TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

PROSTAGLANDIN DAN ZAT- ZAT SEJENISNYA

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

BAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

Gambar: Struktur Antibodi

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

BAB II PEMBAHASAN A. MEKANISME SISTEM IMUN

SISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

Keajaiban Pasukan Pertahanan Perang Dalam Tubuh Manusia, Menunjukkan Kebesaran Sang Pencipta

Imunisasi: Apa dan Mengapa?

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt.

SYSTEMA LYMPHATICA. By ; dr. Evirosa Simanjuntak

IMUNOLOGI DASAR. Sistem pertahanan tubuh terbagi atas : Sistem imun nonspesifik ( natural / innate ) Sistem imun spesifik ( adaptive / acquired

RESPON PERTAHANAN TERHADAP MIKROBIA PATOGEN

Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

PATOLOGI SERANGGA (BI5225)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,

PATOGENISITAS MIKROORGANISME

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

SISTEM PEREDARAN DARAH

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta

tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan. Lingkungan disekitar manusia mengandung

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi

I. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data

Sistem Tubuh Manusia

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus

HASIL DAN PEMBAHASAN

SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dan manfaat tanaman mahkota dewa. Sistematika tanaman mahkota dewa adalah sebagai berikut:

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui

Gambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

I. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida adalah salahsatu jenis dari bakteri Aeromonas sp. Secara

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT

Makalah Sistem Hematologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Gb STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan penghalang yang hebat bagi pertumbuhan dan penetrasi virus dan bakteri, sementara keringat dan sekresi-sekresi lainnya cenderung menjaga ph yang rendah di permukaan epidermis, sehingga mencegah propagasi (perbanyakan) berbagai jenis patogen. Bakteri merupakan flora alamiah yang tumbuh di permukaan kulit serta di dalam lekukanlekukan dan saluran-saluran di tubuh. Flora alamiah ini saling menjaga pertumbuhan populasi masing-masing dan berperan juga sebagai penghalang bagi pertumbuhan mikroorganisme asing. Jika terdapat luka atau bukaan pada kulit maka luka atau bukaan kulit akan dilapisi oleh lapisan mukus protektif, bukan hanya sebagai pelumas tetapi juga sebagai penjebak penyerbu dari luar. Jika penyerbu dari luar mampu menembus masuk maka masih ada respon internal yang dimiliki tubuh yaitu merupakan bagian dari imunitas tubuh seperti pembentukan interferon. Interferon adalah molekul protein kecil yang dihasilkan dalam sebuah sel yang diserang virus. Interferon merupakan agen anti kanker potensial dalam tubuh. Interferon bekerja melindungi sel-sel yang bertetangga dengan sel yang di invasi virus, yaitu dengan cara melekatkan diri pada sel-sel tersebut untuk mencegah pembentukan protein virus. MEKANISME SISTEM IMUN MANUSIA Terdiri atas pertahanan yang bekerja secara spesifik. Arena pertarungan anatomi bagi sistem pertahanan meliputi, pembuluh limfe, nodus limfe, sel darah putih, sumsum tulang dan kelenjar timus. Semua respon imun dalam tubuh nyaris diperantarai oleh dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T.

Kedua macam limfosit itu berasal dari sel limfosit di sumsum tulang, kemudian di proses di timus untuk limfosit T dan di sumsum tulang untuk limfosit B dan akhirnya menetap dalam jaringan limfoid tubuh. Sistem limfe terdiri dari pembuluh limfe, kelenjar limfe, cairan limfe, timus, tonsil dan limpa. Kelenjar limfe, cairan limfe, timus, tonsil dan limpa mengandung jaringan limfatik. Jaringan limfatik tersusun atas serat retikuler, sel fibroblast, makrofag dan sejumlah besar limfosit. Kelenjar limfe memproduksi limfosit dan dan antibodi. Makrofag berfungsi untuk memfagositose (membersihkan) cairan limfe dari mikroba, sel-sel yang rusak dan zat-zat asing lainnya. Ketika terjadi respon imun terhadap agen-agen asing maka limfosit B terutama yang terlibat dalam pembentukan protein globular yang disebut antibodi, prosesnya disebut respon humoral. Antibodi ialah suatu protein globulin (immunoglobulin) (Ig) yang di produksi oleh limfosit B (sel plasma). Antibodi terdiri dari 4 rantai polipeptida. Adapun macam-macam antibodi ialah : Ig M, Ig A, Ig G, Ig D dan Ig E. Ig M, merupakan antibodi yang terdapat dalam darah dan pertama muncul setelah antigen masuk. Ig M merupakan antibodi utama terhadap bakteri gram negatip. Ig A, banyak terdapat pada cairan-cairan sekresi membran mukosa dan serosa seperti kolostrum pada ASI, air mata, sekret usus, sekret bronchus dan air ludah. Ig G, merupakan antibodi yang mudah berdifusi masuk ke dalam cairan interstitial. Merupakan antibodi utama yang timbul bila tubuh dimasuki antigen yang untuk kedua kali atau lebih atau disebut sebgai respon sekunder. Ig D, merupakan antibodi yang berperan sebagai reseptor pada membran sel. Merupakan antibodi yang merangsang pembentukan antibodi. Ig E, merupakan antibodi yang penting dalam pertahanan tubuh terhadap parasit dan infeksi-infeksi lainnya. Kadar Ig E meningkat pada penyakit alergi seperti eksim, asma dll. Pada respon imun yang kedua yaitu respon imun yang diperantarai sel, limfosit T menginisiasi serangan oleh berbagai tipe sel terhadap zat asing. Setiap racun atau organisme memiliki

senyawa-senyawa kimiawi khusus yang tidak ditemukan keadaan lain, senyawa demikian yang disebut antigen. Antigen ialah suatu zat kimia asing yang bila masuk ke dalam tubuh dapat merangsang tubuh kita untuk menghasilkan suatu protein yaitu immunoglobin (Ig, antibodi). Antigen biasanya secara kimia dapat berupa glikoprotein, nukleoprotein, lipoprotein, polisakarida ataupun protein biasa. Antigen sering ditemukan di permukaan organisme uniseluler. Di dalam tubuh terdapat antibodi spesifik nyaris bagi semua jenis antigen. Dua sifat antigen ialah, 1. Imunogenisiteit : dapat merangsang pembentukan antibodi khusus. 2. Reaktiviteit : dapat bereaksi dengan antibodi khusus. Suatu antigen disebut komplit bila memiliki dua sifat di atas. MACAM-MACAM IMUNITAS 1. Imunitas non spesifik Yaitu daya tahan tubuh terhadap berbagai bibit penyakit yang tidak selektif, artinya tubuh tidak harus mengenal dahulu jenis bibit penyakitnya dan tidak harus memilih hanya satu bibit penyakit tertentu saja untuk dihancurkannya. Contoh : Asam lambung yang dapat membunuh berbagai macam bakteri sekaligus. Imunitas non spesifik meliputi : 1. Rintangan Mekanis Kulit yang utuh tidak dapat ditembus oleh mikroba karena epidermis kulit terdiri dari berlapis-lapis sel disertai lapisan tanduk di atasnya. Keringat, air mata dan lendir dapat mngencerkan atau membersihkan zat-zat asing, sedangkan minyak dari kelenjar minyak (glandula sebacea) pada kulit melindungi kulit dari kekeringan. Rambut pada hidung menyaring partikel-partikel kasar. Refleks batuk, bersin dan muntah dapat mengeluarkan zat-zat asing dari saluran pernapasan dan saluran pencernaan bagian atas.

Rintangan Kimiawi Lisozim, yaitu enzim pembunuh bakteri (bakterisid), terdapat pada air ludah, air mata dan keringat yang akan mengurangi kemungkinan infeksi oleh berbagai bakteri. Suasana asam di kulit akan mengurangi pertumbuhan mikroorganime Mikroflora pada kulit yang normal pada kulit dan selaput lendir dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit). Asam Lambung, dapat membunuh semua macam mikroba dan melumpuhkan berbagai racun. 2. Imunitas spesifik Yaitu daya tahan tubuh yang khusus untuk jenis bibit penyakit tertentu saja. Daya tahan spesifik meliputi pengenalan dahulu terhadap bibit penyakit, memproduksi antibodi atau limposit T khusus yang hanya akan bereaksi terhadap bibit penyakit tersebut. Contoh : Antibodi terhadap bakteri tifus hanya dapat membunuh bakteri tifus, tidak berpengaruh terhadap bakteri TBC. Imunitas spesifik trbagia atas : 2.1. Imunitas humoral : berhubungan dengan reaksi antigen dan antibodi yang komplementer di dalam tubuh. 2.2. Imunitas seluler : berhubungan dengan reaksi sejenis sel (Limfosit T) dengan antigen di dalam tubuh. Imunitas spesifik disebut demikian karena, a. Setiap antibodi dan setiap limfosit T hanya bereaksi terhadap 1 jenis antigen saja. Kecuali bila ada antigen lain yang memiliki konfigurasi determinart site yang serupa dengan antigen asli, maka akan terjadi reaksi antigen-antibodi. Reaksi ini biasanya lemah karena keduanya tidak 100 % komplementer. b. Limfosit B dengan antibodi yang dihasilkannya maupun limfosit T dapat mengenalmengingat ada antigen dan bereaksi dengan antigen. Perbedaannya dengan imunitas non spesifik ialah, 1. Imunitas non spesifik tidak memerlukan proses pengenalan terhadap mikroorganime yang masuk ke dalam tubuh. 2. Imunitas non spesifik bekerja terhadap berbagai bibit penyakit sekaligus. Dalam tubuh imunitas spesifik dan non spesifik bekerja sama dalam melindungi tubuh. 3. Sistem Komplemen

Please download full document at www.docfoc.com Thanks