Bab 6: Membangun Model. Pemodelan dan Simulasi Sistem



dokumen-dokumen yang mirip
Bab 6: Membangun Model. Pemodelan dan Simulasi Sistem. Monica A. Kappiantari

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Permodelan dan Simulasi Sistem

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL)

PEMODELAN SISTEM DAN SIMULASI INDUSTRI MODUL 2 DINAMIKA SISTEM

Dasar-dasar Simulasi

Pengumpulan dan Analisis Data

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

Dasar-Dasar Pemodelan Sistem

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, MONICA A.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Prinsip Dasar Selain didasarkan pada seni dan kreatifitas pemodelan juga didasarkan pada; 1. Konseptualisasi sebuah model membutuhkan pengetahuan sist

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

LAPORAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI PARKIRAN FAKULTAS TEKNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI UNTUK MENENTUKAN OVERAL RELIABILITY DAN AVAILABILITY JARINGAN MESIN DALAM SISTEM PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

(MODUL II PROMODEL) BAB I PENGENALAN SISTEM

MODUL PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM. TIM PENYUSUN Irwan Sukendar, ST., MT Ali Wedo Sarjono, ST Muchamad Maknun, ST

OPTIMALISASI UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MELALUI SIMULASI APLIKASI PROMODEL BERDASARKAN ANTRIAN KENDARAAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Sistem Kerja Lift Berdasarkan Kecepatan Angkut dengan Menggunakan Simulasi ProModel (Studi Pada Sarana Lift di Universitas Bunda Mulia)

SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER. Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas.

Simulasi Dan Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di Loket Pembayaran Rekening XYZ Semarang

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS MODEL DAN SIMULASI PADA SISTEM ANTRIAN PADA SONY ERICSON CARE CENTER

TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul FLEXSIM /2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

Operations Management

BAB III METODELOGI PENELITIAN

7/28/2005 created by Hotniar Siringoringo 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pengisian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kinerja Pelayanan Perpustakaan UI dengan Pendekatan Pemodelan Diskrit Menggunakan Perangkat Lunak Promodel

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

SIMULASI SISTEM ANTRIAN MENGGUNAKAN PROMODEL DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya

MODEL SIMULASI KEJADIAN DISKRIT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA OPERASIONAL SISTEM PELAYANAN PADA SEBUAH KANTOR CABANG BANK X

BAB III LANDASAN TEORI

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROSES PERANCANGAN DATABASE

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Modul PROMODEL /2018. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

3 BAB III LANDASAN TEORI

PENGENALAN WINQSB I KOMANG SUGIARTHA

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

BAB II LANDASAN TEORI...

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

Universitas Bina Nusantara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN

I. BAB I PENDAHULUAN

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB

Pengurangan Waktu Pengambilan Barang dengan Menggunakan Simulasi pada Gudang Sepeda di UD X

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING. ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. Menurut. Ukuran Keefektifan Rumus ProModelStudent. Rumus

Transkripsi:

Bab 6: Membangun Model Pemodelan dan Simulasi Sistem Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, 2003.

Sesi 9: Membangun Model Bacaan Harrell, Bab 7 Topik Mengubah model konseptual menjadi model simulasi Elemen-elemen struktural Elemen-elemen operasional 2

3 1. Pendahuluan

Pendahuluan Cara terbaik untuk mengembangkan ketrampilan pemodelan yang baik adalah dengan melihat contoh sebanyak mungkin dan mempraktekkannya! Apa yang akan kita pelajari? Bagaimana mengubah sebuah model konseptual menjadi model simulasi? Bagaimana relasi antara kesederhanaan model dan kegunaan model? Bagaimana menentukan elemen sistem mana yang akan dimasukkan dalam sebuah model? Situasi bagaimana yang biasanya dimodelkan menggunakan simulasi? 4

2. Konversi model konseptual ke dalam model simulasi 5

Paradigma pemodelan Paradigma pemodelan (modeling paradigms) mengandung gagasan dan bahasa yang menghubungkannya mengatur bagaimana pembuat model (modeler) memodelkan suatu sistem Paradigma pemodelan berbeda untuk setiap produk simulasi yang berbeda 6

Paradigma Pemodelan (lanjutan) Object-based modeling: sebuah obyek didefinisikan dalam bentuk atribut dan perilaku Promodel adalah object-based, tetapi juga menyediakan paradigma pemodelan aliranentitas yang intuitif (intuitive entity-flow modeling paradigm) 7

8 3. Elemen Struktural

Elemen sistem activities resources controls Incoming entities system outgoing entities 9

Elemen struktural Model objects (obyek model) menggambarkan elemen struktural elemen dalam sebuah sistem (mesin, manusia, bahan-bahan, area kerja) Klasifikasi obyek (Object classification) yang digunakan oleh Promodel: Entities: benda (item) yang diproses dalam sistem Location: tempat dimana entitas diproses atau tertahan Resources: agen yang digunakan dalam memproses entitas Paths: alur pergerakan entitas dan resources dalam sistem 10

1. Entities Entities adalah item yang diproses melalui sistem Entitas memiliki karakteristik seperti harga, bentuk, prioritas, kualitas, kondisi, dll. Atribut adalah karakteristik entitas yang tetap untuk entitas tersebut sampai entitas meninggalkan sistem Kita akan mendiskusikan: Entities to include Entity aggregating Entity resolution High-rate entity processing 11

Entity to include Entitas apa yang harus dimasukkan dalam sebuah model? lihatlah masalahnya Aturannya: jika anda masih dapat merangkum dinamika sistem tanpa memasukkan satu entitas tertentu, jangan masukkan entitas tersebut 12

Entity aggregating Perlakukan tipe entitas dalam satu agregat bila memungkinkan 13

Entity resolution Waktu atau statistik aktivitas sebagai fungsi dari ukuran kelompok dapat diperlakukan sebagai atribut yang diwakili oleh satu entitas tunggal (single entity) 14

High-Rate Entity Processing Dalam situasi ini, pemodelan masing-masing entitas individual dapat memperlambat simulasi Lebih baik kita melacak produksi entitas pada berbagai tingkatan proses menggunakan variabel atau atribut, bukan entitas individual Pendekatan lain adalah dengan menyesuaikan resolusinya 15

2. Locations Locations adalah tempat di dalam sistem dimana entitas tiba untuk diproses, menunggu atau pembuatan keputusan Contoh: ruang percobaan, stasiun kerja (workstation), tempat pemeriksaan (checking point), antrian, ruang penyimpanan Memiliki kapasitas penyimpanan, availabilitas dalam waktu tertentu, dan kontrol (contoh FIFO) Kita akan membicarakan: Locations to include Location resolution 16

Locations to include Untuk menentukan lokasi: Tempat dimana entitas tertahan dalam periode waktu tertentu dimana sebuah aktivitas sedang berjalan Tempat dimana sebuah entitas menunggu sampai kondisi tertentu tercapai Tempat atau titik dimana beberapa tindakan terjadi atau beberapa logic dieksekusi, meski tidak memerlukan waktu Tempat atau titik dimana sebuah keputusan diambil untuk routing berikutnya 17

Locations Resolution Kombinasi beberapa lokasi dalam satu lokasi tunggal dilakukan tergantung apakah lokasi tersebut paralel atau serial 18

Locations Resolution (cont) 19

Locations Resolution (cont) 20

3. Resources Resources adalah alat dimana aktivitas dilakukan, agen yang digunakan untuk memproses entitas di dalam sistem Diklasifikasikan sbb: Dedicated or share Permanent or consumable Mobile or stationary (dynamic or static) Animate or inanimate Yang akan kita didiskusikan: Resources to include Resource travel time Consumable resources Transport resources 21

Resources to include Tergantung bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku sistem Contoh: sebuah resource yang digunakan hanya pada workstation tertentu mungkin memberi pengaruh kecil terhadap sistem 22

Resource travel time Untuk mobile resources: Dapat diakses langsung bila tersedia Dibutuhkan waktu tempuh tertentu Contoh: perlu10 menit untuk mendatangkan alat uji pada satu lokasi 23

Consumable resources Biasanya dimodelkan sebagai: Fungsi dari waktu Fungsi langkah yang dihubungkan dengan beberapa event seperti selesainya sebuah operasi (completion of an operation) Menggunakan variabel atau atribut yang mengubah nilai dengan waktu atau oleh event Contoh: Services (electricity or compressed air) Supplies (staples, tooling) 24

Transport resources resources yang digunakan untuk memindahkan entitas dalam sistem Contoh: lift trucks, elevators, cranes, buses 25

4. Paths Path menentukan alur gerak entitas dan resources Path saling berhubungan membentuk path networks 26

27 4. Operational Elements

Elemen Operasional 28 Elemen operasional menentukan periolaku elemen fisik yang berbeda dalam sistem dan bagaimana mereka berinteraksi Menggunakan logika if-then untuk menentukan Hal ini menyangkut: 1. Routings 2. Entity operations 3. Entity arrivals 4. Entity and resource movements 5. Accessing locations and resources 6. Resource scheduling 7. Downtimes and repairs

1. Routings Routing menentukan urutan aliran entitas dari satu lokasi ke lokasi berikutnya Aturan yang biasa digunakan untuk memilih lokasi dalam satu keputusan routing adalah: Probabilistic First available By turn Most available capacity Until full Random User condition 29

1. Routings (cont) Recirculation Entitas yang datang kembali (revisit) atau melalui lokasi yang sama berkali-kali Menggunakan atribut untuk menghitung berapa kali melewati satu lokasi Atribut ini bertambah setiap kali masuk atau keluar satu lokasi 30

1. Routings (cont) Unordered Routings Beberapa sistem mungkin tidak membutuhkan urutan tertentu Penting untuk mencatat lokasi mana yang sudah atau belum didatangi Definisikan sebuah atribut untuk masing-masing lokasi yang mungkin, set 1 (telah dikunjungi) 31

2. Entity Operations Menentukan apa yang terjadi pada sebuah entitas saat memasuki satu lokasi Meliputi: Waktu yang diperlukan Resource yang digunakan Logik lain yang berpengaruh terhadap kinerja sistem 32

2. Entity Operations (cont) Consolidation of Entities Entitas sering mengalami suatu pengerjaan saat mereka dikonsolidasikan atau terhubung secara logik maupun fisik dengan entitas lain Contoh: Mengakumulasikan beberapa item untuk mengisi sebuah kontainer Mengumpulkan orang dalam kelompok berisikan lima orang untuk menggunakan wahana tertentu dalam taman bermain Mengelompokkan item untuk dimasukkan dalam oven 33

2. Entity Operations (cont) Consolidation of Entities (cont) Permanent consolidation Temporary consolidation 34

2. Entity Operations (cont) Attachment of Entities Entitas dapat terkait dengan entitas tertentu pada sebuah lokasi Perbedaan dengan konsolidasi: entitas utamanya (main entity) harus ada di lokasi tersebut Contoh: Merekatkan komponen pada satu base assembly Mengirimkan order yang telah lengkap pada seorang waiting customer Memuat material ke kontainer 35

2. Entity Operations (cont) Attachment of Entities (cont) 36

2. Entity Operations (cont) Dividing entities Sebuah entitas tunggal diubah menjadi 2 atau lebih entitas baru Contoh: Sebuah kontainer atau palet dipecah dalam item-item terpisah Memisahkan sebuah formulir dari sebuah dokumen yang mengandung beberapa formulir Seorang pelanggan memesan beberapa barang, setiap barang dipenuhi tergantung persediaan yang ada, sementara pelanggan tetap menunggu 37

2. Entity Operations (cont) Dividing entities 38

3. Entity Arrivals Menentukan waktu, kuantitas, frekuensi, dan lokasi entitas memasuki sistem Kedatangan entitas dalam satu sistem manufaktur atau jasa: Periodic Scheduled Fluctuating Event triggered 39

3. Entity Arrivals (cont) Periodic arrivals Terjadi pada interval waktu yang sama dalam kuantitas yang bervariasi Interval sering didefinisikan sebagai variabel acak Contoh Pelanggan yang tiba untuk menggunakan mesin fotocopy. Telepon masuk untuk customer service selama waktu tertentu dalam satu hari 40

3. Entity Arrivals (cont) Scheduled Arrivals Entitas tiba pada waktu tertentu dengan kemungkinan variasi yang berbeda Contoh: Customer appointments untuk menerima pelayanan profesional Pasien yang dijadwalkan untuk uji laboratorium Waktu produksi yang diciptakan melalui MRP 41

3. Entity Arrivals (cont) Fluctuating arrivals Kedatangan pada tingkat tertentu yang berfluktuasi sesuai waktu Contoh: Pelanggan tiba di sebuah restoran Kedatangan pesawat di sebuah pelabuhan udara internasional Masuknya telepon untuk bagian customer service 42

3. Entity Arrivals (cont) Event-triggered arrivals Kedatangan dimulai oleh beberapa pemicu internal (internal trigger) Kedatangan pemicu dapat terjadi saat: Sebuah kanban atau sinyal pengiriman diterima Persediaan jatuh pada tingkat pemesanan kembali Kondisi terpenuhi untuk mulai memproses entitas baru 43

4. Entity and Resource Movement Movement dapat dilakukan dalam beberapa cara: 1. Abaikan movement, jika: Waktu tempuh sangat kecil dibandingkan dengan waktu aktivitas Dapat dimasukkan sebagai bagian dari waktu operasi 2. Modelkan perpindahan dengan waktu tempuh sederhana (simple move time), jika: Waktu tempuh signifikan tapi kepadatan lalu-lintasnya rendah 3. Modelkan perpindahan menggunakan path network, jika: Waktu tempuh signifikan dan kepadatan lalu-lintasnya tinggi 44

5. Accessing Locations and Resources Menggunakan prioritas Preemption Task selection rules 45

6. Resource Scheduling Membatalkan jadwal ditengah-tengah pekerjaan Berdasarkan sumber statistik untuk waktu terjadwal Menangani kedatangan saat waktu off-shift 46

7. Downtimes and Repairs Tipe downtimes: 1. Downtimes berdasarkan total elapsed time 2. Downtimes berdasarkan waktu yang tengah digunakan 3. Downtimes berdasarkan berapa kali penggunaannya Downtime resolution Abaikan downtime Tambahkan waktu proses MTBF/MTTR Menggunakan distribusi statistik 47

Tipe Downtimes 1. Downtimes berdasarkan total elapsed time Menentukan kegagalan berdasarkan: 1. Total elapsed time dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya 2. Waktu antara perbaikan dari satu kegagalan ke waktu kegagalan berikutnya 3. Waktu mesin saat beroperasi yang aktual Promodel mengenal konsep (1) and (3), (2) dikonversikan ke (1) Contoh Seorang pekerja yang beristirahat tiap 2 jam Maintenance yang terjadwal 48

Types of Downtimes (cont) 1. Downtimes based on total elapsed time (cont) Resource downtime terjadi tiap 20 menit berdasarkan total elapsed time 49

Types of Downtimes (cont) 2. Downtimes based on time in use Interval antar downtime ditentukan relatif terhadap waktu operasi aktual mesin Waktu kegagalan biasanya ditentukan dalam distribusi probabilitas, biasanya eksponensial Resource downtime terjadi tiap 20 menit berdasarkan operating time 50

Downtime Resolution Data downtime peralatan jarang tersedia biasanya tercatat sebagai downtime keseluruhan bagaimana menangani downtime? Abaikan downtime Tambahkan waktu proses MTBF (mean time between failures) /MTTR (mean time to repair) Menggunakan distribusi statistik 51

Downtime Resolution (cont) Ignoring downtime Alasan Contoh: Tidak ada data sama sekali Tidak ada pengetahuan tentang downtime Ada downtime, tapi sangat jarang terjadi dan tidak berpengaruh terhadap kinerja model Mesin rusak tiap 2 atau 3 kali per tahun dan simulasi dilakukan untuk operasi minggu depan Membersihkan bagian mesin dalam beberapa detik 52

Downtime Resolution (cont) Increasing processing times Alasan: Tidak adanya data downtime yang bagus/akurat Contoh: Sebuah mesin memiliki kapasitas efektif 100 part per jam dan mengalami 10 persen downtime kapasitas diturunkan menjadi 90 part per jam downtime tersebar sepanjang siklus masingmasing mesin 53

Downtime Resolution (cont) MTBF/MTTR Menggunakan waktu rata-rata masalahnya: gagal untuk menentukan variabilitas berpengaruh terhadap kinerja sistem Menggunakan distribusi statistik Waktu antar kegagalan cenderung mengikuti distribusi Weibull Repair times lognormal distribution 54