BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN JENIS KAYU Manfaat Pengenalan Jenis Kayu

Analisis Perbandingan Harga Konstruksi Kayu dan Baja

Analisis Perbandingan Harga Konstruksi Kayu dan Baja

KONSTRUKSI ATAP RANGKA BAJA RINGAN

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP PADA BENTANGAN 9 METER TUGAS PENGGANTI UJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu

PERBANDINGAN HARGA PENGGUNAAN KONSTRUKSI KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP PADA BANGUNAN SEDERHANA

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan

PENGANTAR TENTANG KAYU

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

Kayu, Kelebihan Dan Kelemahannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Rumusan Masalah

Struktur dan Konstruksi II

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

RED BRICKS AND LIGHT BRICKS COST ANALYSIS FOR WALLS AND MILD STEEL AND WOOD FOR ROOF TRUSS

KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA)

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP KAYU.

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu :

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

EBOOK PROPERTI POPULER

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

A. Pasangan Dinding Batu Bata

Analisis Alternatif Rangka Atap..I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 95

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

BAB III STUDI KASUS PENGGUNAN PROFIL KUSEN KAYU DAN KUSEN PVC

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

MODUL III BAJA RINGAN

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

ANALISIS PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP KAYU TERHADAP MUTU, BIAYA DAN WAKTU

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP PRYDA PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA

UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR BENEFIT YANG BERPENGARUH PADA PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DI WILAYAH DKI JAKARTA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

Kata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan

Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT.

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MODEL PONDASI PAKU BUMI ULIR UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN SATU LANTAI

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

BAJA RINGAN SEBAGAI PENGGANTI KAYU DALAM PEMBUATAN RANGKA ATAP BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring pesatnya pertambahan jumlah penduduk saat mi, maka hal mi sangat berdampak pada kebutuhan akan tempat tinggal. Peluang mi dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis di bidang property. Sehingga seiring dengan perjalanannya munculah perusahaan-perusahaan pengembang yang bergerak di bidang perumahan. Mereka berlomba menciptakan berbagai macam hunian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan trend yang ada. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, berimplikasi pada pertumbuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan/perumahan. Kebutuhan perumahan akan berdampak pada kebutuhan akan material bangunan, salah satunya adalah material kayu, dimana jenis bahan ini sangat diperlukan dalam pembuatan rumah terutama pada pembuatan kusen pintu dan jendela, konstruksi kuda-kuda dan atap serta jenis pekerjaan kayu yang lainnya. Menipisnya persediaan bahan kayu akibat illegal loging, maka diciptakan bahan lain sebagai penggantinya bahan kayu yaitu jenis baja ringan / Truss. Untuk membandingan nilai ekonomis kedua bahan ini, maka diperlukan analisis perbandingan harga konstruksi atap rangka kayu dengan harga kosntruksi dari rangka baja ringan/truss pada bangunan rumah type 50 yang umum digunakan pada struktur rumah sederhana type 50 tersebut, kemudian membandingkan besarnya biaya yang dibutuhkan masing-masing struktur kedua bahan tersebut. Berdasarkan hasil analisis struktur kayu rumah sederhana type 50 lebih mahal dari struktur dari bahan baja ringan/truss dengan selisih harga sebesar 7,8%. Hal ini hanya menghitung biaya bahan baku yang digunakan pada struktur kayu. Analsisis biaya pengacatan kayu yang biasanya berfungsi untuk melindungi kayu dari serangan rayap atau serangga dan waktu pengerjaan dari penggunan kedua jenis bahan ini tidak dianalsis. Dengan pertambahan penduduk yang sangat cepat, berimpilkasi pada pertumbuhan kebutuhan pembangunan perumahan, maka mau tidak mau akan berdampak kepada kebutuhan akan material bahan bangunan, Salah satunya adalah material kayu, dimana jenis material ini sangat diperlukan dalam pembuatan rumah. 1

Material kayu ini digunakan dalam pembuatan kusen, konstruksi atap dan pekeijaanpekerjaan lainnya. Karena semakin menipisnya persediaan kayu, maka diciptakanlah jenis material lain yang dapat menggantikan peran material kayu ini dalam pembuatan rumah. Salah satu contohnya yaitu Baja Ringan/Truss. Material ini sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi atap. Maka bagian bagian dan konstruksi atap rumah baik kuda kuda, gording, balok nock, jurai. kasau maupun reng, yang tadinya dalam proses pengerjaann, sering digunakan bahan Kayu, sekarang dapat digantikan dengan Baja Ringan/truss. Material Baja Ringan mi masih sangat minim penggunaannya dalam proyekproyek perumahan. Tetapi apabila dibandingkan dengan material Kayu, maka material Baja Ringan mi sangat mudah dikerjakan dan sangat menghemat waktu. Maka dalam hal mi peneliti akan melakukan analisis perbandingan antara kedua jenis material di atas dalam pekerjaan konstruksi atap rumah, yang nantinya dan hasil analisis tersebut dapat dilihat perbandingan antara kedua material tersebut. B. Tujuan Penelitian Tujuan dan Analisa Perbandingan Konstruksi Atap Rangka Kayu dan Rangka Baja Ringan diantaranya Menganalisis atap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka kayu. Menganalisis atap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka baja ringan. Menganalisis biaya atap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka kayu. Menganalisis biaya alap Rumah Type 50 yang menggunakan rangka baja ringan Membandingkan besarnya biaya atap Rumah Type 50 yang mengggunakan konstruksi rangka kayu dengan konstruksi rangka baja ringan/truss. C. Ruang Lingkup Penetitian Untuk penelitian laporan penelitian ini peneliti membatasi penelitian dengan hanya membahas besarnya perbandingan biaya atap rangka kayu dan rangka baja ringan pada rumah type 50 berdasarkan data dan sampel yang didapat dan lapangan. 2

D. Metodelogi Pengumpulan Data Adapun peneliti mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan laporan penelitian denan cara sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan ( Library Research), yaitu sistem pengumpulan data dengan mempelajari berbagai literatur serta karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. 2. Studi Lapangan ( Field Research), yaitu peninjauan langsung ke lokasi yang berhubungan dengan judul penelitian guna mengambil data-data yang dibutuhkan. 3. Mencani data-data teknis di perusahaan penyuplai material kayu dan baja ringan, sebagai pelengkap dan data hasil studi lapangan. 4. Menganalisis data yang diperoleh, lalu menghitung biaya pengerjaan atap dan jems material kayu dan jenis material baja ringan/truss. 3

BAB II PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka Konstruksi atap adalah bagian paling atas dan suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian yang baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan. Konstruksi atap rangka kayu adalah suatu konstruksi yang berfungsi bagai penahan beban penutup atap, yang melindungi penghuni rumah dan panas matahari, angin dan air hujan, yang strukturnya terbuat dan rangka kayu. Konstruksi atap rangka kayu memiliki elemen-elemen sebagai berikut : a. Kuda-kuda Kuda-kuda merupakan penopang (iga-iga) yang menyalurkan gaya tekan, sedangkan balok dasar pada kuda - kuda yang berfunfsi sebagai penahan dasar gaya tarik, serta tiang tengah (ander) yang mendukung balok bubungan (molo) dan menerima gaya tekan. Gording merupakan sebagai penyangga kasau (usuk) tenletak pada kuda penopang dibutuhkanjikajarak antara bantalan dan bubungan> 2 m. Kasau / Usuk merupakan balok melintang di atas balok dinding (bantalan), gording, dan bubungan serta berfungsi sebagai penyangga reng. Ujung bawah kasau diteruskan menonjol pada dinding rumah ke luar, membentuk lebar tritisan yang dikehendaki. Reng merupakan bilah yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genteng, sedangkan ring balok diletakkan di bagian puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda-kuda. Listplank Tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap cucuran air hujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk. 4

Konstruk rangka batang konstruksi rangka yang terletak pada sebuah bidang dan saling dihubungkan degan sendi pada ujungnya, sehingga membentuk suatu bagian bangunan yang terdiri dan segitiga-segitiga. Pelapis atap merupakan lapisan kedap air biasanya terbuat dari seng, plastik, plat semen berserat yang biasanya diletakkan di atas kasau, Sedangkan penutup atap nerupakan lapisan kedap terhadap resapan air hujan yang sering digunakan dari bahan ijuk, rumbia, genteng, plat semen berserat, atau seng bergelombang. Pada konstruksi kuda-kuda, terutama yang berkonstruksi kayu, kemiringan dan bentuk atap sangat dipengaruhi prinsip konstruktif dan bentuk konstruksi atap kayu. Konstruksi atap rangka baja ringan adalah konstruksi atap rangka baja ringan yang strukturnya tidak jauh berbeda dengan konstruksi atap rangka kayu, hanya saja bahan pembuatnya dari bahan rangka baja ringan atau sering disebut truss. R.angka atap (kuda-kuda) baja ringan atau yang biasa disebut Truss adalah rangka yang terbuat dan baja lapis Zincalume dengan kandungan Alumunium, Zinc, dan Silikon. Produk mi digunakan sebagai alternatif pengganti rangka atap kayu yang selama ini masih digunakan. Rangka atap (roof truss) adalah sistem struktur yang berfungsi untuk menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang diri dari: kuda-kuda (truss), usuk/kasau (rafter), dan reng (roof batten). Truss merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar (chords) dan batang Iam (webs), dan yang berfungsi untuk 5

menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen lentur. Gambar 2 dibawah ini merupakan struktur kuda-kuda baja ringan secata utuh. B. Kayu Sebagai Bahan Bangunan Kayu mempunyai beberapa kegunaan bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah dijadikan sebagai bahan bangunan dalam pembuatan suatu bangunan. Kayu banyak digunakan dalam bangunan-bangunan sederhana dan dalam konstruksi kudakuda untuk atap. Digunakannya kayu untuk bangunan disebabkan karena kayu mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan bahan lain seperti baja, antaran lain karena kayu mempunyai berat volume yang lebih ringan, harga yang lebih murah, mudah diperoleh terutama di Indonesia yang masih mempunyai kawasan hutan yang luas, dan dapat memberikan kenampakan luar yang indah. C. Kelas Kuat dan Mutu Kayu Kekuatan kayu ditentukan oleh berat jenis dan mutu kayu. Mutu kayu dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Mutu kayu A, yaitu kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Kayu harus kering udara Besarnya mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm. Balok tidak boleh mengandung wanulak yang lebih besar dari 1/10 tinggi balok Miring arah serat tg α tidak boleh lebih dari ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 tebal kayu. 2. Mutu kayu B, yaitu kayu yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Kadar lengas kayu <> Besar mata kayu tidak melebihi ¼ lebar balok dan juga tidak lebih dari 5 cm Balok tidak boleh mengandung wanulak yang lebih besar dari 1/7 Kekuatan kayu digolongkan dalam kelas kuat I, II, III, dan IV. Tegangantegangan izin untuk mutu kayu A dapat dilihat pada daftar IIa PKKI 1961, sedangkan untuk mutu kayu B, nilai dalam daftar IIa PKKI 1961dikalikan dengan faktor reduksi 0,75. 6

D. Pembebanan Perhitungan serta perencanaan konstruksi kayu harus mengindahkan : 1. Perhitungan konstruksi harus didasarkan atas pengetahuan ilmu gaya 2. Muatan yang ditetapkan seperti : Muatan tetap, seperti beban bergerak yang bersifat tetap atau terus-menerus, berat sendiri, tekanan tanah, tekanan air dan sebagainya. Muatan tidak tetap, seperti beban bergerak tidak tetap, beban orang berkumpul dan sebagainya. Tegangan-tegangan yang diperkenankan untuk kayu Material Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yangmempunyai berat jenis ringan dan proses pengerjaannya dapat dilakukan dengan mudah dan peralatan yang sederhana. Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu. Untuk mengetahui kualitas kayu secara visual sudah sejak lam dipergunakan oleh masyarakat kita. Beberapa parameter visual yang dapat diamati pada kayu dan berhubungan erat dengan kekuatan adalah lebar cincin tahunan, kemiringan serat, mata kayu, keberadaan jamur atau serangga perusak kayu, dan retak. Apabila si pengamat tidakd mempunyai keahlian da pengalaman, maka pemilihan kelas kuat kayu akan lama dan hasilnyapun menjadi tidak reliable (mengandung banyak keraguan) untuk itu dilakukan pemilahan dengan menggunakan pengujian sifat mekanik untuk mengetahui kekuatan lentur, kekuatan tarik, dan kekuatan tekan. Adapun Dasar Perencanaan Konstruksi Kayu dalam buku ini ddasarkan dengan Standart NI-5 2002 yaitu tentang Tata Cara Perencanaan Konstruksi kayu. Dalam perencanaan itu meliputi, Perencanaan batang Tarik, Perencanaan tekan, pengenalan alat sambung kayu. Analisis sambungan paku, Analisis sambungan paku, Analisis sambungan baut dan Analisis sambungan takikan. Semoga buku ini dapat menjadi pegangan dan referensi mahasiswa, dosen dan enginer dalam menyusun perancangan konstruksi kayu. 7

Berdasakan bentuk geometninya, kuda-kuda (truss) baja ringan dapat dibedakan 3 yaitu: Kuda-kuda utuh / standard truss merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga utuh, kuda-kudajenis ini dapat digunaka pada atap pelana, maupun bagian tengah dan atap limasan, Kuda-kua terpancung (truncated truss), merupakan kuda-kuda berbentuk,liga terpancung, Saddle truss, merupakan kuda-kuda berbentuk segitiga kecil, yang berfungsi untuk menyatukan dua bidang atap pada rencana atap bangunan yang berbentuk Lesser L. Baja ringan untuk konstruksi atap yang biasa disebut Truss adalah rangka atap dengan bahan t ringan Zinc-Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi sbb: 5O % Aluminium, 43,5%Zinc, 1,5 % Silicon. Anti karat yang terkandung di truss adalah unsur yang menyatukan dengan bahan dasar sebagai lapisan daya tahan 4 kali lipat dan lapisan pelindung seng biasa/galvanis. Truss terbuat dan Zinc-Aluminium Hi Tensile (kekuatan tank, lipat, punter) G550 atau truss sanggup menopang 550 kg / 1 cm2. Keunggulan Truss adalah sebagai berikut : Menggunakan Metal Zinc Calume dan Blue Scope Steel yang merupakan pemegang lisensi bajaringan original 5 kali lebih kuat dan baja galvanis 8

40 % lebih kuat dan Mild Steel Anti Karat / korosi Fabrikasi dilakukan di proyek untuk menghindani salah konstruksi / tidak perlu merubah mengurangi ring balok bangunan yang ada Truss memiliki standar bentuk dan ukuran yang tetap karena semua komponen di produksi dengan menggunakan mesin teknologi tinggi. Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1 mm, digunakan pada fabrikasi kudakuda (truss), dan usuk (rafter). Dan Profil A dengan ketebalan antara 0,4 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55 mm), yang biasa digunakan sebagai reng. Dalam perakitan dan pemasangan struktur rangka atap baja ringan, perlu diperhatikan ketentuan pemilihan dan pemasangan alat sambung agar diperoleh sistem struktur yang stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti karat. Sehubungan pada konstruksi baja ringan tidak dilakukan dengan cara pengelasan melainkan sambungan dengan menggunakan baut khusus.. Alat sambung yang digunakan biasanya berupa baut (screw) khusus, yang terbuat dan baja mutu tinggi, dan telah dilengkapi lapisan anti karat (coating), seperti halnya elemen-eleman struktur ringan yang digunakan. Hal ini harus diperhatikan karena beberapa alasan : Untuk menjamin stabilitas kekuatan dan kekakuan struktur, maka diperlukan alat sambung dengan kekuatan dan kekakuan yang sama dengan elemen/komponen utama sistem struktur. Alat sambung harus dilapisi dengan lapisan anti karat yang sama dengan elemen/komponen struktur, karena jika terjadi korosi pada baut, maka akan ada resiko penjalaran korosi pada elemen/komponen struktur baja ringan itu sendiri. Biasanya spesifikasi baut yang memenuhi persyaratan untuk digunakan pada struktur rangka atap baja ringan adalah Jenis baut yang digunakan untuk usuk (rafter) 12-14 20 HEX dan baut untuk digunakan untuk menyambung reng 10-16 26 HEX Elemen-elemen baja ringan relatif tipis, maka untuk menghindari kerusakan pada saat pemasangan baut ataupun kerusakan pada masa layan (beban rencana 9

dikerjakan), cara pemasangan alat sambung harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Jarak antara baut, yang terletak di ujung sambungan (paling tepi) dengan ujung batang yang disambung, minimal 2 kali diameter baut yang digunakan. Jarak antara baut satu dengan baut yang lainnya, minimal 3 kali diameter baut yang digunakan. Pemasangan baut harus menggunakan alat screw-driver, berkecepatan 2000 rpm hingga 2500 rpm, dengan posisi tegak lurus bidang sambungan, dan alat harus segera dihentikan ketika screw telah cukup kencang. Baut tidak diletakkan segaris dengan garis kerja atau garis berat elemen batang, melainkan ditempatkan di bagian tepi, dengan posisi yang diusahakan simetris, dan membagi sama besar pada sudut-sudut pertemuan antar elemen. E Metodologi Penelitian Metodologi penelitian dalam penyusunan penelitian ini, secara garis dapat penulis uraikan secara sistematis, berikut ini : 10

Data-data yang dianalisis dengan membandingkan antara konstruksi atap rangka kayu dan rangka baja ringan pada rumah type 50 dari berbagai sumber dan hasil studi literatur dan survey di lapangan serta pengambilan data ddari penyedia jasa konstruksi baja ringan. Analisis dihitung besamya kebutuhan material yang diperlukan sekaligus besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk konstruksi atap kayu dan konstruksi atap rangka baja ningan yang didapat, dapat dihitung besarnya kebutuhan material yang diperlukan sekaligus besarnya biaya yang akan dikeluarkan. 11

F. Analisis Dan Pemabahasan Analisis Atap Rangka Kayu Dari data-data yang didapat, untuk konstruksi atap rangka kayu digunakan kayu dengan jenis Meranti Payo. Dari gambar 4 dibawah ini merupakan denah rangka rumah type 50 dengan tampak serta bentuk atap yang di analisis. Analisis kebutuhan material kayu konstruksi atap rumah type 50 antara lain ; Kuda-kuda dan Rangka Atap. Analaisis atap rangka baja ringan rumah yang sarna Type 50, dan dengan jenis penutup atap yang didapat data-data berupa rencana atap baja ringan pada Gambar 5 dan rencana detail kuda-kuda yang dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini yang diperoleh dari pihak supplier baja Kobe Truss Mandiri. yang mengajukan penawaran pada perusahaan pengembang. 12

BAB III 13

PENGENALAN JENIS KAYU A. Manfaat Pengenalan Jenis Kayu Kegiatan penentuan jenis kayu (identifikasi jenis kayu) merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan jenis kayu, mengukur dimensi kayu untuk mendapatkan volume serta menetapkan mutu. Penentuan jenis kayu pada hakekatnya bukan hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan pengujian saja, namun amat penting artinya bagi semua pihak baik bagi pemerintah, pihak produsen maupun pihak konsumen. Terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu berperan penting dalam menentukan besarnya pungutan negara (PSDH dan DR) yang dikenakan. Pungutan pemerintah tersebut selain didasarkan atas wilayah asal kayu, juga didasarkan atas jenis kayu. Disamping secara langsung terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu memegang peranan penting dalam upaya ikut serta mencegah penyimpangan dimana suatu jenis kayu yang dilarang untuk ditebang/dipasarkan, diperdagangkan secara bebas dengan menggunakan nama lain. Di pihak produsen, selain untuk memenuhi kewajiban dalam membayar pungutan yang dibebankan pemerintah, kepastian suatu jenis kayu juga penting artinya dalam proses produksi dan pemasaran. Setiap jenis kayu mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda sehingga dalam pengolahannyapun memerlukan penanganan yang berbeda pula. Sedangkan bagi konsumen, dengan adanya kepastian jenis kayu, akan lebih memudahkan untuk memilih kayu-kayu yang cocok untuk kepentingannya. B. Metoda Pengenalan Jenis Kayu Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya. 14

Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur). Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis. Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah : warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras, tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang, arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu, gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis 15

kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu, lingkaran tumbuh, bau, dan sebagainya. Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah : Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi). Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori). Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garisgaris yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain 16

meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara selsel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.) Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus). Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp). Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar. Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya. Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan mempergunakan loupe. 17

Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang telah dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya. Sifat-sifat tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk percabangan dua (sistem dikotom). Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan ditentukan jenisnya, diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut, sifat kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara yang sama kartukartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai hasilnya, nama jenis yang tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi. Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua atas dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati. Kayu yang akan ditentukan jenisnya diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom, dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama jenis kayu yang dimaksud. Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan tersebut adalah apabila kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi. Walaupun sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu, keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu yang dimaksud. Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu. 18

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan Hasil analisis biaya untuk pekerjaan atap rumah type 50 dengan menggunakan rangka kayu didapat sebesar Rp. 12.412.434.- dan yang menggunakan rangka baja ringan sebesar Rp. 13.465.100.-, maka persentase selisihnya selisihnya sekitar 7,8 % terhadap biaya rangka kayu. Analisis biaya konstruksi rangka kuda-kuda kayu ini, belum termasuk biaya pengecatan yang biasanya berfunsi untuk melindungi rangka kudakuda kayu terhadap serangan serangga atau rayap, Mengganti material kayu dengan material baja ringan/truss pada pekerjaan rangka atap rumah sederhana tidak terlalu memakan biaya yang besar, dibandingkan dengan daya tahan dan keuntungan yang didapat dan jenis material baja ringan/truss mi. Baja ringan / truss memiliki estetika indah, yang dapat dibentuk struktur sesuai dengan desain yang diinginkan dan lebih dapat menghemat bahan, dibandingkan struktur kuda-kuda kayu. B. Saran Analisis diperhitungkan biaya ini dilakukan pada tahun 2008, dengan harga bahan berlaku saat itu. Oleh sebab itu setiap waktu perlu analisis kembali biaya dengan menyesuaikan biaya bahan yanng berlaku. 19

Rangka baja ringan/truss yang dianalisis ini, masih menggunakan atap genteng beton, sebaiknya diganti dengan jenis atap ringan seperti atap fiber/seng sehingga lebih dapat menghemat biaya, DAFTAR PUSTAKA Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan,2001, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. K.H. Felix Yap, 2001, Konstruksi Kayu, Penerbit Bma Cipta, Bandung. Heinz Frick dan Moediartianto, 2002, Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu, Penerbit Kanisius Yogyakarta. Heinz Frick, 2002, Ilmu Konstruk Bangunan 2, Penerbit Kanisius Yogyakarta. Rene Amon, Bruce Knobloch, Atanu Mazumder, 2002, Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Oentoeng,lr, 2001, Konstruksi Baja, ANDI, Surabaya. Salmon, Charles G, Thon E Jhonson, 2000, Struktur Baja Desain dan Perilaku, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sunggono, Ir, 2001, Buku Teknik Sipil, Penerbit Nova, Bandung. Pangaribuan, Guntar, 2005, Penggunaan VBA -Excel Untuk Program Perhitungan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 20