Tentunya Anda dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi, bagaimana dengan bacaan berikut ini

dokumen-dokumen yang mirip
Bahasa Indonesia. Membaca untuk Menulis. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWAHLUNTO RANI HELFANI

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PRODUKTIF MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PRODUKTIF MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi.

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada pembelajaran sastra saat ini. Kondisi itu menyebabkan hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MEMBACA UNTUK MENULIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Karena bahasa menunjukkan jati diri untuk menuju manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SILABUS. o Menyimpulkan isi. dengan alasan yang logis. pendapat tiap-tiap o Mendata pendapat tiap-tiap narasumber. narasumber.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

KISI-KISI UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJUURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik

526 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

Transkripsi:

A. Hakikat Membaca Kritis Hakikat membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan Anda sebagai calon guru yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu. Oleh sebab iyu, kegiatan belajar ini tentu akan sangat bermanfaat karena Anda akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan Anda yang cermat dan matang. Berdasarkan hal itulah hakikat membaca kritis ini merupakan kegiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Indonesia. Melalui kegiatan belajar ini, Anda sebagai mahasiswa S1 Kependidikan Bahasa Indonesia dibekali dengan kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan untuk menerapkan metode membaca kritis. Untuk menguasai kompetensi tersebut, Anda wajib menjelaskan hakikat membaca kritis. Selain itu, lewat kegiatan belajar ini Anda sebagai mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan membaca kritis dengan langkah awal menjelaskan pengertian membaca kritis, dan karakteristik membaca kritis. B. Pengertian Membaca Kritis Marilah kita cermati bacaan berikut ini! Menurut suatu penelitian di Universitas Cambridge, aturan hurup dalam kata tidak penting. Cukup huruf pertama dan terakhir Tentunya Anda dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi, bagaimana dengan bacaan berikut ini Memangagaksulitmembacatulisaninikarenatan patitikdankomadanjugapastilamakelamaanand apastijaditerbiasawalaupunjarangadaorangyan Bacaan kedua mungkin agak sulit daripada bacaan pertama karena Anda jarang menemikan tulisan tanpa tanda baca, perbedaan huruf besar/kecil, dan tanpa spasi, seperti itu. Akan tetapi, akhirnya Anda tetap dapat membacanya bukan? Setelah Anda membaca dua bacaan di atas, mungkin dalam diri Anda timbul pertanyaan Apa maksud penulis? jadi, sebenarnya, sewaktu membaca bahan bacaan, dalam diri pembaca akan timbul pertanyaan, Mengapa penulis menulis seperti itu? Apa maksudnya? Dan sebagainya. Jika itu yang terjadi pada Anda, berarti Anda telah bersikap kritis terhadap bacaan dan penulisnya. Bagaimanakah pendapat Anda terhadap dua tulisan di asas? 1

Pada dasarnya, saat seseorang membaca kritis (critical reading) dia melakukan kegiatan membaca dengan bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Membaca kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Untuk itu, diperlukan kemampuan berfikir dan bersikap kritis. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. (cf.harris et. Al. 1983; smith, 1986; Albert dalam tarigan, 1988:89) Selain itu, dikemukakan pula bahwa membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan. Dengan membaca kritis, pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu, membaca kritis harus menjadi cirri semua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya. Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk menemukan bukan hanya mengenai keseluruahan kebenaran mengenai apa yang ditulis, tetapi juga (dan inilah yang lebih penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alas an-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan maka dia sudah melakukan membaca kritis yang merujuk pada keterpahaman. Selain itu, membaca kritis merupakan modal utama bagi Anda sebagai mahasiswa untuk mencapai kesuksesan studi. Kebanyakan mahasiswa, seperti juga Anda, telah mengalami praktik dalam membaca kritis yang termasuk dalam wilayah membaca intensif walaupun mungkin Anda tidak sadar. Saat Anda sedang berpacaran, misalnya dan membaca sepucuk surat cinta maka pasti Anda membacanya dengan saksama penuh perhatian. Bisa dipastikan Anda membaca setiap kata dan sungguh-sungguh mencermatinya, yaitu membaca keseluruhan yang berkenaan dengan bagian-bagian dan setiap bagian dipandang dari segi keseluruhan; Anda menjadi sangat sensitif, Anda dapat memahami dan merasakan kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-kalimat dengan lebih kritis. Bahkan Anda mungkin memperhatikan benar-benar tanda-tanda baca. Pada sisi lain, ada kalanya Anda dapat menghafal surat cinta itu bahkan sampai pada tanda bacanya. Bagaimana pendapat Anda? 2

C. Karakteristik Membaca Kritis Pernahkan Anda membaca, kemudian mengomentari bacaan atau bahkan ingin membuat/menulis bacaan tanggapan? Jika Anda pernah mengalami hal ini berarti Anda sudah menerapkan membaca kritis. 1. Berpikir dan Bersikap Kritis Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi : a. menginterpretasi secara kritis; b. menganalisis secara kritis; c. mengorganisasi secara kritis; d. menilai secara kritis; e. menerapkan konsep secara kritis (Nurhadi, 1987:143). Adegan teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan setiap kritis adalah sebagai berikut (cf. Nurhadi, 1987:145-181), yaitu (a) Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan, (b) kemampuan menginterpretasi makna tersirat, (c) kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan, (d) Kemampuan menganalisis isi bacaan, (e) kemampuan menilai isi bacaan, (f) kemampuan meng-create bacaan atau mencipta bacaan. Keenam sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan krathwhol (2001:268). Berikut ini adalah penjelasan masing-masing. a. Kemampuan mengingat dan mengenali Kemampuan mengingat dan mengenali meliputi kemampuan: 1) Mengenali ide pokok paragraph 2) Mengenali tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya 3) Menyatakan kembali ide pokok paragraph 4) Menyatakan kembali fakta-fakta atau detil bacaan 5) Menyatakan kembali fakta-fakta perbandingan, unsur-unsur hubungan sebab-akibat, karakter tokoh dan sebagainya. b. Kemampuan memahami/menginterpretasi makna tersirat Tidak semua gagasan yang terdapat dalam teks bacaan itu dinyatakan secara tersurat atau secara eksplisit pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat. Sering kali pula, gagasan serta 3

makna tersebut terkandung di balik baris kata-kata atau kalimat-kalimat tersebut, dan untuk menggalinya diperlukan sebuah interpretasi dari Anda sebagai pembacanya. Anda harus mampu menafsirkan ide-ide pokok dan ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang secara eksplisit tidak dinyatakan oleh penulisnya, serta harus mampu membedakan faktafakta yang disajikan secara kritis. Kemampuan menginterpretasi makna tersirat adalah kemampuan: 1) Menafsirkan ide pokok paragraf 2) Menafsirkan gagasan utama bacaan 3) Membedakan fakta detil bacaan 4) Manafsirkan ide-ide penunjang 5) Membedakan fakta atau detil bacaan memahami secara kritis Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep Sebagai pembaca kritis Anda tidak boleh berhenti sampai pada aktifitas menggali makna tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja, tetapi Anda juga harus mampu menetapkan konsep-konsep yang terdapat dalam bacaan ke dalam situasi baru yang bersifat problematic. Dalam hal ini, kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep, meliputi kemampuan: 1) Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan; 2) Menerapkan konsep-konsep/gagasan utama ke dalam situasi baru yang problematic; 3) Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi. c. Kemampuan menganalisis Kemampuan menganalisis ialah kemampuan pembaca melihat komponen-komponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Sebagaimana Anda ketahui, kesatuan dalam bacaan meliputi gagasan-gagasan utama, pernyataan-pernyataan, simpulsnsimpulsn, dan sebagainya. Pembaca kritis diharapkan melihat fakta-fakta, detil-detil penunjang, atau unsur pembentuk yang lain yang tidak disebutkan secara eksplisit. Lebih lanjut, kemampuan itu dikembangkan menjadi kemampuan pembaca melihat kesatuan gagasan melalui bagian-bagiannya. Sebagaimana Anda ketahui, sebuah teks bacaan, apa pun bentuknya, pada dasarnya di dalamnya membuat sebuah kesatuan gagasan yang bulat dan utuh. Hanya saja akibat cara dan gaya pengungkapan yang 4

berbeda akan membuat gagasan atau suatu pesan tersebut terlihat samara-samar. Dalam kasus semacam itu, kewajiban pembaca adalah melakukan penyintesisan. Bentuk-bentuk penyintesisan tersebut, misalnya berupa simpulan atau ringkasan, ide pokok, gagasan utama bacaan, tema, atau kerangka bacaan. Secata terperinci kemampuan menganalisis sekaligus menyintesis, meliputi kemampuan berikut ini. 1) Menangkap gagasan utama bacaan. 2) Memberikan detil/fakta penunjang. 3) Mengklasifikasikan fakta-fakta. 4) Membandingkan antargagasan yang ada dalam bacaan. 5) Membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan. 6) Membuat simpulan bacaan 7) Mengorganisasikan gagasan utama bacaan. 8) Menentukan tema bacaan 9) Menyusun kerangka bacaan. 10) Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan 11) Membuat ringkasan. d. Kemampuan menilai isi bacaan Kemampuan menilai isi dan penataan bacaan secara kritis dilakukan melalui aktifitasaktifitas mempertimbangkan, menilai, dan menentukan keputusan. Caranya, antara lain dengan mengajukan penilaian atas kebenaran gagasan atau pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh penulis lewat pertanyaan-pertanyaan, seperti apakah pernyataan tersebut benar? Apa maksud yang ingin dituju oleh penulis lewat tulisan yang dibuatnya tersebut? Kemampuan menilai bacaan ini menunjukkan bahwa seorang pembaca kritis tidak begitu saja mempercayai apa saja yang dibacanya sebelum dilakukan proses pengkajian terlebih dahulu. Secara terperinci, kemampuan yang menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi dan penggunaan bahasa meliputi kemampuan berikut ini. 1) Menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan. 2) Menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini. 5

3) Menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi penulis. 4) Menentukan tujuan penulis dalam menulis 5) Menentukan relevansi antara tujuan dan pengenbangan gagasan 6) Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan simpulan yang dibuat. 7) Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa atau penyusunan kalimatnya e. Kemampuan meng-create isi bacaan atau kemampuan mencipta bacaan (menulis) Kemampuan meng-create isi bacaan adalah kemampuan: 1) Menyerap inti bacaan; 2) Membuat rangkuman atau membuat kerangka bacaan yang disusun sebagai tanggapan terhadap bacaan atau membuat kerangka bacaan yang betul-betul baru berdasarkan pengetahuan dari bacaan; 3) Mengembangkan/menulis berdasarkan kerangka bacaan yang telah disusun. Selanjutnya, untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, ada beberapa persyaratan pokok yang perlu dipenuhi, (cf. Nurhadi,1988;Harjasujana dkk.,1988), yakni: a. Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan; b. Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa; c. Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah. Jika Anda memiliki persyaratan pokok tersebut maka Anda akan dapat menarik manfaat yang sangat penting dalam membaca kritis, antara lain: a. pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan; b. kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca Anda; c. kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan. 6

Setelah Anda mencermati manfaat membaca kritis secara teoretis, marilah kita cermati 7 prosedur ikhwal membaca kritis (cf. Nurhadi,1988). a. Berpikirlah secara kritis b. Lihatlah apa yang ada di balik kata-kata itu untuk mengetahui motivasi penulis c. Waspadalah kata-kata yang mempunyai sifat berlebihan yang tidak tentu batasannya, yang emosional, yang ekstrem atau yang merupakan generalisasi yang berlebihan d. Waspadailah perbandingan yang tidak memenuhi persyaratan e. Cermati logika penulis yang tidak logis f. Perhatikan pernyataan-pernyataan yang Anda baca g. Janganlah bingung 2. Meningkatkan Minat Baca Pada dasarnya orang yang membaca dengan baik adalah orang yang biasanya berpikir baik.sebagai mahasiswa yang bertanggungjawab, Anda seharusnya mencurahkan perhatian serta usaha Anda pada peningkatan minat baca Untuk meningkatkan minat baca, Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut ini. a. Menyediakan waktu untuk membaca. b. Memilih bahan bacaan yang bai (ditinjau dari norma estetik, sastra dan moral) D. Penerapan Metode Membaca Kritis Penerapan metode membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan Anda sebagai calon guru yang selalu dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu. 7