BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ketakutan Sukses. Menurut Horner dalam Riyanti (2007) k etakutan untuk sukses adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan ini tercermin dengan adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan

FEAR OF SUCCESS WANITA BEKERJA PADA ETNIS MELAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB II LANDASAN TEORI. A. Ibu yang Bekerja. Matlin (1987) menggunakan istilah ibu yang bekerja dengan working

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaaan ekonomi yang tidak stabil saat ini membuat banyak wanita di

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita Yang Bekerja. tugas rumah tangga (Mathis, 2001).Tetapi dengan terus berkembang pesatnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

Perkembangan Sepanjang Hayat

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR OF SUCCESS PADA WANITA BEKERJA DEWASA MUDA PUTRI ADIBAH Pembimbing : M. Fakhrurrozi, S.Psi, M.

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

FEAR OF SUCCESS PADA WANITA JAWA YANG BEKERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Rencana Hidup. yang akan datang. Individu dapat merencanakan hal-hal spesifik untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

KATA PENGANTAR. menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi UKM Bandung, maka saya bermaksud untuk

ASSALAMUALAIKUM WR.WB PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

BAB I PENDAHULUAN. dengan peran Kartini, sekarang wanita sudah bisa mencapai pendidikan yang

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Lemme (1995) kepuasan pernikahan adalah evaluasi suami dan istri terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Fear of Success dan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. individu bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, agar. dalam kehidupan suami istri. Putusnya hubungan perkawinan yang

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah mengentaskan anak (the launching of a child) menuju kehidupan

KONSEP DIRI OIeh: Purwanta, S.Kp., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

KEBUTUHAN HARGA DIRI DAN KONSEP DIRI NIKEN ANDALASARI

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN MASALAH. Menurut Branden (dalam Esri, 2004) perilaku seseorang mempengaruhi dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Pengertian dari pacaran itu sendiri adalah hubungan pertemanan antar lawan

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Weiten & Lloyd (2006) menyebutkan bahwa personal adjustment adalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Fear of Succeess Walsh (dalam Adibah, 2009) menyatakan bahwa fear of success adalah suatu disposisi laten dari kepribadian wanita yang berhubungan dengan identitas peran jenis kelaminnya. Fear of success dipandang sebagai hal yang telah ada pada pribadi wanita yang tidak terlihat namun dapat muncul pada situasi-situasi tertentu. Menurut Horner (dalam Maherani), fear of success adalah ketakutan akan kesuksesan yang terjadi pada laki-laki dan perempuan akan tetapi fear of success cenderung lebih besar dialami oleh wanita karena dalam situasi kompetisi berprestasi akan membawa akibat yang tidak menyenangkan seperti kehilangan feminitas, penolakan sosial dan ketidak populeran. Fear of success juga merupakan penghambat bagi kemampuan, aspirasi dan serta potensi yang ada pada diri wanita tersebut. Dalam Macmillan dictionary, 2010 (dalam Anggun, P.F) pencari kerja adalah seseorang yang sedang mencari suatu pekerjaan untuk keberlangsungan hidupnya. Fear of success dapat diartikan sebagai A set of realistic expectancies about a negative consequence of deviancy from asset of norms (Condry dan Condry dalam Frieze, 2001). 15

16 Sedangkan menurut Pauludi (dalam Adibah, 2009), fear of success bukan merupakan disposisi laten dari kepribadian tapi hal yang ditimbulkan melalui suatu situasi tertentu. Fear of success tidak ada dalam diri wanita melalui pola asuh orang tua tetapi muncul oleh interaksi maupun evaluasi terhadap keadaan dan reaksi dari lingkungan terhadap kesuksesan seorang wanita. Good dan good (dalam Frieze, 2001) menjelaskan fear of success is experienced by people who worry about antagonizing others as a resut of succeeding. Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan fear of success adalah ketakutan akan kesuksesan yang memproyeksikan keyakinan dalam situasi kompetisi berprestasi pada wanita yang akan membawa dampak negatif seperti kehilangan feminitas, dan ketidak populeran sehingga menghambat kemampuan, aspirasi, serta penolakan social yang di alami oleh laki-laki dan permpuan. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Fear Of Success Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkatan perasaan takut akan kesuksesan menurut Horner (dalam Mahrita) adapun factor fear of success lebih merupakan karakteristik wanita dibandingkan dengan laki-laki tapi tidak semua wanita memiliki fear of success. Ada dua aspek yang mempengaruhi fear of success yaitu:

17 a. Dalam diri individu yang meliputi: 1) Loss of Social Self Esteem. Perasaan cemas akan hilangnya penghargaan sosial yang diartikan sebagai perasaan hilangnya atau kurangnya penghargaan masyarakat terhadap wanita yang sukses karena perempuan tidak menampilkan sifat yang feminin (dalam Adibah). Kecemasan akan kesuksesan merupakan keadaan suasana perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan (American Psychiatric Association, 1994; Barlow, 2002). Adapun indikator kecemasan dalam menghadapi dunia kerja, menurut Greenberger dan Padesky (1995) yaitu: Reaksi fisik, Pemikiran, Perilaku, Suasana Hati. 2) Loss of feminity. Persepsi gender atas keberhasilan itu sendiri menurut Horner (dalam Realyta, 2007), fear of success lebih merupakan karakteristik dari wanita yang memiliki orientasi berprestasi dan kemampuan yang tinggi. Pada wanita orientasi berprestasi yang rendah serta kemampuan yang kurang, kesuksesan merupakan suatu hal yang sulit untuk diraih dan bukan merupakn tujuan baginya untuk bekerja, sehingga mereka tidak terlalu mempermasalahkan tentang sukses. Sebaliknya dengan wanita yang memilki kemungkinan untuk diraih, artinya jika mereka mau berprestasi ada cara agar mereka dapat meraih prestasi tersebut. Bahkan pada sebagian wanita prestasi

18 merupakan suatu tujuan untuk diraih. Melalui keadaan inilah konflik terjadi antaraa keinginan mereka untuk meraih prestasi, namun diharapkan pada konsekuwensi yang negative dari kesuksesan itu sendiri. b. Social rejection berasal dari lingkungan (dari luar individu). Adanya pandangan negatif dari masyarakat bahwa wanita-wanita yang sukses sering dinilai bertingkah dan berpikir seperti laki-laki, menentang kodratnya sebagai seorang wanita dan pandangan negatif lainnya yang pada dasarnya menilai wanita tersebut telah kehilangan sifat kewanitaannya. Dinyatakan oleh Horner (dalam Realyta, 2007) perbedaan individu dalam derajat fear of success tidak termanifestasi dalam prilaku kecuali jika ditimbulkan oleh harapan konsekuensi yang negative akan mengikuti suatu sukses. Keadaan seperti ini tampil pada situasi prestasi. Situasi prestasi merupakan situasi dimana tampilnya kemauan kepemimpinan dan intelektual dievaluasi berdasarkan suatu standar keunggulan tertentu dan juga tampil dalam situasi kompetisi. Oleh karena itu Horner menambahkan bahwa fear of success lebih besar pada wanita di dalam situasi berprestasi yang kompetitif dibandingkan dengan situasi bukan kompetitif, terutama bila harus berberkompetisi dengan pria.

19 3. Ciri Ciri Orang yang Memiliki Fear Of Success Beberapa ciri-ciri orang yang memiliki takut akan kesuksesan menurut Horner terdapat beberapa ciri-ciri orang yang memiliki takut akan kesuksesan antaraa lain: a. Tidak mau membuka diri untuk segalanya atau perubahan yang ada b. Tidak mau membebaskan diri dari ikatan apapun jika memang tidak menyukainya,termasuk ikatan tradisi dan mitos-mitos. c. Tidak mau mengubah dari atas keyakinan yang dimiliki. Jika seseorang berubah,lingkunganpun akan menyesuaikan diri pada perubahan tersebut. d. Tidak berani untuk meninggalkan kebiasaan dan pola berpikir lama. e. Tidak mau mengekspresikan diri seperti apa yang dikehendakinya, bukan seperti apa yang diharapkan oleh orang-orang. f. Takut pada persoalan baru yang timbul sebagai konsekuensi pilihan atau keinginannya, sebab persoalan yang timbul karena pilihan sendiri lebih mudah diatasi dari pada persoalan yang timbul diluar kemauan diri sendiri. g. Tidak mau mengevaluasi diri untuk menganalisis kekuatan, kesempatan dan hambatan yang ada dalam diri maupun di lingkungan sekitar serta mereduksi kelemahan yang dimilikinya. h. Tidak atau kurang menyukai tantangan karena takut gagal. i. Tidak adanya dukungan dalam berprestasi tinggi dari lingkungan sosial.

20 j. Tidak ada kepercayaan diri dalam menyelesaikan pekerjaan. Good dan good (dalam Nauly, 2003), dan shaw dan constanzo (dalam Nauly, 2003) menyebutkan penyebab yang mendasar pada diri wanita sehingga muncul Fear of success karena adanya Irrational beliefs, terdapat tiga factor yang menjadi penyebabnya yang sama dengan yang di jelaskan oleh maharty dalam penelitiannya yaitu : loss of social self esteem, loss of feminity, dan social rejection. Kompetisi merupakan situasi di mana adanya suatu tujuan yang hendak di raih oleh banyak individu, sehingga memotivasi individu tersebut untuk melebihi orang lain dengan cara meningkatkan unjuk kerja. Adapun factor yang mempengaruhi kompetisi kerja antaraa lain : a) Jenis kelamin, b) jenis pekerjaan, c) tingkat pendidikan, d) promosi karir, e) umur, f) social ekonomi, g) masa kerja. Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fear of success adalah seseorang merasa takut atau khawatiran yang dimiliki oleh individu untuk mencapai kesuksesan, sehingga walaupun sudah mengerjakan tugasnya dengan baik dirinya merasa tidak layak untuk mendapatkan kesuksesan, adanya tekanan dari lingkungan sosial dan peran jenis kelamin yang dapat menyebabkan seorang wanita mengalami kehilangan feminimitas (lost of feminity), kehilangan penghargaan sosial (lost of social self esstem) dan adanya penolakan social (social rejection).

21 Maka kemudian dapat dikatan bahwa fear of success merupakan disposisi stabil yang di peroleh pada awal kehidupan seseorang berkaitan dengan standar identitas peran jenis kelamin yang mengarahkan timbulnya dugaan realistic mengenai konsekuensi negative yang akan diterima oleh wanita yang berhasil mencapai keberhasilannya. Selain itu situasi yang kompetitif, terutama situasi kompetisi dapat menampilkan fear of success pada setiap orang terutama pada wanita. Kondisi lain yang dapat menanggap bahwa sukses dalam bekerja dan karir bukanlah citra wanita yang diharapkan. 4. Dewasa Muda a. Pengertian Dewasa Muda Masa dewasa muda menurut Hurlock (1993) adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru yang dimulai pada umur 18 tahun dan sampai kira-kira umur 40 tahun. Santrock (1995) menyebutkan bahwa masa awal dewasa (early adulthood) ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluh lima tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir bagi

22 banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga dan mengasuh anak-anak. Sedangkan Papalia, Olds dan Feldman, 2001 (dalam Adibah) menyatakan bahwa masa dewasa muda adalah suatu masa untuk membangun dasar bagi kehidupan selanjutnya yang dimulai pada usia 20 sampai 40 tahun. Pada masa ini manusia biasanya meninggalkan rumah orang tuanya, memulai karir atau pekerjaan, menikah atau membangun hubungan intim, mempunyai dan membesarkan anak dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa muda adalah suatu masa untuk membangun dasar bagi kehidupan selanjutnya yang dimulai pada usia 20 sampai 40 tahun sehingga mencapai kemantapan dan kemandirian dalam berbagai hal seperti pribadi atau emosional, kognitif, ekonomi atau karir dan social. b. Tugas Perkembangan Dewasa Muda Dalam Hurlock edisi kelima : 252, 278-279 menyatakn bahwa tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa muda dipusatkan pada harapan-harapan masyarakat antaraa lain yaitu mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama suami atau isteri membentuk suatu keluarga, merawat kelurga dan lain-lain. Dalam penyesuaian pekerjaan pekerjaan pengalaman individu dari kategori sukses atau gagal dalam usha, mempunyai pengaruh yang

23 sangat besar terhadap penyesuaian social dan personal yang juga setingkat dengan kepuasan hidup. B. Kerangka Teoritik Gejala Fear of success menurut Horner (dalam Nauly, 2003) merupakan suatu hambatan psikologi yang membuat wanita kurang dapat berprestasi, terutama dalam situasi kompetitif dengan pria. Horner percaya bahwa fear of success kebanyakan dialami oleh wanita dari pada pria. Kebanyakan wanita yang mengalami fear of success, menjadi cemas bila meraih sukses karena mereka percaya adanya konsekuensi negative (seperti penolakan dari social dan atau perasaan feminim) sebagai hasil dari sukses. Hal ini merupakan suatu bentuk prilaku yang berkaitan dengan prilaku wanita dalam situasi prestasi yang kompetitif. Sedangkan factor fear of success pada pria lebih pada loss of social self esteem dan social rejection. Pengertian fear of success berdasarkan teori expecntancy-value, Horner (dalam Nauly, 2003) sebagai berikut: A stable personality disposition acquired early in life in conjunction with standards of sex role identity. Ia juga menghubungkan tampilnya fear of success ini dengan adanya tekanan dari lingkungan social dengan peran jenis kelamin yang berlaku di masyarakat. Tekanan dari lingkungan social ini menjadi dasar sumber kecemasan terhadap prestasi. Kecemasan menurut Branca merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena frustasi dan ketidak pastian tentang masa depan serta adanya ancaman akan kegagalan dan rasa sakit. Selain itu kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok

24 mengalami perasaan gelisah dan aktivasi system saraf autonom dalam merespon terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Penelitian Larkin, 1987 (dalam Mahrita, 2009) menggambarkan individu yang memiliki takut akan kesuksesan sebagai seseorang yang berambisi tetapi akan menjadi cemas ketika mendekati kesuksesan. Sukses disini adalah sukses yang mempunyai sebab-sebab eksternal dalam berprestasinya, dimana ia akan meremehkan suatu kepandaian atau kecakapan prestasi yang telah dimilikinya. Larkin, 1987 (dalam Mahrita, 2009) mendeskripsikan bahwa takut akan kesuksesan ini dapat dilihat sebagai suatu keadaan psikologis yang berupa kelumpuhan, penarikan diri yang dilakukan secara sadar terhadap tujuan objektif dan subjektifnya. Condry & Dryer, 1976 (dalam Mahrita, 2009) menyatakan bahwa takut akan kesuksesan merupakan: fear of success is set of realistic expenctancies about the negative consequences of deviancy from a set of norma. Dari definisi yang dikemukakan oleh Condry & Dryertersebut, dapat diketahui bahwa takut akan kesuksesan ini merupakan sekumpulan pengalaman realistis tentang konsekuensi negatif yang diterima akibat adanya penyimpangan dari norma yang dianut. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan melihat tingkat fear of success pada sarjana perempuan psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya ditinjau dari demografi yang sudah bekerja dan yang belum bekerja. Hal itu dapat dijelaskan sebagai mana berikut:

25 Asal daerah Asal suku Status perkawinan Fear of success Status pekerjaan Jenis pekerjaan Usia Urutan kelahiran Jumlah saudara C. Hipotesis Berdasarkan uraian teori diatas, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ha : 1) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari asal daerah pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya 2) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari asal suku pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya 3) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari status perkawinan pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya

26 4) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari status pekerjaan pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya 5) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari jenis pekerjaan pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya 6) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari usia pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya 7) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari urutan kelahiran pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya 8) Terdapat perbedaan antara fear of success ditinjau dari jumlah saudara pada sarjana psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya