BABI PENDAHULUAN. A walnya manusia diciptakan baik adanya, seumpama selembar kertas putih

dokumen-dokumen yang mirip
Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BABI PENDAHULUAN. Masa tua adalah bagian dari kehidupan. Namun demikian, tidak semua

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan illness perception, dapat

BAB I PENDAHULUAN. termaksud juga di indonesia, namun masih menyimpan banyak persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BABI PENDAHULUAN. suami istri adalah hubungan seks yang sehat. Dalam hubungan suami istri

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengalaman bam yang dijumpai oleh individu dalam kehidupan

Setiap fase kehidupan menuntut tugas-tugas perkembangan yang baru bagi. setiap individu, seperti pada masa dewasa awal yang merupakan waktu pertama

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya berbagai penyakit, maka kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengakses kebutuhan kesehatan. Layanan kesehatan salah satu jenis layanan. menjadi rujukan untuk mengakses layanan kesehatan.

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Budaya Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan saran dalam CSI (Customer Satification Indeks) rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak ditemukan berbagai penyakit kelainan darah, salah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini adalah permasalahan kesehatan (Human Healt). Nampaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABV. Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis nihil

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BABI PENDAHULUAN. Sepasang suami istri yang hidup dalam pemikahan akan mengharapkan seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat berarti dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugerah, anak adalah titipan dari Allah SWT. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit

BABI PENDAHULUAN. Sepanjang rentang kehidupan, setiap individu melewati beberapa fase

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jalan, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Jumlah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BABI PENDAHULUAN. kehidupan individu selalu dan tidak lepas dari masalah yang ada sehingga kadangkala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BABI PENDAHULUAN. hanya sepintas saja. Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adanya waktu untuk berolahraga ringan sekalipun merupakan kebiasaankebiasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah A walnya manusia diciptakan baik adanya, seumpama selembar kertas putih yang masih polos. Tahun silih berganti dan usia manusia juga terus bertambah. Akal budi yang membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya, mengangkat martabat dalam kehidupan di alam semesta. Begitu banyak pengalaman hidup yang harns dihadapi manusia selama Tuhan masih mempercayakan untuk hidup di dunia. Segala macam kemelut hidup merupakan risiko yang harus dapat dipertanggungjawabkan supaya hidup ini menjadi damai. Manusia hidup dengan berbagai harapan di masa mendatang. Mencapai tujuan dan membuat rencana merupakan pasangan yang tidak terpisahkan. Harns diketahui bahwa tujuan dan sasaran serta rencana untuk mencapai tujuan, begitupula dengan rencana untuk mencapai tujuan barn itu turnt bernbah. Dengan kata lain tujuan akan karatan kalau tidak dijaga dengan benar. Pesatnya informasi mendorong manusia untuk maju jika tidak mau dikatakan ketinggalan teknologi. Bertambahnya populasi penduduk memperketat persaingan dalam berbagai bidang kehidupan. Begitupun dengan instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa. Pengguna jasa diibaratkan seorang raja yang selalu mendapat perlakuan istimewa. Salah satu instansi jasa yang selalu diminati masyarakat adalah pelayanan kesehatan atau rumah sakit. 1

2 Pada mulanya masyarakat Indonesia masih belum memahami akan pentingnya pusat pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dimaklumi sebab masyarakat masih menyandarkan diri pada pengobatan tradisional dan pengobatan altematif. Berbagai upaya dilakukan untuk mempersuasi dan membuka pemahaman akan pentingnya pusat pelayanan kesehatan. Pembangunan berbagai model balai pengobatan dilakukan supaya dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. " Melalui perkembangan teknologi dan pesatnya informasi akan pelayanan kesehatan te1ah berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat mulai mengerti dan memutuskan untuk berobat ke rumah sakit bila keadaan kesehatannya terganggu. Di sini nampak bahwa masyarakat semakin kritis dalam menyikapi mutu pelayanan yang diberikan kepadanya. Untuk 1ebih menambah eksistensi sebagai pusat pelayanan kesehatan maka pihak rumah sakit menjalankan misinya dengan penuh tanggung jawab. Berkaitan dengan bentuk pe1ayanan yang diberikan semata-mata hanya menyembuhkan pasien secara fisik maupun psikologis. Maka berbagai situasi diciptakan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Pasien dibuat betah selama menjalani pengobatan di rumah sakit. Bertambahnya pasien dengan berbagai kasus kesehatan memhuat pihak rumah sakit harus mengambil langkah yang tepat untuk menanganmya. Berbicara tentang kesehatan tidak terlepas dari penyakit. Dalam penyebarannya tidak memandang usia, jenis kelamin, status ekonomi, dan lataf belakang budaya. Penyakit bisa datang kapan saja bila cara hidup manusia tidak sehat. Kaum wanita yang kurang menjaga kesehatan tidak luput dari ancaman,

3 penyakit. Hal ini menyebabkan peranan yang dimainkan dalam masyarakat akan terganggu akibat dari penyakit tersebut. Kaum wanita temyata hams membiasakan diri menghadapi segala macam pernbahan dan pertumbuhan kehidupan di dunia ini. Mengingat bahwa wanita padajaman sekarang selalu mengalami pernbahan dan perkembangan seperti tidak pemah dial ami sebelumnya. Revolusi industri gerakan kewanitaan dan tingkat pendidikan memberikan bantuan besar pada kehidupan kaum wanita. Namun hal yang paling penting adalah kesadaran diri bahwa wanita adalah manusia yang sarna berharga seperti kaum pria. Dengan bertambahnya usia maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua. Sebagian mengalami regenerasi, dan sebagian lagi akan mati (Monks, 1994: 316). Daya tahan terhadap penyakit umumnya mulai menurnn pada usia setengah tua. Mungkin saja penyakit sudah mulai pada umur yang lebih muda dan barn mulai dirasakan mengganggu pada masa ini. Tentunya lebih sui it mengobati penyakit yang sudah lama diidapnya. Berat akibatnya bila penyakit tersebut tidak diobati pada stadium permulaan. Salah satu penyakit yang identik dengan wanita adalah kanker rahim. Dikatakan bahwa kanker adalah suatu penyakit yang sangat menakutkan. Orang yang menderita penyakit ini dianggap fatal. Hal ini disebabkan banyaknya laporan atau berita yang tersebar luas mengenai jumlah kematian akibat kanker tersebut begitu besar dibanding jumlah mereka yang terselamatkan. Bagi dokter dan tim medis penyakit ini menakutkan karena tergolong penyakit mematikan (Mahajudin, 1995: 24).

4 Penelitian yang dilakukan oleh Holmes dan Rahe (1967) menyatakan bahwa luka pribadi atau sakit sebagai kejadiaan dalam kehidupan menjadi penyebab stees (Niven, 1995: 153). Penyakit yang mendatangkan stres pada penderita disebabkan oleh risiko yang harus ditanggung melampaui kemampuannya. Bayangkan seorang ibu yang menderita kanker rahim secara rutin berobat ke rumah sakit harus mengurus keluarganya Pikirannya pasti mulai terbagi antara penyakit, pekerjaan, dan keluarga. Berbagai tuntutan peran akan menggang!,'1l jalannya penyembuhan. Untuk itu pihak rumah sakit harus bisa mengerti dengan keadaan pasien terse but. Acapkali terdengar bahwa seorang pasien yang sakit kalau menghadap dokter yang dipercayainya segera sembuh meskipun baru mendengar suara dokter terse but. Apalagi setelah merasakan sentuhan tangan dokter yang memeriksa. Demikian pula seorang pasien yang periu perawatan seorang perawat akan merasa terbebas dati penderitaannya, bilamana dirawat dengan sabar dan penuh pengertian. Tanpa mengurangi keahlian dokter dengan pengetahuannya mengenai penyakit dan cara-cara pengobatan, namun perawatan yang tepat cukup besar peranannya dalam proses penyembuhan pasien. Mengingat penderita kanker rahim dialami pada usia rata-rata di atas dewasa madya maka pelayanan pengobatan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia pasien. Seorang yang sudah setengah tua mempunyai sikap-sikap tertentu akibat pengaruh tertentu yang membentuk pola hidup dewasanya. Sikap-sikap ini juga terbawa dalam menghadapi penyakitnya. Apabila sikapnya tabah diharapkan Ia dapat menyesuaikan diri dengan sikap rasional mengenal penyakitnya. Sedangkan,

5 apabila ia be1um sanggup membentuk kesatuan diri, integrasi kepribadian, dan belurn dewasa dalam arti sebenamya, maka ia tidak sanggup menghadapi pengalaman-pengalaman yang tidak enak dengan sikap yang baik dan kooperatif. Dalam me1aksanakan tugasnya mengemban misi kemanusiaan pihak rumah sakit dalam hal ini dokter dan perawat secara terus-menerus mengamati dan mencurahkan perhatiannya. Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas tergantung pada kecermatan pengamatan dan perhatian yang diberikannya. Apabila banyak mempelajari dan mengetahui mengenai diri sendiri dan lingkungan, maka banyak hal yang menarik dan akan berkembang luas menjadi suatu pengamatan. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak akan hidup secam sendirian. Kehadiran orang lain membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan sosial, fisik, dan emosionai. Ini merupakan fenomena yang menjadi perwujudan dan pemenuhan kebutuhan individu dari orang lain yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempertahankan hidup. Hal yang sama teijadi pada pasien kanker rahim bahwa dukungan dan peran aktif dari pihak rumah sakit sangat membantu dalam proses pemulihan. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien kanker rahim perlu diketahui kondisi psikologisnya dan bagaimana penerimaan diri pasien terhadap penyakit tersebut. Namun hal tersebut seringkali diabaikan oleh pihak rumah sakit karena kesibukan perawat dalam melayani berbagai macam pasien, ditambah dengan rutinitas tugas yang lain. Perawat juga memegang kunci keberhasilan atas penyembuhan pasien. Tentu saja yang utama adalah para dokter yang menguasai aspek diagnostik dan medis. Frekuensi perawat justru lebih banyak daripada,

6 dokter dalam hal berhubungan dengan pasien. Oleh sebab itu perawat dapat mengubah perilaku pasien selama dalam proses pengobatan. Para perawat merupakan sahabat dan penghibur bagi pasien yang sedang menderita. Namun kadang-kadang masih terlihat perawat yang kurang dapat mengendalikan emosinya ketika berhadapan dengan pasien. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya bahwa kanker rahim tennasuk penyakit kronis. Pasien ini dalam menjalani pengobatan di rumah sakit selalu mengeluh dengan keadaan dirinya dan saat itu tidak mendapat tanggapan dari perawat. Padahal tugas mulianya adalah memberi pasien perasaan aman, nyaman, dan terlindung selama ia berada dalam proses perawatan. Selanjutnya pasien kanker memberikan penilaian atas pelayanan pengobatan sebagai suatu persepsi. Apabila dihubungkan dengan stres pasien kanker rahim menjadi lebih kompleks pennasalahannya. Dapat dilihat bahwa jenis penyakit tersebut tennasuk salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian. Atas dasar ini perlu ada penyembuhan fisik, dalam hal ini penyakitnya sekaligus penyembuhan psikilogis yaitu stresnya. Mengingat penelitian Beker yang mengatakan bahwa stres yang dialami oleh seseorang akan mengubah cara keija sistem saraf kekebalan tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, maka pasien kanker akan mengalami hal yang sarna (dalam Rini, n.d., Kanker tennasuk penyakit kronis, e-psikologi com, para. 4). Dalam kaitan dengan stres yang dialami pasien kanker rahim dapat dipicu oleh situasi yang berasal dari luar dirinya. Tennasuk didalamnya adalah pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit bila dianggap sebagai stressor (Smet, 1994:-,

7 107). Pendekatan pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit ini, akan dipersepsi secam berbeda oleh pasien kanker mhim. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap pendekatan humanistik yang dilakukan pihak rumah sakit dengan stres pasien kanker rahim. 1.2. Batasan Masalah Agar arah penelitian ini menjadi jelas maka dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti. Banyak faktor yang mempengaruhi stres pasien kanker mhim, tetapi pada pene\itian kali ini akan dibatasi hanya meneliti stres pasien kanker rahim yang dipengaruhi oleh persepsi terhadap pendekatan humanistik yang dilakukan pihak rumah sakit. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut, penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi terhadap pendekatan humanistik yang dilakukan pihak rumah sakit dengan stres pasien kanker rahim. Agar wilayah penelitian ini menjadi jelas maka yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah pasien kanker rahim di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan batasan masalah, maka dapat diajukan suatu rumusan masalah sebagai berikut: "Apakah ada hubungan,

8 yang signifikan antara persepsi terhadap pendekatan humanistik yang dilakukan pihak rumah sakit dengan stres pasien kanker rahim di RSUD Dr. Soetomo Surabaya?" 1.4. Tujuan Penelitian Bertitik tolak pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah.. untuk menguji ada tidaknya hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap pendekatan humanistik yang dilakukan pihak rumah sakit dengan stres pasien kanker rahim di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 1.5. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Dapat memberikan sumbangan dan menunjang kemajuan bagi perkembangan dan penerapan psikologi klinis dan kesehatan, yaitu faktor-faktor yang berpengaruh pada stres pasien kanker rahim. b. Hasil penelitian ini sebagai informasi di bidang kesehatan khususnya perilaku perawatan atau pelayanan terhadap pasien. c. Hasil dari penelitian ini hendaknya dapat menjadi referensi dan menjadi acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan persepsi terhadap pendekatan humanistik yang dilakukan pihak rumah sakit dan stres pasien kanker rahim.

9 2. Manfaat praktis a. Digunakan sebagai acuan dalam melakukan konseling bagi pasien kanker rahim yang rawat inap di rumah sakit. b. Sebagai masukan bagi pihak rumah sakit mengenai bentuk pendekatan yang cocok bagi pasien kanker rahim yang rawat inap sehingga dapat diarnbil langkah selanjutnya. c. Dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak rumah sakit bila menjumpai masalah mengenai stres pasien kanker rahim yang dikaitkan dengan persepsi terhadap pendekatan humanistik.