EFEKTIVITAS BAHAN AJAR BANGUN RUANG SISI DATAR MENGGUNAKAN 5E INSTRUCTIONAL MODEL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVIS PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI SMA

PENGEMBANGAN SOAL OPEN ENDED PADA POKOK BAHASAN PYTHAGORAS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KELILING, LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL MATERI LINGKARAN BERBASIS DISCOVERY UNTUK SISWA SMP

PENGEMBANGAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA MATERI LUAS BANGUN DATAR BERBASIS METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI HIMPUNAN BERBANTU VIDEO PEMBELAJARAN

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN BENTUK MOLEKUL DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA BERBANTUAN ANDROID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Rohati Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA FKIP univ. Jambi Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Km 14 Mendalo Darat Jambi. Abstrak

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN WEBSITE BAHAN AJAR TURUNAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB DENGAN PENDEKATAN ETNOMATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP MATERI KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB INTERAKTIF DENGAN APLIKASI E-LEARNING MOODLE PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT DI SMP

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER YANG MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGACU PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BAGI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 RAMBANG KUANG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh ERVIN HIDAYAT

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Oleh : Ika Dewi Fitria Maharani, Bambang S.H.M, M.Kom Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE TRADING PLACES

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN EDMODO PADA MATERI FUNGSI

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA ADABIAH 2 PADANG

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Lalu Demung Patria dan Djuniadi Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, PPs. Universitas Negeri Semarang

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BAGI MAHASISWA PGSD UAD

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

RESPON SISWA PADA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN: IMPLEMENTASI PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 DENPASAR

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL

DEVELOPMENT RESEARCH

PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA SERUPA PISA DALAM KONTEN SPACE AND SHAPE PADA SISWA KELAS VIII

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN PROGRAM CONSTRUCT 2 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA SMP KELAS 8

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

Mangelep, N.O. p-issn: ; e-issn: Navel Oktaviandy Mangelep

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS VII SMP MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN MATERI SEGITIGA DI KELAS VII

Validitas Modul Pembelajaran Berbasis Guided Inquiry pada Materi Fluida di STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI GARIS DAN SUDUT MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH DAN MOODLE KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. ABSTRACT

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU SAKU MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG UNTUK JENJANG SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LUAS PERMUKAAN PRISMA DAN LIMAS DI SMP

PENGEMBANGAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN KONEKSI ANTAR TOPIK MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

Transkripsi:

EFEKTIVITAS BAHAN AJAR BANGUN RUANG SISI DATAR MENGGUNAKAN 5E INSTRUCTIONAL MODEL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR Swaditya Rizki 1, Syutaridho 2 1,2 FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: swaditya.rizki@gmail.com 1) syutaridho@ymail.com 2) Abstract The aims of this study were to know the effectiveness of teaching materials solids with flat side which was developed using the 5E instructional model against the activities and learning outcomes in eighth grade students in Junior High School State 2 Batanghari. In this study using the methodology of development research with formative type according to Tessmer (1993), namely the development of teaching materials of solids with flat side. Research procedure using 4 stages namely self evaluation, expert review and one-to-one, small group, and field tests. The results showed that the teaching material included in the category of valid and good for use. Then the average of class activity from the observation obtained a score of 10.3, it s means that the category scores included into the active category, and then the average of learning outcomes was 71.38 where the scores included into the good category. Keywords: Research and Development, Formative Research, 5E Instructional Model PENDAHULUAN Perkembangan dunia pendidikan di era sekarang ini menuntut perbaikan kualitas pendidikan secara menyeluruh yang terlihat pada proses pembelajaran yang mengacu pada empat pilar pendidikan yaitu 1) Learning to know yang mempunyai makna bahwasanya belajar harus bermakna; 2) Learning to do yaitu berkaitan dengan kebermaknaan dari pembelajaran; 3) Learning to be, dan 4) Learning to live together yang mengarah pada pembentukan karakter siswa. Kemudian pandangan lain yang berkembang saat ini bahwasanya ada perubahan paradigma yaitu paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran yang memacu untuk mampu menciptakan inovasi dalam pembelajaran. Keadaan riil di lapangan yang tidak terlepas dari kondisi bahwasanya Aksioma 1

siswa akan belajar secara efektif jika mereka benar-benar tertarik terhadap pelajarannya (Sobel dan Maletsky, 2004:30). Ada satu anggapan bahwasanya kebermaknaan dalam proses pembelajaran menjadi sesuatu yang harus dihadirkan. Menghasilkan produk bahan ajar untuk menjawab tantangan tersebut menjadi suatu pilihan dikarenakan dengan mengembangkan bahan ajar tentu akan mengarahkan siswa untuk mengembangkan pemahamannya, menciptakan masyarakat belajar dan mengajak siswa untuk memahami aplikasi dari kegiatan belajarnya, hal lain yang menjadi alasan yaitu akan adanya kesesuaian dengan aplikasi yang lebih familiar pada kondisi siswa. Sebuah fakta bahwa sebagian buku teks yang beredar dalam lingkungan sekolah adalah buku ajar yang dominan memuat informasi tentang suatu definisi, alur proses terbentuknya suatu kosep dan soal-soal yang abstrak. Sehingga menjadi wajar jika siswa menghafal rumus karena bahan ajar tersebut dapat dibaca, situasi ini akan berbeda jika buku teks tersebut dikemas menjadi bahan ajar yang didesain agar siswa menemukan sendiri rumusnya, sehingga ini akan mempunyai kebermaknaan bagi siswa. Materi bangun ruang sisi datar dominan memuat pengayaan dalam memahami konsep sehingga dalam mempelajari materi bangun ruang sisi datar memerlukan keterlibatan siswa secara utuh, memerlukan penyelidikan, membutuhkan bimbingan untuk memahami dan memunculkan ide-ide dari masalah matematik, dan juga halhal lain yang berkaitan dengan pemecahan masalah, jika melihat keseluruhan kegiatan di atas maka, 5E instructional model menjadi alternatif yang sesuai dan dapat dijadikan pilihan dalam pembelajaran materi bangun ruang sisi datar. Bahan ajar yang akan dikembangkan menggunakan payung 5E instructional model yang didalamnya ada 1) Engage; 2) Exploration; 3) Explanation; 4) Elaboration; 5) Evaluation (Bybee, R.W., et. al. 2006). 5E merupakan model pembelajaran yang kegiatannya memfokuskan siswa pada engage (mengikutsertakan), eksplorasi, menjelaskan, elaborasi, dan evaluasi dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini menganut paradigma pembelajaran, siswa tidak sebagai penerima pasif dan tentu dengan model ini, siswa dipacu untuk melakukan proses pembelajaran dan informasi atau pengetahuan yang didapat oleh siswa sebagian besar merupakan usaha siswa itu sendiri. Keunggulan lain dari 5E Instructional Model dimana point Keterlibatan, eksplorasi, penjelasan, elaborasi, dan evaluasi bukan merupakan tahapan melainkan sesuatu yang saling terikat dan bersifat interaktif, sebagai contoh dalam point 2 Aksioma

keterlibatan memungkinkan adanya kegiatan eksplorasi dan penjelasan. Bybee, R.W., et. al (2006:2) menjelaskan bahwa 5E Instructional Model meliputi: 1. Engage (mengikutsertakan) Pada point ini adanya sebuah keikutsertaan siswa untuk menangkap sebuah permasalahan, mengarahkan siswa untuk berfikir yang arahnya pada pengkonstruksian pemahaman siswa. 2. Eksplorasi Wilayah eksplorasi yaitu adanya dorongan untuk menggali informasi, melakukan penyelidikan terhadap suatu masalah yang disajikan. 3. Explain (menjelaskan) Yaitu berkaitan dengan memberikan penekanan, dan juga pandangan terhadap suatu masalah dari ide-ide siswa itu sendiri 4. Elaborasi Point ini menekankan pada pemecahan masalah dan juga menerapkannya ke situasi dunia nyata 5. Evaluasi Berkaitan dengan perkembangan pemahaman siswa sebagai pertimbangan tindaklanjutnya. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Batang Hari Lampung Timur. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan atau development research tipe formative research, yaitu pengembangan bahan ajar pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Berikut ini langkah-langkah pengembangan bahan ajar: High Resistance to Revision Low Resistance to Revision Field Test User Acceptance, Implementability Organizational Acceptance Small Group Effectiveness, Appeal Implementability Expert Review Content, Design, Technical Quality Self- Evaluation Obvious errors One-to-One Clarity, Appeal Obvious errors Gambar 1. Alur desain formative research (Tessmer, 1993:35) Prosedur penelitian ini dibagi dalam 4 tahapan, meliputi : 1. Self Evaluation a. Analisis Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukan analisis terhadap karakteristik siswa dengan tujuan Revise Revise Revise Aksioma 3

untuk menentukan kelas penelitian, dan sebagai acuan dan pertimbangan dalam membuat bahan ajar yang cocok sesuai dengan karakteristik siswa kelas penelitian. b. Desain Tahap desain yang dimaksud adalah mendesain bahan ajar pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Mendesain bahan ajar didasarkan atas pemikiran dan disesuikan dengan 5E instructional model. Penelitian ini menghasilkan prototipe bahan ajar pertama (hasil self evaluation) dan prototipe kedua (revisi dari expert review). 2. Expert Review dan One-to-one Hasil desain pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan dua orang siswa (one-to-one) untuk mengamati, mengkomentari, dan memberikan saran. a. Uji Pakar (expert judgement) Pada tahap uji pakar, bahan ajar yang telah didesain akan dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh panelis. Panelis terdiri dari tiga orang dalam bidang ilmu pendidikan matematika. Panelis akan menelaah conten, konstruks dan bahasa dari masing-masing prototipe. Saran-saran panelis/validator digunakan untuk merevisi bahan ajar. b. One-to-one Pada tahap one-to-one, memanfaatkan dua orang sebagai testee dan diminta untuk mengamati, mengkomentari bahan ajar yang didesain. Hasil komentar dari bahan ajar akan dijadikan dasar untuk merevisi bahan ajar yang didesain. Hasil uji pakar (expert judgement) dan one-to-one menjadi dasar untuk merevisi bahan ajar yang didesain (prototipe pertama). Hasil revisi dari uji pakar (expert judgement) dan oneto-one menghasilkan prototipe kedua. 3. Small Group (kelompok kecil ) Hasil prototipe kedua diujicobakan pada lima orang siswa non subjek penelitian. Tahap ini siswa diminta untuk menyelesaikan dan mengomentari bahan ajar yang telah direvisi berdasarkan masukan dari expert judgement dan one-to-one (prototipe kedua). Hasil dari uji small group akan dijadikan dasar untuk merevisi bahan ajar prototipe kedua. Hasil revisi tersebut dinamakan prototipe ketiga (produk). 4 Aksioma

4. Field Test ( Uji lapangan ) Pada pelaksanaan field test, prototipe ketiga (produk) diujikan ke subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batang Hari. Pelaksanaan field test melihat kepraktisan dan efektivitasnya. Kepraktisan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu produk mudah digunakan (dimengerti) oleh pengguna dalam hal ini guru dan siswa. Efektivitas berarti tercapainya tujuan pembelajaran yang tercermin dalam hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Self Evaluation Harapan dari tahapan ini adalah menghasilkan prototipe pertama yang siap untuk proses expert review. Proses yang dilakukan untuk menghasilkan prototipe pertama tersebut yaitu dengan menelaah kurikulum, menelaah karakteristik siswa dan lingkungannya. Itu artinya bahan ajar yang didesain tentu mengacu pada kurikulum namun bahan ajar tersebut dikemas dan disesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan, ini dilakukan agar siswa berkembang dalam hal menganalis masalah dan menyimpulkan sesuatu dengan memanfaatkan informasi yang kompleks dalam bahan ajar yang didesain. 2. Hasil Expert review dan One-to-one Tahap ini juga dapat dikatakan sebagai tahap penyempurnaan bahan ajar, dimana pada tahap ini masukan ide dan wawasan yang membuka peluang untuk memahami bahan ajar secara lebih luas. Masukan dari validator atau bisa disebut panelis menjadi salah satu dasar untuk menyempurnakan bahan ajar. Validasi expert fokus pada konten, konstruk dan bahasa. 3. Small Group Pada tahap small group ini beberapa yang menjadi catatan di lapangan diantaranya yaitu masih banyak siswa dimana dalam perhitungannya tidak memperhatikan satuan yang diminta baik pada soal maupun pada jawaban. Kemudian untuk kasus pemahaman siswa mengenai apa pendapat mereka mengenai perbedaaan prisma dengan limas, maka beragam pendapat yang berbeda mulai dari identifikasi bentuk, kemudian melihat definisi dari buku paket. Siswa menganggap sebagian soal memiliki penafsiran ganda. Berdasarkan catatan diatas maka dapat disajikan permasalahannya dalam tabel dibawah ini. 4. Field Test Situasi dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dikelas dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini yaitu: 1) pemahaman siswa yang tidak homogen, 2) penampilan konteks dalam bahan Aksioma 5

ajar yang dianggap tidak familiar bagi siswa dan juga 3) situasi pembelajaran yang dikondisikan selayaknya kelas penelitian menyebebkan beberapa siswa merasa diawasi. Namun untuk proses pembelajaran secara utuh dapat dikatakan berjalan secara aktif dan proses pembelajaran mendapatkan respon yang baik bagi siswa. Keaktifan siswa dan proses berpikir siswa dalam pembelajaran dideskripsikan dalam jawaban-jawaban siswa. Pendapat siswa mengenai perbedaaan kubus dan balok dimana, dari jawaban diatas terlihat siswa mendeskripsikan perbedaan dilihat dari rumus volume masingmasing bangun ruang. Selanjutnya ada juga siswa yang berusahan menjawab dengan cara memodifikasi redaksi yang baku dari buku paket. Ketiga contoh jawaban diatas dianggap baik karena mereka berusaha mengidentifikasi suatu masalah dengan mencoba menggunakan bahasa mereka sendiri, kemudian juga karena topik ini merupakan materi awal yang dihadirkan dengan maksud untuk memancing imajinasi siswa untuk berpendapat sesuai apa yang mereka pikirkan. Masalah ini disajikan di awal juga dengan maksud untuk nantinya dapat membedakan pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, apakah nantinya siswa benar-benar paham mengenai perbedaan kubus dan balok. Hal yang sama dilakukan siswa ketika siswa diminta pendapat untuk mengungkapkan perbedaan prisma dan limas. Jawaban yang beragampun muncul ada siswa yang mencoba mendefinisikan dengan memperhatikan bentuk secara keseluruhan, ada siswa yang memodifikasi definisi dari buku paket dan ada juga siswa mengidentifikasi dari bentuk alas dan tutup bangun tersebut. DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 1. Data Observasi Aktivitas Siswa Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah 1) Visual activities dengan deskriptor, a). Memperhatikan dan memahami pola pembentukan konsep yang tersedia dalam bahan ajar, b). Memperhatikan penjelasan teman dalam kelompok ataupun kelompok lain terkait dengan informasi yang diberikan.. 2) Oral activities dengan deskriptor, a). Menjelaskan kemungkinan solusi atau jawaban kepada teman dalam kelompok ataupun kelompok lain, b). Mendiskusikan alternatif penyelesaian baik penyelesaian soal maupun penyelesaian masalah dalam bahan ajar. 3) Listening activities dengan deskriptor, a). Mendengarkan dan mencoba memahami penjelasan yang diberikan oleh guru maupun teman dalam kelompok atau kelompok lain, b). Mendengarkan dan mencoba 6 Aksioma

mengkritisi penjelasan dari teman kelompok maupun kelompok lain. 4) Writing activities dengan deskriptor, a). Membuat catatan penting dalam bahan ajar, b). Membuat pola atau kerangka ide dari permasalahan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada. 5) Motor activities dengan deskriptor, a). Kegiatan memprediksi atau membuat hipotesis. b). Menggunakan pengamatan dicatat dalam penjelasan. 6). Mental activities dengan deskriptor. a). Menarik kesimpulan. b). Menyelesaikan soal dengan strategi tertentu. 7). Emotional activities dengan deskriptor. a). Menunjukkan sikap gembira dalam belajar, b). Bersemangat melakukan kegiatan dalam belajar. Tabel 1. Data Aktivitas Siswa pada Setiap Pertemuan Skor aktivitas siswa Frekuensi pertemuan 1 Frekuensi pertemuan 2 Frekuensi pertemuan 3 Tingkat aktivitas siswa 11,3-14 5 10 15 Sangat aktif 8,5-11,2 28 24 19 Aktif 5,7-8,4 6 5 5 Cukup aktif 2,9-5,6 0 0 0 Tidak aktif 0-2,8 0 0 0 Sangat tidak aktif Jumlah 39 39 39 Rata-rata skor aktivitas siswa 9,9 10 11 Dari data diatas terlihat bahwa pembelajaran didominasi siswa yang aktif, dan secara keseluruhan jika dilihat sebagai aktivitas kelas, maka aktivitas kelas tergolong pada katagori aktif yaitu dengan skor 10,3. nilai 0 dan nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah nilai 100. Data hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: 2. Data Hasil Tes Pada akhir pembelajaran siswa diberikan soal tes untuk melihat efek potensial terhadap hasil belajar siswa. Soal tes yang diujikan sebanyak 5 soal. Nilai yang bisa diperoleh siswa yaitu interval dari 0-100, artinya nilai minimum yang diperoleh siswa yaitu Aksioma 7

Tabel 2. Data Hasil Tes Nilai hasil tes Frekuensi Kategori 86-100 12 Sangat baik 71-85 9 Baik 56-70 9 Sedang 41-55 6 Rendah 40 3 Sangat rendah Jumlah 39 Rata-rata nilai hasil tes 71.38 Kategori baik Dari tabel diatas nilai didominasi kategori sangat baik dan jika dilihat rata-rata kelas maka nilai hasil tes adalah 71,38 maka hasil belajar siswa masuk dalam kategori baik. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar menggunakan 5E Instructional model dapat menjadikan solusi alternatif dalam pembuatan bahan ajar yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran khususnya dalam penelitian ini yaitu bangun ruang sisi datar dikarenakan sebagai berikut: 1. Berdasarkan proses dan ujicoba dilapangan dimana telah melalui rangkaian dalam proses pengembagan bahan ajar maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan masuk dalam kategori valid, dan dilihat dari hasil kerja siswa maka bahan ajar ini layak digunakan bagi siswa kelas VII, untuk itu bahan ajar ini dapat dikategorikan praktis. 2. Rata-rata aktivitas kelas yang disimpulkan dari data observasi didapatkan skor 10,3 itu artinya berdasarkan kategori maka skor tersebut masuk dalam kategori kategori aktif, selanjutnya rata-rata hasil belajar siswa yaitu 71,38 dimana skor tersebut masuk dalam kategori baik. SARAN Adapun saran dari penelitian ini adalah bahan ajar yang sudah dikembangkan ini agar dapat dilanjutkan untuk membuat bahan ajar bangun ruang sisi datar yang berbasis ICT seperti animasi maupun multimedia interaktif. 8 Aksioma

DAFTAR PUSTAKA Bybee, R.W., et. al. 2006. The BSCS 5E Instructional Model: Origins, Effectiveness, and Applications, (Online), http://theonlinepd.files.wordp ress.com/2008/02/executivesu mmary5emodel.pdf, di akses 27 Mei 2013. Sobel, Max A. dan Maletsky, Evan M.. 2004. Mengajar Matematika, Jakarta: Erlangga. Tessmer, Martin. 1993. Planing and Conducting Formative Evaluations. London: Kogen page. Aksioma 9