BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI. Biaya adalah aliran sejumlah anggaran dalam mata uang yang harus

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

ANALISA BREAK EVENT POINT

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Andri Helmi M, SE., MM.

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Department of Business Adminstration Brawijaya University

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan. modal (money and capital markets atau macro finance), investasi

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BREAK EVENT POINT (BEP)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat managemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (Cost) berbeda dengan (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss. 2.2. Pengertian Biaya 2.2.1 Definisi Biaya 7

8 Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. 3. Ansen & Mowen (2003: 34) menyatakan bahwa: Cost is the cash or cash equivalent value safrifaced for goods and services that is expected to bring a current or future benefit to the organization 4. Henry Simamora (1999: 36) menjelaskan pengertian biaya dan istilah beban yang sering digunakan dalam akuntansi sebagai berikut: Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber sumber non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sedangkan beban (expense) adalah biaya terpakai (expired cost). Menurut Mulyadi (2002: 8): Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.. Dari definisi ini, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu: 1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2) Diukur dalam satuan uang 3) Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi 4) Pengorbanan tersebut untuk memperoleh manfaat saat ini dan/atau mendatang 2.2.2. Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2005:13) terdapat berbagai macam cara pengolongan biaya, yaitu : 1. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan pembuatan mesin platting di sebut biaya pembuatan mesin platting.

9 2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan dalam perusahaan industri, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi pokok industri, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya pemasaran yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau jasa. Biaya pemasaran merupakan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalkan dan untuk mengoperasikan perusahaan 3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian : a. Biaya Langsung Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. 4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubunganya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi : a. Biaya Variable Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Misal biaya tenaga kerja langsung.

10 Gambar 2. 1 Grafik Biaya Variable b. Biaya Semi Variable Biaya semi variable adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variable mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variable. Contoh : Biaya listrik Gambar 2. 2 Grafik Biaya Semi Variable c. Biaya Semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi. d. Biaya tetap

11 Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Gambar 2. 3 Grafik Biaya Tetap e. Biaya tidak t etap ( Variable Cost ) Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari sedikit atau banyaknya produk dan jasa yang akan dihasilkan. Semakin besar produk yang ingin dihasilkan, biaya tidak tetap akan semakin tinggi dan sebaliknya. Contoh dari biaya ini adalah biaya material produksi. Semakin banyak produk yang ingin dihasilkan, maka material yang dibutuhkan juga akan semakin banyak dan biaya nya otomatis ikut menjadi banyak. Contoh lain adalah biaya bahan bakar, lembur tenaga kerja, dll 2.3 Break Event Point 2.3.1 Pengertian Break Event Point Analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Break Event Point adalah titik dimana Entity/company/business dalam keadaan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak merugi. Break Even point atau BEP dapat diartikan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.

12 Adapun pengertian pengertian Break Even Point menurut para ahli: A. Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan biaya total penjualan sehingga tidak ada laba atau rugi B. Menurut Garrison dan Noreen 92004) break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0). Langkah pertama untuk menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasrkan kontrak, misalnya sewa gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang. Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut : a. Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kuantitas. b. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki. c. Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin. Apabila perusahaan mempunyai biaya variable saja, maka tidak akan muncul masalah break even point dalam perusahaan tersebut. Masalah break event point baru akan muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variable juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variable secara totalitas akan berubah-ubah

13 sesuai dengan volume produksi perusahaan, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi. Volume penjualan diman penghasilan total sama besarnya dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mencapai laba atau keuntungan dan tidak menderita kerugian disebut Break Event Point 2.3.2 Fungsi Analisis BEP Anggaran perusahaan adalah alat bantu manajemen di bidang perencanaan dan pengawasan, maka penggunaan alat BEP dalam sistem penganggaran harus menggunakan data anggaran. Dengan demikian tingkat Break even yang dihasilkan akan merupakan perkiraan break even untuk waktu yang akan datang. Kegunaan Break Event Point yang dianggarkan adalah untuk menentukan hal-hal seperti: a. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat. b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut. c. Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP. d. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997). Break event point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk :

14 a. Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti variable dengan biaya tetap. b. Menelaah impak dari perluasan tingkat operasi secara umum. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan menginginkan break event point dalam suatu proyek yang diusulkan. 2.3.3 Asumsi-Asumsi Analisa BEP Analisa Break Event Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi Asumsi tersebut adalah : a. Biaya- biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokkan dalam biaya variable dan biaya tetap. b. Besarnya biaya variable secara total berubah-ubah secara proposional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahawa biaya variable per unitnya adalah tetap. c. Besarnya biaya tetap secara total berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahawa biaya tetap per unitnya beruabah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. d. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi. e. Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu. f. Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu produk dianggap konstan (tetap) Ketika asumsi yg harus dipenuhi untuk dapat melakukan analisis Break Even tidak terpenuhi, karena adanya perubahan maka hal tersebut akan mempengaruhi besaran Break Even Point. Dengan menggunakan data soal

15 pada topik Cara Menentukan Titik Break Even berikut diberikan ilustrasi terkait berbagai perubahan yang mungkin terjadi antara lain : a. Pengaruh Perubahan harga jual per unit. b. Pengaruh perubahan biaya tetap Perubahan biaya tetap akan mengakibatkan perubahan jumlah biaya secara keseluruhan pada berbagai tingkat penjualan akan berubah pula dengan perubahan jumlah biaya-biaya maka besar penjualan pada tingkat break even akan berubah juga. c. Pengaruh peubahan biaya variable Dengan adanya kenaikan biaya variable maka jumlah-jumlah biaya juga akan berubah begitu pula dengan besarnya penjualan pada tingkat break even juga akan berubah. d. Pengaruh perubahan komposisi penjualan Apabila perusahaan memproduksi atau menjual satu macam barang maka analisa break even dapat diterapkan untuk seluruh barang yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan tersebut. Untuk maksud tersebut, maka komposisi antara barang- barang tersebut harus tetp sama baik dalam komposisinya maupun penjualannya. Apabila komposisinya berubah maka break evennya akan berubah. 2.3.4 Keterbatasan Analisa Break Even Point. Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa break even point ini antara lain : asumsi tentang linearity,

16 kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek. (Soehardi,2004). Asumsi tentang linearity Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variabel cost per unit, tidaklah berdiri sendiri terlepas dari volume penjualan. Dengan perkataan lain, tingkat penjualan yang melewati suatu titik tertentu hanya akan dicapai dengan jalan menurunkan harga jual per unit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan garis renevue tidak akan lurus, melainkan melengkung. Disamping itu variabel operating cost per unit juga akan bertambah besar dengan meningkatkan volume penjualan mendekati kapasitas penuh. Hal ini bisa saja disebabkan karena menurunnya efesiensi tenaga kerja atau bertambah besarnya upah lembur. Klasifikasi biaya Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut. Jangka waktu penggunaan Kelemahan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu penerapanya yang terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai akibatnya jumlah pendapatan yang harus

17 dicapai menurut analisa break even point agar dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga. 2.3.5 Rumus/Cara Menghitung BEP a. Pendekatan rumus aljabar 1. Analisa titik BEP dalam Unit Keterangan : BEP = BEP = Break Event Point FC = Fixed Cost P = Price per unit S = Sales Volume 2. Analisis BEP dalam rupiah b. Pendekatan dengan trial dan eror Merupakan pendekatan perhitungan titik BEP dengan cara coba-coba. Metoda perhitungan titik BEP dengan menghitung keuntungan netto dari suatu volume produksi atau penjualan yang rendah. Apabila kita mengambil penjualan produk dari suatu perusahaan dan kita dapati itu merugi, maka kita mengambil produksi

18 yang lebih besar dari sebelumnya. Hal ini terus kita lakukan hingga di dapat nilai dimana penghasilan penjualan sama dengan biaya total c. Pendekatan dengan grafis atau gambar Gambar 2. 4 Pendekatan BEP Dengan Grafik Penentuan jumlah minimal dalam keadaan break even. Menurut Edward Bloker (200,41) perhitungan BEP dengan dua cara yaitu : - penjualan dalam unit X BE = biaya tetap biaya volume satuan Harga Satuan - penjualan dalam rupiah 2. Mengetahui Contributional Marginal ratio

19 3. Laba yang diinginkan dan volume penjualan - Rumus penjualan dalam unit Sedangkan dalam rupiah laba yang direncanakan 5. Margin of safety Margin of safety = penjualan yang di budgetkan penjualan pad titik BEP x 100% Penjualan yang dibudgetkan 2.4 Pengertian Sistem Produksi Sistem Produksi menurut Sofjan Asauri (Sofjan Assauri, 1997:1) yaitu suatu kegiatan menstransformasi faktor-faktor produksi sehingga menjaadi barangbarang/jasa jasa yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah barang-barang / jasajasa yang sangat besar/banyak sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan dapat selesai dalam waktu yang ditentukan dan dengan biaya yang seminimal mungkin. Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor produksi berupa : bahan baku, tenaga kerja, persediaan dana / modal, peralatan/ teknologi. Dengan itu semua perusahaan mengkombinasikan sehingga dapat diproduksikan barangbarang/produk secara efektif dan efisien ; dalam arti efisien dalam kualitas dan efisien dalam waktu : tujuan utama dari suatu perusahaan adalah agar dapat memproduksi barang dengan baik, ekonomis dan efisien serta memperoleh keuntungan dan dapat menyerahkan hasil / produk pada pembeli tepat pada

20 waktunya, sehingga perusahaan dapat menjamin keuntungan hidupnya dapat berkembang. 2.5 Faktor-faktor Produksi Dalam suatu sistem produksi dibutuhkan faktor-faktor produksi yang berupa : a. Bahan Baku Perusahaan memerlukan bahan baku untuk dapat diolah menjadi barang jadi. Perusahaan berkepentingan untuk selalu dapat memperoleh jumlah bahan mentah yang dibutuhkan dengan mudah, layak harganya, kontinyu dan biaya pengangkutan yang rendah serta tidak rusak saat diproses nantinya menjadi barang jadi, biaya produksi dapat ditekan dan kualitas barang yang dihasilkan adalah baik. b.tenaga kerja Faktor tenaga kerja merupakan faktor terpenting danutama bagi perusahaan, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja dan penekanan biaya produksi adalah tenaga kerja. c.modal/ Dana yang tersedia Modal atau dana yang tersedia maksudnnya yaitu modal kerja yang digunakan dalam proses produksi, misalnya biaya pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya pemeliharaan mesin. d.peralatan / Teknologi Penemuan mesin dan peralatan merupakan sebagian dari sejarah peradaban manusia dalam usaha peningkatan produktivitas. tenaga kerja dan memperbanyak produk baik variasinya maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi adnya mesin dapat membantu manusia dalam melakukan proses produksi suatu barang. Sehingga barang-barang dapat dihasilkan dalam waktu yang pendek, jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. 2.7 Konsep Dasar Efisien 2.7.1 Pengertian Efisien

21 Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Ada beberapa pengertian efiensi yang dikemukakan di antaranya dalah yang di sebutkan oleh : 1. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya 2. Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah: Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan. Efisiensi merupakan tingkat yang dapat dicapai oleh produksi yang maksimal dengan pengorbanan yang minimal. Biaya merupakan kombinasi yang tepat dari faktor-faktor produksi yang dapat diperkecil. Menilai pemilihan dalam analisa ekonomi, efisiensi bertindak sebagai alat pengukur. Efisiensi pada umumnya menunjukkan perbandingan antara nilai-nilai output terhadap nilai-nilai input. Suatu metode produksi dikatakan lebih efisien dari pada yang lainnya apabila metode tersebut menghasilkan output yang lebih tinggi nilainya untuk pemersatuan input yang digunakan. Peningkatan efisiensi dalam suatu perusahaan perlu selalu diupayakan bagi kelangsungan sebuah perusahaan (Umar, 2012). 2.8 Perhitungan Kapasitas Heizer, Render (2001:186) mengartikan, kapasitas adalah hasil produksi (output) maksimal dari system pada suatu periode tertentu.

22 Kapasitas biasanya dinyatakan dalam angka per satuan waktu. Ada 2 jenis kapasitas menurut Heizer, Render (2001:186) yaitu : 1. Kapasitas efektif atau pemanfaan efektif, adalah merupakan presentase kapasitas desain yang benar-benar mampu secara operasional, atau dengan kata lain pemanfaatan (utilisasi) efektif adalah kapasitas yang dapat diharapkan perusahaan untuk menghasilkan berbagai produk, dengan metode penjadwalan, cara pemeliharaan, dan standart mututertentu. 2. Kapasitas yang dijadikan patokan (rated capacity), adalah ukuran kapsitas dimana fasilitas tertentu sudah digunakan dengan maksimal. Kapasitas yang dijadikan patokan tersebut akan selalu kurang atau sama dengan kapasitas riilnya.