SURAT EDARAN NOMOR HK.03.03/MENKES/518/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN KLAIM INA-CBG DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lemb

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2004

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG JASA PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

PERATURAN MENTERl KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

MONITORING EVALUASI KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RS DR.CIPTO MANGUNKUSUMO (RSCM) PERIODE JANUARI MARET 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

17. Keputusan Menteri...

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan program Indonesia Case Based Groups (INA-CBG) sejak

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS TRIAL APLIKASI E-KLAIM 5.2 beta

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/243/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

7. Peraturan Pemerintah...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

1. Apakah ada SPO yang terkait analisa rekam medis pasien rawat jalan. 2. Berapa jumlah keseuruhan staf yang ada di Instalasi Rekam Medis Rumah

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambaha

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM EXTRA CARE

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran N

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

RINGKASAN INFORMASI PRODUK COMM CLASSY CARE

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 21 Tahun : 2015

Transkripsi:

Yang terhormat, 1. Direktur Utama BPJS Kesehatan 2. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) 3. Para Direktur/Kepala Rumah Sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan 4. Para Ketua Perhimpunan/Organisasi Profesi Dokter Spesialis di seluruh Indonesia SURAT EDARAN NOMOR HK.03.03/MENKES/518/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN KLAIM INA-CBG DALAM PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Surat Edaran Nomor HK. 03.03/MENKES/63/2016 tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Klaim INA-CBG dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional masih ditemukan permasalahan klaim antara Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) dengan BPJS Kesehatan yang mengakibatkan penundaan ataupun permasalahan dalam pembayaran klaim INA-CBG. Surat Edaran ini berisikan pedoman penyelesaian permasalahan klaim INA-CBG yang merupakan hasil analisis dan keputusan bersama yang telah disepakati oleh Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan dan Perhimpunan/Organisasi Profesi Dokter Spesialis terkait, dan ditujukan untuk menjadi acuan bagi BPJS Kesehatan serta FKRTL dalam menyelesaikan sejumlah kasus yang pembayaran klaimnya masih tertunda.

- 2 - Mengingat ketentuan: a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); c. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang JaminanKesehatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2013 Nomor 29) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 62); d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1287) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 435); e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis INA CBG s (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 795); f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15);

- 3 - Berdasarkan hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan sebagai berikut: 1. Untuk 20 (dua puluh) kasus terkait permasalahan koding, 49 (empat puluh sembilan) kasus terkait permasalahan klinis, 3 (tiga) kasus terkait permasalahan administrasi, serta 2 (dua) kasus terkait permasalahan klinis dan mekanisme klaim, penyelesaian didasarkan pada pedoman penyelesaian sebagaimana terlampir 2. Pedoman penyelesaian sebagaimana dimaksud pada angka 1 berlaku untuk kasus-kasus sebagaimana terlampir, sejak Surat Edaran ini ditetapkan dan yang telah dinyatakan sebagai kasus pending klaim. 3. Dengan ditetapkannya surat edaran ini maka Surat Edaran Nomor HK. 03.03/MENKES/63/2016 tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Klaim INA-CBG dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 7 Oktober 2016 7 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NILA FARID MOELOEK

- 4 -

D. PERMASALAHAN KLINIS DAN MENKANISME KLAIM No Jenis Pelayanan Kriteria Besaran tarif Aturan Prosedur Pelayanan dan Pengajuan Klaim 73 PET SCAN a) Penjaminan layanan Pet Scan dilakukan apabila pemeriksaan penunjang radiologi diagnostik dengan CT Scan atau MRI tidak memberikan hasil yang jelas. b) Pemberian rekomendasi Pet Scan diberikan oleh Cancer Board atau tim dokter multidisiplin yang merawat. c) Penggunaaan Pet Scan diindiikasikan untuk unknown primary tumor atau difficult case. Untuk diagnosis lain diperlukan rekomendasi dari dokter spesialis onkologi. a) Tarif rawat jalan yang mendapatkan pelayanan PET Scan ditetapkan sebesar Rp.8.000.000,00 (delapan juta rupiah) sebagai tarif Non INA-CBG. b) Tarif rawat inap yang mendapatkan pelayanan PET Scan meliputi tarif INA- CBG dan tarif pelayanan PET SCAN sebesar Rp.8.000.000,00 (delapan juta rupiah). a) Rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan Pet Scan adalah rumah sakit minimal kelas B b) Pasien melampirkan hasil CT Scan atau MRI sebelumnya c) Pet Scan dilakukan satu kali selama perjalanan penyakit d) Pengajuan klaim Pet Scan pada kasus rawat jalan adalah tarif non INA-CBG (tarif INA-CBG rawat jalan tidak diajukan) e) Pengajuan klaim Pet Scan pada rawat inap dilakukan diluar aplikasi INA-CBG 74 REHABILITASI PSIKOSOSIAL Pemberian layanan rehabilitasi psikosoial dapat diberikan pada pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. a) Layanan rehabilitasi Psikososial pasien rawat inap meliputi: - Psikofarmaka (Manajemen Pengobatan) - Psikoedukasi (Psychoeducation) - Manajemen Kasus (Case Management) - Latihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training) - Latihan Keterampilan Hidup (Life Skill Training) - Terapi Vokasi (Vocational Therapy) - Terapi Occupational (Ocupational Therapy) - Dukungan Hidup (life Support) - Spiritual - Contoh Best Practice - Rehabilitasi Kognitif (Cognitive Rehabilitation) - Komunitas Terapeutik (Therapeutic Community) a) Untuk pelayanan rawat jalan diklaimkan setiap kali kunjungan mengacu pada tarif INA CBG sesuai dengan peraturan menteri kesehatan yang berlaku. b) Untuk pelayanan rawat inap diklaimkan setiap episode mengacu pada tarif INA CBG sesuai dengan peraturan menteri kesehatan yang berlaku. Jenis pelayanan rehabilitasi psikososial dan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan rehabilitasi psikososial terlampir

No Jenis Pelayanan Kriteria Besaran tarif Aturan Prosedur Pelayanan dan Pengajuan Klaim b) Layanan Rehabilitasi Psikososial rawat jalan meliputi - Psikoedukasi (Psychoeducation) - Manajemen Kasus (Case Management) - Latihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training) - Latihan Keterampilan Hidup (Life Skill Training) - Terapi Vokasi (Vocational Therapy) - Terapi Occupational (Ocupational Therapy) - Dukungan Hidup (life Support) - Spiritual - Contoh Best Practice - Rehabilitasi Kognitif (Cognitive Rehabilitation) - Komunitas Terapeutik (Therapeutic Community) c) Kriteria penjaminan pelayanan rehabilitasi psikososial rawat jalan diberikan kepada pasien berdasarkan seleksi sesuai dengan minat dan bakatnya, dengan kriteria : - Gangguan jiwa berat (Skizofrenia, Depresi, Bipolar, Skizoafektif) - Pasien tidak gelisah (PANSS EC <15) - Pasien bukan retardasi mental sedang dan berat (IQ>55) - Tes fungsi kognitifnya masih cukup baik (MMSE>20) - Keluarga pasien kooperatif - Gejala negatif minimal - Pasien dapat berkomunikasi - Pasien dapat membaca dan menulis, minimal pendidikan SD - Pasien berusia mulai dari 19 th 50 th d) Kriteria penjaminan pelayanan rehabilitasi psikososial rawat inap ditentukan oleh dokter spesial jiwa yang menjadi DPJP pasien tersebut.

D. PERMASALAHAN KLINIS DAN MENKANISME KLAIM No Jenis Pelayanan Kriteria Besaran tarif Aturan Prosedur Pelayanan dan Pengajuan Klaim 73 PET SCAN a) Penjaminan layanan Pet Scan dilakukan apabila pemeriksaan penunjang radiologi diagnostik dengan CT Scan atau MRI tidak memberikan hasil yang jelas. b) Pemberian rekomendasi Pet Scan diberikan oleh Cancer Board atau tim dokter multidisiplin yang merawat. c) Penggunaaan Pet Scan diindiikasikan untuk unknown primary tumor atau difficult case. Untuk diagnosis lain diperlukan rekomendasi dari dokter spesialis onkologi. a) Tarif rawat jalan yang mendapatkan pelayanan PET Scan ditetapkan sebesar Rp.8.000.000,00 (delapan juta rupiah) sebagai tarif Non INA-CBG. b) Tarif rawat inap yang mendapatkan pelayanan PET Scan meliputi tarif INA- CBG dan tarif pelayanan PET SCAN sebesar Rp.8.000.000,00 (delapan juta rupiah). a) Rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan Pet Scan adalah rumah sakit minimal kelas B b) Pasien melampirkan hasil CT Scan atau MRI sebelumnya c) Pet Scan dilakukan satu kali selama perjalanan penyakit d) Pengajuan klaim Pet Scan pada kasus rawat jalan adalah tarif non INA-CBG (tarif INA-CBG rawat jalan tidak diajukan) e) Pengajuan klaim Pet Scan pada rawat inap dilakukan diluar aplikasi INA-CBG 74 REHABILITASI PSIKOSOSIAL Pemberian layanan rehabilitasi psikosoial dapat diberikan pada pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. a) Layanan rehabilitasi Psikososial pasien rawat inap meliputi: - Psikofarmaka (Manajemen Pengobatan) - Psikoedukasi (Psychoeducation) - Manajemen Kasus (Case Management) - Latihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training) - Latihan Keterampilan Hidup (Life Skill Training) - Terapi Vokasi (Vocational Therapy) - Terapi Occupational (Ocupational Therapy) - Dukungan Hidup (life Support) - Spiritual - Contoh Best Practice - Rehabilitasi Kognitif (Cognitive Rehabilitation) - Komunitas Terapeutik (Therapeutic Community) a) Untuk pelayanan rawat jalan diklaimkan setiap kali kunjungan mengacu pada tarif INA CBG sesuai dengan peraturan menteri kesehatan yang berlaku. b) Untuk pelayanan rawat inap diklaimkan setiap episode mengacu pada tarif INA CBG sesuai dengan peraturan menteri kesehatan yang berlaku. Jenis pelayanan rehabilitasi psikososial dan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan rehabilitasi psikososial terlampir

No Jenis Pelayanan Kriteria Besaran tarif Aturan Prosedur Pelayanan dan Pengajuan Klaim b) Layanan Rehabilitasi Psikososial rawat jalan meliputi - Psikoedukasi (Psychoeducation) - Manajemen Kasus (Case Management) - Latihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training) - Latihan Keterampilan Hidup (Life Skill Training) - Terapi Vokasi (Vocational Therapy) - Terapi Occupational (Ocupational Therapy) - Dukungan Hidup (life Support) - Spiritual - Contoh Best Practice - Rehabilitasi Kognitif (Cognitive Rehabilitation) - Komunitas Terapeutik (Therapeutic Community) c) Kriteria penjaminan pelayanan rehabilitasi psikososial rawat jalan diberikan kepada pasien berdasarkan seleksi sesuai dengan minat dan bakatnya, dengan kriteria : - Gangguan jiwa berat (Skizofrenia, Depresi, Bipolar, Skizoafektif) - Pasien tidak gelisah (PANSS EC <15) - Pasien bukan retardasi mental sedang dan berat (IQ>55) - Tes fungsi kognitifnya masih cukup baik (MMSE>20) - Keluarga pasien kooperatif - Gejala negatif minimal - Pasien dapat berkomunikasi - Pasien dapat membaca dan menulis, minimal pendidikan SD - Pasien berusia mulai dari 19 th 50 th d) Kriteria penjaminan pelayanan rehabilitasi psikososial rawat inap ditentukan oleh dokter spesial jiwa yang menjadi DPJP pasien tersebut.