BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam berbisnis yang dapat mengikuti perkembangan jaman (up to date).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam berbisnis yang dapat mengikuti perkembangan jaman (up to date).

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

Tarif atas jenis PNBP ditetapkan dengan memperhatikan :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PNBP. Pemeriksaan. Wajib Bayar. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan berupa penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSEDUR PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN PADA KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi. Kas sangat penting artinya karena menggambarkan daya beli dan

Perhubungan Udara perlu dibuat petunjuk teknis sebagai

2 Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 05 /PER/M.KOMINFO/2/2007


KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 05 /PER/M.KOMINFO/2/2007

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 20 /PER/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak. Seperti kita ketahui bersama semua Negara mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemerintah dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,

ANALISA PENCATATAN DAN PELAPORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA KANTOR KESYAHBANDARAN UTAMA BELAWAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penerimaan Negara Indonesia masih didominasi oleh sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi tahun 1998 merupakan tonggak dimulainya era demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Sudirman & Amirudin, 2012:1). Kementerian Keuangan, 2013:3-4). (Resmi, 2013:11).

BAB I PENDAHULUAN I-1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada berbagai aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. oleh pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan Negara Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan

Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke. Agus Nur Hayanto NIM : F UNIVERSITAS SEBELAS MARET GAMBARAN UMUM OBYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Perindustrian, didirikan sejak tahun 1909 di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

PROFIL BIRO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam penyelenggaraan suatu negara hal ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tertuang dalam Anggaran Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. merata baik dalam bidang ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian. Dunia bisnis di Indonesia mengalami kemunduran setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Lembaga Manajemen Aset Negara. Tata Kerja. Organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

Peraturan Keuangan Negara/Daerah

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

BAB I PENDAHULUAN. Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar keahlian

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi dalam membenahi administrasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 22/PER/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Wajib Pajak merupakan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

2017, No pengelola penerimaan negara bukan pajak panas bumi diatur secara terpisah di dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri; c. bahwa un

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN RENCANA DAN LAPORAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

KINERJA PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) SUMBER DAYA ALAM NON MIGAS

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini dimana perkembangan ilmu dan teknologi telah berkembang pesat, persaingan dalam perdaganganpun semakin ketat sehingga perusahaan sangat membutuhkan tenaga kerja yang ahli serta strategi dalam berbisnis yang dapat mengikuti perkembangan jaman (up to date). Dalam menjalankan tugas negara dalam hal keuangan negara, pemerintah harus membuat suatu perencanaan yang matang, salah satu upaya pemerintah adalah untuk memperbaiki perekonomian Indonesia kearah yang lebih positif. Menurut pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 di disebutkan bahwa yang dimaksud dengan penerimaan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Dari pengertian tersebut berarti bahwa pemerintah pusat mempunyai berbagai hak, yang salah satu hak pemerintah pusat adalah menggali sumber-sumber penerimaan bagi negara untuk membiayai berbagai belanja/pengeluaran negara yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Wujud penerimaan negara (government revenue) berupa uang (cash), menurut pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 diberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Pasal 1 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Penerimaan Negara terdiri 1

2 dari Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Penerimaan Hibah. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan ruang lingkup keuangan Negara yang dikelola dan dipertanggungjawabkan sehingga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga audit yang bebas dan mandiri turut melakukan pemeriksaan atau komponen yang mempengaruhi pendapatan negara dan merupakan penerimaan negara dengan undang-undang. Jenis-jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Di Kementerian Perindustrian dibagi menjadi 7, yaitu Jasa Pelayanan Pelatihan dan Konsultasi, Jasa Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan, Jasa Pelayanan Pengujian dan Kalibrasi, Jasa Pelayanan Teknis Pelatihan, Jasa Pelayanan Teknis Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu, Jasa Pelayanan Teknis Konsultansi Sistem Manajemen Mutu, dan Jasa pelayanan yang berasal dari kerjasama dengan pihak lain. Salah satunya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Balai Besar Tekstil adalah Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil yang terdiri dari Pengujian kekuatan serat, benang dan kain, Konstruksi kain, Identifikasi serat dan komposisi kain, Identifikasi zat warna, Ketahanan luntur zat warna pada kain dan Color matching. PNBP dipungut atau ditagih oleh Instansi Pemerintah (Departemen dan Lembaga Non Departemen) sesuai dengan perintah UU atau PP atau penunjukan dari Menteri Keuangan, berdasarkan Rencana PNBP yang dibuat oleh Pejabat Instansi Pemerintah tersebut. PNBP yang telah dipungut atau ditagih tersebut

3 wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pejabat Instansi Pemerintah kepada Menteri Keuangan dalam bentuk Laporan Realisasi PNBP yang disampaikan setiap bulan paling lamsbat tanggal 10 bulan berikutnya, Namun dalam perkembangan selanjutnya, menurut Surat Edaran Sekretaris Jenderal Depkeu RI Nomor : S- 389/SJ/2006 tanggal 15 Juni 2006 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-05/PJ.12/2006 tentang Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak, Instansi Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Bulanan realisasi PNBP setiap bulan kepada Sekretaris Jenderal u.p. Biro Perencanaan dan Keuangan serta tembusan disampaikan kepada Sekretaris Dirjen Pajak u.p. Kepala Bagian Keuangan. Walaupun PNBP memiliki sifat segera harus disetorkan ke kas negara, namun sebagian dana dari PNBP yang telah dipungut dapat digunakan untuk kegiatan tertentu oleh instansi yang bersangkutan. Pemberian ijin penggunaan dan besaran jumlah ditentukan oleh Menteri Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan. Menurut bendahara penerimaan yang merupakan pemegang kendali dibidang pelayanan jasa teknis di Balai Besar Tekstil Bandung, bahwa kendala yang terjadi pada pelayanan jasa pengujian tekstil di kementerian perindustrian adalah kekurangannya SDM (Sumber Daya Manusia), menurut Keputusan Kepala Balai Besar Tekstil No 12/PNP/BPPI/BBT/1/2010 tentang pelaksanaan pelayanan jasa pengujian bahwa pengujian yang dilakukan sesuai dengan urutan datangnya permintaan uji dan dilakukan pada jam-jam kerja, lamanya pengujian tekstil yang bersifat rutin maksimal 5 hari, tetapi kondisi yang

4 Sering terjadi di Balai Besar Tekstil adalah apabila pemintaan pengujian terlalu penuh (overload) maka para tenaga kerja harus menambah jadwal kerja pengujiannya, dan apabila masih tidak bisa ditangani, maka perusahaan meminta orang untuk dikontrak beberapa hari kerja (outsearching). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut dalam bentuk Laporan dengan judul Prosedur Pelaksanaan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil Kementerian Perindustrian Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka untuk mempermudah arah dan pembahasan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Kurangannya Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga kerja. 2. Adanya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terutang. 1.2.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis memilih topik Prosedur Pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil Bandung, karena menurut penulis ini merupakan salah satu hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang pemilihan judul yang sudah di uraikan di atas, maka penulis mengindentifikasi beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :

5 1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung. 2. Bagaimana hambatan-hambatan yang terjadi dalam Prosedur Pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung. 3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam Prosedur Pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud Penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai Prosedur Pelaksanaan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan melakukan penelitian pada Kementerian Perindustrian di Balai Besar Tekstil Bandung adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Prosedur Pelaksanaan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung.

6 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam Prosedur Pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung. 3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam Prosedur Pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis Adapun kegunaan akademis yang diperoleh dari penulisan ini adalah: Sebagai referensi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan mengenai Prosedur Pelaksanaan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil Bandung, sebagai bahan evaluasi atau perbandingan antara teori yang diperoleh di lapangan kerja serta dapat memberikan masukan pemikiran informasi yang berguna, khususnya studi akuntansi dan bagi rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Diploma III Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntasi Universitas Komputer Indonesia. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis yang diperoleh dari penulisan ini adalah : 1. Bagi Penulis.

7 a. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mahasiswa untuk mengaplikasikannya ilmu pengetahuan secara teoritis yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah ke dalam kerja praktek di dunia kerja yang sesungguhnya. b. Untuk mengetahui lebih mengenai Prosedur Pelaksanaan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil yang di keluarkan oleh Kementerian Perindustrian secara teoritis maupun dalam praktek yang sesungguhnya. c. Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan yang sangat berguna untuk sampai salah satu perbandingan antar materi yang di dapat di perkuliahan dengan penetapan di Instansi / Perusahaan. 2. Bagi Perusahaan a. Untuk memperoleh masukan guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan perusahaan selama ini. b. Untuk membantu berbagai aktivitas yang ada di perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi tentang Prosedur Pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Atas Pelayanan Jasa Pengujian Tekstil di Balai Besar Tekstil Bandung.

8 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Lokasi Balai Besar Tekstil Kementerian Perindustrian Bandung terletak di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 390 Bandung 40272, telepon (022) 7206214. 1.5.2 Waktu Penelitian Tabel 1.1 Waktu Penelitian Keterangan Feb Maret Apr Mei Juni Juli I. Persiapan 2011 1. Mengajukan Proposal Tugas Akhir II. Pelaksanaan 1. Melakukan wawancara kepada pihak yang bersangkutan 2. Revisi data-data yang di peroleh III. Pelaporan 1. Bimbingan Tugas Akhir 2. Penyerahan Laporan 3. Sidang Tugas Akhir