benda jaminan dari debitur, yang kemudian hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk memenuhi hutang debitur. Pada perjanjian sewa beli kendaraan bermotor roda empat tersebut pihak yang disebut sebagai si penyewa beli memiliki kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan apa yang telah menjadi kesepakatan dalam perjanjian tersebut, yaitu si penyewa beli harus membayar angsuran tiap bulannya sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan. Tetapi terkadang si penyewa beli sering melakukan tindakan diluar ketentuan dalam perjanjian tersebut seperti

4 terlambatnya pembayaran angsuran yang telah ditentukan tiap bulannya. Hal semacam ini disebut sebagai wanprestasi dimana salah satu pihak yaitu si penyewa beli tidak melakukan prestasi sebagaimana seharusnya yang dilakukan terhadap pihak yang menyewabelikan kendaraan tersebut. Keterlambatan pembayaran angsuran tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro seperti naiknya harga BBM, tingginya harga bahan pokok, sehingga menurunnya daya bayar konsumen, tetapi juga dipengaruhi oleh antara lain, (1) masyarakat (konsumen) belum memahami transaksi perjanjian sewa beli dengan benar. (2) Lemahnya penerapan prinsip mengenal nasabah. (3) Kesengajaan melakukan fraud. Ketidakpahaman masyarakat dalam transaksi perjanjian sewa beli, sering kali juga menyebabkan dealer terjebak oleh wanprestasi yang berupa keterlambatan pembayaran angsuran itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengajukan judul penulisan hukum sebagai berikut Penyelesaian Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Roda Empat Di Dealer Sumber Baru Motor Junior Yogyakarta. Berdasarkan keterangan dan penjelasan dalam pendahuluan di atas, maka perumusan permasalahannya yaitu bagaimanakah Penyelesaian Keterlambatan Pembayaran Angsuran Dalam Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Roda Empat Di Dealer Sumber Baru Junior Motor Yogyakarta? Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

5 1. Tujuan Obyektif Untuk mengetahui bagaimanakah Penyelesaian Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Roda Empat Di Dealer Sumber Baru Motor Junior Yogyakarta? 2. Tujuan Subyektif a. Untuk memperoleh data atau bahan guna penyusunan penulisan hukum sebagai syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka ikut menyelesaikan permasalahan hukum yang timbul terkait keterlambatan pembayaran angsuran pada kendaraan bermotor roda empat khususnya di Dealer Sumber Baru Motor Junior Yogyakarta dan umumnya ikut membantu masyarakat yang mempunyai persoalan hukum yang serupa. Dalam penelitian ini mempunyai 2 (dua) kegunaan, yaitu : 1. Kegunaan Teoritis Untuk mengamalkan dan melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu penelitian. Secara teoritis yaitu sebagai pengembangan ilmu perjanjian yang dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. 2. Kegunaan Praktis Untuk menambah wawasan pengetahuan hukum dalam hal penyelesaian keterlambatan pembayaran angsuran pada kendaraan roda empat yang ada di Dealer Sumber Baru Motor Junior Yogyakarta khususnya dan

6 sekaligus dapat menjadi bahan pelajaran bagi semua pihak yang mempunyai persoalan wanprestasi yang berupa keterlambatan pembayaran angsuran, sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan pertimbangan bagi para pihak untuk menyelesaikan persoalan keterlambatan apembayaran angsuran. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : 1. Memberikan pedoman terhadap masyarakat umum dalam menyelesaikan persoalan keterlambatan pembayaran angsuran pada kendaraan bermotor roda empat. 2. Menambah wawasan keilmuan di bidang hukum, khususnya pengembangan hukum perdata.