ONTOLOGI. Menurut bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu



dokumen-dokumen yang mirip
DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU Pengertian dan jenis-jenis dasar keilmuan Randall dan Buchker Ernest van den Haag

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK

FILSAFAT ILMU ONTOLOGI EPISTOMOLOGI AKSIOLOGI. Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Ontologi Hakikat apa yang dikaji

Afid Burhanuddin STKIP Pacitan

BAB IV LANDASAN PENELAAHAN ILMU PENGETAHUAN.

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

1.3 TUJUAN Adapun tujuan dari makalah ini yaitu, mampu memahami : 1. Definisi Ontologi

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Landasan Penelaahan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN FILSAFAT

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Manusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup itu. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran.

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

PENDIDIKAN PANCASILA

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

DASAR-DASAR ILMU. Ilmu dan filsafat memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan tersebut antara lain:

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Etika dan profesi humas

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT ILMU. Drs. Dede Kosasih, M.Si.

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM :

Sejarah Perkembangan Ilmu

FILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Modul ke: Filsafat Manusia. Badan dan Jiwa. 06Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

M. Hamid Anwar, M. Phil.

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

Sejarah Perkembangan Ilmu

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

PENDIDIKAN PANCASILA

FILSAFAT MANUSIA. Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd. Pertemuan 4

Pertemuan 1 NISBAH (RELASI DAN RELEVANSI) ANTARA ILMU FILSAFAT DAN AGAMA

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Ilmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

HAND OUT 9, 10, 11 BERBAGAI ALIRAN DAN TEORI TENTANG ETIKA

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

BAB III. FILSAFAT IDEALISME DAN REALISME (Bahan Pertemuan Ke-4)

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme.

NOVIA KENCANA, S.IP, MPA

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Dr. Sri Anggraeni, MSi

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

Pandangan Plato Tentang Idea

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh)

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

Transkripsi:

ONTOLOGI Menurut bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu On/Ontos=ada, dan Logos=ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut islitah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality, baik yang berbentuk jasmani/konkret, maupun rohani/abstrak. 1

Ontologi adalah penelaahan tentang yang ada Pengindraan Ada Tidak ada Wujud Ada A B Tidak ada C D Objek ilmu, dimulai di awal kehidupan manusia dan berhenti di akhir kehidupan manusia. Artinya, sesuatu yang ada. Ada dan tidak ada. A = Ada di keberadaannya B = Tidak ada di keberadaannya C = Ada di ketidak beradaannya D = Tidak ada di ketidak beradaannya 2

Ontologi menurut tokoh-tokoh Filsafat Aristoteles mengatakan the first Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda Amsal Bakhtiar ontologi adalah teori tentang wujud, hakikat yang ada Jujun S. S ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau suatu pengkajian mengenai tentang teori yang ada. Objek Forma Filsafat Objek foma ontologi Adalah hakikat seluruh realitas. Dimana akan tampil menjadi aliran materialisme, idealisme dan naturalisme.dalam tafsiran para ahli ontologi selanjunya dipahami sebagai upaya mencari alternatif bukan dualisme, tetapi menampilkan aspek materialisme dari mental. Sedangkan menurut Al-Farabi dan Ibnu Sina objek pemikiran menjadi objek sesuatu yang mungkin ada karena yang lain, dan ada karena dirinya sendir 3

Keberadaan ontologi dipandang dari segi jumlah Monoisme. Yaitu alitan yang mengatakan bahwa hanya ada satu kenyataan fundamental.kenyataan tersebut dapat berupa jiwa, materi dan Tuhan. Dualisme. Yaitu aliran yang menganggap adanya dua substansiyang masing-masing berdiri sendiri. Pluralisme. Adalah aliran yang menganggap bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan dan semuanya nyata. Keberadaan ontologi dipandang dari segi sifatnya Materialisme. Adalah aliran yang menyatakan bahwa tiak ada sesuatu yang nyata kecuali materi. Pikiran dan kesadaran hanyalah penjelmaan dari materi yang dapat dikembalikan pada unsur-unsur fisik. Spiritualisme/idealisme. Bahwa kenyataan yang terdalam adalah roh. 4

Keberadaan ontologi segi proses, kejadian dan perubahan Mekanisme. Bahwa semua gejala dapat dijelaskan berdasarkan asas-asas mekanik (mesin). Teleologi. Bahwa yang berlaku dalam keadaan alam bukanlah kaidah sebab akibat, akan tetapi memang ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan alam ke suatu tujuan. Vitalisme. Aliran yang memandang bahwa kehidupan tidak sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karena pada hakikatnya berbeda dengan yang tidak hidup. Aliran lain yang berkaitan dengan ontologi Nihilisme, adalah sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang fositif. Agnitisisme,adalah faham yang mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruh 5

Kajian Ontologi Objek telaah ontologi adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya di lakukan oleh filsafat metaphisika. Istilah ontologi banyak di gunakan ketika kita membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu. Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Obyek Ontologi 1. Objek Materi Secara antologis, artinya metafisis umum, objek materi yang dipelajari dalam plural ilmu pengetahuan, bersifat monistik pada tingkat yang paling abstrak. Seluruh objek materi pluralitas ilmu pengetahuan, seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan zat kebendaan berada pada tingkat abstrak tertinggi, yaitu dalam kesatuan dan kesamaannya sebagai makhluk. Kenyataan itu mendasari dan menentukan kesatuan pluralitas ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, prulalitas ilmu pengetahuan berhakikat satu, yaitu dalam kesatuan objek materinya. 6

Kesatuan ilmu pengetahuan tersebut menjadi semakin jelas jika ditinjau dari sumber asal seluruh perbedaan objek materi itu. Semua makhluk, sebagai objek materi pluralitas ilmu pengetahuan, secara sistematis berhubungan dengan proses kausalistik. Keberasaan manusia didahului i dengan keberadaan binatang; keberadaan binatang didahului keberadaan tumbuh-tumbuhan; dan keberadaan tumbuhtumbuhan didahului oleh zat kebendaan. Secara sistematis, masing-masing berada dalam sistem saling bergantung (interdependence), dan zat kebendaan terkecil (atom) secara eksistensial berfungsi sebagai sumber ketergantungan makhluk-makhluk lain sesudahnya. Tetapi secara substansial, keberadaan atom sebagai zat kebendaan terkecil itu bukanlah dalam tingkat kesempurnaan (berdiri sendiri), melainkan berada pada tingkat aksidental, artinya berada dengan cara ditentukan. Keberadaan zat kebendaan demikian ditentukan oleh penyebab terdahulu, sekaligus sebagai penyebab pertama dan terakhir, yang disebut causa prima. Oleh karena itu, pada tingkat substansi tertinggi, seluruh pluralitas ilmu pengetahuan, sebagai akibat prulalitas objeknya, berada dalam satu kesatuan di dalam diri causa prima-nya. 7

2. Objek Formal Objek formal ini sering dipahami sebagai sudut atau titik pandang, yang selanjutnya menenentukan ruang lingkup. Berdasarkan ruang lingkup studi inilah selanjutnya ilmu pengetahuan berkembang menjadi prular, berbeda-beda dan cenderung saling terpisah antara satu dengan yang lain. Dibandingkan dengan pengetahuan pada umumnya atau filsafat. Ilmu pengetahuan pada umumnya atau filsafat, ilmu pengetahuan mempersoalkan kebenaran secara khusus, konkret dan objektif, yang selanjutnya desebut kebenaran objektif, yang selanjutnya disebut kebenaran objektif. Kebenaran demikian tingkat kepastiannya lebih kuat, karena didukung oleh fakta-fakta konkret dan empirik objektif. Dalam hubunganya dengan perilaku, kebernaran objektif memberikan landasan stabil dan establish sehingga suatu perilaku dapat diukur nilai kebenarannya, dan bisa dipakai sebagai pedoman bagi semua pihak. Sedangkan objektifitas suatu objek materi, apapun jenisnya, bukan terletak pada keseluruhan tetapi pada bagian-bagian kecil dari objek itu. Mengingat di dalam diri objek materi terdapat bagian-bagian yang prular, dan mengingat keterbatasan subjek, maka dalam kegiatan ilmiah, subjek prular memilah-milah objek studi ke dalam bagian-bagian, b i dan kemudian memilih salah satu bagian sebagai lapangan studi. Lapangan studi inilah yang dimaksud dengan objek formal. 8

Pokok Pemikiran 1. Monoisme Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin ada dua. Harusla satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Istilah monism oleh Thomas Davidson disebut Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran: a. Materialisme Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalism. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu. Kalau dikatakan bahwa materialisme sering disebut naturalism, sebenarnya ada sedikit perbedaan diantara dua paham itu. 9

Namun begitu, materlialisme dapat dianggap seatu penampakan diri dari naturalism. Naturlisme berpendapat bahwa alam saja yang ada, yang lainnya diluar alam tidak ada. Yang dimaksud alam disini ialah segala-galanya, meliputi benda dan ruh. Jadi bnda dan ruh sama nilainya dianggap sebagai alam yang satu. Sebaliknya, materlialisme menganggap ruh adalah kejadian dari benda. Jadi tidak sama nilai benda dan ruh seperti dalam naturalisme. b. Idealisme Sebagai lawan materialism adalah aliran idealism yang dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita, sedang spiritualisme berarti serba ruh. Idealism diambil dari kata Idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menepati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari penjelasan ruhani.materi bagi penganut idealism sebenarnya tidak ada. Segala kenyataan ini termasuk kenyataan manusia adalah ruh. Ruh itu tidak hanya menguasai kenyataan manusia adalah ruh. Ruh itu tidak hanya menguasai manusia perorangan, tetapi juga kebudayaan. 10

2. Dualisme Setelah kita memahami bahwa hakikat itu satu (monisme) baik materi ataupun ruhani, ada juga pandangan yang mengatakan bahwa hakikat itu ada dua aliran ini disebut dualisme. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh bukan muncul dari benda. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Ubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam ala mini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia. 3. Pluralisme Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme ddalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsure, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah substansi yang ada itu terbentuk dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. 11

4. Nihilisme Dokrin tentang nihilism sebenarnya sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yang memberikan tiga proposisi tentang realitas. tidak ada sesuatu pun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada. Bukankah k Zeno juga perna sampai pada kesimpulan bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradox. Kita harus menyatakan bahwa realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak dicipta. Karena kontradiksi tidak dapat diterima, maka pemikiran lebih baik tid menyatakan apa-apa tentag realitas. bila sesuatu itu ada, ia dapat diketahui. Ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber ilusi. Akal juga tidak mampu menyakinkan kita tentang alam semesta ini karena kita telah dikukung oleh dilema subjektif. Kita berfikir dengan kemauan, ide kita, yang kita terapkan pada fenomena. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. 12

5. Agnotisisme Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi ataupun hakikat ruhani. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang bersifat trancedent. Agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan manusia mengetahui hakikat benda baik materi ataupun ruhani. Aliran ini mirip dengan skeptisisme yang berpendapat bahwa manusia diragukan kemampuannya mengetahui hakikat. Namun tampaknya agnotisisme lebih baik dari itu karena menyerah sama sekali. Metode dalam Ontologi Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek; sedangkan abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua sesuatu yang sejenis. Abstraksi metaphisik mengetengahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik. Sedangkan metode pembuktian dalam ontologi oleh Laurens Bagus di bedakan menjadi dua, yaitu : pembuktian a priori dan pembuktian a posteriori. 13

1. APriori Pembuktian a priori disusun dengan meletakkan term tengah berada lebih dahulu dari predikat; dan pada kesimpulan term tengah menjadi sebab dari kebenaran kesimpulan. Contoh : Sesuatu yang bersifat lahirah itu fana Badan itu sesuatu yang lahiri Jadi, badan itu fana 2. Aposteriori Sedangkan pembuktian a posteriori secara ontologi, term tengah ada sesudah realitas kesimpulan; dan term tengah menunjukkan akibat realitas yang dinyatakan dalam kesimpulan hanya saja cara pembuktian a posterioris disusun dengan tata silogistik sebagai berikut: Contoh : Gigi geligi itu gigi geligi rahang dinasaurus Gigi geligi itu gigi geligi pemakan tumbuhan Jadi, Dinausaurus itu pemakan tumbuhan 14

Manfaat Ontologi yang merupakan salah satu kajian filsafat ilmu mempunyai beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut: 1. Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada. 2. Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi. 3. Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika. 15