I. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan pakan

I. PENDAHULUAN. sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas, kuatitas, dan kontinyutasnya. maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980).

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

I. PENDAHULUAN. Pengembangan ternak ruminansia di Indonesia akan sulit dilakukan jika hanya

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. memenuhi kebutuhan pokok ternak, pertumbuhan dan perkembangan,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

I. PENDAHULUAN. ruminansia adalah ketersedian pakan yang kontiniu dan berkualitas. Saat ini

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

BAB I. PENDAHULUAN. itu strategi dalam mengatasi hal tersebut perlu diupayakan. Namun demikian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

PENDAHULUAN. Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat populer, mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, dan mampu beradaptasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

PRODUKSI DAN NILAI NUTRISI RUMPUT GAJAH

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut.

I. PENDAHULUAN. limbah-limbah pasar dan agroindustri. Salah satu cara untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

HASIL DAN PEMBAHASAN

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan adalah ketersediaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

Formulir 1 Data dan Informasi Hasil Kegiatan Penelitian [tahun ] Puslit Bioteknologi LIPI

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

Pokok Bahasan: Konsumsi ; Konsumsi Bahan kering ; Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang semakin bertambah menuntut tersedianya bahan

TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh wilayah Indonesia. Kambing Kacang memiliki daya adaptasi yang tinggi

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertanaman padi seperti lahan gogo, sawah tadah hujan, hingga sistem irigasi

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

Nutrisi dan Pakan Kambing dalam Sistem Integrasi dengan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. pokok, produksi, dan reproduksi. Pemberian pakan yang mencukupi baik

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG KAMBING DAN MIKORIZA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max L.) SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam usaha meningkatkan produktivitas ternak ruminansia, diperlukan ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan, baik secara kualitas maupun kuantitas secara berkesinambungan. Hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan, sedangkan sisanya adalah konsentrat dan pakan tambahan (feed supplement) (Sirait et al.,2005). Kendala dalam penyediaan pakan hijauaan yang berkualitas dan berkelanjutan adalah lahan subur atau produktif untuk penanaman pakan hijauan ternak, karena penggunaan lahan produktif biasanya digunakan untuk tanaman bernilai ekonomis tinggi. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pemanfaatan lahan-lahan marjinal atau kurang produktif dengan melakukan penanaman pakan hijauan potensial dengan pemberian unsur hara yang diperlukan tanaman dengan cara pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Fanindi et al.,2005). Tanaman hijauan pakan yang potensial dapat bersumber dari rumput dan juga kacang-kacangan (leguminosa). Hijauan yang digunakan adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum) cv. Taiwan. Rumput gajah cv. Taiwan merupakan tanaman tahunan (perennial) yang dapat tumbuh pada berbagai macam jenis tanah yang ada di Indonesia. Tanaman ini cocok dikembangkan oleh peternak yang mempunyai luas lahan yang terbatas karena tanaman rumput gajah cv. Taiwan dikenal memiliki produksi tinggi. Produksi hijauan segar rumput gajah cv. Taiwan berkisar 500-800 ton/ha/tahun (Suyitman et al., 2003). Namun rumput gajah cv. Taiwan juga memiliki 1

kelemahan yaitu kandungan nutrisi yang relatif rendah serta memerlukan unsur hara yang banyak. Kandungan nutrisi rumput gajah cv. Taiwan yang relatif rendah disebabkan karena tanaman ini menggandung serat yang tinggi dan protein yang rendah.serat yang tinggi disebabkan oleh komponen utama rumput gajah cv. Taiwan adalah bagian batang. Mcllroy (1997) menyatakan, bahwa nilai gizi hijauan makanan ternak dipengaruhi oleh perbandingan antara batang dan daun. Upaya untuk meningkatkan kandungan nutrisi rumput gajah cv. Taiwan yaitu dapat dilakukan dengan menanam secara campuran dengan legum Indigofera, karena Indigofera tahan terhadap cekaman kekeringan dan dapat memfiksasikan nitrogen (N) dari udara ( Herdiawan et al.,2014). Indigofera yang digunakan adalah Indigofera zollingeriana. Kandungan protein kasar yang tinggi menjadikan tanaman ini berpotensi sebagai sumber protein pengganti konsentrat (Ginting et al., 2010). Kelemahan rumput gajah cv. Taiwan disamping kandungan nutrisi yang relatif rendah yaitu memerlukan unsur hara yang banyak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan unsur hara rumput gajah cv. Taiwan perlu dilakukan pemupukan secara intensif seperti pupuk nitrogen (N). Lugiyo dan Sumarto (2000) menyebutkan, bahwa rumput gajah cv. Taiwanmerupakan tanaman pakan ternak yang sangat responsif terhadap pemupukan berat dengan pemberian pupuk urea hingga 800 kg/urea/ha/tahun. Pupuk nitrogen (N) merupakan unsur hara utama yang dibutuhkan seluruh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi yang optimum (Febrian et al.,2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mac Pherson (2000) bahwasannya dengan pemberian pupuk nitrogen dapat 2

meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar pada tanaman hijauan pakan. Ketidakcukupan dan kekurangannya akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan menunjukkan gejala defisiensi unsur hara (Ipinmoroti et al., 2008). Namun pemberian pupuk nitrogen secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat buruk terhadap lingkungan dan penurunan kualitas tanah, sehingga tanah perlu diperkaya dengan mikoriza. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) merupakan pupuk hayati yang dapat bersimbiosis dengan akar dan mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan tanaman, baik secara ekologis maupun agronomis (Halis et al., 2008). Asosiasi hifa-hifa CMA dengan akar mampu menyerap unsur hara tanah lebih banyak sehingga penggunaan pupuk dapat dikurangi (Musfal, 2008). Rumput gajah cv. Taiwan dan legumindigofera zollingeriana yang ditanam dengan sistem campuran diharapkan dapat mengurangi penggunaan dosis pupuk nitrogen dan meningkatkan nilai nutrisi kedua tanaman.kandungan nutrisi yang baik dari tanaman yaitu memiliki kandungan protein yang tinggi dan kandungan serat yang rendah. Kandungan nutrisi tersebut akan diperoleh dari pasokan hara melalui akar tanaman yang tergantung kepada konsentrasi hara di dalam tanah. Oleh sebab itu, untuk memenuhi kandungan nutrisi yang baik pada tanaman hijauan, maka kandungan hara di dalam tanah perlu dioptimalkan. Menurut Suardinet al., (2014), rumput dan legum sebelum digunakan sebagai pakan ternak perlu dilakukan penelitian awal yaitu secara in vitro. Penentuan kecernaan pakan secara in vitro dapat dijadikan sebagai asumsi seberapa besar nutrien yang diserap oleh tubuh ternak ruminansia. Salah satu nutrien yang penting bagi ternak ruminansia adalah karbohidrat. Karbohidrat 3

dalam pakan dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat sruktural (fraksi s erat) dan karbohidrat non struktural (fraksi yang mudah tersedia) (Jamarun dan Zain, 2013). Karbohidrat struktural yaitu NDF, ADF, Selulosa dan Hemiselulosa yang berperan sebagai penyusun dinding sel tanaman. Pada ternak ruminansia peran karbohidrat struktural penting sebagai sumber energi maupun untuk fungsi rumen, namun kandungan yang terlalu tinggi dapat berdampak kepada penurunan konsumsi dan kecernaan pakan (Ginting et al., 2010).Dilanjutkan bahwa relatif tingginya taraf kecernaan pakan hijauan terkait dengan kandungan karbohidrat struktural yang rendah disertai dengan kandungan protein kasar yang tinggi, sehingga menghasilkan kondisi ekosistem rumen yang maksimal untuk proses fermentasi. Berdasarkan hal diatas telah dilakukan suatu penelitian dengan judul Pengaruh dosis pupuk N pada pertanaman campuran rumput gajah cv. Taiwan dan Indigofera zollingeriana pada lahan yang diinokulasi CMA terhadap kecernaan fraksi serat secara in vitro. 1.2. Perumusan Masalah Penggunaan pupuk kimia dengan dosis yang tinggi dan dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan kerusakan sifat fisik tanah dan akan berpengaruh negatif terhadap kesuburan. Penggunaan pupuk kompos dan CMA diharapkan dapat mengurangi dosis penggunaan pupuk sumber nitrogen (N). Penetapan dosis penggunaan pupuk sumber nitrogen (N) pada lahan yang diinokulasi CMA harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh negatif terhadap perkembangan akar tanaman. Dosis pupuk nitrogen yang terlalu tinggi akan menghambat perkembangan akar tanaman Indigofera 4

zollingeriana, dan jika terlalu rendah tanaman akan kekurangan unsur hara. Oleh karena itu pemberian dosis pupuk nitrogen harus didesain tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah untuk mendorong pertumbuhan tanaman secara optimal. Penghematan penggunaan pupuk nitrogen (N) diduga berpengaruh terhadap produksi dan kualitas hijauan. Salah satu pengaruhnya yaitu terhadap kecernaan (NDF, ADF, Selulosa dan hemiselulosa) pada hijauan. Kandungan NDF, ADF, Selulosa dan Hemiselulosa yang tinggi pada hijauan akan menyebabkan menurunkan konsumsi dan kecernaan dari hijauan pakan. 1.3. Tujuan Penelitian Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan pupuk N dengan dosis berbeda terhadap kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, Selulosa dan Hemiselulosa) secara in vitrodari rumput gajah cv. Taiwan dan Indigofera zollingeriana yang ditanam dengan sistem campuran pada lahan yang diinokulasi CMA. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peternak untuk dapat mengetahui dosis pupuk N yang optimal pada pertanaman campuran rumput gajah cv. Taiwan dan legum Indigofera zollingeriana pada lahan yang diinokulasi dengan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)sehingga menghasilkan produksi dan kualitas hijauan yang juga optimal. Mengurangi dosis pupuk N dapat menghemat biaya produksi dan dapat menjaga kesuburan tanah. Selanjutnya sebagai pedoman bagi peternak dalam penyusunan ransum yang menggunakan rumput gajah cv. Taiwan dan Indigofera zollingeriana untuk meningkatkan efisiensi penggunaan ransum atau nilai nutrisi secara keseluruhan 5

yang dapat diketahui melalui kecernaan (NDF, ADF, Selulosa dan Hemiselulosa) dari kedua tanaman. 1.5. Hipotesis Penelitian Penggunaan pupuk N dapat dikurangi menjadi 25% pada pemotongan pertama (60 hari setelah tanam) dari pertanaman campuran rumput gajah cv. Taiwan dan legum Indigofera zollingeriana pada lahan yang diinokulasi CMA tanpa berpengaruh terhadap kecernaan fraksi serat (NDF, ADF, Selulosa dan Hemiselulosa) secara in vitro. 6