BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis 149

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DENGAN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD 45 KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Katarak adalah keadaan terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosialisasi merupakan suatu proses di dalam kehidupan seseorang yang

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP RESPON PENERIMAAN OBAT PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

Emi Agustina 1, Artie Puspita 2 1 Dosen Akademi Keperawatan Pamenang 2 Perawat RSUD Pare ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN PERAN SERTA ORANG TUA DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RSUD RA KARTINI JEPARA TESIS

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

KENDALI STRES MENGHADAPI HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA- SEKOLAH MELALUI TERAPI MEWARNAI

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.pirngadi MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN.

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. standar dan ekspektasi individu tersebut (WHO, 1993). Pengukuran kualitas

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat,

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat menimbulkan dampak, baik terhadap fisik maupun psikologis diantaranya kecemasan, merasa asing akan lingkungan yang baru, berhadapan dengan sejumlah individu yang belum dikenal, perubahan gaya hidup serta harus menerima tindakan medik atau perawatan yang menyakitkan. Ketika anak sakit dan harus menjalani rawat inap di rumah sakit, berbagai reaksi yang komplek dan bervariasi akan muncul, diantaranya regresi (rasa tergantung atau tidak mau ditinggalkan), rasa takut dan cemas, merasa dipisahkan dari keluarga, putus asa dan protes (Wong, 2009). Keadaan seperti ini mengakibatkan anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit, sehingga kondisi tersebut merupakan stressor bagi anak dan keluarganya. Kecemasan pada anak disebabkan karena mereka tidak mengerti penyebab mereka sakit atau alasan mereka dirawat. Lingkungan yang asing, kebiasaan yang berbeda, perpisahan dengan keluarga dan teman sebaya menimbulkan perasaan takut dan cemas bagi anak yang nantinya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kecemasan tidak hanya terjadi pada anak. Orangtua mengalami hal yang sama yaitu perasaan takut, cemas, rasa bersalah, sedih bahkan seringkali konflik karena harus menunggu anak sakit. Anak yang mengalami kecemasan selama 1

2 dirawat di rumah sakit akan mengakibatkan kecemasan pada orangtua, demikian juga sebaliknya, kecemasan yang dialami orangtua akan dapat meningkatkan kecemasan pada anak (Wong, 2009). Kecemasan yang dialami oleh orangtua sangat berpengaruh terhadap proses kesembuhan anak ketika menjalani rawat inap (Alexander et al, 2004). Peristiwa tersebut terjadi karena anak merupakan bagian dari kehidupan orangtua sehingga pengalaman yang menganggu kehidupan anak akan menimbulkan kecemasan pada orangtua. Permasalahan lain ketika anak harus menjalani rawat inap di rumah sakit adalah terganggunya kebutuhan bermain pada anak. Hal ini disebabkan karena dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia 3 5 tahun. Dalam bermain, anak belajar apa yang tidak diajarkan orang lain kepadanya. Anak belajar tentang dunia mereka dan cara mereka menghadapi objek, waktu, ruang, struktur dan orang lain didalamnya. Mereka mempelajari tentang dunianya, tindakan dan cara yang harus dilakukan, menghubungkan sesuatu dan situasi, serta cara beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat yang dihadapinya (Wong, 2009). Melalui kegiatan bermain, semua aspek perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak dapat mempelajari banyak hal penting. Aspek perkembangan anak dapat ditumbuhkan secara optimal dan maksimal melalui kegiatan bermain (Adriana, 2011). Menurut Bratton, 2005 dengan bermain maka anak-anak dapat mengontrol emosi dan respon perilakunya. Mereka akan dapat berkomunikasi secara alami melalui kata-kata dan lebih dapat mengekspresikan diri melalui permainannya.

3 Menurut Supartini, 2004 bermain merupakan aktivitas yang dapat dilakukan anak sebagai upaya stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya. Bermain di rumah sakit merupakan media bagi anak untuk mengekspresikan perasaan, relaksasi dan distraksi perasaan akibat ketidaknyamanan yang dialami. Menurut Wong, 2009, ada beberapa tipe permainan diantaranya permainan tunggal dan permainan kooperatif. Selama permainan tunggal atau individual, anak bermain sendiri dengan mainan yang berbeda dengan mainan yang digunakan oleh anak lain. Mereka menikmati adanya anak lain tetapi tidak berusaha untuk mendekati. Minat mereka dipusatkan pada aktivitas mereka sendiri, anak tidak dapat bekerjasama ataupun berkomunikasi dengan teman sepermainannya. Hal ini sesuai dengan Santrock, 2007, yang menyatakan bahwa ketika anak bermain sendiri dan mandiri dari orang lain, maka anak akan terlihat asyik dengan aktivitasnya dan tidak terlalu memperdulikan hal lain yang terjadi. Permainan kooperatif, ketika anak bermain dalam kelompok dengan anak lain, membuat anak saling berinteraksi dan berbincang dengan kelompoknya. Selama interaksi dalam sebuah permainan, anak-anak akan lebih terasa empatinya, mengatasi penolakan dan dominasi, serta mengelola emosinya (Adriana, 2011). Mereka akan belajar membentuk hubungan sosial dan menyelesaikan masalah yang terkait dengan hubungan ini. Mereka akan belajar untuk saling memberi dan menerima, banyak belajar dari kritikan temannya dibandingkan dari orang dewasa.

4 Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau pengobatan terhadap anak yang dikenal dengan sebutan terapi bermain (Tedjasaputra, 2007). Terapi bermain merupakan upaya melanjutkan perkembangan normal yang memungkinkan anak merespon lebih efektif terhadap situasi yang sulit seperti pengalaman pengobatan. Terapi bermain bagi anak di rumah sakit dapat dilakukan secara individual maupun berkelompok. Adapun tujuan terapi bermain bagi anak yang dirawat dirumah sakit adalah untuk mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri (Supartini, 2004). Dalam proses hospitalisasi, ketakutan dan kecemasan yang dialami anak apabila tidak mendapat penanganan yang memadai dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan dan perawatan. Selain itu, kecemasan juga dapat mengakibatkan dampak yang buruk pada kehidupan selanjutnya secara menetap. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan terapi bermain di rumah sakit, terdiri dari faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan dan sikap perawat, faktor pendukung diantaranya sarana atau fasilitas yang ada, termasuk kebijakan yang ditetapkan serta faktor pendorong, seperti adanya dukungan umpan balik (feedback) dari anak dan keluarga. Tanpa feedback, pelaksanaan terapi bermain tidak akan berjalan dengan baik (Green, 2010). Peran perawat dan keluarga dibutuhkan dalam terapi bermain sehingga mendukung proses pengobatan dan perawatan anak selama menjalani hospitalisasi. Menurut Bratton, 2005, pemberian terapi bermain saat anak menjalani hospitalisasi adalah dengan melibatkan orangtua, guru, tenaga pengajar, pembimbing dan perawat. Efek yang

5 paling besar untuk keberhasilan terapi bermain adalah keterlibatan orangtua. Hal ini disebabkan karena adanya kedekatan dan ikatan batin yang kuat antara orangtua dengan anak. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Le-Blanc, et al (2001). Hasil yang didapatkan adalah partisipasi orangtua memberikan manfaat yang besar terhadap terapi bermain. Di Indonesia, jumlah anak usia prasekolah (3-6 tahun) berdasarkan Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010 sebesar 72% dari jumlah total penduduk Indonesia. Diperkirakan 35 per 100 anak menjalani hospitalisasi dan 45% diantaranya mengalami kecemasan (Sumaryoko, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukoati, 2012, di ruang anak Rumah Sakit Baptis Kediri, aktivitas bermain mewarnai mempengaruhi penggunaan mekanisme koping menghadapi hospitalisasi. Hasil penelitian Elfira, 2011, menunjukkan bahwa sebanyak 92,3% responden mengalami kecemasan sedang dan 7,7% mengalami kecemasan berat dan tidak ada pasien yang mengalami kecemasan ringan sebelum pelaksanaan terapi bermain dengan teknik bercerita. Setelah pelaksanaan terapi bermain dengan teknik bercerita, 76,9% responden mengalami kecemasan ringan dan 23,1% kecemasan sedang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terapi bermain dengan teknik bercerita mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan anak prasekolah (p=0,001; α=0,05). Menurut Apriliawati, 2011, terdapat pengaruh biblioterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan anak sekolah yang menjalani hospitalisasi, dan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pengalaman dirawat, lama rawat

6 dan frekuensi membaca dengan tingkat kecemasan anak. Hendon, et al (2007) mengidentifikasikan bahwa terapi musik untuk pasien anak dapat meningkatkan efek positif dan pada akhirnya dapat meningkatkan mental dan kesejahteraan fisik pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Stein, et al (2008) menjelaskan bahwa tindakan keperawatan yang paling efektif untuk mengurangi stress pada anak yang dirawat inap adalah dengan tindakan psikososial, dimana tindakan ini memerlukan keterlibatan dari perawat, orangtua dan teman di ruang rawat. Hasil penelitian yang dilakukan Coyne, 2006, tentang peran orangtua dalam perawatan di ruang rawat, menunjukkan bahwa, ketika anak dirawat di rumah sakit, anak memerlukan partisipasi dan peran dari orangtua untuk proses perawatan. Rekomendasi dari beberapa penelitian ini adalah penelitian lebih lanjut guna mendukung nilai terapi bermain yang diarahkan pada keterlibatan keluarga untuk menurunkan kecemasan pada anak dan orangtua. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Ruang Anak RS. Baptis Kediri, didapatkan data bahwa terapi bermain yang merupakan bagian dari asuhan keperawatan yang seharusnya dilakukan oleh perawat, hampir tidak pernah dilakukan. Menurut keterangan perawat yang ada diruangan, hal ini disebabkan karena tugas dan pekerjaan perawat sangat banyak sehingga waktu untuk bermain dengan anak yang dirawat di ruangan tersebut sangat minim. Perawat menganggap dengan membiarkan anak bermain sendiri diruang perawatan sudah cukup, karena perawat terlalu sibuk dengan aktivitas rutinnya.

7 B. Rumusan Masalah Sakit dan dirawat di rumah sakit menimbulkan kecemasan pada anak dan orangtua. Kecemasan orangtua akan meningkatkan kecemasan pada anak. Kecemasan pada anak usia prasekolah dapat dilihat dari perilaku anak tersebut, diantaranya anak akan menghindari dari situasi atau keadaan yang menekannya sehingga anak tidak dapat kooperatif terhadap tindakan perawatan. Kecemasan akibat hospitalisasi perlu ditangani sedini mungkin. Keterlambatan dalam penanganan akan membawa dampak tidak baik pada proses kesembuhan terutama pada anak yang mendapatkan perawatan di rumah sakit yang lingkungannya masih asing baginya. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan oleh perawat untuk menunjang perawatan adalah terapi bermain dengan melibatkan orangtua. Keterlibatan orangtua dalam terapi bermain akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki empati yang tinggi, merasa diperhatikan sehingga berdampak terhadap emosi serta kepercayaan diri yang baik Terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang diberikan bagi anak yang dirawat di rumah sakit. Namun, tugas dan pekerjaan perawat yang banyak, tidak memungkinkan mereka untuk melakukan terapi bermain. Hal ini menyebabkan anak bermain tanpa feedback yang benar dari orangtua. Uraian tersebut mendorong peneliti untuk meneliti pengaruh terapi bermain dengan keterlibatan orangtua terhadap kecemasan anak usia pra sekolah dan orangtua akibat hospitalisasi di Rumah Sakit Baptis Kediri

8 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh terapi bermain dengan keterlibatan orangtua terhadap kecemasan anak usia pra sekolah dan orangtua akibat hospitalisasi di Rumah Sakit Baptis Kediri 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis pengaruh terapi bermain dengan keterlibatan orangtua terhadap kecemasan anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Rumah Sakit Baptis Kediri b. Menganalisis pengaruh terapi bermain dengan keterlibatan orangtua terhadap kecemasan orangtua anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Rumah Sakit Baptis Kediri D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi pada praktik keperawatan anak tentang terapi bermain. Dengan keterlibatan orangtua dalam menurunkan kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi, anak usia prasekolah dapat lebih kooperatif sehinga mempercepat proses penyembuhan penyakit anak

9 2. Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu keperawatan anak khususnya tentang terapi bermain dengan keterlibatan orangtua dalam menurunkan kecemasan pada anak usia pra sekolah dan orangtua akibat hospitalisasi 3. Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tambahan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan berikutnya terutama yang berhubungan dengan terapi untuk menurunkan kecemasan pada anak

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti/Judul Sampel Desain Analisis Hasil Perbedaan 1 Rini, 2013/ Hubungan antara Penerapan Atraumatic Care dengan Kecemasan Anak Prasekolah saat Proses Hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso Anak prasekolah yang sedang dirawat di ruang rawat inap anak RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso sejumlah 20 anak Penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan Cross sectional Uji korelasi Spearman Rank bebas: Penerapan Atraumatic Care Terikat: Kecemasan Anak Usia Prasekolah saat hospitalisasi Nilai p < α (0,003< 0,05) yang berarti ada hubungan antara penerapan Atraumatic care dengan kecemasan anak prasekolah saat proses hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. dan desain penelitian 2 Malloch, et al, 2012/Music Therapy with Hospitalized Infants-The Art And Science Of Communicative 1. Bayi NICU yang menerima terapi musik (n = 10) 2. Bayi NICU yang tidak menerima terapi musik (n = 10 ) Pre-test post-test control group design 1. Kruskal- Wallis 2. Chi-square 3. Mann- Whitney Variebel bebas: Music Therapy Terikat: Hospitalized Intervensi Music Therapy mendukung pengembangan neurobehavioral bayi. Secara khusus, bayi dan sampel

1 No Peneliti/Judul Sampel Desain Analisis Hasil Perbedaan Musicality 3. Bayi sehat Nonhospitalized yang tidak menerima terapi musik (n = 19) Infants dirawat di rumah sakit lebih mampu mempertahankan regulasi mandiri selama interaksi sosial dengan orang dewasa, kurang marah dan menangis, dan lebih positif dalam tanggapan mereka terhadap penanganan dewasa, bila dibandingkan dengan bayi yang tidak menerima intervensi 3 Yusuf, 2013/ Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis Anak Usia Pra Sekolah Yang Mengalami 36 anak uasia prasekolah di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Penelitian Quasi Experiment dengan pendekatan pre post the design without controlling Analisis kuantitatif dengan menggunakan uji Mann Whitney bebas: terapi bermain terikat: Kondisi Ada perbedaan kondisi psikologis anak usia prasekolah yang dihospitalisasi sebelum dan sesudah pemberian dan desain penelitian

2 No Peneliti/Judul Sampel Desain Analisis Hasil Perbedaan Hospitalisasi Psikologis terapi bermain 4 Apriliawati, 2011/ Pengaruh Biblioterapi Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah yang Menjalani Hospitalisasi 30 anak usia sekolah Kuasi eksperimen dengan desain pre dan post test 1. Uji T dependen (paired sample t- Test) 2. Uji beda 3. Uji korelasi bebas: Biblioterapi terikat: tingkat kecemasan Terdapat pengaruh biblioterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi Tidak tedapat hubungan usia, jenis kelamin, pengalaman dirawat, lama rawat dan frekuensi membaca dengan tingkat kecemasan anak Sampel dan variabel 5 Solikhah, 2011/ Pengaruh Therapeutic Peer Play terhadap Kecemasan dan Kemandirian Anak Usia Sekolah 33 anak usia sekolah pada kelompok eksperimen dan 33 anak usia sekolah pada kelompok kontrol Pre-test post-test control group design Uji Statistik paired sample t-test bebas : Therapeutic Peer Play Varibel Terikat: Tingkat Terdapat pengaruh yang signifikan antara Therapeutic Peer Play dengan kecemasan dan kemandirian penelitian

3 No Peneliti/Judul Sampel Desain Analisis Hasil Perbedaan Selama Hospitalisasi kecemasan dan kemandirian 6 Bratton, 2005/ The Efficacy of Play Therapy With Children: A Meta- Analytic Review of Treatment Outcomes 93 studi analisis tentang efektivitas terapi bermain Pre-test post-test control group design A Meta- Analytic Review of Treatment Outcomes : Terapi Bermain Terapi bermain memiliki efektivitas yang tinggi terhadap pengobatan anak yang dilakukan rawat inap Sampel, variabel dan analisis 7 Tachibana et al, 2012/A New Mother-Child Play Activity Program to Decrease Parenting Stress and Improve Child Cognitive Abilities 238 ibu dengan anak usia prasekolah Pre-test post-test control group design Cluster Randomized Controlled Trial bebas : Mother-Child Play Activity Varibel Terikat: Tingkat kecemasan dan kemampuan kognitif Program intervensi dapat memperbaiki masalah psikososial anakanak yang berhubungan dengan stress pengasuhan dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak, sampel dan analisis 8 Winarsih, 2012 Hubungan Peran 60 responden di RSUD RA Kartini Cross Sectional Uji Statistik Chi-square bebas : peran serta Terdapat hubungan peran serta, desain dan

4 No Peneliti/Judul Sampel Desain Analisis Hasil Perbedaan Serta Orangtua dan Dampak Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah di RSUD RA Kartini Jepara Jepara orangtua Varibel Terikat: Dampak hospitalisasi anak usia prasekolah orangtua dan dampak hospitalisasi anak usia prasekolah di RSUD RA Kartini Jepara analisis

0