BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat menggunakan dan mengelola sumber-sumber daya yang ada dan

Teori Pertumbuhan Ekonomi

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut diatur dalam dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB II PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEMISKINAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber pendapatan daerah. DAU dialokasikan berdasarkan presentase tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Schumpeter dalam Sukirno (2006:251) pembangunan ekonomi

BAB II URAIAN TEORITIS. jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi dan hubungan antara ketimpangan.

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah usaha dan. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA TABUNGAN MASYARAKAT DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PALEMBANG (TAHUN )

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Merdekawati dan Budiantara (2013) mengemukakan bahwa kemiskinan

II. LANDASAN TEORI. tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ketahun. Suatu

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

Perekonomian Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR

2. Teori modernisasi juga didasarkan pada faktor-faktor nonmaterial sebagai penyebab kemiskinan, khususnya dunia ide dan atau alam pemikiran.

TEORI PEMBANGUNAN KLASIK. Andri Wijanarko,SE,ME

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN NGAWI TESIS

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan adalah manifestasi dari suatu proses menuju kemajuan material

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

PEREKONOMIAN INDONESIA

KAJIAN GINI RATIO KOTA KUPANG

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanan di sini adalah pada proses karena mengandung unsur perubahan dan indikator pertumbuhan ekonomi dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama. Menurut Suryana (2000), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam struktur ekonominya. Samuelson (1995) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya perluasan atau peningkatan dari Gross Domestic Product potensial/output dari suatu negara. Ada 4 faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi: 1. Sumber daya manusia. Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hampir semua faktor produksi yang lainnya, yakni barang modal, bahan mentah serta teknologi, bisa dibeli atau dipinjam dari negara lain. Tetapi penerapan teknik-teknik produktivitas tinggi atas kondisi-kondisi lokal hampir selalu menuntut tersedianya manajemen, 114 14

keterampilan produksi, dan keahlian yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja terampil yang terdidik. 2. Sumber daya alam. Faktor produksi kedua adalah tanah. Tanah yang dapat ditanami merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang penting antara lain minyak, gas, hutan, air dan bahan-bahan mineral lainnya. 3. Pembentukan modal. Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan modal modal dan investasi ini sebenarnya sangat dibutuhklan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi. 4. Perubahan teknologi dan inovasi. Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit untuk maju apabila tidak memiliki para wiraswastawan yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, mengadapi berbagai hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju 2.1.1. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi Teori pertumbuhan secara umum terbagi dalam tiga kelompok pendekatan yaitu pendekatan klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan Jhon Stuart Mill, Neo Klasik (Solow-Swan, Schumpeter dan 115

Alfred Marshall) dan modern yang dianut oleh Rostow, Harrod-Domar, Kutznet dan teori ketergantungan. 1. Teori Pertumbuhan Klasik Adam Smith dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Menurut pandangan Adam Smith, kebijaksanaan Laissezfaire atau sistem mekanisme pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong tingkat perkembangan teknologi. Mengenai corak dan proses pertumbuhan ekonomi, Adam Smith mengemukakan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Pandangan Smith yang optimis terhadap pola proses pembangunan di atas sangat bertentangan dengan pendapat David Ricardo dan Malthus, yang lebih pesimis terhadap proses pembangunan dalam jangka panjang. Karena dalam jangka panjang menurut mereka perekonomian akan mencapai stationary state, yaitu suatu keadaan di mana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali. Sedangkan perkembangan penduduk menurut pendapat mereka, akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ketahap yang rendah. 116

Menurut David Ricardo, pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarikmenarik antara Law of Deminishing Return dengan kemajuan teknologi. Sedangkan menurut Thomas Robert Malthus, dalam pembangunan ekonomi diperlukan pembangunan berimbang antar sektor pertanian dan industri serta perlunya menaikkan permintaan efektif. Dalam analisis selanjutnya, John Stuart Mill mengemukakan bahwa dalam pembangunan ekonomi diperlukan tabungan, tingkat laba, kemajuan teknologi, distribusi yang adil, perluasan perdagangan luar negeri, dan perubahan kelembagaan. 2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik berkembang sejak tahun 1950- an. Teori ini berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik. Ekonom yang menjadi perintis pengembangan teori ini adalah Robert Solow dan Trevor Swan yang memunculkan teori pertumbuhan ekonomi Solow-Swan. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Selanjutnya, menurut teori ini, rasio modal-output (capital-output ratio = COR) bisa berubah. Dengan adanya keluwesan ini, suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tak terbatas dalam menentukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang akan digunakan untuk menghasilkan output tertentu. Teori pertumbuhan Noe-Klasik ini mempunyai banyak variasi, tetapi pada umumnya mereka didasarkan kepada fungsi produksi yang telah dikembangkan oleh Charles 117

Cobb dan Paul Douglas yang dikenal dengan fungsi produksi Cobb-Douglas yang bisa dituliskan dengan cara berikut: Q t = T t a K t L t b.... (2.1) Di mana: Q t : Tingkat produksi pada tahun t T t : Tingkat teknologi pada tahun t K t : Jumlah stok barang modal pada tahun t L t : Jumlah tenaga kerja pada tahun t a b : Pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal : Pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja Nilai T t, a dan b bisa diestimasi secara empiris. Tetapi pada umumnya nilai a dan b ditentukan saja besarannya dengan menganggap bahwa a + b = 1, yang berarti bahwa a dan b nilainya adalah sama dengan produksi batas dari masing-masing faktor produksi tersebut. Dengan kata lain, nilai a dan b ditentukan dengan melihat peranan tenaga kerja dan modal dalam menciptakan output. Ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal yaitu Yoseph Schumpeter dalam bukunya The Theory of Economics Development, menekankan tentang peranan pengusaha dalam pembangunan. Menurutnya pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discontinuous). Sebagai kunci dari teori Schumpeter adalah bahwa untuk perkembangan ekonomi, faktor yang terpenting adalah 118

entrepreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk nasional. Tokoh Neo-Klasik lainnya adalah Alfred Marshall, menyatakan bahwa dengan tidak mengurangi pentingnya penemuan-penemuan, baik investasi maupun penggunaan teknik baru merupakan proses yang gradual dan terusmenerus, serta merupakan suatu mata rantai atau rentetan dari penemuanpenemuan lain. 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern a. Teori Pertumbuhan Rostow Menurut Rostow, pembangunan ekonomi adalah suatu transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, melalui tahapan: 1. Masyarakat tradisional, yaitu suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi produksi yang terbatas yang didasarkan pada teknologi dan ilmu pengetahuan dan sikap yang masih primitif, dan berfikir irasional. 2. Prasyarat lepas landas, adalah suatu masa transisi di mana suatu masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self-sustained growth). 3. Lepas landas, adalah suatu masa di mana berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbentuknya pasar baru. 119

4. Tahap kematangan, adalah suatu masa di mana suatu masyarakat secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam. 5. Masyarakat berkonsumsi tinggi, adalah suatu masyarakat di mana perhatiannya lebih menekankan pada masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan lagi pada masalah produksi. b. Teori Pertumbuhan Kuznet Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan yang ada. Masing-masing dari ketiga komponen pokok, yaitu: 1. Kenaikan output secara berkesinambungan adalah manifestasi atau perwujudan dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi (economic maturity) di suatu negara yang bersangkutan. 2. Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, ini adalah suatu kondisi yang sangat diperlukan, tetapi tidak cukup itu saja 120

(jadi, disamping perkembangan atau kemajuan teknologi, masih dibutuhkan faktor-faktor lain). 3. Guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam teknologi baru, maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi. Inovasi di bidang teknologi tanpa dibarengi inovasi sosial berarti potensi ada, akan tetapi tanpa input komplementernya maka hal itu tidak bisa membuahkan hasil apapun. c. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar Harrod-Domar adalah ahli ekonomi yang mengembangkan analisis Keynes yang menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu menurutnya setiap usaha ekonomi harus menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru. Menurut Harrod-Domar, ada hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal dan jumlah produksi nasional. Adapun model pertumbuhan ekonomi yang bisa ditunjukkan berdasarkan teori Harrrod Domar adalah sebagai berikut: 1. Tabungan (S) merupakan suatu proporsi (s) dari output total (Y), oleh karenanya nilai mempunyai persamaan yang sederhana: S = s. Y (2.2) 2. Investasi didefinisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan K, maka: I = K.... (2.3) 121

Tetapi karena stok modal ( K) mempunyai hubungan langsung dengan output total (Y), seperti ditunjukkan oleh COR atau k, maka: K/Y = k atau K/ Y = k atau K = k. Y.... (2.4) 3. Akhirnya karena tabungan total (S) harus sama dengan investasi total (I), maka: S = I.... (2.5) Akhirnya kita akan mendapatkan : Y/Y = s/k.... (2.6) d. Teori Ketergantungan Teori ketergantungan ini pertama kali dikembangkan di Amerika Latin pada tahun 1960-an. Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan (underdevelopment) negara-negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat prakapitalis tersebut tergabung ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah pinggiran dari daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Dalam teori ketergantungan ini ada dua aliran yaitu aliran Marxis-Neo Marxis dan aliran Non-Marxis. Aliran yang pertama menggunakan kerangka teori imperialisme yang tidak membedakan secara tajam antara struktur internal dan eksternal, karena kedua struktur tersebut dipandang sebagai faktor yang berasal dari sistem kapitalis dunia itu sendiri. Selain itu, aliran ini mengambil perspektif perjuangan internasional antara pemilik modal dengan kaum buruh. Oleh 122

karena itu, menurut teori ini, pembangunan ekonomi untuk daerah pinggiran adalah dengan cara melakukan revolusi. Sedangkan aliran kedua melihat masalah ketergantungan dari perspektif nasional atau regional. Di mana aliran ini dengan tegas membedakan keadaan di dalam negeri dan luar negeri. Menurut aliran ini, struktur dan kondisi internal dilihat sebagai faktor yang berasal dari sistem itu sendiri walaupun tetap dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sehingga yang perlu ditekankan untuk melakukan pertumbuhan ekonomi adalah melakukan pembaharuan yang diperlukan secara internal untuk menentukan sikap terhadap faktor eksternal. 2.2. Hubungan Konsumsi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Konsumsi merupakan indikator utama perhitungan terhadap agregat output yang dihasilkan suatu negara. Di mana konsumsi merupakan penyumbang terbesar di dalam perhitungan pendapatan nasional bagi suatu negara atau daerah. Konsumsi pada umumnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu masyarakat, swasta dan pemerintah di mana konsumsi masyarakat merupakan penyumbang terbesar konsumsi keseluruhan tersebut. Melalui persamaan keseimbangan perekonomian terbuka dapat dilihat hubungan antara konsumsi dengan pertumbuhan ekonomi melalui agregat pendapatan nasional bersifat positif. Di mana peningkatan agregat konsumsi masyarakat akan ikut menambah pendapatan nasional yang akan berdampak langsung terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah tersebut. 123

2.3. Hubungan Tabungan Masyarakat terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tabungan berdasarkan persamaan suntikan dan bocoran adalah sama dengan investasi. Di mana investasi merupakan salah satu elemen penting di dalam perhitungan pendapatan suatu negara atau daerah yang memiliki hubungan yang bersifat positif. Dengan kata lain, tabungan masyarakat yang berupa simpanan dana pihak ketiga jika digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi akan sama fungsinya dengan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Di mana peningkatan tabungan masyarakat akan disalurkan perbankan dan dipergunakan oleh pihak lain terutama pengusaha maupun masyarakat itu sendiri sebagai bentuk investasi baik jangka pendek maupun panjang yang pada akhirnya akan menambah output wilayah tersebut sehingga akan meningkatkan pendapatan wilayah itu dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. 2.4. Hubungan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pengeluaran pemerintah daerah dalam hal ini dinyatakan dalam pengeluaran pembangunan dan pengeluaran rutin yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pembangunan tersebut digunakan untuk memberdayakan berbagai sumber ekonomi untuk mendorong pemerataan dan peningkatan pendapatan perkapita. Pengeluaran pembangunan juga merupakan salah satu input produksi yang dapat menghasilkan output. Pengeluaran rutin mempunyai peranan dan fungsi cukup besar dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan sekalipun pengeluaran tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan peningkatan produksi, melainkan menunjang kegiatan pemerintahan serta 124

peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan. Secara agregat, peningkatan pengeluaran pemerintah akan ikut menambah pendapatan nasional sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2.5. Hubungan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan milik pemda dan pendapatan daerah lainnya. Pendapatan asli daerah yang terbesar dikumpulkan melalui penerimaan berbagai pajak dan retribusi daerah. Di mana pajak dan retribusi akan mengurangi kemampuan daya beli masyarakat yang mengakibatkan menurunnya pendapatan nasional yang berdampak terhadap rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun, jika pemerintah daerah mampu mengelola pendapatan asli daerah tersebut untuk dapat sepenuhnya digunakan sebagai penggerak roda perekonomian maka akan dapat meningkatkan pendapatan nasional yang pada akhirnya akan berdampak peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. 2.6. Hubungan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Angkatan kerja merupakan penduduk yang secara ekonomi mampu bekerja dan berproduktivitas untuk dapat menghasilkan suatu nilai tambah dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkannya. Dengan demikian, pengertian angkatan kerja tidak lain merupakan pengertian dari tenaga kerja. Di mana tenaga kerja merupakan suatu input dari proses produksi yang akan memberikan kontribusi yang positif terhadap output agregat suatu wilayah baik dari sudut pandang pengeluaran maupun produksi. Sehingga terdapat hubungan yang positif antara jumlah angkatan kerja 125

terhadap pertumbuhan ekonomi. Di mana peningkatan angkatan kerja akan menambah input produksi sehingga produktivitas agregat akan ikut bertambah yang pada akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. 2.7. Penelitian Terdahulu 1. Imron Rosyadi (2000), melakukan kajian terhadap hubungan antara Pengeluaran Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi selama periode 1979-1998. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi yang diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan menerapkan model kausalitas koreksi kesalahan (ECM). Analisis dilakukan terhadap data sekunder berupa PDRB Kota Jambi berdasarkan harga konstan (tanpa migas) dan Pengeluaran Pembangunan Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian terdapat pola hubungan satu arah antara pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pembangunan. Dalam jangka pendek pengeluaran pembangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang pengeluaran pembangunan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Ida Bagus Raka Surya Atmaja (2001); menganalisis pengaruh investasi swasta, investasi sektor publik yang meliputi investasi pemerintah, konsumsi pemerintah, penerimaan pemerintah dari sektor pajak/non pajak serta pertumbuhan penduduk terhadap tingkat pertumbuhan perekonomian kabupaten dan kota di Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi 126

swasta memegang peranan yang sangat dominan di Provinsi Bali, terlihat dari signifikansinya melebihi investasi pemerintah. Hal ini menunjukkan dalam suatu perekonomian diharapkan peranan pemerintah semakin berkurang, hanya sebagai fasilitator dan peranan masyarakat swasta semakin meningkat. 3. Sri Palupi (2002), menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah (studi kasus di Kabupaten Purwerejo). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pengeluaran pemerintah secara umum ternyata disebabkan oleh pertumbuhan pada pengeluaran rutin pemerintah yang menunjukkan hasil yang positif dan meyakinkan. Hipotesis yang diajukan pada awal penelitian telah terbukti nyata secara statistik, yaitu variabel investasi swasta, pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. 4. Jamzani Sodik (2007), menganalisis pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi regional (studi kasus data panel di Indonesia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi regional periode 1993-2003 dipengaruhi oleh investasi pemerintah, konsumsi pemerintah, angkatan kerja dan tingkat keterbukaan ekonomi regional. Sedangkan investasi swasta tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional. 2.8. Kerangka Konseptual Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator utama pembangunan suatu wilayah. Di mana pertumbuhan ekonomi diperoleh melalui perhitungan 127

terhadap produk domestik bruto suatu wilayah. Adapun produk domestik bruto diperoleh melalui penjumlahan agregat seluruh sektor-sektor yang mempengaruhinya sesuai dengan persamaan ekonomi terbuka yang dikembangkan oleh Keynes dan Harold Domar (Y = C + I + G + NX). Di masa otonomi daerah peranan pemerintah daerah di dalam peningkatan pendapatan wilayahnya ditunjukkan oleh kemampuan menyerap berbagai pendapatan asli daerah tersebut. Konsumsi merupakan elemen utama di dalam perhitungan pendapatan nasional, di mana peningkatan agregat konsumsi masyarakat akan ikut menambah pendapatan nasional yang akan berdampak langsung terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi negara atau wilayah tersebut. Simpanan masyarakat yang berupa tabungan, deposito maupun giro jika digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi akan sama fungsinya sebagai investasi yang menyebabkan bertambahnya output wilayah tersebut sehingga akan meningkatkan pendapatan wilayah itu dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Peranan pemerintah ditunjukkan melalui pengeluaran pemerintah yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pembangunan. Pengeluaran-pengeluaran tersebutlah yang digunakan untuk memberdayakan berbagai sumber ekonomi untuk mendorong pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat dan nasional. Peranan pemerintah daerah dalam mengelola pendapatan asli daerah untuk dapat sepenuhnya digunakan untuk menggerakkan roda perekonomian maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah itu. Angkatan kerja merupakan suatu potensi untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Di mana dengan 128

meningkatnya angkatan kerja diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas produksi yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dari gambar kerangka konseptual di bawah dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara akan menjadi variabel terikat di mana konsumsi masyarakat, simpanan masyarakat, pengeluaran pemerintah, pendapatan asli daerah dan inflasi yang merupakan variabel bebas diperoleh per Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Konsumsi Masyarakat Simpanan Masyarakat Pengeluaran Pemerintah Pertumbuhan Ekonomi PAD Angkatan Kerja Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Analisis Indikator Makro terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara 2.9. Hipotesis 1. Konsumsi masyarakat Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus. 2. Simpanan masyarakat Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus. 3. Pengeluaran pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus. 129

4. Pendapatan asli daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus. 5. Angkatan kerja Kabupaten/Kota di Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus. 130