BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Propinsi Banten dan DKI Jakarta

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juli, Agustus dan September 2013

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Analisis Hujan Bulan Pebruari 2013 Iklim Mikro Bulan Pebruari 2013 Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013

Analisis Hujan Bulan April 2013 Iklim Mikro Bulan April 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

KATA PENGANTAR TANGERANG, MARET 2009 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERA NG. URIP HA RYOKO MSi NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

I. INFORMASI METEOROLOGI

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

2. Awal Musim kemarau Bilamana jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter serta diikuti oleh dasarian berikutnya.

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. moderate.

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. La Nina.

P E N G A N T A R. Jakarta, Maret 2017 Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng

PREDIKSI LA NINA OLEH 3 INSTITUSI INTERNASIONAL DAN BMKG (UPDATE 03 JANUARI 2011)

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

LAPORAN ANALISIS HUJAN DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 04 OKTOBER 2009

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

LITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

UPDATE DASARIAN III MARET 2018

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT; ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN DASARIAN I FEBRUARI 2018

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

IKLIM BANTEN DAN DKI JAKARTA (Update 20 Januari 2018)

PRAKIRAAN ANOMALI IKLIM TAHUN 2016 BMKG DI JAWA TENGAH

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II OKTOBER 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN III DESEMBER 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II SEPTEMBER 2017

Transkripsi:

B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com, Website: www.staklimpondokbetung.net ANALISIS MUSIM HUJAN 2013/2014 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2014 TANGERANG, MARET 2014 i

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Analisis musim hujan 2013/2014 disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan prakiraan musim kemarau 2014 dibuat berdasarkan analisa yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Pondok Betung dengan mempertimbangkan hasil prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini. Semoga bermanfaat. Tangerang Selatan, Maret 2014 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Ir. BUDI ROESPANDI NIP. 196007061981031002 06 1981031002 i

. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------------------------------- II i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------- III ii 1. PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 1.2. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1 2. TINJAUAN UMUM ------------------------------------------------------------------------------------------- 2 2.1. Pemutakhiran Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta ------------------ 2 2.2. Curah Hujan ----------------------------------------------------------------------------------------------------- 3 3. PEMBAHASAN ----------------------------------------------------------------------------------------------- 5 3.1. ------------------------------------------------------------------------- 5 3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2013 --------------------------------------------- 7 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran ------------------------------------------------- 7 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng ------------------------------------------------ 8 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang ------------------------------------------------------- 8 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug -------------------------------------------------------- 9 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok -------------------------------------------------- 10 3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang --------------------------------------------------- 10 3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2013 ---- 12 3.3.1. Suhu Udara ------------------------------------------------------------------------------------------ 12 3.3.2. Curah Hujan ----------------------------------------------------------------------------------------- 12 3.3.3. Kelembaban Udara -------------------------------------------------------------------------------- 13 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari ---------------------------------------------------------------------- 13 3.3.5. Windrose---------------------------------------------------------------------------------------------- 14 3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2014 ------------------------------------------------------------------------ 14 3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer ---------------------------------------------------------------------- 14 3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer ---------------------------------------------------------------------- 16 3.4.3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2014 -------------------------------------------------------- 18 3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2014 ------------------------------------- 19 3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2014 ------------------------------------------------ 20 3.4.6. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta ------------------------------------------------------------------------------------------------ 21 4. PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 4.1. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 4.2. Saran ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 ii

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki sistem iklim/cuaca yang unik. Keberadaan wilayah Indonesia sebagaimana tersebut, kondisi iklimnya akan dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO), disamping pengaruh fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi Suhu Muka Laut di sekitar wilayah Indonesia. Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Secara klimatologis, wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta terdapat 8 pola iklim, dimana 6 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun), sedangkan 2 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah, dan waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah ZOM (pola Lokal). 1.2. Tujuan Laporan ini bertujuan untuk: 1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2. Menganalisis musim hujan yang terjadi pada periode 2013/2014 3. Menginformasikan kondisi iklim mikro Area Stasiun Klimatologi Pondok Betung dan beberapa stasiun lain pada periode musim kemarau 2013 4. Memprakirakan awal musim kemarau 2014 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 1

2. TINJAUAN UMUM 2.1. Pemutakhiran Zona Musim di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta Luas suatu wilayah Zona Musim (ZOM) tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM. Sesuai dengan ketentuan WMO mengenai Standar Normal 30 Tahun, maka berakhirnya tahun 2010 merubah nilai rata-rata curah hujan bulanan sebelumnya. Yaitu periode tahun 1981-2010. Data normal curah hujan inilah yang digunakan dalam pemutakhiran Zona Musim yang baru. Metode analisis data yang diterapkan dalam pemutakhiran ZOM ini adalah metode analisis cluster, yaitu mengelompokkan suatu objek/data yang memiliki kesamaan sifat tanpa menghilangkan struktur alami dari objek/data sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan memiliki makna, seperti pola atau klasifikasi. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun (1981-2010), maka Propinsi Banten dan DKI Jakarta terdiri atas 9 ZOM. Gambar 1. Pembagian Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta 2

Tabel 1. Cakupan Wilayah ZOM Propinsi Banten dan DKI Jakarta ZOM Wilayah 55 Kab Pandeglang dan Kab Lebak bagian barat 56 Kab Pandeglang bagian utara dan Kab Serang bagian barat daya 57 58 Kab Serang bagian selatan, Kab Pandeglang bagian timur laut dan Kab Lebak bagian utara Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Serang bagian timur, Kab Tangerang bagian tengah dan Kota Tangerang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat 59 Kab Serang bagian timur laut dan Kab Tangerang bagian utara 60 Jakarta Utara, Jakarta Timur bagian utara, Jakarta Barat bagian utara 61 Jakarta Timur bagian selatan, Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang Selatan, Kab Tangerang bagian selatan, Kab Serang bagian tenggara, Kab Lebak bagian timur laut 62 Kab Lebak bagian tengah 63 Kab Lebak bagian selatan 67 Kab Lebak bagian Tenggara (Wilayah ZOM Propinsi Jawa Barat) 2.2. Curah Hujan Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010) disebut sebagai sifat hujan. 3

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya. c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. Gambar 2. Grafik Normal Hujan di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta 4

3. PEMBAHASAN 3.1. Hasil analisis musim hujan 2013/2014 di wilayah Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa secara umum awal musim hujan periode 2013/2014 di wilayah ini terjadi pada bulan Oktober dasarian II sampai dengan bulan Desember dasarian I. Jika dibandingkan dengan normal awal musim hujan maka musim hujan 2013/2014 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya mundur antara 1-6 dasarian (5 ZOM), sama (2 ZOM) dan maju sekitar 1 dasarian (2 ZOM). Gambar 3. Distribusi Awal Musim Hujan 2013/2014 5

Gambar 4. Distribusi Perbandingan Musim Hujan 2013/2014 Tabel 2. ZOM NORMAL FAKTA PERBANDINGAN (DAS) (DAS) SIFAT SELISIH (DAS) 55 29 / OKT II 29 / OKT II SAMA 0 56 28 / OKT I 30 / OKT III MUNDUR 2 57 28 / OKT I 29 / OKT II MUNDUR 1 58 32 / NOP II 31 / NOP I MAJU -1 59 35 / DES II 34 / DES I MAJU -1 60 34 / DES I 34 / DES I SAMA 0 61 28 / OKT I 30 / OKT III MUNDUR 2 62 25 / SEP I 31 / NOP I MUNDUR 6 63 29 / OKT II 31 / NOP I MUNDUR 2 Keterangan : Selisih merupakan perbedaan periode dasarian dari nilai normal dengan faktanya Sumber : Staklim Pondok Betung 2014 6

3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau 2013 Suhu udara mempunyai variabilitas yang kecil jika dibandingkan dengan curah hujan. Berikut ini disajikan kondisi suhu udara pada musim Kemarau 2013 di beberapa titik di Propinsi Banten dan DKI Jakarta, yang dapat dijadikan sebagai acuan pada musim kemarau 2014 di wilayah tersebut. 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Kemayoran Suhu udara rata-rata selama musim kemarau 2013 tertinggi terjadi pada bulan Mei 2013 di Stasiun Meteorologi Kemayoran yaitu 30.2 o C dan terendah di terjadi pada bulan Juli 2013 sebesar 24.6 o C. Sedangkan suhu maksimum absolut mencapai 35.4 o C terjadi pada bulan Agustus 2013 dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Agustus 2013 sebesar 22.4 o C. Gambar 5. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Kemayoran Periode April September 2012 7

3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Cengkareng Gambar 6. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Cengkareng Periode April September 2013 Pada musim kemarau 2013, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Cengkareng terjadi pada bulan Juni 2013 yaitu 29.6 o C dan terendah pada bulan Juli 2013 yaitu 24.6 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 35.0 o C terjadi pada September 2013, dan suhu udara minimum absolut sebesar 22.0 o C terjadi pada bulan Juli 2013. 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang Suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Meteorologi Serang pada musim kemarau periode 2013, terjadi pada bulan Mei 2013 yaitu 28.9 o C dan terendah pada bulan Juli 2013 yaitu 24.2 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 34.2 o C terjadi pada bulan April 2013 dan suhu udara minimum absolut sebesar 21.0 o C terjadi pada bulan Juli - Agustus 2013. 8

Gambar 7. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Serang Periode April September 2013 3.2.4. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa pada musim kemarau 2013 di Stasiun Meteorologi Curug, suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan September 2013 yaitu 29.4 o C dan terendah pada bulan Juli 2013 yaitu 24.4 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 36.0 o C terjadi pada bulan Juni 2013 dan suhu udara minimum absolut sebesar 20.4 o C terjadi pada bulan Agustus 2013. 9

Gambar 8. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Meteorologi Curug Periode April September 2012 3.2.5. Suhu Udara Stasiun Maritim Tanjung Priok Suhu udara rata-rata pada musim kemarau 2013 di Stasiun Maritim Tanjung Priok tertinggi pada bulan Mei 2013 sebesar 30.1 o C terendah pada bulan Juli sebesar 25.0 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut terjadi pada bulan September 2013 sebesar 34.8 o C dan suhu minimum absolut terjadi pada bulan Juli 2013 sebesar 23.5 o C. Grafik dapat dilihat pada gambar 9. 3.2.6. Suhu Udara Stasiun Geofisika Tangerang Pada musim kemarau periode 2013, suhu udara rata-rata tertinggi di Stasiun Geofisika Tangerang terjadi pada bulan Juni 2013 yaitu 30.3 o C dan terendah pada bulan Juli 2013 yaitu 24.8 o C. Sedangkan suhu udara maksimum absolut sebesar 37.0 o C terjadi pada bulan Mei Agustus 2013 dan suhu udara minimum absolut sebesar 22.0 o C terjadi pada bulan Juli 2013. 10

Gambar 9. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Maritim Tanjung Priok Periode April September 2013 Gambar 10. Grafik Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum Pada Stasiun Geofisika Tangerang Periode April September 2013 11

3.3. Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada saat Musim Kemarau 2013 Penyajian kondisi iklim mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada musim kemarau 2013 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi musim hujan 2013/2014. 3.3.1. Suhu Udara Gambar 11. Grafik Suhu Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April - September 2013 Suhu udara rata-rata pada musim kemarau 2013 mencapai nilai tertinggi pada bulan Juni dan September 2013 sebesar 29.5 o C dan nilai terendah pada bulan Juli 2013 sebesar 24.4 o C. Sedangkan suhu maksimum absolut tercatat sebesar 36.0 o C terjadi pada bulan Agustus 2013 dan suhu minimum absolut tercatat sebesar 22.0 o C terjadi pada bulan Juli 2013. 3.3.2. Curah Hujan Gambar 12. Grafik Curah Hujan Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April - September 2013 Akumulasi curah hujan yang terjadi pada musim kemarau 2013 tercatat sebesar 1137.8 mm. Curah hujan terbesar sebesar 79.8 mm terjadi pada bulan April 2013 dan terendah sebesar 0 mm terjadi hampir disetiap bulan periode tersebut, yaitu pada April - September 2013 12

3.3.3. Kelembaban Udara Gambar 13. Grafik Kelembaban Udara Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April - September 2013 Kelembaban udara rata-rata selama musim kemarau 2013 sebesar 80%. Kelembaban maksimum terukur pada bulan Juli 2013 sebesar 95%. Sedangkan nilai minimum terukur pada bulan Agustus 2013 sebesar 63%. 3.3.4. Lama Penyinaran Matahari Gambar 14. Grafik Lama Penyinaran Matahari Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April - September 2013 Nilai maksimum lama penyinaran matahari pada musim kemarau 2013 sebesar 100%, terjadi pada bulan Juni Agustus 2013. Sedangkan nilai minimum sebesar 0%, terjadi pada bulan April - September 2013. 13

3.3.5. Windrose Gambar 15. Windrose Pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung Periode April September 2013 3.4. Prakiraan Musim Kemarau 2014 Hal-hal yang disampaikan dalam dinamika atmosfer adalah, meliputi analisis serta prakiraan terhadap perkembangan El Nino/La Nina, Dipole Mode dan Suhu Permukaan Laut di Indonesia. 3.4.1. Kondisi Dinamika Atmosfer 1. Perkembangan El Nino/La Nina Pada bulan Februari 2014 kondisi di Ekuator Pasifik Tengah (Nino3,4) berada pada kondisi normal hingga La Nina Lemah, kondisi ini terjadi sejak Awal Januari 2014. Memasuki Maret 2014 indeks (Nino 3,4) bernilai -0.51 dan diprediksi masih akan berada pada kondisi Normal hingga bulan Juni 2014. Beberapa analisis menunjukkan bahwa kondisi normal hingga La Nina lemah akan terus berlangsung hingga Juni 2014 sehingga memberikan indikasi bahwa awal Musim Kemarau 2014 di Wilayah Indonesia berada pada kisaran normalnya. Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Desember 2013 sampai dengan Januari 2014 bernilai antara +0.6 s/d +12.2, selanjutnya memasuki bulan Februari 2014 SOI 14

berada di nilai -1.3. Nilai ini masih berada didalam kisaran normalnya (+/-10). Kondisi demikian memberikan indikasi bahwa aktivitas sirkulasi angin pasat diperhitungkan tidak berpengaruh signifikan ke wilayah Indonesia. 2. Analisis kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Nilai Dipole Mode Indeks (DMI) dalam 3 bulan terakhir adalah : 0.20 (Desember 2013); -0.15 (Januari 2014) dan -0.15 (Februari 2014). Sementara, prediksi Dipole Mode Indeks (DMI) pada bulan Maret hingga Agustus 2014 berkisar pada nilai -0.30 s/d +0.04 Nilai ini berada pada kondisi normal (+/- 0.43 C). Dengan demikian, mengindikasikan bahwa pada Musim Kemarau 2014, pergerakan uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia akan berada pada intensitas normal. 3. Kondisi Suhu Permukaan Laut (SST) Perairan di Indonesia Hingga akhir Februari 2014 kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, pada umumnya berada pada kondisi dingin hingga normal. Daerah perairan dengan suhu permukaan laut relatif dingin berada di sekitar perairan Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Banda dan Laut Maluku. Kondisi ini diprakirakan masih akan terus terjadi sampai dengan Maret 2014. Suhu permukaan laut perairan Indonesia diprakirakan akan berada pada kondisi normal cenderung hangat mulai April hingga Agustus 2014. Kondisi suhu permukaan laut hangat ini berpotensi masih mendukung terjadinya pembentukan awan dan hujan di beberapa wilayah Indonesia pada saat musim kemarau 2014. Suhu permukaan laut di Indonesia selama Musim Kemarau 2014 diprakirakan sebagai berikut : 1) Wilayah perairan Indonesia di prakirakan tetap hangat hingga Agustus 2014 yaitu lautan Hindia sebelah selatan Sumatera dan Jawa dengan kisaran +0.25 s/d +1.0. 2) Wilayah perairan Indonesia lainnya diprakirakan akan berada pada kondisi normalnya sampai dengan Agustus 2014 yaitu perairan sekitar Laut Jawa, Laut Banda dan Laut Maluku. 3) Wilayah perairan indonesia diprakirakan dingin hingga April 2014 yaitu Laut Cina Selatan dan Selat Karimata. 15

Gambar 16. Kondisi Anomali Suhu Muka Laut tanggal 28 Februari 2014 WTIO = Western Tropical Indian Ocean DMI = Dipole Mode Index SETIO = Southeastern Tropical Indian Ocean Sumber : NCDC NOAA 3.4.2. Prediksi Dinamika Atmosfer 1. Prediksi La Nina/El Nino Aktivitas La Nina/El Nino yang diindikasikan berdasarkan nilai Indeks Nino34, hasil prediksi dari beberapa institusi seperti Jamstec (Japan) memprediksikan Aktivitas La Nina/El Nino dari Maret-Juli 2014 berada pada kondisi Normal. NCEP (USA) dan BMKG memprediksikan dari Maret-April 2014 kondisi Normal sedangkan Mei- Agustus 2014 El Nino Lemah. POAMA (Australia) memprediksikan bulan Maret 2014 La Nina Lemah sedangkan April-Juli 2014 kondisi Normal. Gambar 17. Prediksi Elnino oleh 4 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 16

2. Prediksi Dipole Mode Prediksi Indeks Dipole Mode beberapa bulan ke depan pada kondisi normal negatif, sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan ataupun pengurangan curah hujan di Indonesia bagian barat. Gambar 18. Prediksi DMI oleh 1 Institusi Internasional dan BMKG Sumber : www.bmkg.go.id 3. Prediksi Suhu Permukaan Laut (SST) di Indonesia Prediksi suhu permukaan laut Indonesia mulai bulan Maret April 2014, umumnya berada pada kondisi normal sehingga penambahan massa uap air tidak signifikan. Sedangkan pada bulan Mei-Agustus 2014 kecenderungan lebih hangat sehingga terjadi penambahan massa uap air yang cukup signifikan. Gambar 19. Prediksi Anomali Suhu Muka Laut sampai bulan Agustus 2014 Sumber : NCEP USA 17

3.4.3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2014 Berdasarkan dari kondisi analisis dinamika atmosfer secara global dan regional di atas, maka musim kemarau 2014 untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprediksikan sebagai berikut : 1) Awal musim kemarau di Propinsi Banten dan DKI akan maju, sama dan mundur dibandingkan dengan normalnya, diprakirakan akan jatuh pada sekitar periode Maret sampai dengan Juni 2014. 2) Sifat hujan musim hujan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan berada kisaran Normal (N) dan Bawah Normal (BN). Cakupan wilayah berdasarkan jatuhnya awal musim kemarau 2014 adalah sebagai berikut : Awal musim kemarau Mar II Apr I : Zona Musim 59 Awal musim kemarau Apr I Apr III : Zona Musim 58 dan 60 Awal musim kemarau Mei III Jun II : Zona Musim 55, 56 dan 61 Awal musim kemarau Jun I Jun III : Zona Musim 57, 62 dan 63 Gambar 20. Peta Prakiraan Awal Musim Kemarau 2014 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 18

3.4.4. Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2014 Jika dibandingkan dengan normal awal musim kemarau, maka awal musim kemarau 2014 di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya Maju, Sama dan Mundur dari Normalnya. Cakupan wilayah berdasarkan perbandingan terhadap normal awal musim kemarau dengan prakiraan awal musim kemarau 2014 adalah sebagai berikut : - Maju dari normalnya : Zona Musim 56, 58 dan 62 - Sama dengan normalnya : Zona Musim 55, 57, 60, 61 dan 63 - Mundur dari normalnya : Zona Musim 59 Gambar 21. Peta Prakiraan Perbandingan Awal Musim Kemarau 2014 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 19

3.4.5. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2014 Sifat hujan musim kemarau 2014 Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal (N). Namun di wilayah Kabupaten Lebak, prakiraan sifat hujan musim kemarau 2014 pada umumnya adalah Bawah Normal (BN). Cakupan wilayah berdasarkan sifat awal musim kemarau 2014 adalah sebagai berikut : - Normal : Zona Musim 55, 56, 57, 58, 59, 60 dan 61 - Bawah Normal : Zona Musim 62 dan 63 Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Musim Kemarau 2014 Propinsi Banten dan DKI Jakarta 20

Tabel 3. Prakiraan awal musim kemarau 2014 Wilayah Banten dan DKI Jakarta NO ZOM Daerah / Kabupaten Awal Musim Kemarau Antara Perbandingan Thd Rata- rata (Dasarian) Sifat Hujan 1 2 3 4 5 55 Pandeglang dan Lebak bagian barat MEI III - JUN II 0 N 56 Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat daya MEI III - JUN II -1 N 57 Serang bagian selatan, Pandeglang bagian timur laut, Lebak bagian utara JUN I - JUN III 0 N 58 Kota Cilegon, Kota Serang, Serang bagian timur, Tangerang bagian tengah, Kota Tangerang, Jakarta Pusat dan Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat APR I - APR III -3 N 59 60 61 Serang bagian timur laut, Tangerang bagian utara Jakarta Utara, Jakarta Timur/Jakarta Barat bagian utara, Bekasi/Karawang utara bagian barat Jakarta Timur/Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang/Kab Tangerang bagian selatan, Serang bagian tenggara, Lebak, Depok, Bogor bagian Utara dan timur laut MAR II - APR I 1 N APR I - APR III 0 N MEI III - JUN II 0 N 62 Lebak bagian tengah JUN I - JUN III -1 BN 63 Lebak bagian selatan JUN I - JUN III 0 BN 3.4.6. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta Wilayah Non ZOM adalah wilayah yang umumnya memiliki ciri terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial) atau mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah Zona Musim (ZOM) pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis serta 21

pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan curah hujan periode April September 2014 pada daerah Non ZOM adalah sebagai berikut : Curah hujan kumulatif selama periode April September 2014 di daerah Non ZOM 26 umumnya berkisar 700-1200 milimeter. Sifat hujan pada daerah Non ZOM wilayah Banten diprakirakan adalah normal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode April September 2014 dibandingkan dengan rata-ratanya pada masing-masing daerah dalam periode yang sama. 4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Awal Musim Hujan 2013/2014 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta sama, maju sekitar 1 dasarian dan mundur sekitar 1-6 dasarian dari normalnya. Awal Musim Kemarau 2014 di sebagian besar wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi sekitar bulan Maret - Juni 2014. Secara umum, jika dibandingkan terhadap normal/rata-ratanya, maka Awal Musim Kemarau 2014 diprakirakan maju, sama dan mundur dari normalnya. Sifat Hujan selama Musim Kemarau 2014 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Bawah Normal (BN) sampai dengan Normal (N). 4.2. Saran Ketersediaan data dari masing-masing pos hujan sangat diperlukan untuk ketepatan dan keakuratan prakiraan. Kerjasama antara instansi-instansi terkait (PEMDA, PEMKOT, PEMPROV) serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan informasi-informasi cuaca dan iklim. Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan untuk peningkatan kualitas informasi iklim ini. 22

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG MARET 2014