BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana telah dirumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012:19). Menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

Elemen Perubahan dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum (1) Identitas satuan pendidikan dan mata pelajaran, (2) tingkat kelas, (3)

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah menimbang: kurikulum sekaligus yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan landasan pendidikan di Indonesia. Dari sekian. berkembangnya kualitas potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan peraturan bersama Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional Indonesia. Sukmadinata (2010:3) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19 tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas (2013) menjelaskan, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

RUBRIK KETERLAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SD/SMP/SMA/SMK. Nama SD/SMP/SMA/SMK Alamat Sekolah. Kabupaten/Kota. Nama Kepala Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. belakang pembelajaran tematik integratif dan keadaan nyata di sekolah yang peneliti teliti.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

Kelompok Materi: MATERI POKOK

BAB I PENDAHULUAN. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar yaitu penggunaan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Persamaan dan perbedaan KTSP dan kurikulum 2013

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan kemajuan suatu

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

PENDAHULUAN Pemberlakukan Kurikulum 2013 untuk SD/MI secara nasional mulai tahun pembelajaran membawa berbagai konsekuensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga mengalami perubahan. Begitu pula dengan kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurut bahan uji kurikulum 2013, perlunya menerapkan sistem pembelajaran integratif berbasis tema disebabakan karena banyaknya sekolah alternatif yang menerapkan sistem pembelajaran integratif berbasis tema yang menunjukkan hasil yang sangat maksimal. Guru yang dahulu sebagai pusat sumber belajar bagi peserta didik, kini berubah sebagi fasilitator yang bertugas memfasilitasi segala sesuatu yang diperlukan oleh peserta didik dalam pembelajarannya. Guru harus menciptkan susana belajar yang menyenangkan dan membangun kreativitas siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakana. Kurikulum tertuang di dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menjelaskan bahwa, Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberlakuan Kurikulum 2013 ini selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) dalam standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. Sesuai dengan beberapa standar kurikulum 2013 yang telah 1

2 dijelaskan di atas, terdapat perubahan yang terdiri atas: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perubahannya tertuang pada Permendikbud No. 54 Tahun 2013 meliputi adanya peningkatan dan keseimbangan antara softskill dan hardskill yang terdiri dari aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Masingmasing di dalam kompetensi tersebut terdapat kualifikasi kemampuan yang berbeda. Standar isi (SI) merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Permendikbud No. 64 Tahun 2013). Perubahan pada kurikulum 2013 kedudukan matapelajarannya mengalami perubahan yaitu kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui pendekatan tematik terpadu. Selain itu struktur kurikulum pada semua jenjang pendidikan mengalami perubahan pada jumlah mata pelajaran dan alokasi waktu, yaitu jumlah matapelajaran pada SD dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertambah 4 JP/ Minggu. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 yaitu, kemampuan yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sekarang

3 dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, dan bentuk pembelajarannya menjadi tematik terpadu dengan pendekatan scientific, berbasis karakter dan kompetensi. Karakter tersebut tidak diajarkan secara langsung pada pembelajaran, akan tetapi melalui pembelajaran tidak langsung dalam bentuk contoh dan tindakan. Proses pembelajarannya tidak mengharuskan di dalam kelas, dan guru sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena strategi pembelajaran diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi. Melalui hal tersebut dapat mendorong peserta didik untuk melakukan penelitian sehingga dapat menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah. Standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Permendikbud No 66 Tahun 2013). Perubahan tersebut terletak pada pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kreteria (PAK) yang didasarkan pada kreteria ketuntasan minimal (KKM). Selanjutnya untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu muncul empat KD. Penilaiannya tidak hanya pada KD, tetapi juga KI dan SKL. Ruang lingkup penilaiannya mengalami pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menuju penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik meliputi penilaian kinerja,

4 penilaian proyek, penilaian portofolio dan penilaian tertulis yang relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran. Upaya penerapan Pendekatan Scientific atau ilmiah dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Pendekatan scientific atau ilmiah diyakini sangat efektif dalam meningkatkan perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Sejalan dengan perubahan mengenai beberapa standar di dalam kurikulum 2013 selanjutnya pelaksanaannya diatur secara lebih rinci dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013, yang mengatur tentang Implementasi Kurikulum 2013. Hal tersebut menjelaskan bahwa strategi pembelajaran diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam kurikulum 2013. Proses pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut di atas juga tidak luput dari pengawasan pemerintah. Pemerintah selalu berupaya untuk membantu mensukseskan pelaksanaan kurikulum 2013 antara lain dengan menyediakan guru inti sebagai tenaga pendamping dalam proses pembelajaran. Tujuan hal tersebut adalah agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal. Selain itu, pemerintah tetap melakukan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kompetensi guru dalam implementasi kurikulum 2013. Terkait dengan komponen kurikulum yang mengalami perubahan, timbul kecenderungan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Mulyasa, 2013:53 berpendapat bahwa lingkungan sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam implementasi kurikulum 2013. Lingkungan yang kondusif-akademik baik secara fisik

5 maupun nonfisik turut serta memberikan manfaat yang sangat penting pada kurikulum 2013. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme serta harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar. Melalui upaya pemerintah tersebut kurikulum sudah dapat terlaksana dengan baik, hal ini terbukti dari pelaksanaan kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 04 Batu yang menjadi salah satu SD sasaran yang ditunjuk oleh pemerintah dalam pelaksanaan kurikulum 2013, yang mana SD tersebut cukup antusias dalam penyelenggaraan kurikulum 2013, dan mengakui bahwa kurikulum 2013 lebih baik dari kurikulum sebelumnya karena dapat memotivasi anak dalam belajar dan berpikir kreatif, diperoleh informasi bahwa kurikulum 2013 menitik beratkan pada pendekatan scientific termasuk di dalamnya terdapat metode Problem Based Learning, Project Based Learning, dan discovery. Dalam kurikulum terdahulu guru lebih banyak memberikan konsep pada peserta didik, sedangkan pada kurikulum 2013 dengan menggunakan semua panca indera yang dimiliki, diharapkan peserta didik dapat menenemukan sendiri konsep tentang apa yang mereka pelajari. Peserta didik yang mengalami secara langsung akan memiliki daya ingat lebih kuat dibandingkan dengan peserta didik yang hanya menerima teori dari guru. Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa lingkungan sekitar sekolah juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang menunjang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific kurikulum 2013 di

6 SD Muhammadiyah 04 kota Batu. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 04 kota Batu dalam pemenuhan Standar Proses Kurikulum, sehingga permasalahan yang ingin dipecahkan adalah Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada sub tema kurikulum 2013 kelas IV SD Muhammadiyah 04 Kota Batu. B. Identifikasi/ Fokus Masalah Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data terbatas pada guru kelas I, yang hanya berpusat pada pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific kurikulum 2013yaitu dalam persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan scientific atau ilmiah, yang mana pendekatan scientific atau ilmiah sangat berkaitan dengan lingkungan, terutama lingkungan sekitar sekolah. Oleh karena itu, fokus masalah pada penelitian ini dititikberatkan pada Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada subtema keberagaman budaya bangsaku kurikulum 2013 kelas IV SD Muhammadiyah 04 Batu.

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atasmaka dapat dibuat rumusan masalah. 1. Bagaimana pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada subtema keberagaman budaya bangsaku kurikulum 2013 kelas IVSD Muhammadiyah 04 Batu? 2. Kendala apakah yang ditemukan dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada subtema keberagaman budaya bangsaku kurikulum 2013 kelas IV SD Muhammadiyah 04 Batu? 3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada subtema keberagaman budaya bangsaku kurikulum 2013 kelas IV SD Muhammadiyah 04 Batu? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bentuk pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada subtema keberagaman budaya bangsaku kurikulum 2013 kelas IV SD Muhammadiyah 04 Batu. 2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada subtema kurikulum 2013 kelas IV SD Muhammadiyah 04 Batu.

8 3. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dalam pendekatan scientific pada subtema kurikulum 2013 kelas IV SD Muhammadiyah 04 Batu. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. 2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti sebelum benar-benar terjun sebagai guru dalam merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan ketetapan kurikulum 2013 b. Bagi Sekolah 1. Untuk membantu meningkatkan pembelajaran di sekolah karena kualitas pembelajaran di sekolah akan meningkat apabila mampu memenuhi Standar Proses Pendidikan 2. Memberikan sumbangan bagi sekolah agar sekolah dapat memperbaiki proses pembelajaran, guna memperbaiki kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. c. Bagi Dinas/Instansi terkait

9 Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk memperbaiki kualitas kurikulum agar kurikulum 2013 menjadi lebih baik F. Definisi Istilah 1. Lingkungan Sekitar Sekolah Lingkungan sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam implementasi kurikulum 2013. Lingkungan yang kondusif-akademik baik secara fisik maupun nonfisik turut serta memberikan manfaat yang sangat penting pada kurikulum 2013. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib, optimisme serta harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar (Mulyasa, 2013:53). Lingkungan sekitar sekolah yang nyaman dapat mendukung pembelajaran, dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah siswa dapat belajar secara konkrit dan pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. 2. Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Sanjaya, 2006). Sumber belajar dapat diperoleh siswa dari mana saja, akan tetapi yang mendukung pendekatan ilmiah atau scientific ini adalah sumber belajar yang berkaitan dengan lingkungan. 3. Pendekatan Scientific

10 Pembelajaran sebagaimana dicantumkan dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sesuai dengan pemberlakuan kurikulum 2013 yang menggunakan tematik integratif melalui pendekatan scientific berarti, pembelajarannya melibatkan beberapa mata pelajaran secara terpadu dalam satu tema pemersatu, serta menggunakan pendekatan ilmiah. Sedangkan menurut Permendikbud nomor 81A tahun 2013, pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. Mengamati; b. Menanya; c. Mencoba; d. Menalar e. Mengkomunikasikan. 4. Kurikulum 2013 Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.