BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Specific Dynamic Action

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

Bagan Kerangka Pemikiran "##

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 PENGARUH POLA MAKAN HARIAN TERHADAP INDEKS MASA TUBUH (IMT)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkat Berat merupakan salah satu cabang olahraga di bawah naungan

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

I. PENDAHULUAN. Untuk memulai aktifitas denagn kodisi fisik yang prima maka, dibutuhkan gizi

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI MAKANAN DENGAN AKTIVITAS ATLET PUTRI BOLABASKET PON D.I.Y 2012 SKRIPSI

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Aria Novitasari, FKM UI, Universitas Universitas Indonesia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan untuk mendapatkan pemain melalui jaringan orang tua dan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang. Terlalu banyak mengkonsumsi satu jenis makanan tanpa mengimbanginya. seseorang mengabaikan pola makan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. melakukan jogging, berlari, berjalan, bersepeda, bermain basket, futsal,

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL...

PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bolabasket banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia termasuk di Indonesia. Olahraga ini pertama kali dikenalkan di negara Amerika Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s Christian Association). Badan dunia yang mewadahi olahraga bolabasket adalah Federation Internasionale de Basketball Amateur (FIBA). Sementara di Indonesia pembinaan olahraga bolabasket telah lama ditangani oleh induk organisasi bolabasket Indonesia yaitu Perbasi (Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia), namun olahraga ini belum memperlihatkan prestasi yang membanggakan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah upaya memenuhi kecukupan gizi atlet bolabasket untuk meningkatkan prestasi, maka diperlukan konsumsi nutrisi yang tepat untuk atlet. Konsumsi nutrisi yang tepat dalam sehari-hari secara tidak langsung akan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan performa serta prestasi atlet. Oleh karena itu, aktivitas yang berat membutuhkan konsumsi nutrisi yang tepat agar ketersediaan sumber energi di dalam tubuh tetap terjaga dengan baik, sehingga atlet dapat menjalankan latihan dan bertanding dengan baik. Bolabasket merupakan salah satu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh 5 orang pemain. Ukuran lapangan bolabasket yaitu panjang lapangan 28 meter dan lebar lapangan 15 meter (Perbasi, 2008: 1 pasal 2.1). 1

Atlet bolabasket membutuhkan energi atau jumlah kalori lebih banyak dari orang biasa untuk dapat mempertahankan diri dalam permainan dengan waktu 10 menit kali 4 tanpa mengalami kelelahan selama pemainan bolabasket berlangsung. Tidak hanya memiliki waktu yang relatif lama, permainan bolabasket juga membutuhkan intensitas yang sangat tinggi dengan gerakan yang eksplosif dan berlangsung secara terus-menerus. Pemberian nutrisi yang tepat bisa dilihat dari segi kuantitas dan kualitas makanan yang dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal, serta memberikan energi yang cukup bagi atlet selama menjalankan kegiatannya. Atlet bolabasket memerlukan konsumsi makanan lebih banyak daripada seseorang yang bukan atlet dengan komposisi zat gizi makanan yang seimbang. Komposisi nutrisi yang disarankan bagi seorang atlet adalah 55-65% pemenuhan kebutuhan energi melalui konsumsi karbohidrat, 12-15% melalui konsumsi protein dan 20-35% melalui konsumsi lemak (M. Anwari Irawan, 2007: 1). Atlet bolabasket melakukan aktivitas fisik yang jauh lebih besar sehingga kebutuhan energinya juga bertambah dan membutuhkan asupan gizi yang tidak sedikit. Dengan begitu energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus seimbang atau sama dengan energi yang masuk dari makanan sebagai sumber energi. Tidak ada perbedaan antara kebutuhan gizi serta penggunaan gizi pada atlet dan bukan atlet. Terkadang kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat dan air untuk seorang atlet lebih besar. Kebutuhan protein dan lemak juga sama besarnya untuk mempertahankan kondisi badan dari latihan yang terkadang berat dan membutuhkan energi lebih. Lemak dan protein juga menyediakan tenaga yang 2

diperlukan sewaktu-waktu ketika karbohidat tidak dapat dipakai lagi karena habis dalam menjalani latihan maupun pertandingan. Dalam hal ini lemak dapat digunakan ketika karbohidrat telah habis terpakai, sedangkan protein bukan merupakan sumber energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh. Protein baru akan terpakai jika simpanan karbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampu untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh (M. Anwari Irawan, 2007: 1). Menurut M. Anwari Irawan (2007:1-2) Penggunaan antara lemak ataupun karbohidrat oleh tubuh sebagai sumber energi untuk dapat mendukung kerja otot akan ditentukan oleh 2 faktor yaitu intensitas serta durasi olahraga yang dilakukan. Pada olahraga intensitas moderat-tinggi yang bertenaga seperti sprint atau pada olahraga beregu seperti sepakbola dan bolabasket, pembakaran karbohidrat akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dan akan memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan dengan pembakaran lemak dalam memproduksi energi di dalam tubuh. Selain itu atlet bolabasket harus memenuhi syarat tertentu guna mengoptimalkan prestasi, seperti memiliki bentuk tubuh yang ideal. Atlet bolabasket harus mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal dengan Tinggi Badan (TB) diatas rata-rata. Karakteristik atlet putri bolabasket PON D.I.Y biasanya atlet-atlet senior dari beberapa daerah di kota/kabupaten Yogyakarta yang telah melalui tahap seleksi dari Perbasi Yogyakarta. Atlet putri PON D.I.Y juga berasal dari beberapa Universitas dan Sekolah Menengah Atas di daerah Yogyakarta yang memiliki prestasi dan karakteristik yang berbeda- 3

beda dari setiap individunya. Dari pengamatan dilapangan, karakteristik bentuk tubuh atlet putri bolabasket PON D.I.Y tidak sama. Beberapa ada kurus dengan berat tubuh kecil atau kurang dari ideal dan tinggi tubuh cukup, ideal dengan berat tubuh dan tinggi tubuh cukup dan obesitas dengan berat tubuh berlebih dan tinggi tubuh kurang ideal. Hal tersebut bisa disebabkan oleh keturunan/gen, pola makan, istirahat yang kurang cukup. Selain bentuk tubuh yang ideal yang harus dimiliki oleh atlet bolabasket, kemampuan fisik seperti kecepatan, daya tahan, kelincahan dan kekuatan perlu dimiliki oleh atlet bolabasket. Dalam hal lain, atlet bolabasket harus memiliki karakter yang dapat bekerjasama dengan tim secara baik dan kompak jika ingin mencapai prestasi yang diinginkan. Dari beberapa penjelasan diatas oleh peneliti, hal ini dimaksudkan untuk menunjang penampilan atlet agar mampu berprestasi dengan baik. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet bolabasket sebaiknya memiliki tubuh yang ideal dan memiliki kondisi fisik yang prima untuk melakukan aktivitas yang relatif lama dalam permainan bolabasket serta diperlukannya asupan gizi atau pengaturan makanan dengan konsumsi gizi yang tepat. Dalam hal ini perlu disadari dan diketahui oleh atlet bolabasket itu sendiri, pelatih dan keluarga yang selalu ada dalam lingkungan atlet. Berdasarkan pengamantan yang dilakukan dilapangan, terlihat banyak atlet yang merasa kelelahan meskipun porsi latihan yang diberikan cukup ringan. Latihan yang dilakukan pun mempunyai jeda istirahat untuk para atlet. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin melakukan penelitian 4

tentang keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas atlet putri bolabasket PON D.I.Y 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang ada dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Aktivitas latihan yang berat membutuhkan nutrisi yang tepat sebagai sumber enrgi dalam tubuh. 2. Nutrisi yang tepat dalam asupan makanan yang di konsumsi setiap hari secara tidak langsung dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan performa dan prestasi. 3. Konsumsi makanan yang tepat dari segi kualitas dan kuantitas makanan dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal. 4. Belum adanya pola makan yang baik dengan gizi seimbang. 5. Keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas diperlukan dalam latihan maupun pertandingan untuk berprestasi dengan baik. 6. Jika nutrisi tercukupi maka penampilan dan prestasi akan jauh lebih baik. C. Pembatasan Masalah Dari sejumlah masalah yang teridentifikasi di atas, tidak semuanya dapat diteliti karena adanya keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada 5

permasalahan tentang keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas atlet putri bolabasket PON D.I.Y 2012. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas atlet putri bolabasket PON D.I.Y 2012? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas atlet putri bolabasket PON D.I.Y 2012. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan atau saran bagi pelatih dan organisasi terkait untuk dapat meningkatkan kualitas atlet dalam mencapai prestasi serta memberikan gambaran bagi atlet agar mampu memperbaiki pola makan dengan gizi seimbang sehingga dapat berprestasi dengan baik. 6