BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Repositori STIE Ekuitas

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BAB II LANDASAN TEORI

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA. NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PAJAK.. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI/WALI KOTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PENGANTAR PERPAJAKAN BENDAHARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 32 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 571 TAHUN 2011 BUPATI INDRAGIRI HULU,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

22/06/2013. Materi Kuliah SUBJEK PAJAK. Definisi Subjek Pajak. Subjek Pajak (Ps 2 UU No 36 Th 2008)

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 48 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 26 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BUPATI GOWA PAJAK PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 21 TAHUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 17 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi negara maju. Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan penerimaan negara dari Sektor Perpajakan memegang peranan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA,

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2011

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Judul : Tata Cara Pengajuan Tax Amnesty Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Nama : Gusti Ayu Dwi Antari NIM : ABSTRAK

1 PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 30 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP,

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 16

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang terbesar dan berperan penting dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap penerimaan APBN. Berdasarkan data Direktoral Jenderal Anggaran pada tahun 2009 total penerimaan perpajakan dalam APBN mencapai 652 triliun rupiah atau sekitar 75 persen dari penerimaan dalam negeri atau sekitar 65,2 persen dari volume APBN. Penerimaan dari segi pajak ini meningkat pada tahun 2010, dimana total penerimaan pajak dalam APBN mencapai 742,7 triliun rupiah atau sekitar 78 persen dari penerimaan dalam negeri atau sekitar 71 persen dari volume APBN. Dari data tersebut terlihat bahwa pajak memiliki peranan yang besar dalam penerimaan negara dari tahun ke tahun. Oleh karena itu masyarakat sebagai Wajib Pajak perlu mendukung tercapainya lingkungan perpajakan yang kondusif dengan turut berperan aktif dalam menghitung, menyetor dan melapor hutang pajaknya sendiri dengan benar dan tepat waktu. Perpajakan merupakan salah satu bidang studi yang menarik untuk dipelajari dan ditindaklanjuti oleh masyarakat sebagai Wajib Pajak, karena pajak ini sifatnya dapat dipaksakan kepada pihak Wajib Pajak yang terkait. Sesuai dengan pengertiannya dalam Pasal 1 UU KUP No.28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan pengertian pajak menurut Wirawan B. Ilyas (2007:5) sebagai berikut:

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa-timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Hal menarik lainnya yaitu mengenai sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assement system dimana Wajib Pajak harus menghitung, menyetor dan melapor hutang pajaknya sendiri. Oleh karena itu setiap Wajib Pajak harus mempelajari, mengerti dan menerapkan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku agar dapat menghitung, menyetor dan melapor pajaknya dengan benar pada saat jatuh tempo. Sehingga Wajib Pajak dapat terhindar dari pemeriksaan pajak oleh petugas pajak (fiskus). Menurut Pasal 2 Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang menjadi subjek pajak adalah Orang Pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak, Badan, dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Dalam penjelasan Pasal 2 tersebut yang dimaksud Orang Pribadi adalah individu sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Sedangkan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan Subjek Pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Yang dimaksud Subjek Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan Bentuk Usaha Tetap. Sedangkan yang pengertian Bentuk Usaha Tetap itu sendiri yaitu

bentuk usaha yang dipergunakan oleh Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, Orang Pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. Berdasarkan pengertian di atas, perusahaan perbankan tertentu yang berbentuk Perseroan Terbatas dapat digolongkan sebagai Subjek Pajak Badan. Dimana kewajiban perpajakannya dilakukan berdasarkan ketentuan Subjek Pajak Badan. Termasuk dalam penghitungan, penyetoran dan pelaporan pajaknya dilaksanakan sesuai ketentuan Subjek Pajak Badan. Di Indonesia bank-bank dengan kepemilikan asing terbagi menjadi tiga, yaitu: bank sebagai kantor cabang (bank asing), bank sebagai anak perusahaan (subsidiaries) baik melalui joint venture dengan bank domestik (disebut bank campuran) dan bank sebagai kantor perwakilan. Pengertian kantor cabang (bank asing) adalah kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri berdasarkan hukum asing atau berkantor pusat di luar negeri, yang secara langsung atau tidak langsung bertanggungjawab kepada kantor pusat bank yang bersangkutan dan mempunyai alamat serta kedudukan di Indonesia. Sedangkan bank sebagai anak perusahaan (bank campuran) adalah bank umum yang didirikan oleh satu bank umum atau lebih yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia dengan satu bank atau lebih, yang berkedudukan di luar negeri (joint venture bank). Pengertian bank sebagai kantor perwakilan adalah kantor suatu bank yang berada di negara lain yang tidak menjalankan kegiatan bank sebagaimana lazimnya, biasanya hanya mempunyai beberapa orang pegawai untuk mengembangkan usaha yang dapat diteruskan ke kantor pusat atau kantor cabangnya (representative office). Berdasarkan pengertian di atas,

PT Bank CNT Tbk merupakan salah satu contoh bank sebagai anak perusahaan (subsidiaries) yang merupakan bank merger antara PT Bank N Tbk dengan PT Bank LP Tbk. Penulis memilih PT Bank CNT Tbk sebagai objek penelitian, karena Bank tersebut merupakan salah satu Bank dengan kepemilikan asing sebagai anak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan yang merupakan Bank terbesar ke-5 di Indonesia dari segi asset, pendanaan, kredit, dan luasnya jaringan cabang dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Dengan fungsinya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dimana jenis transaksitransaksinya terutama transaksi yang terkait dengan aspek perpajakan dan jenis badan usaha yang merupakan bank merger menurut penulis sangat menarik untuk dibahas, karena merupakan hal baru bagi penulis. Berdasarkan peraturan perpajakan, PT Bank CNT merupakan salah satu bank dengan kepemilikan asing sebagai anak perusahaan (subsidiaries) dan termasuk sebagai Subjek Pajak Badan. Hal ini dikarenakan PT Bank CNT merupakan bank campuran hasil merger yang berbadan hukum lokal dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dan merupakan entitas yang terpisah dengan induknya. Oleh karena itu sebagai Subjek Pajak Badan, PT Bank CNT memiliki kewajiban dalam hal perpajakan. Seperti kewajiban untuk memotong, menyetorkan dan melaporkan hutang pajaknya sesuai dengan ketentuan Subjek Pajak Badan dalam Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Salah satu bentuk kewajiban PT Bank CNT sebagai Badan yaitu memotong, menyetor dan melaporkan utang pajaknya atas transaksi-transaksi yang terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh), diantaranya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23. PPh Pasal 23 menurut

UU PPh No.36 Tahun 2008 Pasal 23 ayat 1 yaitu penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan. PPh Pasal 23 ini secara transaksi memiliki kesamaan dengan PPh Pasal 26 dan Pasal 4 ayat 2. Untuk transaksi yang terkait PPh Pasal 23/26 yang membedakan yaitu subjek pajaknya. Yaitu dimana PPh Pasal 23 terkait dengan Subjek Pajak Dalam Negeri dalam bentuk Badan atau BUT, sedangkan PPh Pasal 26 terkait dengan Subjek Pajak Luar Negeri dalam bentuk Badan dan selain BUT dari Indonesia. Disamping itu transaksi PPh Pasal 23 juga hampir sama dengan PPh Pasal 4 ayat 2. Diantaranya seperti transaksi sewa, untuk PPh Pasal 23 sewa hanya terkait dengan transaksi sewa harta selain tanah dan/atau bangunan. Sedangkan untuk PPh Pasal 4 ayat 2, sewa yang terkait dengan sewa tanah dan/atau bangunan. Contoh lain seperti jasa konstruksi, dimana untuk PPh Pasal 23 jasa konstruksi yang berasal bukan dari perusahaan konstruksi, sedangkan yang terkait dengan PPh Pasal 4 ayat 2 yaitu jasa konstruksi yang berasal dari perusahaan konstruksi. Dalam hal ini PT Bank CNT sebagai pemotong pajak, wajib melakukan pemotongan pajak, salah satunya atas transaksi terkait PPh Pasal 23 yang berhubungan dengan vendor PT Bank CNT. Atas transaksi PPh pasal 23 tersebut, PT Bank CNT wajib memberikan bukti potong kepada vendor yang bersedia dipotong PPh Pasal 23. Namun dalam pelaksanaannya terkadang terjadi beberapa masalah, baik yang berhubungan dengan PT Bank CNT nya sendiri, dengan vendor-vendor nya, maupun dengan fiskus. Oleh karena itu guna mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, maka perlu diadakan evaluasi atas perhitungan pemotongan,

penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 pada PT Bank CNT. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah PT Bank CNT telah menghitung, memotong, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 23 dengan benar atau tidak. Jika PT Bank CNT lalai atau dengan sengaja tidak menghitung, memotong, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 23 dengan benar, maka akan menyebabkan kerugian pada Negara dan PT Bank CNT itu sendiri. Dimana bagi Negara akan berkurangnya pendapatan pajak yang seharusnya diterima. Sedangkan bagi PT Bank CNT sendiri akan dikenakan sanksi perpajakan berupa sanksi administrasi. Dengan melakukan evaluasi ini maka PT Bank CNT dapat mengetahui kelemahan-kelemahan atau permasalahan yang timbul dari prosedur yang telah digunakan sebelumnya. Berdasarkan evaluasi tersebut diharapkan PT Bank CNT dapat melakukan perbaikan untuk ke depannya, sehingga PT Bank CNT dapat menghitung, memotong, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 23 dengan benar dan terhindar dari sanksi pajak dan pemeriksaan pajak. Berdasarkan uraian di atas, penulis memandang perlu diadakan suatu pengkajian yang lebih mendalam, untuk mengevaluasi kepatuhan PT Bank CNT dalam melaksanakan kewajiban PPh Pasal 23. Dan diharapkan penulis dapat memberikan saran perbaikan yang tepat, sehingga dapat memperkecil kerugian PT Bank CNT terkait dengan prosedur perhitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23. Oleh karena itu, penulis menyusun skripsi ini dengan judul EVALUASI PEHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT. BANK CNT TBK TAHUN 2008-2010. I.2. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. mengidentifikasi jenis-jenis biaya yang terdapat dalam laporan keuangan PT Bank CNT Tahun 2008-2010; 2. evaluasi perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 tahun 2008-2010; 3. memberikan saran perbaikan atas hasil evaluasi PPh Pasal 23 tahun 2008-2010. I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat penelitian skripsi ini antara lain: 1. untuk mengidentifikasi jenis-jenis biaya yang terdapat dalam laporan keuangan PT Bank CNT Tahun 2008-2010; 2. untuk mengevaluasi perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 23 tahun 2008-2010; 3. untuk memberikan saran perbaikan atas hasil evaluasi PPh Pasal 23 tahun 2008 2010. I.4. Metodologi Penelitian Adapun metodologi dari penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Studi Lapangan (Field Research) Studi ini merupakan bentuk penelitian dimana penulis melakukan pengumpulan data dengan cara:

1. wawancara langsung dengan Manager atau Pimpinan perusahaan atau pihak yang mewakili yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang di bahas penulis, termasuk dengan staf karyawan di Tax Division; 2. observasi dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan terkait dengan penyelesaian masalah yang dibahas melalui program magang (internship) di Tax Divison selama 2 bulan; 3. dokumentasi dengan mengumpulkan data-data atau bukti terkait dengan masalah yang dibahas penulis, baik berupa soft copy, hard copy maupun dalam bentuk catatan. B. Studi Kepustakaan ( Library Research) Penulis menggunakan beberapa buah buku (literature) dan halaman web (website) yang mendukung dan terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini. I.5. Sistematika Penulisan Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang landasan teori yang berhubungan dengan perusahaan secara makro, dan teori perpajakan secara umum dan secara khusus tentang perlakuan, perhitungan, tarif yang berlaku, objek pajak, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 beserta Undangundang Perpajakan yang mendasarinya. BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai objek penelitian dan desain penelitian. Objek penelitian berisi tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, bidang usaha, produk-produk perusahaan serta struktur organisasi/manjemen/mekanisme dan prosedur perusahaan. Desain penelitian berisi tentang jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode pengumpulan sampel dan metode analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahan tentang analisis dan pembahasan skripsi yang akan membahas tentang identifikasi dan evaluasi perhitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT Bank CNT tahun 2008-2010. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memberikan simpulan dan saran berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya yang didapat dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan. Selain itu penulis akan memberikan saran-saran sebagai sumbangan pemikiran yang kiranya dapat digunakan sebagai bahan perbaikan oleh perusahaan.