HUBUNGAN PERSEPSI LANSIA TENTANG PERAN KADER DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI DUSUN DEGOLAN BUMIREJO LENDAH KULON PROGO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

FIFI AZISYAH NIM : S

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di 14 posyandu lansia Tamantirto Kasihan

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU PURNAMA DI WILAYAH PUSKESMAS RINGINARUM KABUPATEN KENDAL

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN KE POSYANDU LARASLESTARI II PADA LANSIA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

*Eka Yorita Naberta, *Eka Frelestanty, *Siti Nur Lathifah, *Yunida Haryanti. *Program Studi Kebidanan, STIKes Kapuas Raya Sintang


HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA USIA 3-5 TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Mega Arianti Putri (STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) Tantri Arini (STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DUSUN KRONGGAHAN I GAMPING KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEAKTIFAN POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

GAMBARAN PERAN KADER KESEHATAN DALAM KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI LANSIA TENTANG PERAN KADER DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI DUSUN DEGOLAN BUMIREJO LENDAH KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Di Universitas AisyiyahYogyakarta Disusun oleh: UTAMI NUR CIAMY 201210201073 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PERSEPSI LANSIA TENTANG PERAN KADER DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI DUSUN DEGOLAN BUMIREJO LENDAH KULON PROGO YOGYAKARTA 1 Utami Nur Ciamy, Widaryati Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email: Utaminurciamy@gmail.com Abstract: The research is aimed at determining the correlation between perceptions of elderly people about the role of cadres and visit intensity to integrated service centre (posyandu) for elderly people in Degolan Village Bumirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta. The research is a quantitative research with correlative analytic survey research design. The samples were 55 elderly people chosen by simple random sampling technique. The perception of elderly people was measured by questionnaire, while visit intensity to integrated service center for elderly people was measured by health card attendance. The analysis technique used Kendal Tau test. The result of Kendal Tau test shows p-value 0.000 (<0.05) meaning that there is a correlation between perception of elderly people about role of cadre and visit intensity to integrated service centre for elderly people in Degolan Village Bumirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Keywords: perception, role of cadres, visit intensity, integrated service center, elderly people Intisari: Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan ke posyandu lansia di Dusun Degolan Bumirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian survey analitik korelatif. Sampel pada penelitian berjumlah 55 lansia yang diambil dengan teknik simple random sampling. Persepsi lansia diukur dengan kuesioner dan intensitas kunjungan ke posyandu lansia dengan presensi Kartu Menuju Sehat (KMS). Teknik analisis menggunakan uji Kendall tau.hasil analisa Kendall tau sebesar p-value 0,000 (<0,05) artinya terdapat hubungan persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan ke posyandu lansia di Dusun Degolan Bumirejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta. Kata Kunci: persepsi, peran kader, intensitas kunjungan, posyandu, lansia

PENGANTAR Biro Pusat Stastistik (2010), memperkirakan jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2020 adalah 28,8 juta atau 11,34% dari seluruh populasi di Indonesia. Pada tahun 2025 seperlima penduduk Indonesia adalah lansia. Terjadinya peningkatan jumlah lansia di Indonesia menjadi permasalahan yang besar bagi negara dan jika tidak ada antisipasi untuk meningkatkan kesehatan dan kemandirian pada lansia maka diperkirakan setiap usia muda harus menanggung kebutuhan lebih dari satu lansia. Berbagai pihak menyadari bahwa jumlah lansia di Indonesia yang semakin bertambah akan membawa pengaruh besar dalam pengelolaan masalah kesehatannya. Masalah yang mungkin terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik antara lain penurunan sel, perubahan sistem kardiovaskuler, dan penurunan respirasi. Perubahan sosial yang dialami lansia antara lain peran dalam keluarga, teman, masalah ekonomi dan merasa dibuang atau diasingkan. Berhubungan dengan masalah psikologis yang sering dialami oleh lansia contohnya, perubahan fisik yang lemah dan tak berdaya. Dari masalah tersebut maka akan menimbulkan berbagai penyakit yang dapat menyerang lansia (Maryam dkk, 2008). Upaya untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia maka perlu adanya suatu pelayanan lansia. Pelayanan lansia meliputi pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat, dan lembaga (Demartoto, 2007). Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mewujudkan program pengembangan melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yaitu posyandu lansia. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Ismawati dkk, 2010). Namun masalah yang selama ini masih terjadi terkait pelaksanaan posyandu lansia adalah masyarakat belum mengerti sepenuhnya tentang manfaat posyandu, biasanya mereka malas mendatangi posyandu yang diadakan setiap bulan (Aryati, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maryatun (2009) menunjukkan bahwa jumlah kunjungan lansia yang ke posyandu hanya 90 orang (36,8%) dari 244 orang lansia di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Sedangkan penelitian yang dilakukan Hidayah (2014) di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Kabupaten Depok didapatkan data yaitu rata-rata kunjungan lansia kurang lebih hanya sebesar 8,5% dari total lansia yang berjumlah 406 orang. Perilaku individu untuk berpartisipasi aktif dalam mengunjungi posyandu lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, keyakinan, dukungan keluarga, peran kader posyandu, ketersediaan fasilitas kesehatan, lingkungan masyarakat dan kebijakan pemerintah (Pertiwi, 2008). Perilaku merupakan bentuk respon atau reaksi stimulus atau rangsangan dari luar. Namun, dalam memberikan respon atau stimulus tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, yaitu salah satunya dari peran kader posyandu itu sendiri (Rachmania, 2010 dalam Wardani dkk, 2015).

Penelitian yang dilakukan Azisyah & Asih (2013) diperoleh data sebanyak 80 responden (55,6%) mayoritas menyatakan kader kurang aktif. Sebanyak 88 responden (61,1%) menyatakan kurang puas terhadap posyandu lansia. Menurut Meilani dkk (2009) menyebutkan kader posyandu mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan pelayanan kesehatan (health provider) yang berada didekat kegiatan sasaran posyandu serta frekuensi tatap muka, kader lebih sering daripada petugas kesehatan lainnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan data bahwa kunjungan posyandu dari Bulan Januari sampai November 2015 lansia yang aktif rata-rata sebanyak 28 (20%) dan lansia yang tidak aktif rata-rata sebanyak 112 (80%). Sedangkan hasil wawancara langsung yang dilakukan pada tanggal 14 November 2015, Ibu dukuh mengatakan bahwa jadwal posyandu lansia hanya diinformasikan lewat perkumpulan ibu-ibu pkk secara lisan, dan tidak melalui undangan secara tertulis. Selain itu petugas dari puskesmas yang kadang tidak hadir pada saat dilakukan posyandu lansia. Sedangkan dari 6 kader yang ada hanya 3 kader yang aktif di posyandu lansia. Kader mengatakan bahwa tidak aktif posyandu lansia karena sibuk dengan pekerjaan lainnya dan sibuk mengurus posyandu balita. 2 lansia mengatakan tidak datang ke posyandu karena kader tidak memberitahu tentang manfaat posyandu lansia, 4 lansia mengatakan tidak datang ke posyandu karena lupa dengan jadwal posyandu, dan 2 lansia mengatakan kurangnya sosialisasi dari kader tentang waktu pelaksanaan posyandu lansia. Mencermati uraian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada hubungan persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan ke posyandu lansia di Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian survey analitik korelasi dengan pendekatan waktu yang digunakan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua lansia yang ada di wilayah Posyandu Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 122 lansia. Sampel yang digunakan yaitu teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 55 lansia. Lokasi penelitian adalah di Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian pada bulan April 2016 yang dimulai dari pengumpulan data dengan metode dokumentasi dan menggunakan kuesioner. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur berupa Kartu Menuju Sehat (KMS) dan kuesioner. Instrumen kuesioner sebelumnya diuji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan kuesioner yang benar-benar valid dan reliabel. Uji validitas menggunakan rumus korelasi pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus uji cronback s alpha coefficient. Analisis data menggunakan rumus korelasi Kendall tau. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Dusun Degolan,

Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta. Dusun Degolan mempunyai tiga RT yaitu RT 60, RT 61 dan RT 62. Kegiatan Posyandu Lansia Dusun Degolan diadakan sebulan sekali setiap tanggal 11 pada pukul 09.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia Dusun Degolan meliputi pendaftaran, penimbangan lansia, penyuluhan kesehatan, dan pemberian makanan tambahan. Jumlah kader kesehatan yang melayani 2. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian sebanyak 3 kader yang terdiri dari 1 kader di bagian pendaftaran dan penimbangan, 1 kader di bagian penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan, dan 1 kader di bagian pengisian KMS dan pemberian makanan tambahan. Sarana dan fasilitas yang dimiliki Posyandu Lansia Dusun Degolan meliputi alat penimbang berat badan, alat pengukur tinggi badan, dan tensi untuk mengukur tekanan darah. Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%) Usia 60-74 tahun 39 70,9 75-83 tahun 16 29,1 Jenis kelamin Perempuan 39 70,9 Laki-laki 16 29,1 Pendidikan SD 47 85,5 SMP 4 3,6 SMA/SPG 3 9,1 S1 1 1,8 Pekerjaan Bekerja 49 89,1 Tidak bekerja 6 10,9 Tinggal bersama Saudara 4 7,3 Pasangan 19 34,5 Anak 32 58,2 Jumlah (n) 55 100 Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ditinjau dari usianya sebagian besar (70,9%) responden berasal dari rentang usia 60-74 tahun (elderly), sebagian besar (70,9%) responden juga diketahui berjenis kelamin perempuan ditinjau dari jenis kelaminnya, berdasarkan latar belakang pendidikannya, sebagian besar (85,5%) responden diketahui berpendidikan SD. Adapun dilihat dari status pekerjaannya, sebagian besar (89,1%) responden diketahui masih aktif bekerja. Sementara itu, dari status tinggalnya sebagian besar atau 58,2% responden diketahui tinggal bersama anaknya. 3. Persepsi Lansia tentang Peran Kader Tabel 4.2. Persepsi Lansia tentang Peran Kader di Posyandu Lansia Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta Persepsi Lansia Frekuensi Presentase (%) Persepsi baik Persepsi cukup Persepsi kurang Total 28 23 4 55 50,9% 41,8% 7,3% 100% Sumber: Data Primer 2016 5. Hasil Pengujian Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden lansia pada penelitian ini sebagian besar (50,9%) memiliki persepsi yang baik tentang peran kader posyandu lansia. Hanya sedikit responden lansia saja (7,3%) yang diketahui memiliki persepsi kurang tentang peran kader posyandu lansia. 4. Intensitas Kunjungan di Posyandu Lansia Tabel 4.3. Intensitas Kunjungan di Posyandu Lansia Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta Intensitas Frekuensi Kunjungan Tinggi 20 Sedang 10 Rendah 25 Total 55 Sumber: Data Primer 2016 Presentase (%) 36,4% 18,2% 45,4% 100% Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui responden lansia sebagian besar (45,5%) memiliki intensitas kunjungan ke posyandu lansia pada kategori rendah. Hanya sedikit responden lansia (18,2%) yang memiliki kunjungan ke posyandu lansia pada kategori sedang. Tabel. 4.4 Hasil Uji Kendall Tau Hubungan Persepsi Lansia tentang Peran Kader dengan Intensitas Kunjungan di Posyandu Lansia Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta Persepsi Lansia Kunjungan Lansia Total Tinggi Sedang Rendah f % f % F % f % Signifikansi (p) Baik 20 71,4 8 28,6 0 0 28 100 Cukup 0 0 2 8,7 21 91,3 23 100 Kurang 0 0 0 0 4 100 4 100 0,000 Jumlah (n) 20 36,4 10 18,2 25 45,5 55 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada kelompok responden yang memiliki persepsi baik terhadap peran kader, sebagian besar atau 71,4% responden diketahui memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi. Sementara itu pada kelompok responden yang memiliki persepsi cukup tentang peran kader, sebagian besar atau 91,3% responden diketahui memiliki frekuensi kunjungan yang rendah. Seluruh responden yang memiliki persepsi kurang tentang peran kader bahkan diketahui memiliki frekuensi kunjungan yang rendah. Kecenderungan hubungan ini sesuai dengan hasil pengujian hipotesis dengan teknik Kendall tau yang menghasilkan nilai signifikansi di bawah 0,05 yang mengindikasikan bahwa hipotesis alternatif pada penelitian ini dapat diterima. Berarti dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan di Posyandu Lansia Dusun Degolan. PEMBAHASAN Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan di Posyandu Lansia Dusun Degolan. Kecenderungan yang ada adalah responden yang memiliki persepsi baik tentang peran kader cenderung memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi yang cukup atau kurang cenderung memiliki frekuensi kunjungan yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Juniardi (2013) di Puskesmas Batang Beruh yang menemukan bahwa lansia cenderung memiliki sifat tertutup sehingga pendekatan yang perlu diberikan oleh kader kesehatan untuk meningkatkan intensitas kunjungan ke posyandu adalah pendekatan personal. Selain itu Lestari dkk. (2011) dalam penelitiannya di Posyandu Tamantirto Bantul juga menemukan bahwa persepsi lansia terhadap kader kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Disebutkan bahwa lansia yang memiliki persepsi baik terhadap kader memiliki peluang 6,5 kali lebih tinggi untuk aktif berkunjung ke posyandu. Adanya hubungan antara persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan lansia di posyandu lansia pada penelitian ini juga sesuai dengan teori layanan kesehatan Wiyono (2006). Teori layanan kesehatan mengemukakan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu ditinjau dari sudut pandang pasien dan masyarakat berarti suatu empati, respek, dan tanggap akan kebutuhannya. Apabila pelayanan kesehatan sebanding dengan harapan, maka pelanggan dalam hal ini adalah lansia akan puas, apabila kurang dari harapan maka masyarakat tidak puas, serta apabila melebihi harapan maka masyarakat amat puas. Interaksi antara petugas kesehatan dan pasien yang baik dapat menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara: menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif, dan memberikan perhatian. Apabila hubungan antar manusia baik, maka konseling dapat lebih efektif. Hubungan antar manusia yang kurang baik akan mengurangi efektifitas dari kompetensi teknis pelayanan kesehatan. Pasien yang diperlakukan kurang baik cenderung untuk mengabaikan saran dan nasehat petugas kesehatan atau tidak mau berobat ke tempat tersebut. Pada penelitian ini persepsi yang cukup ternyata tidak dapat menjamin adanya kecenderungan frekuensi kunjungan yang sedang. Responden yang memiliki persepsi cukup atau kurang ternyata tetap cenderung memiliki frekuensi kunjungan yang rendah. Hal ini disebabkan karena dari seluruh tinjauan indikator persepsi lansia terhadap peran kader, indikator yang mendapatkan penilaian baik dari sebagian besar responden justru ada pada indikator pendekatan dan indikator pencatatan. Sementara itu indikator yang menyangkut

hubungan personal yaitu indikator peran kader sebagai penggerak masyarakat, indikator peran kader sebagai pelaksana kegiatan dan indikator peran kader dalam melakukan survey justru mendapatkan penilaian buruk dari sebagian besar responden. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wiyono (2006) mengenai kebutuhan interaksi antara petugas kesehatan dan pasien untuk menciptakan hubungan saling percaya. Interaksi antara petugas kesehatan dan pasien yang baik dapat menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara: menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif, dan memberikan perhatian. Apabila hubungan antar manusia baik, maka konseling dapat lebih efektif. Hubungan antar manusia yang kurang baik akan mengurangi efektifitas dari kompetensi teknis pelayanan kesehatan. Pasien yang diperlakukan kurang baik cenderung untuk mengabaikan saran dan nasehat petugas kesehatan atau tidak mau berobat ke tempat tersebut. Dalam teori kepercayaan (health belief) juga diungkapkan bahwa industri jasa kesehatan mensyaratkan adanya kepercayaan mutual dari kedua pihak, yakni penyedia dan pemakai jasa. Kepercayaan pemakai jasa dimulai dari adanya persepsi yang baik dari pemakai jasa dalam hal ini lansia terhadap kader kesehatan sebagai penyedia jasa. Pemakai jasa sebagai pihak tidak berdaya (vulnerable) dengan demikian secara sukarela akan mengikuti anjuran dari penyedia jasa karena adanya unsur trust yang besar (Rosentock dalam Noorkasiani dkk., 2010). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Sebagian besar (50,9%) lansia memiliki persepsi yang baik tentang peran kader di Posyandu Lansia Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta. 2. Sebagian besar (45,5%) lansia memiliki intensitas kunjungan yang rendah di Posyandu Lansia Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta. 3. Ada hubungan antara persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan yang rendah di Posyandu Lansia Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta. Saran 1. Bagi kader posyandu lansia Kader kesehatan disarankan untuk meningkatkan home visit dan meningkatkan perilaku penyuluhan serta promosi kesehatan pada lansia. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan kader kesehatan dari masyarakat ataupun organisasi nir laba seperti lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan untuk mengatasi keterbatasan tenaga kader kesehatan. 2. Bagi responden Responden disarankan untuk meningkatkan kunjungan ke posyandu lansia dan secara aktif bertanya mengenai hasil pengisian KMS saat posyandu sehingga pembicaraan dapat tercipta dari kedua arah. 3. Bagi peneliti lain Peneliti lain disarankan untuk mengendalikan variabel pengganggu yang belum dikendalikan pada penelitian ini untuk memperdalam hasil penelitian dan peneliti disarankan untuk melakukan penelitian dengan semua responden dikumpulkan di salah satu tempat, agar waktunya lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA Aryati. (2007). Hubungan Antara Pengetahuan Dan sikap Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Azisyah & Asih. (2013). Hubungan Keaktifan Kader Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Tingkat Kepuasan Lansia Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja

Puskesmas Kesesi I Desa Sidosari Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Skripsi ini tidak dipublikasikan. STIKES Muhammadiyah Pekajangan, Pekalongan. Badan Pusat Statistik. (2010). Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: KOMNAS LANSIA. Demartoto,A. (2007). Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia Suatu Kajian Sosiologis. Surakarta: Sebelas Maret University press. Pertiwi, H. (2013). Faktor-faktor berhubungan Dengan Frekuensi Kehadiran Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Desa Mudal Boyolali. Jurnal Kebidanan Vol.4 No.1 Juni 2013. Hidayah, R. (2014). Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader Di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ismawati., Sandra, P dan Atikah, P. (2010). Posyandu Dan Desa Siaga Panduan Untuk Bidan Dan Kader. Yogyakarta: Nuha Medika. Juniardi, F. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Welfare State 2(1): 1-7. Lestari, P., Hadisaputro, S., Pranarka, K. (2011). Beberapa Faktor yang Berperan Terhadap Keaktifan Kunjungan Lansia ke Posyandu: Studi Kasus di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi DIY. Mitra Medika Indonesiana 45(2): 74-82. Maryam, S., Mia Fatma, E., Rosidawati, A.J dan Irwan, B. (2008). Mengenal Lanjut Usia Dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. Maryatun. (2011). Hubungan Pengetahuan tentang Posyandu Lansia Dan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Mengikuti Posyandu Lansia Di RW III Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Semarang. Meilani, N., Setiyawati, N dan Estiwidani, D. (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitra Maya. Rahayu, S., Purwanta, Harjanto, D. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Lanjut Usia ke Posyandu di Puskesmas Cebogan Salatiga. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan 6(1): 51-60. Wardani, D.P.K., Sheizi, P.S dan Ikeu, N. Hubungan Persepsi Dengan Perilaku Ibu Membawa Balita Ke Posyandu. Jurnal Volume 3 Nomor 1 April 2015. Wiyono, D. (2006). Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelayanan Kesehatan: Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.