BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May :55 -

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan baik di Indonesia. Secara umum, Manajemen Aset berarti proses

BAB I PENDAHULUAN. tertib, serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat.

Pengelolaan Keuangan Satker BLU Kemenristekdikti dan Pengaruhnya Terhadap Opini Laporan Keuangan Kemenristekdikti

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

RANCANGAN AKUNTANSI BLUD

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya. Optimalisasi serta peningkatan efektivitas dan efisiensi di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,

KATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT

BAB I PENDAHULUAN. pula. Reformasi di bidang keuangan negara menjadi sarana peningkatan performa

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN KEMBALI BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyusun laporan keuangannya, suatu Badan Layanan Umum (BLU)

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

Gambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

Instansi...

KONSEP PEMBENTUKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan laporan keuangan. Sesuai amanat undang-undang yaitu Pasal 5

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

PENDAHULUAN. menjadi landasan dalam menyusun pertanyaan penelitian, serta tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

Optimalisasi Peran Strategis Aset Tetap dan Pengendalian atas Proses Normalisasi Data Barang Milik Negara bagi APBN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang tingkat pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara,

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BAB I PENDAHULUAN. sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi persepsi..., Inayah, FISIP UI, 2010.

PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. PSAP No.7 Aset Tetap merupakan aset berwujud yang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Aset negara menurut Siregar (2004: 179) adalah bagian dari kekayaan

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Koreksi atas posisi Laporan Operasional pada Pemerintah Kota

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

BAB II LANDASAN TEORI. manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut. Manfaat ekonomi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pendidikan menetapkan Universitas Gadjah Mada sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah gencarnya penerapan good governance di sektor publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah diperbaharui

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik organisasi nirlaba atau organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan dalam melakukan aktivitas operasinya. Pada umumnya, organisasi sektor publik mendapatkan sumber dayanya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi (Hoesada, 2007). Penerapan akuntansi pada organisasi sektor publik saat ini sedang mendapat perhatian banyak pihak di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan reaksi masyarakat yang mulai menyadari arti penting pelaporan dan penggunaan akuntansi pada berbagai sektor dalam perekonomian, termasuk untuk lembagalembaga pemerintahan dan juga lembaga nonprofit lainnya, dalam rangka penegakan Good Governance. Saat ini, kinerja sektor pemerintahan sangatlah jauh dari ekspektasi penegakan Good Governance. Hal ini dibuktikan dari hasil laporan audit BPK tahun 2007 yang memberikan opini Tidak Menyatakan Pendapat terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan juga kepada 37 kementerian/lembaga lainnya. Pada hasil audit BPK tahun 2007 tersebut, hanya 16 kementerian/ lembaga yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian, 31 kementerian/ lembaga mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian dan satu kementerian mendapatkan opini Tidak Wajar. Hal ini menunjukkan belum adanya peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah karena sejak tahun 2004 laporan keuangan pemerintah pusat terus mendapatkan opini Tidak Menyatakan Pendapat (www.bpk.go.id, 2008). Lahirnya UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara telah membuka koridor baru bagi penerapan anggaran berbasis kinerja di lingkungan sektor publik. Dengan Pasal 68 dan Pasal 69 undang-undang tersebut, instansi pemerintah dan organisasi nonprofit lainnya, yang tugas pokok dan fungsinya adalah memberi pelayanan kepada masyarakat, dapat menerapkan pengelolaan 1

2 keuangan yang lebih fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua undang-undang tersebut menjadi dasar penetapan instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). BLU ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Menurut Pasal 1 UU No. 1 tahun 2004 mengenai Perbendaharaan Negara, Badan Layanan Umum (BLU) didefinisikan sebagai instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Dengan kata lain, BLU adalah satuan kerja sektor publik yang memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sendiri. Kedudukan BLU ini akan tetap berada dibawah kementerian negara atau lembaganya atau Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), dan tidak terpisah dari instansi induknya. Oleh karena itu seluruh pendapatan yang diperolehnya dari dana non-apbn/apbd kemudian dilaporkan dan dikonsolidasikan dalam pertanggungjawaban APBN/APBD terkait. Demikian pula dengan seluruh anggaran belanjanya. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN- CM) adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang pertama kali ditetapkan sebagai BLU pada tahun 2005. Sesuai dengan PP no. 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU, rumah sakit ini menerapkan pengelolaan keuangan mandiri dan melakukan pencatatan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tetapi karena tidak terpisah dari Departemen Kesehatan, maka laporan keuangan RSUPN-CM kemudian akan dikonsolidasikan ke laporan keuangan Departemen Kesehatan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Karena termasuk salah satu BLU yang pertama dikukuhkan, penerapan pengelolaan keuangan BLU pada RSUPN-CM kemudian dijadikan semacam tolok ukur penerapan akuntansi pada rumah sakit berstatus BLU lainnya. Dalam penyusunan laporan keuangan BLU, khususnya neraca, Barang Milik Negara (BMN) merupakan bagian dari aset pemerintah yang berwujud. Pada lampiran IV PMK no.59/ PMK.06/ 2005 tentang Sistem Akuntansi dan

3 Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, aset pemerintah didefinisikan sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam nilai moneter, termasuk sumber daya nonmoneter yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara atas alasan sejarah dan budaya. BMN dapat dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang diharapkan untuk segeran direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. BMN yang diperlakukan sebagai aset lancar adalah Persediaan. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. BMN yang dikelompokkan ke dalam Aset Tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, konstruksi dalam pengerjaan dan aset tetap lainnya. Jumlah tercatat aset tetap di RSUPN-CM pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 294.136.561.357 atau mengambil porsi sebesar 61.22% dari keseluruhan total aset yang berjumlah Rp 480.384.340.812. Dengan porsi yang cukup besar tersebut, maka pada jumlah total keseluruhan aset, perlakuan aset tetap menjadi perhatian utama dalam mengukur reliabilitas laporan keuangan RSUPN-CM. Di pemerintahan, selain masalah perlakuan aset tetap untuk keperluan penyusunan laporan keuangan, masalah manajemen aset tetap juga menjadi fokus perhatian. Menurut Doli D. Siregar (2004), manajemen aset lebih ditujukan untuk menjamin pengembangan kapasitas yang berkelanjutan dari pemerintah sehingga dapat meningkatkan pendapatan, yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan guna mencapai pemenuhan persyaratan optimal bagi pelayanan tugas dan fungsi instansinya kepada masyarakat. Manajemen aset terdiri dari lima tahapan, Inventarisasi Aset, Legal Audit, Penilaian Aset, Optimalisasi Aset dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA) dalam pengawasan dan pengendalian aset (Supriyadi, 2008, p.30).

4 Sampai saat ini, penelitian mengenai perlakuan akuntansi untuk organisasi sektor publik, khususnya organisasi berstatus Badan Layanan Umum (BLU), masih sangat jarang ditemui. Hal ini antara lain dikarenakan pembahasan mengenai BLU masih merupakan suatu bahasan yang sangat baru. Padahal, penelitian mengenai perlakuan akuntansi pada BLU akan sangat membantu dalam hal mengkaji kinerja BLU dan ke depannya diharapkan mampu menjadi tolok ukur bagi evaluasi kinerja organisasi sektor publik Indonesia pada umumnya. Penelitian yang membahas mengenai manajemen aset pemerintahan juga masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan manajemen aset serta penerapan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN) pada organisasi pemerintah, khususnya suatu BLU RSUPN-CM. 1.2 Permasalahan Beberapa permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan sistem manajemen aset di RSUPN-CM, dimulai dari proses inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset dan pengawasan serta pengendalian aset? 2. Bagaimana penerapan sistem akuntansi Barang Milik Negara (BMN), baik untuk aset tetap yang dimiliki sendiri maupun untuk aset tetap yang berada di bawah pengelolaan RSUPN-CM? 3. Bagaimana kepatuhan perlakuan aset tetap di RSUPN-CM terhadap PSAK 16 dan PSAP 07 mengenai Aset Tetap? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis penerapan sistem manajemen aset di RSUPN-CM. 2. Menganalisis enerapan sistem akuntansi Barang Milik Negara (BMN), baik untuk aset tetap yang dimiliki sendiri maupun yang berada di bawah pengelolaan rumah sakit berstatus BLU penuh, khususnya di RSUPN-CM. 3. Menganalisis kepatuhan perlakuan aset tetap tersebut terhadap PSAK 16 dan PSAP 07 mengenai Aset Tetap.

5 1.4 Ruang Lingkup Penulis membatasi ruang lingkup penulisan pada salah satu komponen pada sistem akuntansi BLU yaitu Sistem Akuntansi BMN, khususnya Aset Tetap. Penelitian ini memfokuskan pada pembahasan mengenai bagaimana sistem manajemen aset di RSUPN-CM, dimulai dari inventarisasi barang, legal audit, hingga penilaian aset. Penelitian ini juga membahas mengenai bagaimana akuntansi aset tetap di RSUPN-CM serta membandingkan perlakuan tersebut dengan PSAK 16 (sebelum revisi 2007) dan PSAP 07. Pembahasan pada karya akhir ini dibatasi untuk laporan keuangan RSUPN-CM tahun 2006-2007. Penelitian ini tidak membahas bagaimana RSUPN-CM mengonversi laporan keuangan berdasarkan SAK mereka ke laporan keuangan berdasarkan SAP untuk tujuan konsolidasian kepada Departemen Kesehatan. 1.5 Metodologi Penelitian Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan pendekatan case study dengan format deskriptif yaitu menjelaskan, meringkaskan berbagai situasi, kondisi dan variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang terdiri dari: 1. Survey Kepustakaan Meliputi survey mengenai Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 16 mengenai Akuntansi Aset Tetap) dan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 07 mengenai Akuntansi Aset Tetap) serta peraturan lainnya mengenai pelaporan keuangan Badan Layanan Umum. 2. Survey Lapangan Melibatkan wawancara, observasi dan pengambilan data pada laporan keuangan dan laporan BMN RSUPN-CM. 3. Analisis data Merupakan metode dengan pendekatan analitis yang membandingkan data hasil survey kepustakaan dan hasil temuan survey lapangan.

6 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bagian, yaitu: 1. BAB 1 Pendahuluan Pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan 2. BAB 2 Landasan Teori Merupakan landasan teori dan literatur yang membahas tentang definisi fixed asset, bagaimana perlakuan fixed asset menurut standar yang berlaku serta penjelasan mengenai perlakuan fixed asset pada organisasi sektor publik yang bersifat nonprofit. 3. BAB 3 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM) Bab ini membahas tentang profil lengkap dari RSUPN-CM yang dijadikan sebagai tempat untuk melakukan penelitian (sebagai subjek penelitian). 4. BAB 4 Analisis Data Merupakan bagian yang membahas analisis atas data yang diperoleh dari laporan keuangan Rumah Sakit yang dijadikan objek penelitian. 5. BAB 5 Kesimpulan dan Saran Merupakan bagian akhir dari keseluruhan skripsi yang memuat kesimpulan beserta saran-saran perbaikan untuk RSUPN-CM.