ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ MBOK SRI DI KOTA PALU

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

ANALISIS NILAI TAMBAH KOPI JAHE PADA INDUSTRI SAL-HAN DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS NILAI TAMBAH KACANG TELUR PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OHARA DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ANALISIS NILAI TAMBAH KUE PIA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KARYA AN-NUR DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

NILAI TAMBAH PENGOLAHAN DAGING SAPI MENJADI BAKSO PADA USAHA AL-HASANAH DI KELURAHAN RIMBO KEDUI KECAMATAN SELUMA SELATAN

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA TAHU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA WAJIANTO DI DESA OGURANDU KECAMATAN BOLANO LAMBUNU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK TALAS PRIANGAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DARMATIAN PRODUCT DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN USAHA ABON IKAN TENGGIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ALTHAF FOOD DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

Analisis Nilai Tambah Produk Anyaman Bambu Kelompok Usaha Kerajinan di Dusun Calok Kabupaten Jember

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

ANALISIS NILAI TAMBAH SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK OLAHAN SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) DI KABUPATEN SLEMAN Meta

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KRIPIK PISANG DI KECAMATAN CILONGOK, KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN ANGGREK USAHA TANAMAN HIAS DI KOTA PALU Added Value Analysis and Marketing of Orchid plants in Palu

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS TEKNOLOGI MESIN PENGOLAH DAN NILAI TAMBAH KERIPIK SALAK PONDOH PADA KELOMPOK SRIKANDI KELURAHAN SUMBERGONDO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

ANALISIS NILAI TAMBAH SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ANEKA PRODUK (KASUS PT. SUMBER UTAMA LESARI KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA)

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS KETERKAITAN BAURAN PEMASARAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN UKM PENGAIS JAYA VIRGIN COCONUT OIL DI DESA AMPIBABO

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTRIK USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM AMALIA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

PERAN AGROINDUSTRI PADI DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN SUMBANG

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Yonda Defrianti Putri 1), Lamun Bathara 2), Hendrik 2) ABSTRAK

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK SUKUN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA CITRA LESTARI PRODUCTION DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH

Nilai Tambah Produk Olahan Jahe Merah pada UD. VisionBali Herbal Indonesia, Denpasar

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN BOLU DAN BROWNIES RAMBUTAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MINYAK NILAM DI DESA LUMBUTAROMBO KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 1 (4) : 370-376, Oktober 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU Analysis Of Cattle Abon Added Value In Home Industry Mutiara Hj. Mbok Sri In Palu City Muh. Safri Hi. M Syarif 1), Rustam Abd Rauf 2), Dafina Howara 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. 2) Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah. Telp. 0451-429738) e-mail: safri_syarif@yahoo.coi.id ABSTRACT The high added value that received byagroindustry entrepreneurs trigger increased competition, both in obtaining raw materials and in marketing of processing products. The role of agro industries in maintainthe primary product into processing products to increase the added value is required. One of the efforts made to increase added value mention previous wasto process the wet meatbeef cattle become cattle abon. This study aims to determine the added value obtained after the wet meat processed into cattle abon (shredded meat) at home industry MutiaraHj.Mbok Sri in Palu. Number of respondents were 5 people, including one person as home indutry leaders and four employees of home industry MutiaraHj.Mbok Sri. The added value of this study was the different between the value of output, the contribution of other inputs and raw material prices. The added value of home industry MutiarHj. Sri Mbok was Rp. 50416.67 kg. The total benefits expenditure of this cattle abon home industry MutiaraHjMbok Sri counted of Rp 46.305.78 by total margin of 91.84%. Keywords : Added Value, Wet meat Beef, Shredded Beef ABSTRAK Tingginya nilai tambah yang diperoleh para pelaku usaha agroindustri memicu persaingan yang semakin meningkat, baik dalam memperoleh bahan baku maupun pemasaran produk olahannya. Peranan agroindustri dalam upaya mempertahankan produk primer menjadi produk olahan untuk meningkatkan nilai tambah sangatlah diperlukan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkn nilai tambah yang dimaksud adalah pengolahan daging sapi basah menjadi abon sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh daging basah setelah diolah menjadi abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota Palu. Jumlah responden sebanyak 5 orang, terdiri dari 1 orang pimpinan perusahaan dan 4 orang karyawan industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri. Hasil penelitian ini adalah nilai tambah merupakan selish antara nilai output, sumbangan input lain dan harga bahan baku. Nilai tambah yang dihasilhan oleh industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri sebesar Rp. 50.416,67/kg. Keuntungan yang didapat dari usaha abon sapi oleh industri rumah tangga Mutiara Hj Mbok Sri sebesar Rp 46.305.78 dengan tingkat keuntungan sebesar 91,84%. Kata Kunci : Nilai Tambah, Daging Sapi Basah, Abon Sapi PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi Indonesia memerlukan pertimbangan antara lain potensi dan keunggulan sumberdaya, kondisi lingkungan strategis, sasaran yang akan dicapai dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai sasaran. Pembangunan agribisnis berbasis pertanian menjadi salah satu pendekatan yang paling tepat dalam menunjang pembangunan ekonomi (Bambang. 2007). 370

Usaha pertanian seperti usaha peternakan di Indonesia dilaksanakan sebagai usaha sampingan, sehingga alokasi tenaga dan pikiran lebih banyak diarahkan pada usaha pokok daripada usaha sampingan. Sapi-sapi umumnya dipelihara sebagai tabungan yang akan dijual sewaktuwaktu ketika peternak membutuhkan uang. Akibatnya, sapi dijual dengan harga rendah karena waktu penjualannya tidak direncanakan terlebih dahulu (Arifin,2004). Faktor lain yang berpengaruh pada rendahnya produktivitas ternak adalah tidak jelasnya tujuan pemeliharaan sapi potong di Indonesia. Pemeliharaan sapi di Negara maju mempunyai 2 tujuan, yaitu sebagai ternak potong dan ternak perah. Pemeliharaan ternak sapi perah di Indonesia sudah jelas, tetapi peternakan sapi potong biasanya masih dicampuradukkan dengan penggunaan sapi sebagai ternak pekerja. Akibatnya, sapi-sapi dijual untuk dipotong pada umur-umur yang relative tua karena tenaganya dibutuhkan untuk berbagai keperluan. Bila sejak awal pemeliharaan sudah ditetapkan sebagai ternak potong, sapi tidak perlu dipelihara selama bertahun-tahun yang membutuhkan biaya pemeliharaan besar. Badan Pusat Statistik (BPS, 2011) berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Ditjennakeswan) melakukan sensus yang disebutkan bahwa per Tanggal 1 Juli 2011, ada sebanyak 16 juta ekor ternak ruminansia lebih (yang terdiri dari 14 juta ekor sapi potong; 500.000 lebih sapi perah dan 1,2 juta lebih kerbau). Indonesia telah memenuhi kebutuhan sapi potong dalam Negeri. Jika diasumsikan konsumsi daging sapi nasional 1,76 Kg per kapita per tahun dan jumlah penduduk Indonesia sebesar 240 juta jiwa, maka kebutuhan sapi potong diperkirakan hanya sekitar 2,3 juta ekor (dengan perkiraan bahwa satu ekor sapi setara dengan 160 Kg daging). Produksi daging sapi di Indonesia terjadi peningkatan dari Tahun 2006-2007 yang mencapai 395.840 ton menjadi 418.210 ton. Daging sapi tidak bisa dikonsumsi dalam bentuk daging basah, dan tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama karena akan mengalami pembusukan, untuk menghindari kerusakan atau pembusukan pada daging sapi tersebut, maka perlu ada penanganan dan pengolahan lanjutan, salah satunya dengan cara diolah menjadi abon sapi. Agribisnis sebagai suatu rangkaian kegiatan sejak dari produksi pertanian, industri pengolahan, distribusi dan konsumsi tidak bisa dilepaskan dari adanya berbagai pihak yang terlibat dari dalam rantai rangkaian yang panjang tersebut. Peternakan Indonesia yang bertumpu pada hasil ternak dengan skala kecil tidak mungkin dapat menikmati nilai tambah dari kemajuan agribisnis tanpa adanya kerja sama yang baik antara pelaku dalam sistem agribisnis yang ada (Meirawan, 2002). Agroindustri ialah industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi produk olahan baik produk akhir (Finish Product) maupun produk antara (Intermediate Product). Sebenarnya agroindustri ada dua yaitu seperti pengertian tersebut di atas yang disebut agroindustri hilir dan agroindustri hulu yaitu industri yang menghasilkan produk-produk berupa alat dan mesin pertanian, sarana produksi pertanian dan bahan-bahan yang diperlukan oleh sektor pertanian (Masyhuri, 2006). Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari pembangunan sektor peternakan. Efek agroindustri mampu mentransformasikan produk primer ke produk olahan sekaligus budaya kerja bernilai tambah rendah menjadi budaya kerja industri moderen yang menciptakan nilai tambah tinggi. Tingginya nilai tambah yang diperoleh para pelaku usaha agroindustri memicu persaingan menjadi semakin meningkat, baik dalam memperoleh bahan baku maupun pemasaran produk olahannya. Pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dibidang pemasaran, 371

produksi, keuangan maupun bidang lain, selain itu tergantung juga kemampuan meraka untuk mengkombinasikan fungsifungsi tersebut agar organisasi berjalan lancar, sehubungan itu penulis tertarik untuk meneliti nilai tambah abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian dapat dikembangkan sebagai berikut yaitu berapa besar nilai tambah abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota Palu. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh daging basah setelah diolah menjadi abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota Palu. BAHAN DAN METODE Obyek Penelitian Obyek penelitian yaitu industri rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri, penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa Industri Rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri merupakan sentra produksi abon sapi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2012. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Jumlah responden sebanyak 5 orang, terdiri dari 1 orang pimpinan perusahaan dan 4 orang karyawan industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri. Metode Analisis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis nilai tambah abon sapi pada industri rumah tangga Tabel 1. Perhitungan Nilai Tambah Menurut Metode Hayami No Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1. Output yang dihasilkan (kg/hari) A 2. Bahan baku yang digunakan (kg/hari) B 3. Tenaga Kerja (jam/hari) C 4. Faktor konversi (1/2) d = a/b 5. Koefisien tenaga kerja (3/2) e = c/b 6. Harga output (Rp/kg) F 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/jam) Pendapatan dan Keuntungan G 8. Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) H 9. Sumbangan input lain (Rp/kg output) I 10. Nilai output (4 x 6) (Rp) j = d x f 11. a. Nilai tambah (10 9 8) (Rp) k = j h i b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) l (%) = (k/j) x 100 % 12. a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) m = e x g b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) n (%) = (m/k) x 100% 13. a. Keuntungan (11a 12a) (Rp) o = k m b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) p (%) = (o/k) x 100% Sumber : Hayami et al., 1987 372

Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota Palu ini adalah analisis nilai tambah. Perhitungan melalui metode Hayami tersaji dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Abon Sapi pada Indutri Rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri per Bulan, 2012 Proses produksi abon sapi dilakukan dari pencucian, pembersihan, penirisan, pemasakan, pengepresan pertama, pencabikan, pemberian bumbu, penggorengan, pengepresan kedua, penguraian abon, pengemasan. Proses produksi tersebut dilakukan oleh 4 orang karyawan. Produksi abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri dilakukan 15 kali produksi dalam satu bulan, dalam satu kali produksi industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri membutuhkan 33 kg daging basah dapat menghasilkan 20 kg abon sapi, sehingga dalam satu bulan industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri menghasilkan abon sapi sebanyak 300 kg dan kemudian hasil olahan tersebut dikemas dalam lima bentuk kemasan. Pendapatan Produksi Abon Sapi pada Industri Rumah Tangga Mutiara Hj Mbok Sri Per Bulan, Tahun 2012 Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Pendapatan atau laba merupakan selisih antara penghasilan penjualan di atas semua biaya dalam periode tertentu. Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara total Revenue (TR) dengan total Cost (TC). Tinggi rendahnya pendapatan akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi yang dicapai. Jumlah pendapatan atau laba sangat tergantung pada jumlah penerimaan dan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pendapatan produksi abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri yaitu sebesar Rp 19.308.558,09 Perhitungan Nilai Tambah Produksi Abon Sapi pada Industri Rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota Palu Nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dengan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Kegiatan subsistem pengolahan alat analisis yang sering digunakan adalah alat analisis nilai tambah Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan bahan baku yang dapat perlakuan khusus untuk mendapatkan nilai, shingga memperoleh nilai tambah yang dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan. Perhitungan nilai tambah produksi abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota Palu disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukan perhitungan nilai tambah produksi abon sapi dalam 1 kali produksi dan banyaknya produk olahan dalam satu kilogram daging basah. Output yang dihasilkan oleh industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri dalam 1 kali proses produksi sebesar 20 kg abon sapi dengan menggunkan 33 kg daging basah. Harga jual abon sapi dalam 1 kg sebesar Rp 300.000. Input lain atau bahan penolong yang digunakan dalam satu bulan proses produksi abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri yaitu terdiri dari bumbu 5 gr dengan harga Rp 20.000/gram, minyak goreng 300 L dengan harga sebesar Rp 13.000/liter, minyak tanah 150 L dengan harga sebesar Rp 5.000/liter dan bawang goreng 75 kg dengan harga Rp 175.000/kg, jadi jumlah bahan penolong produksi abon sapi ini sebesar Rp 17.875.000. 373

Tabel 2. Perhitungan Nilai Tambah Produksi Abon Sapi pada Industri Rumah Tangga Mutiara Hj. Mbok Sri di Kota Palu Menggunakan Metode Hayami No Variabel Nilai Output, Input, dan Harga 1 Output yang dihasilkan (kg/proses) 20 2 Bahan baku yang digunakan (kg/proses) 33 3 Tenaga Kerja (jam/proses) 12 4 Faktor konversi (1/2) 0,60 5 Koefisien tenaga kerja (3/2) 0,37 6 Harga output (Rp/kg) 300.000 7 Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/jam) 11.110,5 Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga bahan baku (Rp/kg bahan baku) 70.000 9 Sumbangan input lain (Rp/kg output) 59.583,33 10 Nilai output (4 x 6) (Rp) 180.000 11 a. Nilai tambah (10 9 8) (Rp) 50.416,67 b. Rasio nilai tambah ((11a/10) x 100%) 28,00 % 12 a. Imbalan tenaga kerja (5 x 7) (Rp) 4.110,89 b. Bagian tenaga kerja ((12a/11a) x 100%) 8,15% 13 a. Keuntungan (11a 12a) (Rp) 46.305,78 b. Tingkat keuntungan ((13a/11a) x 100%) 91,84% Sumber : Diolah dari data primer, 2012 Nilai faktor konversi dapat dihitung berdasarkan pembagian antara nilai output yang dihasilkan dengan bahan baku yang digunakan ( input). Nilai faktor konversi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri yaitu sebesar 0,60 didapat dari pembagian antara output yang dihasilkan sebesar 20 kg abon sapi dengan input yang digunkan sebesar 33 kg daging basah. Satu kali proses produksi abon sapi, industri ini mengunakan 4 orang tenaga kerja dengan waktu yang digunakan seabanyak 12 jam, dengan upah rata-rata tenaga kerja sebesar Rp 11.110,5/jam. Koefisien tenaga kerja adalah nilai pembagian dari jumlah jam kerja tenaga kerja yang digunakan dengan jumlah bahan baku yang digunakan dalam kegiatan produksi. Koefisien tenaga kerja menunjukkan banyaknya jam kerja tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satusatuan. Koefisien tenaga kerja pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri diperoleh dari pembagian antara jam tenaga kerja sebanyak 12 jam dengan bahan baku (input) yang digunakan sebanyak 33 kg danging basah, jadi koefisien tenaga kerja yang didapatkan sebesar 0,37. Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan abon sapi ada 2 yaitu bahan baku utama dan bahan penolong (input lain). Nilai sumbangan input lain diperoleh dari pembagian antara jumlah bahan penolong yang digunakan sebesar Rp 17.875.000/bulan dengan jumlah output yang dihasilkan sebanyak 300 kg/bulan, sehingga didapatkan nilai sumbangan input lain sebesar Rp 59.583,33/kg. 374

Nilai output merupakan perkalian antara faktor konfersi dengan harga produk yang dihasilkan (output). Faktor konversi sebesar 0,60 dikalikan dengan harga jual abon sapi sebesar Rp 300.000/kg, sehingga besar nilai output yang dihasilkan dari tiap kilogram daging mentah sebesar Rp 180.000. Nilai tambah merupakan selish antara nilai output, sumbangan input lain dan harga bahan baku. Nilai tambah yang dihasilhan oleh industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri sebesar Rp 50.416,67/kg. Rasio nilai tambah merupakan persentase antara nilai tambah dengan nilai output. Besarnya rasio nilai tambah pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri sebesar 28%, sehingga hasil dari rasio nilai tambah terhadap nilai produk sebesar 28%, menunjukan bahwa setiap Rp 100 nilai produk abon sapi akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp 28. Imbalan tenaga kerja diperoleh dari perkalian antara koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata tenaga kerja. Besar imbalan tenaga kerja yang diterima untuk setiap kilogram abon sapi sebesar Rp 4.110,89. Bagian tenaga kerja diperoleh dari persentase antara imbalan tenaga kerja terhadap nilai tambah. Bagian tenaga kerja pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri sebesar 8,15%. Keuntungan industri merupakan selisih antara nilai tambah dengan tenaga kerja, sehingga dianggap sebagai nilai tambah bersih yang diterima oleh perusahaan. Keuntungan yang didapat dari usaha abon sapi oleh industri rumah tangga Mutiara Hj Mbok Sri sebesar Rp 46.305.78 dengan tingkat keuntungan sebesar 91,84%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Produksi abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Mbok Sri dilakukan 15 kali produksi, dengan mengunakan 33 kg daging basah dalam satu kali proses produksi menghasilkan 20 kg abon sapi. 1 bulan produksi abon sapi pada industri ini sebanyak 300 kg abon sapi. 2. Nilai tambah produksi abon sapi dipengaruhi oleh besarnya nilai output, harga bahan baku dan nilai sumbagan input lain. Nilai tambah abon sapi pada industri rumah tangga Mutiara Hj. Mbok Sri sebesar Rp. 50.416,67/kg. Saran Nilai tambah dan keuntungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan. Untuk memperoleh nilai tambah dan keuntungan yang besar maka perusahaan harus lebih mengefisienkan biaya produksi yang dikeluarkan, terutama berkaitan dengan bahan baku digunakan. Selain itu, juga perlu adanya campur tangan pemerintah daerah dalam hal penetapan harga bahan baku. DAFTAR PUSTAKA Bambang, 2007. Bank Dunia Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2008 Meningkat.http://www.antaranews.com/view/?i=1194438352&c=EKB&s=. Diakses tanggal 11 Desember 2012. Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit PT. Kompas Indonesia, Jakarta 375

Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, Siregar M. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java A Perspective From A Sunda Village. Bogor : CPGRT Centre. Masyhuri F. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tape Bondowoso [skipsi]. Bogor. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Meirawan. D,. 2002. Analisis Struktur Biaya Dan Pendapatan Usahatani. Studi Kasus Di Desa Banaran Kec. Bumiaji Kotatif Batu Malang. Dept. of Agribusiness. ITB Central Library. 376