BAB IV METODELOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan maupun di Bursa Efek Indonesia (BEI). yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekuder. Sementara itu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

3. METODE. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang telah dikumpulkan, disusun, kemudian dilakukan perhitungan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Transkripsi:

BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4. 1 4.1.1 Jenis dan Teknik Analisis Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik desk research dan pengolahan data menggunakn E-views 8. 4.1.2 Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan tahapan analisis dengan melakukan uji lolos kendala linier atau yang disebut dengan uji asumsi klasik. Untuk melihat apakah model regresi berganda layak atau tidak digunakan dalam penelitian ini. Juga melakukan uji hipotesis yaitu analisis regresi linier berganda, yang harus memenuhi kriteria yaitu, uji R 2, uji F dan Uji T. 4. 2 Model Penelitian berikut: Penelitian ini akan menggunakan model regresi linear berganda sebagai Υ = α +β 1 1 + β 2 2 + β 3 3 + β 4 β 4 + β 5 5 + e Keterrangan: Υ = Return On Asset 38

39 α β X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 = Intersep = Koefisien Regresi dari masing-masing model = Current Ratio = Total Asset Turnover = Debt to Asset Ratio = Sales = Size 4. 3 Operasional Variabel Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti perlu diberi batasan-batasan sebagai berikut: (1). Variabel Independen ( X ) Variabel independen yaitu variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel variabel lain, bahkan variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalan Current Asset, Total Asset Turnover, Debt to Asset Ratio, Sales dan Size. (2). Variabel Dependen ( Y ) Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau yang menjadikan akibat karena adanya variabel bebas, yaitu Return On Asset

40 (ROA). Lebih jelas lagi mengenai operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Berdasarkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dapat diuraikan dalam berbagai variabel operasional yang didefinisikan sebagai berikut: 1). Return On Asset (ROA) ROA merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk untuk mengukur tingkat pengembalian aset. 2). CR ( Current Ratio ) Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 3). TATO (Total Asset Turnover) Total Asset Turnover menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena penggunaan aktiva yang efektif dalam menghasilkan penjualan, sehingga dapat dikatakan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi dan demikian kinerja keuangan semakin baik. 4). DAR (Debt To Asset Ratio) Debt to Asset Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total utang (total debt) berdasarkan total aset (total asset). Satuannya adalah persen (%) dengan ukuran variabel yang digunakan adalah total utang dan total asset. Pada setiap laporan keuangan didalam ICMD 2005-2007 sudah

41 mencantumkan DAR, apabila nilai DAR tidak dicantumkan maka variabel DAR dihitung dengan membagi jumlah total utang dengan total asset. 5). Sales (Penjualan) Sales (penjualan) memiliki peranan yang penting dalam manajemen modal kerja. Menunjukkan aktivitas penjualan yang diukur dari penjualan bersih (net sales) dari perusahaan. Untuk mengetahui seberapa besar penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan didapatkan. 6). Size (Ukuran Perusahaan) Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki. Untuk mempermudah pembahasan operasional pada masing masing variabel penelitian diatas, dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel IV.1 Definisi Variabel Operasional Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala minkan struktur modal perusahaan Sales Sales menunjukkan aktivitas penjualan yang diukur dari penjualan bersih LnSales dengan Ln (Net Sales) dari perusahaan Return On Asset Current Ratio Total Asset Debt to Asset Rasio antara Net Income After Tax Perbandingan antara aktiva lancar Perbandingan antara penjualan dengan Perbandingan antara total hutang Net Income Afer Tax Current Asset Penjualan Total Debt (ROA) Turnover Ratio (NIAT) Terhadap Total Asset dengan hutang lancar total aktiva dengan total modal sendiri yang mencer- Total Asset Current Liability Total Aktiva Total Aktiva x 100% x 100% x 100% Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Size Diukur dengan natural logaritma dari total aset. LnAsset Rasio

42 4. 4 Metode Analisis Penelitian ini akan menggunakan metode regresi linear berganda, yaitu regresi yang menggunakan lebih dari 1 variabel independen. Adapun untuk melakukan metode ini, penulis melakukan beberapa pengujian untuk mendapatkan model penelitian yang terbaik. Pengujian itu antara lain: uji normalitas, uji asumsi klasik (uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas), dan uji hipotesis. 4.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah residual sebuah model yang dihasilkan dari persamaan regresi telah terdistribusi normal. Uji signifikansi pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen melalui uji t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Metode itu antara lain melalui histogram dan uji yang dikembangkan oleh Jarque Bera. a. Histogram Residual Histogram merupakan metode sederhana yang bisa digunakan untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak. Jika histogram residual mempunyai grafik simetris, maka bisa dikatakan bahwa residual mempunyai pola distribusi normal berbentuk seperti lonceng. Apabila grafik histogram tersebut dibagi dua dan mempunyai bagian yang sama maka residual telah terdistribusi normal. b. Uji Jarque-Bera

43 Uji normalitas secara formal bisa dilakukan dengan Uji Jarque-Bera. Uji statistik Jarque-Bera ini menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. Adapun formula uji statistik Jarque-Bera adalah sebagai berikut: Keterangan: S = Koefisien Skewness K = Koefisien Kurtosis JB = n [ S2 6 (k 3)2 + ] 24 Jika suatu variabel didistribusikan secara normal, maka nilai koefisien S=0 dan K=3. Maka residual akan dinyatakan terdistribusi normal ketika nilai statistik Jarque-Bera sama dengan nol. Adapun hipotesis uji Jarque-Bera adalah sebagai berikut: H 0 : Data terdistribusi normal H 1 : Data tidak terdistribusi normal Tolak H 0 jika probabilita dari Jarque-Bera kurang dari tingkat signifikansi (Pvalue < α). Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan uji Jarque-Bera untuk melakukan uji normalitas terhadap residual dari model. 4.4.2 Pengujian Asumsi Klasik Metode ordinary least square dibangun berdasarkan asumsi-asumsi berikut ini: 1. Hubungan antara variabel dependen dan variabel independen adalah linear dalam parameter.

44 2. Variabel independen tidak stokastik. 3. Nilai harapan (expected value) atau rata-rata dari variabel gangguan (error) adalah nol, atau dapat dinyatakan: E(e i X i ) = 0 4. Varian dari variabel gangguan (error) adalah sama (homoskedastis), dapat dinyatakan dengan: Var(e i X i ) = σ 2 5. Tidak ada serial korelasi antara error dapat dinyatakan dengan: Cov(e i, e j X i, X j ) = 0 6. Variabel gangguan error terdistribusi normal e~n(0, σ 2 ) Asumsi 1 sampai dengan 5 dikenal dengan model linear klasik. Dengan memenuhi asums-asumsi diatas, maka model akan menghasilkan estimator yang bersifat BLUE (best linear unbiased estimator) yaitu estimator yang tidak bias, linear dan mempunyai varian yang minimum. Estimator dikatakan mempunyai sifat yang BLUE jika memenuhi kriteria sebagai berikut (Widarjono:2007): 1. Estimator adalah linear, yaitu linear terhadap variabel stokastik sebagai variabel independen. 2. Estimator tidak bias, yaitu nilai rata-rata atau nilai harapan sama dengan nilai sebenarnya. 3. Estimator mempunyai varian minimum. Estimator yang tidak bias dengan varian minimum tersebut estimator yang efisien. 4. Estimator tidak ada hubungan antara variabel bebas error term.

45 Pengujian terhadap asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah persamaaan regresi yang dihasilkan merupakan estimasi terbaik atau BLUE. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan pelanggaran terhadap asumsi klasik. Uji yang dilakukan adalah uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas. 4.4.2.1 Uji Heteroskedastisitasitas Pada asumsi ke empat disebutkan bahwa varian dari error adalah sama atau konstan. Asumsi ini disebut komoskedastis. Ketika varian dari error tidak konstan, maka akan terjadi heteroskedastisitas didalam error tersebut. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas terhadap model regresi adalah sebagai berikut: 1. Estimator yang dihasilkan akan tetap konsisten, namun estimator tersebut tidak lagi efisien. Artinya varian yang memiliki error lebih kecil dari estimator yang dihasilkan pada persamaan regresi yang mengandung heteroskedastisitas. 2. Estimator yang dihasilkan dari persamaan regresi yang memiliki sifat heteroskedastisitas tidak lagi akurat. Hal ini menyebabkan uji hipotesis yang dihasilkan dengan menggunakan standar eror ini menjadi tidak akurat. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model, bisa digunakan cara uji informal maupun uji formal. Uji informal untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan mendeteksi pola residual dari sebuah grafik. Jika residual mempunyai varian yang sama (homoskedastis) maka kita

46 tidak mempunyai pola yang pasti dari residual. Sebaliknya jika ada pola tertentu dalam residual, maka terdapat heteroskedastisitas. Cara uji formal dalam mendeteksi heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan metode uji White. Adapun langkah dalam melakukan uji White adalah sebagai berikut: 1. Estimator persamaan dengan melakukan regresi, dan dapat residualnya. Misalnya hasil regresi adalah sebagai berikut: 2. Selanjutnya lakukan regresi auxiliary: y t = β 1 + β 2 x 2t + β 3 x 3t + u t u t2 = α 1 + α 2 x 2t + α 3 x 3t + α 4 x 2 2t + α 5 x 2 3t + α 6 x 2t x 3t + u t 3. Merumuskan hipotesis pada uji White H 0 : Tidak ada heteroskedastisitas H 1 : Ada heteroskedastisitas Uji white didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan R 2 yang akan mengikuti pola chi-squares dengan degree of freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi auxiliary. Nilai hitung statistik chi-squares dapat dicari dengan formula: nr 2 = X df 4. Jika nilai dari chi-squares hitung lebih besar dari chi-squares kritis, dengan tingkat signifikansi tertentu (α) maka tolak H 0 atau artinya terdapat heteroskedastisitas dalam model. Adanya heteroskedastisitas atau tidak juga bisa dilihat dari probabilitas chi-squares lebih kecil dari tingkat signifikansi (α), maka tolak H 0 yang artinya ada heteroskedastisitas model.

47 Jika didalam suatu model terdapat masalah heteroskedastisitas, maka dapat diatasi dengan beberapa cara antara lain dengan metode Generalaized Least Squaare dan dengan metode White. Generalaized Least Squaare biasanya digunakan ketika varian dari variabel gangguan telah diketahui. Sedangkan metode White mengembangkan heteroskedasticity-corrected standar error. Software Eviews 8 telah menyediakan White untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas ini. 4.4.2.2 Uji Autokorelasi Model yang didalamnya terdapat autokorelasi berarti melanggar asumsi kelima, dimana asumsi tersebut menyatakan bahwa eror tidak berkorelasi antar satu observasi dengan observasi lainnya. Adanya korelasi antar eror menyebabkan timbulnya autokorelasi. Konsekuensi yang ditimbulkan karena adanya autokorelasi adalah: 1. Estimator yang dihasilkan konsisten, namun tidak efisien. Terdapat estimator lain yang memiliki varian yang lebih kecil dari estimator yang terdapat autokorelasi. 2. Standar eror yang dihasilkan yang memiliki eror yang berautokorelasi menjadi tidak lagi akurat. Hal ini menyebabkan uji hipotesis yang menggunakan standar eror ini menjadi tidak akurat. Cara mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu model dapat menggunakan uji Durbin Watson. Pengujian ini menguji autokorelasi pada order pertama (antara eror sekarang dan eror kebelakang). Pada intinya, rujukan angka D-W dilakukan

48 dengan membandingkan nilai d yang dihitung dengan nilai dl dan du dari tabel Durbin Watson. Aturannya adalah sebagai berikut: Hipotesis: H 0 : ρ 1 (tidak ada autokorelasi) H 0 : ρ = 1 (ada autokorelasi) 1. Bila d < dl, maka tolak H 0, artinya ada korelasi positif atau kecenderungan ρ = 1. 2. Bila dl d du, artinya tidak diketahui apakah model mengandung autokorelasi atau tidak. 3. Bila du < d < 4-du, maka gagal ditolak H 0 artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif. 4. Bila 4-du d 4-dl, artinya tidak ada keputusan. 5. 4-dl d 4 menolak H 0, artinya ada autokorelasi negatif. Tabel IV.2 Posisi Angka Durbin Watson Positive Autocorelation No Indecission No - Auto Corelation No Indecission No Indecission 0 dl Du 2 4 - du 4 dl 4 Sumber : Damodar N. Gujarati, Basic Econometrics (4 th Edition). 2003.

49 Dalam melakukan pengujian autokorelasi dengan uji Durbin Watson ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Harus ada intersep pada regresi 2. Variabel independen harus non-stochastic 3. Tidak ada lag dari dependen variabel pada regresi Jika dalam model terdapat autokorelasi, maka dapat dilakukan perbaikan, dengan batuan Eviews 8 yaitu dengan memilih Newey-West pada pilihan Heteroscedaticity consistent coefficient covariance. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan meregresikan variabel independen dengan autoregresif ordo 1 sampai p sehingga tidak ditemukan lagi autokorelasi. 4.4.2.3 Uji Multikolinearitas Istilah kolinearitas ganda diciptakan oleh Ragner Frish, yang artinya kondisi terdapat korelasi yang tinggi diantara dua atau lebih variabel bebas dalam model regresi. Dengan kata lain ada hubungan linear yang eksak/pasti diantara atau semua variabel bebas. Multikolinearitas hanya mungkin terjadi dalam regresi berganda. Apabila terjadi kolinearitas sempurna maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan (inteminate) dan standar erornya tak terhingga (infinite). Jika kolinearitas kurang sempurna walaupun koefisien regresi dari variabel bebas dapat ditentukan (determinate), tetapi standar erornya tinggi, yang berarti koefisien regresi tidak dapat diperkirakan dengan tingkat ketelitian yang

50 tinggi. Jadi, semakin kecil korelasi antara variabel bebasnya maka semakin baik model regresi yang akan diperoleh. Beberapa ciri bahwa suatu model memiliki penyakit multikolinearitas adalah (Nachrowi dan Usman, 2002): 1. Memiliki variansi dan standar eror yang besar 2. R 2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari uji t 3. Hasil taksiran dari koefisien terkadang tidak sesuai dengan substansi, sehingga menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan Salah satu teknik yang mudah untuk mendeteksi masalah multikolinearitas adalah dengan melihat korelasi antara kelima variabel bebas melalui tabel output Correlation Matrix pada program Eviews 8. Korelasi dikatakan kuat jika nilainya lebih besar dari 0,8 sehingga patut diduga bahwa antar variabel bebas telah terjadi multikolinearitas. Cara lain mendeteksi adanya multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor), yaitu dengan rumus sebagai berikut: VIF = 1 1 R 2 Keterangan: R 2 = Koefisien determinasi antar variabel bebas dengan variabel terikat. Apabila menggunakan α = 5% berarti nilai VIF harus kurang dari 5. Apabila nilai VIF lebih besar dari 5 (VIF 5) maka patut dicurigai adanya hubungan linear antar variabel bebas. Kolinearitas dianggap tidak ada jika VIF mendekati

51 angka 1, dan kolinearitas dianggap tinggi bila nilai VIF lebih besar dari 8 (VIF 8). 4.4.3 4.4.3.1 Uji Hipotesis Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependennya. Hipotesa untuk melakukan uji t pada penelitian adalah sebagai berikut: H 0 : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H 1 : Variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen Untuk mengetahui apakah H 0 ditolak atau gagal ditolak maka perlu dibandingkan antara nilai t-statistik dan nilai kritis, atau probabilita t-statistik (Pvalue) masing-masing variabel independen dengan alpha (α). Tolak H 0, jika t-statistik > t-kritis Atau tolak H 0, jika P-value < α Berdasarkan teori yang ada sebelumnya, maka hipotesis untuk masingmasing variabel independen adalah sebagai berikut: a. Hipotesis yang berkaitan dengan Current Ratio H 0 : β 1 0 H 1 : β 1 < 0 b. Hipotesis yang berkaitan dengan Total Asset Total Ratio H 0 : β 2 0 H 1 : β 2 < 0

52 c. Hipotesis yang berkaitan dengan Debt to Asset Ratio H 0 : β 3 0 H 1 : β 3 < 0 d. Hipotesis yang berkaitan dengan Sales H 0 : β 4 0 H 1 : β 4 < 0 e. Hipotesis yang berkaitan dengan Size H 0 : β 5 0 H 1 : β 5 < 0 4.4.3.2 Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Hipotesa untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: H 0 : Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. H 1 : Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah H 0 ditolak atau gagal ditolak maka perlu dibandingkan antara nilai F-statistik dan nilai F kritis, atau probabilita F-statistik (P-value) masing-masing variabel independen dengan alpha (α). Tolak H 0, jika F-statistik > F-kritis Atau tolak H 0, jika P-value < α

53 4.4.3.3 Uji R-Squared (R 2 ) R 2 dikenal dengan coefficient of determination atau coefficient of explanation. R 2 menjelaskan seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independennya dalam model. Nilai dari R 2 berada pada rentang 0 hingga 1. Semakin mendekati angka 1 maka model dapat dikatakan semakin baik, karena variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independennya. 4.4.3.4 Uji Adjusted R-squared Nilai adjusted R-squared tidak akan pernah melebihi R-squared, bahkan dapat turun jika kita masukkan suatu variabel yang tidak perlu ke dalam model. Adjusted R-squared mempunyai nilai antara 0 sampai 1. Semakin mendekati angka 1, maka model tersebut dikatakan semakin baik karena hal ini berarti bahwa variabel independen yang digunakan mampu menjelaskan hampir 100% dari variasi dalam variabel dependen.