SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Edisi Kedua. Bagian IV : Middle Office 08 Desember 2016

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Bagian III : Front Office 08 Desember 2016

SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Edisi Kedua. Bagian V : Back Office 08 Desember 2016

SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Edisi Kedua. 08 Desember 2016

Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

INDONESIA FOREIGN EXCHANGE MARKET COMMITTEE IFEMC IFEMC MARKET CODE OF CONDUCT. Adopting

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

No. 3/29/DPNP Jakarta, 13 Desember 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

SISTEM PENGENDALIAN MUTU. KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Perusahaan atau Unit Syari

Pedoman Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank melalui Internet (Internet Banking)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM INTERNAL AUDIT

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PERBANKAN DIGITAL OLEH BANK UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

Pedoman Kerja Komite Audit

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. : Kep-00010/BEI/ : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING

BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BAB III PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MENURUT KETENTUAN PBI 13/23/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT Atlas Resources Tbk. Piagam Dewan Komisaris

INTERNAL AUDIT CHARTER

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

PETUNJUK PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

No pengaturan dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta penjelasannya. Dalam Pasal 70 tersebut diatur bahwa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAKSANA PENJAMINAN SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN .. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KETENTUAN UMUM

Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Pengawas. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

Transkripsi:

SOSIALISASI Edisi Kedua Bagian IV : Middle Office 08 Desember 2016

Middle Office - Tujuan Memberikan panduan bagi Manajemen Middle Office yang memiliki fungsi pengawasan atas karyawan yang melakukan pengukuran dan monitoring risiko atas transaksi pasar keuangan secara langsung dan secara harian sesuai dengan best market practices 2

Middle Office - Coverage 1. Cakupan Middle Office: i. Trade Surveillance ii. Pencegahan Kealpaan (Missed), Kegagalan, Kesalahan Pencatatan iii. Pasar Buatan (Artifical Market) and Manipulasi Pasar iv. Internal Review v. Best Practice dalam pelaksanaan Mark to Market (MtM) 2. Prime Broker i. Kerahasiaan ii. Perselisihan iii. Risiko 3. Sengketa, Keluhan dan Tuntutan i. Sengketa dan Mediasi ii. Kepatuhan dan Keluhan iii. Tuntutan Penyelesaian 3

BAB 7 : Praktek Middle Office Pengawasan Perdagangan (Trade Surveilance) Pencegahan Kealpaan (missed), Kegagalan atau Kesalahan dalam Pencatatan Perusahaan harus memastikan telah menerapkan sistem dan kebijakan pengawasan perdagangan yang mampu : o Mengevaluasi semua perdagangan o Mengidentifikasi catatan yang alpa, gagal atau salah o Mengidentifikasi petugas yang akan dilaporkan jika terjadi kesalahan atau kemungkinan pelanggaran ketentuan transaksi Pasar Buatan (Artificial Market) dan Manipulasi Pasar o Akan atau berpotensi mengganggu faktor-suplai dan permintaan yang normal di pasar untuk suatu produk keuangan o Berpotensi untuk menciptakan manipulasi pasar atau manipulasi harga o Tidak didasarkan kepada transaksi yang sah atau murni dan bertujuan spekulasi 4

BAB 7 : Praktek Middle Office Pengawasan Perdagangan ( Trade Surveilance ) Pendeteksian Manipulasi Pasar o Perusahaan harus berusaha untuk menjalankan perdagangan dan memelihara informasi rekening secara tepat waktu dan akurat, serta selalu melakukan rekonsiliasi catatan perdagangan eketronik mereka sendiri dengan catatan yang diberikan oleh broker, perusahaan kliring dan mitra usaha lainnya sesegera mungkin o Pemisahan tanggung jawab dari peran front dan back office adalah penting, sehingga siapapun tidak bisa menyembunyikan kegiatan transaksi yang tidak sah o Perusahaan harus memiliki prosedur dan sistem peringatan untuk mendeteksi perilaku yang berpotensi memicu kecurigaan akan adanya manipulasi pasar o Laporan yang dihasilkan oleh sistem peringatan harus tersedia untuk diperiksa oleh petugas yang bertanggung jawab dan Manajemen sesegera mungkin dan harus segera dilaporkan kepada pihak berwenang terkait jika terjadi kegiatan transaksi yang dideteksi sebagai memanipulasi pasar 5

BAB 7 : Praktek Middle Office Best Practice dalam Pelaksanaan Mark-to-Market Unit Manajemen Risiko dari Pelaku Pasar, harus memiliki prosedur Mark-to-Market yang independen dan unit ini harus benar benar terpisah dari front office Kuotasi harga pasar adalah acuan terbaik untuk melakukan valuasi bagi Principal dalam melakukan mark-to-market atas outstanding transaksi mereka Principal bisa menggunakan provider data, para Broker, dan pihak ketiga penyedia jasa lainnya sebagai alternatif sumber eksternal data Jika harga independen tidak tersedia, diperlukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua harga diukur secara akurat dan berkala 6

BAB 7 : Praktek Middle Office Best Practice dalam Pelaksanaan Mark-to-Market Principal sebaiknya juga mempertimbangkan beberapa hal hal berikut : o Volume yang diperdagangkan o Apakah Spread Bid Offer tersebut diambil dari pasar yang tidak likuid? o Apakah harga yang diperoleh diambil dari transaksi terakhir? o Sudah berapa lama transaksi terkhir tersebut terjadi? o Apabila tidak terdapat transaksi yang dapat digunakan sebagai sumber data, bagaimana perhitungan harganya? Perhitungan mark-to-market harus tepat dan dapat diandalkan, karena akan mempengaruhi keakuratan laporan laba rugi suatu perusahaan. Melalui marking to market, nilai wajar dari arus kas valas akan diperhatikan dan akan memberikan informasi tentang risiko pasar, yang memungkinkan manajemen untuk mengelola dan menilai posisi posisi pasar yang berlaku dengan lebih baik 7

BAB 8 : Prime Brokerage Prime Broker harus menjaga seluruh kerahasiaan data transaksi yang dilakukan dengan Prinsipal. Kebocoran informasi rahasia dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan Prinsipal, Prime Broker dan Petugas lain yang terkait. Kerahasiaan/Secrecy: Ruangan Petugas Prime Broker yang terpisah dari Dealer Valas dan Sales. Panduan kepada Nasabah agar ekpektasi Nasabah dikelola dengan baik. Data rahasia termasuk: informasi due dilligence, outstanding transaksi/order, rincian order, limit. Jika suatu informasi akan di-share dengan Dealer Valas/Sales yang berhubungan dengan Nasabah, Nasabah tersangkut harus memberi persetujuan. Perselisihan: Dispute yang melibatkan Prime Broker dapat terjadi sebelum, ketika dan setelah transaksi. CoC ini menginginkan bahwa sengketa diatur oleh perjanjian antara pihak yang terkait. 8

BAB 8 : Prime Brokerage Risiko Reputasi: Risiko reputasi bagi para Prime Broker sangat penting karena mereka dianggap sebagai penyedia layanan utama bagi para Nasabah, dan diandalkan oleh broker pelaksana hanya untuk melayani dan mewakili para nasabah terkemuka. Termasuk: KYC, APU/AML, Credit limit, perangkat transaksi. Risiko Operasional: Pemantauan sebelum dan sesudah transaksi yang tepat waktu dan handal bagi lancarnya transaksi oleh Prime Broker, Dealer pelaksana dan Nasabah dapat mengurangi risiko operasional bagi semua pihak secara signifikan. Primer Broker harus mendukung dan berupaya menjalankan industri secara proaktif menuju ke infrastruktur otomatis. Siklus Post Trade dengan Prime Broker: Kejadian sesudah transaksi tertentu dapat menyebabkan risiko pasar/basis bagi Prime Broker dan karena itu memerlukan keputusan mengenai siapa yang bertanggung jawab untuk menentukan hasil dari kejadian ini dan yang menanggung risiko. 9

BAB 9 : Sengketa, Keluhan dan Tuntutan Sengketa dan Mediasi Apabila timbul sengketa, penting bagi Manajemen para pihak yang terlibat mengambil tindakan yang cepat dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah dengan cepat, wajar dan dengan tingkat integritas yang tinggi serta saling menghormati Jika sengketa tidak dapat diselesaikan oleh para pihak maka para pihak dapat meminta bantuan mediasi dari komite profesionalisme Kepatuhan dan Keluhan Perusahaan harus memiliki prosedur yang efektif dan transparan untuk menangani keluhan secara cepat dan efektif, dan penyimpanan catatan yang merinci langkah-langkah yang diambil untuk membuat keputusan atas setiap keluhan Fungsi kepatuhan harus termasuk memantau bahwa prosedur dan langkah-langkah berfungsi untuk memastikan bahwa layanan atau operasi mematuhi semua ketentuan yang berlaku pada Model Kode Etik ini, termasuk yang berkaitan dengan pengungkapan dan pengelolaan yang tepat dari benturan kepentingan 10

BAB 9 : Sengketa, Keluhan dan Tuntutan Tuntutan Penyelesaian Tuntutan dapat terjadi karena terdapat kekurangan pada penyelesaian dan penting untuk menetapkan pedoman agar mendapatkan keputusan yang cepat Prinsip dasar dibalik tuntutan untuk kompensasi adalah bahwa tidak boleh ada peserta pasar yang diuntungkan secara tidak wajar atau dirugikan secara tidak wajar oleh tindakan/kesalahan dari peserta pasar lainnya Sebagian besar sengketa yang disampaikan kepada Komite Profesionalisme timbul dari : Kegagalan para dealer untuk menggunakan istilah yang jelas dan tegas sehingga seluruh pihak terkait memiliki pengertian yang berbeda mengenai jumlah atau mata uang yang ditransaksikan, tanggal valuta atau periode, atau bahkan siapa yang membeli dan siapa yang menjual Kegagalan staff back-office untuk dengan segera dan akurat memeriksa konfirmasi counterparty 11

Terima kasih 12