MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU"

Transkripsi

1 MACAM-MACAM KONSTRUKSI KAYU KONSTRUKSI BANGUNAN Drs. Budi Jatnika Githa Rahmawati

2 1. KONSTRUKSI PINTU & JENDELA Konstruksi pintu dan jendela dibagi menjadi dua, yaitu kusen dan daun pintu & jendela. Fungsi dari konstruksi pintu dan jendela adalah sebagai penghubung antar ruangan yang dipisahkan dinding bersangkutan.

3 KUSEN Pengertian dan Fungsi: salah satu bagian dari konstruksi bangunan yang berfunsi untuk membentuk hubungan, baik antara sebuah dinding pasangan bata, beton ataupun kayu dengan pintu atau jendela. Jenis-jenis kusen: - berdasarkan fungsinya dapat dibedakan antara : kusen pintu dan kusen jendela - berdasarkan lokasinya dapat dibedakan antara : kusen dalam dan kusen luar, yang terutama dipengaruhi oleh iklim setempat - berdasarkan bahan yang digunakan dapat dibedakan antara : kusen kayu, kusen logam dan kusen beton

4 A. KONSTRUKSI PINTU 1. Daun Pintu Pengertian dan Fungsi: Daun pintu berfungsi untuk penutup/pemisah ruang yang movable tidak statis dan dapat dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat pula dikunci atau pengertian lain dari Daun pintu adalah Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun barang. Tinggi Kusen Pintu: Tinggi pintu ditentukan berdasarkan tinggi orang normal 1,60 m ditambah tinggi bebas 0,40 m sampai dengan 0,60 m.

5 Lebar Kusen Pintu - Kamar Mandi/WC : 0,60 0,70 m - Kamar Tidur : 0,80 m - Pintu utama : 1,00 1,20 m - Pintu utama kantor : sampai 3,00 m - Garasi atau Gudang : Tinggi kendaraan ditambah 0,40 s/d 0,60 m. Tinggi minimum 2,50 m. Lebar minimum 3,00 m - Bangunan Monumental: dengan menggunakan skala monumental, disesuaikan dengan proporsi bangunannya

6 Ukuran Kayu: Ukuran kayu yang sering dipergunakan untuk kusen : 6/12, 8/12, 8/14,10/15, dsb. Untuk daun pintu dan panil menggunakan ukuran 3/10, 3/12, 3/30, 4/30, 2/20. Jenis Kayu yang Digunakan: Kayu yang dipergunakan untuk pembuat kusen maupun daun harus memenuhi persyaratan teknis diantaranya adalah : kadar lengas rendah, awet, kembang susutnya kecil, tidak banyak mata kayunya, mudah dikerjakan. Untuk kayu yang akan ditampilkan secara natural harus memiliki serat dan tekstur yang baik.

7 2. Jenis-jenis Pintu Pintu sorong (slide a door) yang membukanya didorong horisontal ke kiri/kanan atau vertikal ke sisi atas, daun -daun pintu ini ditempatkan pada belakang rangka atau pada alat/rel, bagian jendela dapat dibuka penuh.

8 Pintu lipat, yang membukanya dengan cara didorong dan melipat di kanan/kiri, daun-daun pintu diletakan/digantung pada alat/rel, bagian pintu dapat dibuka ± 90%. Pintu Gulung (roll a door), yang membukanya dengan cara digulung di atas, daun-daun pintu digulung pada alat, bagian pintu dapat dibuka penuh. Pintu sayap tunggal/ganda, daun pintu digatung pada sisi dalam/luar rangka dengan alat/engsel. Pintu ini dibedakan menjadi pintu kiri/pintu kanan.

9 BAGIAN-BAGIAN DARI PINTU Angker : besi 3/8 panjang 20 cm, kait ujung 5 10 cm untuk memperkokoh kedudukan kusen pada tembok. Sponning : tempat menempel daun pintu pada kusen, berfungsi juga sebagai penutup celah, dalam 1-1,5 cm, lebar 3-4 cm menyesuaikan ketebalan daun. Sponning kapur : menciptakan daya ikat antara kusen dengan tembok, lebar dibuat 3-6 cm, kedalaman 1-2 cm. Sponning plesteran : penutup celah susut kayu dan celah antara kusen dengan tembok berukuran 1x1 cm. Kupingan : Untuk memperkokoh kedudukan dan ikatan kusen dengan tembok bagian atas. Ukuran panjang cm Duk/Neut : Campuran beton pada bagian bawah kusen berbatasan dengan muka lantai, mencegah masuknya air kedalam kayu kusen.

10 B. KONSTRUKSI JENDELA 1. Daun Jendela Fungsi: sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan juga sebagai tempat berlangsungnya proses pertukaran udara pada suatu bangunan. Tinggi Ukuran Daun Jendela: Tinggi ambang atas jendela dibuat sama dengan tinggi ambang atas pintu agar tampak serasi. Tinggi ambang bawah dari kusen jendela disesuaikan fungsi ruang. Untuk ruang tidur : 0,80 m s/d 1,20 m dari lantai. Untuk ruang tamu, keluarga : 0,20 m s/d 0,40m agar ruangan memperoleh penerangan sebanyak-banyaknya.

11 2. Jenis-jenis Jendela Berikut ini adalah jenis-jenis utama bekerjanya jendela yaitu: Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara vertikal. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela dapat dibuka ± 50%. Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang atas/bawah atau pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel depan/belakang. Bagian jendela dapat dibuka penuh.

12 2. HUBUNGAN SAMBUNGAN KAYU a. Sambungan Kayu Tipe Bibir Lurus Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Jenis sambungan bibir lurus ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada arah memanjang (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan).

13 b. Sambungan Kayu Tipe Takikan Lurus Type sambungan takikan lurus ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut.

14 c. Sambungan Kayu Tipe Bibir Miring Type sambungan bibir miring ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang. Sambungan bibir miring digunakan untuk menyambung gording pada jarak 2,5-3,50 m dipikul oleh kuda-kuda. Sambungan ini harus ditempatkan pada peralihan momen positif ke momen negatif sebesar = Q. Maka penempatan sambungan pada jarak 1/7-1/9 dari kuda-kuda.

15 d. Sambungan Kayu Tipe Bibir Lurus Berkait Type sambungan bibir lurus berkait ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang. Sambungan kait lurus ini digunakan bila akan ada gaya tarik yang timbul. Gaya tarik diterima oleh bidang kait tegak sebesar: Dimana L x 1/5t x σtk : σtk = tegangan tekan yang diizinkan pada kayu/serat kayu dan oleh bidang geser mendatar sebesar 1/5t x 1 1/4t x σg Σg = tegangan geser yang diizinkan pada kayu L = Lebar Kayu Balok

16

17 HUBUNGAN & SAMBUNGAN KAYU a. Sambungan Menyudut Hubungan kedua kayu tersebut selain dapat dilakukan dengan takikan ½ kayu dapat pula menggunakan hubungan pen dan lubang. Pen dibuat 1/3 tebal kayu dan lubang pen lebarnya dibuat ½ tebal kayu yang disambungkan. Sambungan menyudut dapat dilakukan dengan: Sambungan Takikan Lurus

18 Sambungan Lubang dan Pen Tertutup Sambungan Lubang dan Pen Terbuka

19 Sambungan Ekor Burung Sambungan Pen dan Lubang dengan Spat Pen

20 Sambungan Klip dengan Satu Sisi Verstek

21 2. Sambungan Melebar Sambungan melebar dapat dilakukan dengan: Sambungan alur dan lidah lepas

22 Sambungan alur dan lidah

23 3. Sambungan Memanjang Sambungan memanjang dapat dilakukan dengan: Sambungan bibir lurus Sambungan bibir lurus berkait

24 Sambungan bersusun dengan gigi Sambungan bersusun dengan schei

25 Sambungan dengan pengunci atas bawah Sambungan dengan pengunci dibawah

26 Sambungan dengan pengunci di samping

27 Sambungan takik lurus rangkap

28 3. KONSTUKSI ATAP Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik. Faktor Penentu Kemiringan dan Bentuk Atap Pada konstruksi kuda-kuda (terutama yang berkonstruksi kayu) kemiringan dipengaruhi prinsip kondusif sebagai berikut: - Dalam menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masing-masing kasau dan balok kuda-kuda membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut α, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, kemiringan α tersebut tidak boleh < Pada konstruksi atap peran (gording) tanpa takikan terdapat tiang yang menumpu peran, sedangkan kasau (usuk) hanya menerima beban lendutan. Oleh karena itu tidak ada ketentuan sudut kemiringan minimal. - Kemiringan atap dipengaruhi oleh sambungan dan celah pelapis atap. Semakin banyak celah berarti semakin kecil ukuran elemen bahan pelapis atap, maka harus dibuat semakin curam agar air hujan dapat mengalir dengan cepat. - Kemiringan atap juga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim setempat.

29 Elemen-elemen Atap 1. Kuda-kuda, terdiri dari kuda penopang (iga-iga) yang menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik serta tiang tengah (ander) yang mendukung balok bubungan (molo) dan menerima gaya tekan. 2. Gording (peran), sebagai penyangga kasau (usuk) terletak pada kuda penopang dibutuhkan jika jarak antara bantalan dan bubungan > 2,0 m. 3. Kasau (usuk), melintang diatas balok dinding (bantalan), peran dan bubungan serta berfungsi sebagai penyangga reng. 4. Reng, merupakan bilah yang melintang diatas kasau dan berfungsi sebagai tempat mengaitkan genting.

30 5. Ring Balok (balok dinding), diletakkan di bagian puncak dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda -kuda. 6. Lisplank tirisan, terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. 7. Lisplank ujung gevel, dibuat dari papan tegak yang dipasang sepanjang ujung gevel mengikuti kemiringan atap sebagai pelindung gording dan reng. 8. Rangka batang, adalah konstruksi rangka yang terletak pada sebuah bidang dan saling dihubungkan dengan sendi pada ujungnya, sehingga membentuk suatu bagian-bagian yang terdiri dari segitiga-segitiga. 9. Pelapis Atap, merupakan lapisan kedap air. 10. Penutup Atap, merupakan lapisan kedap air terakhir.

31 4. KONSTRUKSI DINDING KAYU Konstruksi dinding kayu dapat dibagi atas konstruksi batang tersusun (log construction) dan konstruksi dinding rangka (pole construction). a. Konstruksi Batang Tersusun Konstruksi batang tersusun merupakan cara kuno membuat dinding dari batang kayu utuh yang disusun secara berbaring. Pada sudut-sudut kayu bulat ditakik sedemikian rupa sehingga batang kayu satu dinding posisinya tergeser setengah gamang. Menurut dalamnya takikan tersebut, terdapat celah diantara tiap-tiap batang atau mentup rapat.

32 b. Konstruksi Dinding Rangka Penggunaan konstruksi rangka menghemat kayu dibandingkan dengan konstruksi batang tersusun dan pengisian rangka dapat dilakukan dengan berbagai cara (kulit pohon, anyaman bambu, tanah liat, dsb. Yang lebih menghemat kayu.

33 c. Dinding Rangka Tersusun Konstruksi dinding angka tersusun merupakan konstruksi yang disusun setingkat demi setingkat. Konstruksi rangka tersusun dipasang secara terbuka (dengan pengisian rangka dinding) atau dilapisi dengan papan.konstruksi rangka tersusun mnerima dan menyalurkan semua gaya vertikal (beban gedung, beban berguna) dan horizontal (tekanan angin, beban gempa bumi).

34 d. Dinding rangka terusan Dinding rangka terusan dari kayu, berdasarkan pengalaman tradisional dan pikiran struktural, dapat digolongkan menjadi : Tiang dan balok tunggal Pada sistem tiang tersusun, balok tunggal berfungsi sebagai palang, dan tonjlan (sistem Konsol) tidak mungkin dibuat, sedangkan balok terusan dengan tiang diantaranya lebih memungkinkan. Tiang Pengapit dan balok tunggal Tiang pengapit memungkinkan balok terusan yang menonjol (berkonsol). Tiang pengapit terdiri dari dua balok yang ditakik, mengapit balok terusan, atau dari dua papan pengapit dan tiang pengisi. Dua-duanya membutuhkan baut pengikat.

35 Balok pengapit dan tiang tunggal Tiang pengapit memungkinkan balok terusan yang menonjol (berkonsol). Tiang pengapit terdiri dari dua balok yang ditakik, mengapit balok terusan, atau dari dua papan pengapit dan tiang pengisi. Dua-duanya membutuhkan baut pengikat. Balok pengapit dan tiang tunggal Balok pengapit memungkinkan tiang terusan dan balok tetap menonjol (berkonsol). Penggunaan papan pengapit sebagai peran dan balok lantai penghemat penggunaan kayu.

36 e. Dinding Rangka Papan Kestabilan terjamin oleh lapisan multipleks (setebal > 18 mm) atau papan (setebal > 20 mm) yang dipaku secara diagonal. Ukuran papan untuk rangka dinding biasanya: 40/100, 40/120 mm untuk tiang dan 40/150, 40/180 mm untuk balok, 50/100, 50/120 mm untuk tiang, atau 60/100, 60/120 mm untuk tiang dan 60/150, 60/180 mm untuk balok. f. Dinding Rangka Papan Prefab Konstruksi gedung rangka papan prefab tidak terbatas pada bagian dinding dinding saja, melainkan juga dapat disusun pada bagian atap, bagian pelat lantai, dsb.

37 5. KONSTRUKSI PLAFOND Pada pemasangan langit-langit harus diperhatikan peraturan bangunan nasional yang menentukan tinggi ruang minimal sekurang-kurangnya 2,40 m pada perumahan, dengan pengecualian dalam hal langit-langit/kasau miring maka pada > 50 % luas ruang tinggi ruang harus > 2,40 m. Tinggi ruang cuci dan kamar mandi diperbolehkan > 2,10 m. Konstruksi langit-langit terdiri dari dua bagian, yaitu konstruksi rangka dasar langit-langit atau rangka penggantung dan lapisan penutup langit-langit.

38 Konstruksi Rangka Dasar Langit-langit Penutup langit-langit tersebut adalah tripleks 4 atau 6 mm, pelat semen berserat ±5 mm, pelat serat kayu 12 mm, gipskarton 12 mm, papan serat kayu semen 15 atau 20 mm, yang dipotong sesuai konstruksi rangka dasar dan dapat dipaku dibawah kasau atau konstruksi pelat dari kayu. Konstruksi Rangka Penggantung Langit-langit Konstruksi rangka penggantung biasanya dibuat dari balok berukuran 5x7 cm yang dipasang berselang-seling sesuai dengan bentuk dan ukuran bahan penutup langit-langit.

39 6. PEMASANGAN LANTAI KAYU Pilihan penutup lantai tidak hanya tergantung pada petimbangan teknis tersebut, melainkan juga dipengaruhi oleh keindahan (warna), kenyamanan (tekstur) dan keamanan (licin) serta kemampuan merendam suara (bising) dan cahaya (silau ). Lantai Papan Kayu Konstruksi lantai kayu yang paling sederhana adalah papan - papan yang langsung dipasang dan dipaku diatas sloof atau balok loteng. Ukuran papan yang digunakan adalah tebal minimal 20 mm, lebar mm.

40 Parket Kayu Kepala, Parket Papan dan Parket Bingkai Parket kayu kepala biasanya digunakan sebagai lantai bengkel dan pabrik sehingga tempat kerja sehat untuk kaki para pekerja. Parket kayu kepala dengan tebal 6 10 cm berukuran 8x8 8x20 cm ditanam dalam aspal di atas lantai beton dengan bagian kepala kayu pada permukaan lantai. Parket papan dan parket bingkai dibuat dari kayu masif setebal mm dengan alur 6 mm sekelilingnya. Parket ini dapat dipaku pada lantai dasar atau dilem satu sama lain jika berenang di atas pelat serat kayu setebal 18 mm sebagai peredam suara.

41 7. PEMASANGAN KUSEN PINTU & JENDELA A. Pemasangan Kusen Kusen Pintu Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut dalam manajemen proyek: 1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. 2. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen. 3. Pasang angker pada kusen secukupnya. 4. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank. 5. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting. 6. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh. 7. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh. 8. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen. 9. Bersihkan tempat sekelilingnya.

42 Kusen Jendela Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut dalam manajemen proyek: 1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. 2. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as bouwplank. 3. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela. 4. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank. 5. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut. 6. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-unting. 7. Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat. 8. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang benar. 9. Bersihkan tempat sekelilingnya

43 B. Pemasangan Daun Pintu 1. Ukur lebar dan tinggi kusen pintu. 2. Ukur lebar dan tinggi daun pintu. 3. Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi). 4. Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi. 5. Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel) 6. Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu. 7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen 8. Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya. 9. Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup. 10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan pen. 11. Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.

44 C. Pemasangan Daun Jendela 1. Ukur lebar dan tinggi kusen jendela. 2. Ukur lebar dan tinggi daun jendela. 3. Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi). 4. Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi kelonggaran 3 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi. 5. Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang daun jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah cm dari bagian tepi (untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun jendela dengan jarak cm dari bagian tepi (untuk putaran vertikal). 6. Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela. 7. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen 8. Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun jendela pada kusen jendelanya. 9. Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup. 10. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan pen. 11. Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan kusen.

BAB X PINTU DAN JENDELA

BAB X PINTU DAN JENDELA A. Pendahuluan BAB X PINTU DAN JENDELA Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh peletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam

Lebih terperinci

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON A. Dinding Kayu BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON Bahan bangunan memiliki sifat-sifat teknis yang berbeda-beda. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan maka

Lebih terperinci

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis 1. Kusen a. Pengertian Kusen Beserta Fungsinya Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAG- TGB.002.A-08 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A-08 55 JAM DISUSUN OLEH : NAMA : JAMIZAR NIM / BP : 87689 _ 2007 JURUSAN PRODI : TEKNIK SIPIL : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU BAG- TKB.001.A-74 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN BAG- TKB.004.A-89 28 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG 1 KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan

Lebih terperinci

PETA KEDUDUKAN MODUL

PETA KEDUDUKAN MODUL KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3 TABEL 1. NO URAIAN I Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan Lahan 1LS II 15 2. Pemasangan Bouwplank Volume Tiang 0,288 m 3 > pnjg tiang (4/6):100 cm = jlh tiang x Dimensi tiang > jarak antar tiang: 1 m = 65

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknik Bangunan Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Tahun : 2013 A 1. Sebuah konstruksi batang seperti gambar di atas, jenis tumpuan pada titik

Lebih terperinci

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak

Lebih terperinci

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak

Lebih terperinci

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

Gambar XI-1, Pintu dan Jendela Pada Suatu Bangunan. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X

Gambar XI-1, Pintu dan Jendela Pada Suatu Bangunan. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X PINTU DAN JENDELA A. Pendahuluan Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat. KATA PENGANTAR Buku ini ditulis berdasarkan hasil pengetahuan selama kami menempuh study sampai ke jenjang semester 5 ini. Dasar teori dan metode perancangan bangunan dan strukturnya sebagian disarikan

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA)

KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA) KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA) Tiga komponen penyusun atap: 1. struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap); 2. penutup atap (genteng,polikarbonat); 3. pelengkap atap (talang horizontal/vertikal

Lebih terperinci

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER MATA GAMBAR ARSITEKTUR TR-221 DISUSUN OLEH : NURYANTO, S.PD., M. T. NIP. : 19761305 2006041010 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN-D3 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap Konstruksi Atap Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik (mikrokosmos/makrokosmos).

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015. Tanggal : 22 Juli untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015. Tanggal : 22 Juli untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015 Tanggal : 22 Juli 2015 untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT Kelompok Kerja II Konstruksi Unit Layanan Pengadaan PEMERINTAH

Lebih terperinci

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 202 Wilayah Jember NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UPAH JUMLAH BULAT 2 B. PEKERJAAN TANAH Analisa SNI Dinas PU. Cipta Karya

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KONSTRUKSI RANGKA ATAP KONSTRUKSI RANGKA ATAP 2. URAIAN MATERI ATAP Atap merupakan bagian dari bangunan gedung ( rumah ) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cakupan pekerjaan I. Pekerjaan Awal II. Pekerjaan Galian dan urugan III. Pekerjaan Fondasi IV. Pekerjaan Beton

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT.

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1 DAFTAR ISI A. Pendalaman

Lebih terperinci

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER MATA KULIAH KONSTRUKSI BANGUNAN TA. 251 DISUSUN OLEH : NURYANTO, S.PD., M. T. NIP. : 132 321 678 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP A. Kuda-Kuda BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP 1. Pendahuluan Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS Spesifikasi Teknis SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN 1. LINGKUP UMUM Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU ( RKB ) yang diadakan oleh Kementrian Agama Kab. Kep Selayar.

Lebih terperinci

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN 1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi umum Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan. Proses desain merupakan gabungan antara unsur seni dan sains yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi BAB III RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI Pengenalan Denah Pondasi Pondasi (Sub Structure/Foundation) sering disebut struktur bangunan bagian bawah, yaitu merupakan konstruksi yang terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

PSD III Desain Ars Undip TA 31

PSD III Desain Ars Undip TA 31 BILL OF QUANTITY (BQ) KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA LOKASI : JL. KI HAJAR DEWANTORO, SURAKARTA NO URAIAN

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Eksperimen. Desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Eksperimen. Desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Eksperimen. Desain ini menggunakan penetapan subjek tertentu untuk dua kelompok yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP Pasal 1 : Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan 1. Bentuk kuda-kuda baja ringan baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek. 2. Kuda-kuda dirakit/dipasang

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITY PEKERJAAN : LANJUTAN PEMBANGUNAN FASPEL LAUT AIR BUAYA TAHAP III TERDIRI DARI :

BILL OF QUANTITY PEKERJAAN : LANJUTAN PEMBANGUNAN FASPEL LAUT AIR BUAYA TAHAP III TERDIRI DARI : BILL OF QUANTITY PEKERJAAN : LANJUTAN PEMBANGUNAN FASPEL LAUT AIR BUAYA TAHAP III TERDIRI DARI : - PEMBANGUNAN UPPER STRUKTUR DERMAGA (70 x 8) M 2 = 560 M 2 - PENGADAAN DAN PEMASANGAN FENDER TYPE V400Hx2000L

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR

PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR Teknologi PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR 1 PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA SALAH SATU SOLUSI UNTUK MENGURANGI TINGKAT RESIKO KORBAN JIWA DI DALAM BANGUNAN Latar Belakang : Indonesia memiliki

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH LANTAI A. PEKERJAAN LANTAI I. PEKERJAAN AWAL. Pembersihan Lokasi Sebelum memulai pekerjaan lokasi perlu dibersihkan, biasanya di table RAB pembersihan lokasi dihitung

Lebih terperinci

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB AR 3232 ARSITEKTUR INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,

Lebih terperinci

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan 2 6 Juni 2015 Tidak semua orang tinggal di bangunan baru. Kebanyakan orang membeli rumah yang sudah pernah ditinggali oleh seseorang dan memutuskan

Lebih terperinci

2. Pengoperasian Cam-lock

2. Pengoperasian Cam-lock Daftar isi 1. Kata pengantar. 2. Pengoperasian Cam-lock.. 3. Pencegahan Kebocoran Uap Air. 4. Panel Cold Storage Dengan Panel Atap & Lantai 5. Memasangan Lantai Panel Cold Storage. 6. Memasang Wall Panel

Lebih terperinci

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan PONDASI Pondasi Batu Belah Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna. DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai

Lebih terperinci

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur VI. BATANG LENTUR Perencanaan batang lentur meliputi empat hal yaitu: perencanaan lentur, geser, lendutan, dan tumpuan. Perencanaan sering kali diawali dengan pemilihan sebuah penampang batang sedemikian

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Sugeng Triyadi S. Andi Harapan S. Abstrak Perumahan gempol merupakan salah satu perumahan peninggalan Belanda

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu pondasi dan struktur atas yaitu dari sloof sampai

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci