BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ACTION FIGURE CENTRE

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TERPADU ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

KONSEP DESAIN MARKAS KOMANDO DAN PELATIHAN TIM SAR PANTAI PARANGTRITIS. 6.1 Konsep Transformasi Karakter SAR Pantai Pada Bangunan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

BAB VI HASIL RANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA

organisasi ruang pusat perbelanjaan kerajinan. Tata atur ruang pusat perbelanjaan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Transkripsi:

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI VI.1. Konsep Dasar Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Akademi dan Galeri Fotografi adalah bagaimana wujud rancangan bangunan yang dapat digunakan sebagai wadah pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat sekitar ataupun luar daerah dalam bidang fotografi, penyaluran hoby, pendidikan, dan rekreasi edukatif. Dengan perwujudan bangunan tersebut yang mengaplikasikan sifatsifat dasar fotografi ke dalam bentuk dan tampilan bangunan serta tata masa guna mewujudkan bangunan yang sesuai dengan rencana perancangan Akademi dan Galeri Fotografi berkonsep Arsitektur Metafora. Wujud Akademi dan Galeri Fotografi di Yogyakarta yang dapat membantu para mahasiswa untuk memperoleh pendidikan tinggi fotografi secara terpadu sebagai tujuan untuk membawa bidang fotografi ke dunia kerja secara profesional. Dengan menerapkan konsep Arsitektur Metafora melalui kualitas hubungan tata ruang dan sirkulasi di dalam tapak, vegetasi, pemakaian warna dan tekstur. Pencapaian karakter ini kemudian diperkuat dengan penerapan konsep tersebut pada wujud bangunan Akademi dan Galeri Fotografi tersebut guna mewujudkan bangunan yang menggambarkan jiwa seni fotografi. 126

VI.2. Konsep Tata Massa dan Orientasi Bangunan Untuk memasukkan prinsip-prinsip atau sifat-sifat fotografi pada bangunan Akademi dan Galeri Fotografi di Yogyakarta, maka penzoningan kawasan bangunan ini secara konseptual mengacu pada penzoningan berdasarkan sifatsifat dasar sebuah kamera. VI.2.1. Konsep Lansekap Lansekap Akademi dan Galeri Fotografi di Yogyakarta merupakan gabungan dari beberapa tata massa pada sebuah tapak. Diterapkan dengan meminjam karakter-karakter dari sebuah kamera DSLR. IV.2.2. Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi berkaitan dengan permasalahan dengan sirkulasi kendaraan yang masuk ke area site. Konsep sirkulasi pada Akademi dan Galeri Fotografi dibagi tiga, yaitu untuk jalur pedestrian, kendaraan bermotor dan jalur service. IV.2.3. Konsep Tekstur dan Material Tekstur sangat mempengaruhi kesan terhadap suatu benda, begitu juga suatu ruang. Tekstur yang kasar relatif memberikan kesan aktif, maskulin, berani, tegas dan bergejolak. Sedangkan tekstur halus mampu memberi kesan feminim, kelembutan, tenang, ceria, dan pasif. 127

Adapun material yang diterapkan pada Akademi dan Galeri Fotografi di Yogyakarta ini penerapannya berdasarkan dari gaya perancangan. Dimana gaya perancangan yang diambil yaitu Arsitektur Metafora. Material yang biasanya diterapkan pada sebuah rancangan dengan konsep ini menggunakan material- material dengan unsur unsur yang mencerminkan karakter dari kamera DSLR. Seperti penggunaan kaca pada bangunan. Sedangkan material-material seperti stainless, vynil, parquet dan lain-lain untuk menciptakan kesan modern didalamnya Gambar 6.1 Kesan Terhadap Bahan Sumber : White, 1985 Gambar 6.2 Bahan Organik Teratur & Tak Teratur Sumber : White, 1985 Gambar 6.3 Karakter Tekstur Kasar Sumber : data primer Gambar 6.4 Karakter Tekstur Lembut Sumber : data primer 128

VI.2.4. Konsep Perencanaan Struktur Konsep dasar penggunaan struktur pada obyek rancangan lebih cenderung pada pemilihan konsep sistem rangka kaku (beton bertulang). Ketinggian perlantai sekitar 4 meter guna mencapai aliran udara yang lancar, segar, penempatan fire detector dan instalasi utilitas lainnya. VI.2.5. Konsep Utilitas dan Mekanikal Elektrikal VI.2.5.1. Konsep Sistem Plumbing Konsep sistem plumbing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air (baik air bersih maupun air kotor) yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya. Jenis peralatan plumbing pada Akademi dan Galeri Fotografi ini meliputi peralatan untuk penyediaan air bersih dan pembuangan air kotor. Kebutuhan air bersih pada bangunan ini meliputi kebutuhan dapur pada café, dan keperluan MCK pada lavatori. Sistem distribusi air bersih bangunan ini menggunakan kedua sistem yang ada yaitu Down Feed System, yang di anggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan up feed karena sistem down feed ini air ditampung terlebih dahulu di bak penampung yang berfungsi sebagai air cadangan. 129

Bagan 6.1 Skematik Distribusi Air Bersih Air Kotor pada Akademi dan Galeri Fotografi ini terdiri dari buangan dari area café, lavatory, dan pantry. Bagan 6.2 Skematik Distribusi Sanitasi 130

VI.2.5.2. Konsep Sistem Transportasi Vertikal Konsep sistem transportasi vertikal yang di gunakan adalah tangga dan ramp. Tangga dibagi dalam dua tipe, yaitu tangga umum dan tangga darurat yang digunakan untuk jalur evakuasi pada keadaan darurat. Ramp digunakan untuk memfasilitasi para penyandang cacat. Gambar 6.5. Ramp (Sumber: Keputusan Mentri PU, 1998) 131

VI.2.5.3. Konsep Sistem Pemadam Kebakaran Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara/sistem pencegahan kebakaran karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, dan kerugian-kerugian lainnya. Sistem pemadam kebakaran pada bangunan ini yang memungkinkan untuk diterapkan kedalamnya adalah gas halon dan exhaust fan. Gas halon berfungsi memadamkan api dan exhaust berfungsi untuk menyedot asap keluar bangunan. Gambar 6.6. Gas Halon dan Exhaust Fan (Sumber: Dwi Tanggoro, Utilitas Bangunan, 2004: hal 39 dan 42) 132

VI.2.5.4. Konsep Penghawaan Bangunan utama Akademi dan Galeri Fotografi di Yogyakarta meliputi ruang-ruang kelas dan studio, serta ruang-ruang pameran pada galeri yang melayani kegiatan mahasiswa, dosen, dan pengunjung galeri. Fasilitas yang disediakan akan berbeda-beda sesuai dengan kategori kegiatannya. Konsep umum dari Akademi dan Galeri Fotografi di Yogyakarta adalah Arsitektur Metafora yang edukatif, apresiatif, dan representatif. Karakter-karakter ini diaplikasikan ke dalam tata ruang dalam. Konsep perancangan ruang dimaksimalkan penggunaan energi alam untuk menjadikan bangunan menjadi bangunan modern yang hemat energi. Untuk menunjang peralatan-peralatan fotografi agar tidak lembab dan berjamur, penghawaan dalam bangunan terutama ruang studio, ruang gelap, ruang kelas, dan main hall galeri diupayakan tetap dingin dan menghindari kelembaban. Penghawaan dalam interior untuk memberi kesejukan menggunakan penghawaan alami dan buatan. Konsep sistem penghawaan tersebut adalah: 1. Penghawaan alami a. Membuat lubang pada bagian atap untuk memaksimalkan udara yang masuk ke dalam ruangan. 133

b. Menempatkan perabot yang tidak menutupi elemen buatan c. Menggunakan sistem penghawaan silang. Gambar 6.7. Konsep Penghawaan Silang (Sumber: hasil analisa 2011) 2. Penghawaan Buatan Sistem ini digunakan dengan tujuan membantu mengkondisikan suhu udara di dalam ruangan yang tidak bisa dijangkau oleh penghawaan alami. Konsep penghawaan buatan pada obyek rancangan menggunakan dua sistem yaitu: a. Sistem pengatur suhu udara ruangan b. Sistem pengatur suhu udara terpusat Hal ini dimaksudkan agar apabila sistem pengatur suhu udara terpusat tidak mampu/tidak cukup memenuhi kebutuhan maka dibutuhkan sistem pengatur suhu udara ruangan. 134

VI.2.5.5. Konsep Pencahayaan Sedangkan untuk konsep pencahayaan dalam Akademi dan Galeri Fotografi di Yogyakarta disesuaikan dengan bermacam-macam fungsi ruang. Untuk ruang gelap, cahaya alami tidak bisa sama sekali dibiarkan masuk ke dalam ruangan. Oleh karena itu, pada ruangan ini semua pencahayaannya adalah cahaya buatan dengan cahaya yang sangat minim. Untuk ruang studio, ruang kelas, perpustakaan, ruang antara, dan galeri digunakan cahaya matahari yang menguntungkan. Digunakan lampu flueresen karena memancarkan sinar lebih baik dan kurang memancarkan radiasi panas. Sedangkan pada galeri (ruang pamer) digunakan sistem wall light dan track light. Gambar 6.8. Track Light dan Wall Light (Sumber: http://shop.lightingstyles.co.uk/wall-lights/plaster-walllights/moon_plaster_uplight.htm) Pencahayaan alami yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan bukaan-bukaan yang cukup. Upaya yang 135

harus dilakukan adalah dengan memasukkan cahaya terang langit (skylight). Gambar 6.9. Konsep Pencahayaan dengan Skylight (Sumber: hasil analisa, 2011) Pencahayaan buatan menggunakan sistem cahaya tidak langsung, cahaya langsung-tidak langsung, dan setengah tidak langsung. VI.2.5.6. Konsep Akustik Sistem ini berkaitan dengan faktor kebisingan, bangunan akademi dan galeri memerlukan ketenangan pada zona-zona tertentu. Berdasarkan sumbernya kebisingan berasal dari: 1. Sumber suara dari dalam bangunan menggunakan beberapa konsep penanganan antara lain: 136

a. Bahan berpori seperti: serat kayu, plesteran lembut, mineral wool, dan selaput isolasi b. Resonator rongga merupakan sejumlah udara tertutup yang dibatasi untuk dinding dan dihubungkan oleh lubang ke ruang sekitarnya. c. Penyerap panel atau penyerap selaput, misalnya panel kayu, hard board, gypsum board. 2. Sumber suara dari luar bangunan a. Vegetasi (menyerap dan dapat membelokkan kebisingan yang terjadi) 137

Yogyakarta DAFTAR PUSTAKA Mulyanta, Edi S. Teknik Modern Fotografi Digital. ANDI. Yogyakarta. 2007. Artikel Kassian Cephas Hanya Membuat Foto-foto Indah oleh Nuraini Juliastuti, Wikipedia Supangkat, Jim. Urban/Culture. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta. 2005 Dictionary of Arch and Construction PERDA Kota Yogyakarta, tahun 2010 Laksana, A.S. Creative writing-tip dan strategi menulis cerpen dan novel. Mediakita. Jakarta 2005 Jencks, Charles. The Language of Post-Modern Architecture. Rizzoli. New York. 1997 Kamus filsafat, p. 907 Departemen pendidikan dan kebudayaan. Kamus besar bahasa indonesia, edisi pertama, cetakan ke-2. Balai Pustaka. Jakarta 1989. Dwi Tanggoro, Utilitas Bangunan, 2004: hal 39 dan 4 http://www.fotografer.net/isi/forum/topik.php?id=3194441059&p=3 http://evaluasi.or.id/univs-list.php?region=5&name=kopwil+ http://blog.isi-dps.ac.id/budiwijaya/fotografi-sebuah-sejarah-dunia http://daniarwikan.blogspot.com/2009/03/sejarah-fotografi-indonesia.html http://senimana.com/berita-147-sejarah-fotografi.html http://mcreativephotography.blogspot.com/2009/11/saya-lagi-mencari-model-buatportofolio.html http://geometryarchitecture.wordpress.com/2010/04/05/metafora-sebagai-pendekatan-dalammencapai-geometri/ http://onisur.wordpress.com/2010/07/08/metafora/ http://onisur.wordpress.com/2010/07/08/metafora/