DAGING Souvia Rahimah 19 November 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Karakteristik mutu daging

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

DAGING. Pengertian daging

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SOSIS (SAUSAGE)

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

PENGOLAHAN DAGING SOSIS. Materi 4 TATAP MUKA ke 4 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

Harryara Sitanggang

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Mutiara Nugraheni

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

Pengawetan pangan dengan pengeringan

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

PENGOLAHAN DAGING DAGING KURING/CURED MEAT. Materi 5a TATAP MUKA ke 5 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

Pengeringan Untuk Pengawetan

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

Mengenal Marinasi. Oleh Elvira Syamsir (Tulisan asli didalam Kulinologi Indonesia)

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

PROSES FERMENTASI DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP SIFAT KIMIA DENDENG SAPI IRIS DAN GILING. Oleh : Akram Hamidi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

TELUR ASIN PENDAHULUAN

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

PENGOLAHAN DAGING PENGEMPUKAN (TENDERISASI) Materi 7 TATAP MUKA KE-7 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, karena daging merupakan sumber protein

Berikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

PENGARUH SUBSTITUSI DAGING SAPI DENGAN KULIT CAKAR AYAM TERHADAP DAYA IKAT AIR (DIA), RENDEMEN DAN KADAR ABU BAKSO SKRIPSI. Oleh:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

MATA PELAJARAN : PRAKARYA SEMESTER : II Tema : Pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN

BABI PENDAHULUAN. Sosis merupakan produk olahan hewani dengan nilai g1z1 yang tinggi

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. karena rasanya lezat dan mengandung nilai gizi tinggi. (Sudarisman, 1996). Pramono (2002)

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING RESTRUKTURISASI (Restructured/Reformed Meat)

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

Nova Nurfauziawati Kelompok 11 A V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

Transkripsi:

DAGING Souvia Rahimah 19 November 2009

12.1.1 Pendahuluan Daging Umumnya sangat disukai Konsumsi hasil ternak ~ kemakmuran masyarakat Sebab : efisiensi produksi zat gizi

Bahan nabati % konveksi<100% Bahan hewani (pakan) (produk: daging, telur) Jagung ayam 2/1 Kedelai babi 4/1 Gaplek sapi 8/1 Dapat menyuplai zat gizi untuk Dapat menyuplai gizi untuk lebih lebih > orang <orang Kualitas zat gizi lebih rendah Kualitas zat gizi lebih tinggi Murah Mahal

Keuntungan Peternakan dan Hasil Ternak 1. Hasil ternak lebih bergizi 2. Mensuplai zat gizi untuk manusia Asam amino Vitamin Mineral 3. Ternak dapat mengubah limbah pertanian, pangan yang baik.

12.1.2 Daging atau Produk Daging Sumber 1. Sapi : 1.112 juta 2. Biri-biri : 1.050 juta 3. Babi : 605 juta 4. Kambing : 380 juta 5. Kerbau : 124 juta 6. Unggas : 3.300 juta

Definisi Daging dan produk daging : jaringan yang melekat pada rangka/skelet sapi, babi, biri-biri, dll, serta organ hewan seperti lidah, hati, jantung, ginjal, otak dll, yang berwarna merah. Ikan dan Unggas - daging yang melekat pada rangka ikan dan unggas beserta organ-organ seperti kepala, hati, ampela, jeroan, ceker, umumnya berwarna putih - menurut kebiasaan dibedakan dari daging merah hewan berkaki empat.

12.1.3 Pengawasan oleh Pemerintah 1. Grading daging (kualitas daging) 2. Inspeksi daging (keamanan daging)

Grading (Kualitas Daging) Alasan perlu grading; 1. Sifat daging sangat heterogen -karkas berbeda menurut: ukuran, jenis hewan, umur hewan danransum hewan. - potongan daging/ meat cut berbeda, tergantung: hasil potongan, keempukan, cita rasa, kehilangan saat pemasakan dan kualitas pada umumnya. 2. Untuk kepentingan pembeli wholesale dan retil.

Faktor-faktor grading 1. Umur hewan/ maturitas 2. Kontur daging 3. Jumlah lemak 4. Tk marbling lemak 5. Tekstur dan firmness 6. warna

Grade kualitas daging 1. Prime ~ paling mahal 2. Choice untuk toko retil dan konsumsi RT 3. Select 4. Standard untuk pengolahan 5. Commercial komersial : Hamburger, 6. Utility sosis. 7. Cutter 8. Canner

Grading Grade : -Tidak ada hubungan dengan nilai gizi (kecuali lemak besar atau kecil) - Terutama untuk perdagangan Pelaksanaan grading: -dilakukan di rumah potong -sekarang dapat diperkirakan sebelum hewan dipotong dengan penyinaran energi ultra-sonik.

Penyembelihan/Pemotongan Hewan Prosedur Rumah potong Modern: Pembersihan hewan Pembiusan (Stunning) -peluru tumpul -listrik * Alasan : agar hewan tidak merasa sakit. Berpengaruh terhadap sifat daging, sifat kimia otot dan kadar hormon darah. * Boleh tidak untuk ritual agama (Halal) -lorong berisi CO 2 Penggerekan hewan pada kaki belakang Penyembelihan dan pembuangan darah Pembuangan kulit, kaki dan jeroan Pemotongan karkas -setengah karkas -seperempat karkas (penyimpanan dingin 2 0 C dalam 36 jam)

Keadaan Hewan : Pra pemotongan hewan tidak boleh stress (cukup makan, minum dan istirahat) Bila stress kadar glikogen otot rendah, kadar asam laktat rendah. 1. Kerusakan daging oleh bakteri cepat. 2. Daging sapi : DFD= Dark, Firm, Dry Daging babi : PSE= Pale, Soft, Exudated

12.1.4 Struktur dan Komposisi daging Struktur daging Gambar 12.1 Struktur Otot Skelet Gambar 12.2 Diagram otot -penampakan memanjang -penampakan melintang Jaringan penunjang 1. Kolagen +air gelatin 2. Elastin +panas

Keempukan daging 1. Marbling : lemak diantara kumpulan lemak otot, didapatkan pada hewan yang cukup makan (Gambar 12.3). 2. Ukuran serat otot, makin kecil (hewan muda) makin empuk. 3. Pemasakan menaikkan keempukan -otot menciut ~ lebih keras -lemak lebur -kolagen tidak larut ~ gelatin larut

Komposisi daging Komposisi rata-rata : - 60% air - 21 % lemak - 18 % protein - 1,0 % abu Komposisi produk-produk hewani Tabel 12.1

12.1.5 Ageing Perubahan setelah Kematian/ Penyembelihan Penyembelihan/ kematian Beberapa jam Rigor mortis 2 hari : -otot lentur, lunak -glikogen dan ATP cukup : -otot kontraksi, keras -glikogen dan ATP menghilang Pasca rigor dan Aging/ripening : -otot mulai lentur, lunak karena aktivitas enzim proteolitik daging yang menguraikan jaringan penunjang dan serat otot. -daging memperoleh flavor dan tekstur yang diinginkan.

Ageing : penyimpanan karkas (dalam kondisi dan waktu tertentu) agar daging memperoleh karakteristik organoleptikyang diinginkan(warna, keempukan dan cita rasa) Kondisi ageing - umum : 2 0 C, 1-4 minggu, flavor terbaik setelah 2-4 minggu. karkas dibungkus untuk mencegah dehidrasi dan susut dan RH ruangan diatur. - cepat : 20 0 C, 48 jam masalah : karkas ditumbuhi bakteri berlendir. Dapat diatasi dengan lampu UV.

Aging Ageing tidak selalu dilakukan karena : a. Pertimbangan biaya b. Ingin Water Holding Capacity tinggi untuk pembuatan sosis, pembuatan baso. Pada pembekuan hot beef (pembekuan sebelum lepas rigor), WHC tetap tinggi.

12.1.6 Pengempukan Daging Metode pengempukan daging: 1. Ageing/penyimpanan dingin 2. Perlakuan-perlakuan khusus - menggantung karkas selama aging agar otot memanjang, serat otot lebih tipis sehingga daging lebih lunak. - pemukulan dan pemotongan daging - vibrasi ultrasonik pada potongan-potongan daging/meat cut.

3. Penambahan NaCl dan garam fosfat. - garam bersifat higroskopis, sehingga daging lebih berair - garam fosfat lebih efektif daripada NaCl - garam dapur dan garam fosfat sering dipakai pada daging cincang atau ikan untuk mengurangi drip dan pendarahan. 4. Penambahan enzim-enzim pengempuk antara lain: - bromelin (nenas) - ficin (buah ara) - tripsin (pakreas) - papain (pepaya)

cara: a. Taburkan pada permukaan daging, penetrasi lambat. b. Suntikkan ke pembuluh darah, ageing dapat lebih singkat. Enzim pengempuk bekerja sebelum pemasakan dan saat pemasakan sampai 82 0 C tercapai. 5. Stimulasi elektrik : 100-600 V, selama 1-2 menit, kira-kira 45 menit setelah penyembelihan. - menyebabkan kontraksi otot secara cepat. - efek : a. keempukan naik b. warna, tekstur dan cita rasa daging lebih baik. c. mempercepat ageing

12.1.7 Curing Daging Curing daging : proses pengolahan untuk mengubah daging sehingga memiliki daya tahan simpan, cita rasa, keempukan dan warna yang berbeda dari daging segar dengan pertolongan bahan curing. Diperoleh produk curing sangat berbeda dari daging segar. Contoh : sosis, corned beef, bacon, smoked beef, ham, dll

Tujuan curing daging: 1. Pengawetan daging (sudah dikenal 1500 SM). 2. Memproduksi produk-produk daging dengan citarasa khas. Bahan curing 1. NaCl = garam : - pengawet - pemberi citarasa 2. NaNO 3 dan NaNO 2 : - pengawet - aktivitas antibotulinum - fiksasi pigmen merah 3. Gula : - membantu menstabilkan warna - pemberi citarasa 4. Rempah-rempah : pemberi citarasa. NaNO 3 sekarang tidak boleh dipakai karena tidak berpengaruh terhadap warna produk daging dan saat curingdiubah dulu oleh aktivitas bakteri menjadi nitrit.

Cara-cara curing : 1. Dry cure :bahan-bahan curing (kering) ditaburkan pada permukaan daging lalu digosok/diremas. 2. Wet cure : perendaman daging pada larutan curing. 3. Larutan curing diinjeksi ke dalam daging. 4. Larutan curing dipompa ke dalam daging melalui pembuluh darah.

12.1.8 Pigmen Daging dan Perubahan-Perubahan Warna Daging. Reaksi perubahan-perubahan warna daging kompleks. Perubahan warna daging segar (Gambar 12.4) pigmen daging : - mioglobin suatu protein - merah hati - pada pemasakan menjadi coklat Perubahan warna pada produk curing daging (Gambar 12.5) - pigmen daging setelah curing = pemasakan tetap pink atau merah. -pigmen daging setelah curing : nitrosohemochrome ~ pink pada sosis ~ merah pada ham, bacon, smoked beef. Warna merah cerah daging bukan indikasi lebih bergizi dan lebih aman. Warna merah disukai konsumen.

Pengendalian dengan kemasan plastik: a. daging segar : plastik tembus O 2 agar mioglobin menjadi oksimioglobin. b. daging curing : plastik tidak tembus O 2 dan vakum untuk mencegah Nitric-Oxide Myoglobin (pink cerah) menjadi Nitric-Oxide Myoglobin (coklat) Daging segar dan curing akibat aktivitas mikroorganisme dapat mengalami diskolorasi : coklat, kuning, hijau.

12.1.9 Pengasapan Daging Tujuan : pengawetan ringan sekaligus untuk citarasanya. Cara-cara pengasapan : 1. Pengasapan dalam rumah/ruang asap : daging digantung diatas kayu/serpihan kayu yang dibakar, pada suhu 57 0 C selama 18-24 jam. Dengan cara ini suhu dalam daging mencapai 52 0 C. Bila daging tidak dimasak lagi sebelum dikonsumsi, suhu daging (babi) harus mencapai 58 0 C untuk mencegah trichinosis. 2. Asap diproduksi terpisah, lalu dialirkan ke ruang asam. Asap dapat diberi muatan dan diendapkan secara elektrostatis pada permukaan daging.

Sumber asap Produksi asap dapat dengan : 1. Pembakaran 2. Friksi/gesekan sangat cepat pada kayu. 3. Larutan asap sintetis, tetapi aplikasi terbatas pada beberapa jenis produk.

12.1.10 Sosis dan Jenis-jenis Sosis Bahan baku : daging segar, daging curing. Jenis-jenis sosis : kira-kira ada 200 jenis, paling terkenal frankfurter. Klasifikasi sosis : rumit prinsip klasifikasi didasarkan pada daging segar atau daging curing, penggilingan daging kasar atau daging halus, sosis dimasak/tidak, diasap/ tidak, dikeringkan/tidak.

Selongsong atau casing sosis: 1. Usus hewan : mahal, ukuran tidak seragam. 2. Selongsong buatan dari kolagen, selulosa, plastik. Fungsi casing : mewadahi emulsi daging, mencegah kehilangan air dari lemak saat pemasakan atau pengasapan. Sosis ukuran besar antara lain bologna, dikeluarkan dari casing setelah pemasakan atau pengasapan, lalu diiris dan dikemas dan dikenal sebagai tableready meats

12.1.11 Pembuatan Sosis Frankfurter Proses : 1. Penggilingan, untuk memperkecil ukuran daging dan lemak. 2. Mixing, untuk memperoleh adonan homogen dari lemak dan daging pada sosis gilingan kasar. 3. Chopping, untuk memperoleh adonan homogen pada sosis gilingan halus. 4. Emulsifying, untuk memperoleh adonan berupa emulsi. 5. Pengisisan selongsong 6. Pengikatan untuk memperoleh ukuran sosis yang diinginkan.

7. Pengasapan dan pemasakan 8. Pendinginan 9. Pengupasan selongsong dan pengepakan untuk sosis tanpa casing. Mesin-mesin banyak ragamnya antara lain: a. Mesin Tenderfrank Process dari Surft, Co. b. Mesin ko-ekstruksi (Gambar 12

12.1.12 Pembekuan Daging Daging beku : Sapi tahan beberapa tahun Babi dan daging berlemak hanya beberapa bulan, rusak karena oksidasi lemak/tengik Daging olahan (sosis dan daging curing) tak dibekukan, cepat tengik karena kandungan garam Cara pembekuan baik Laju pembekuan tinggi Tak boleh ada freezing-thawing berulang-ulang supaya drip dan pendarahan minimal Pengepakan harus baik : plastik bening, shrinkwrap, vakum

12.1.13 Penyimpanan Dingin Daging Segar Lebih populer karena Memungkinkan pemotongan daging tersentralisasi efisiensi tenaga kerja, mesin, transportasi dan energi Masalah : permukaan meat cut cepat rusak oleh Mikroorganisme Enzim Oksidasi Daya tahan simpan : a) Pengepakan vakum (oxygen-impermeable film), 0 0 C (tidak beku) ; 3 minggu b) Tanpa kemasan khusus 0 0 C; 1 minggu

12.1.14 Pemasakan Daging Pemasakan menjadikan daging empuk karena : Lemak lebur Jaringan kolagen larut dalam air panas gelatin Serat-serat otot menjadi renggang Setelah pemasakan, daging menjadi keras : Overheating serat otot konstraksi menciut keras Air menguap kering keras Cara memasak dipengaruhi bagian potongan daging/meat cut Setelah pemasakan daging Nilai gizi tetap tinggi Protein tahan panas Kehilangan Ca karena larut Kehilangan vitamin B 10-30%

12.13 Penghematan Pemakaian Daging Alasan : daging mahal Cara : a) Dicampur dengan : TVP(Texturized Vegetable Protein), Soluble Soy Protein, Daging Ayam, Ikan dan Protein Khamir b) Restrukturisasi daging tetelan steak c) Deboning mekanis dengan mesin-mesin