BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

BAB III METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

PUSPA LITA DESTIANI,2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

Modul Pelatihan etap Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. by Lukita Wahyu P, Reza Bakhtiar

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

BAB III Metodologi Penelitian

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Single Line Sistem Jaringan Transmisi 150 kv GI Industri GI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 1.1 Studi Kasus. PT Mayora Tbk merupakan salah satu pelanggan PT PLN

BAB III METODE ALIRAN DAYA SISTEM 500KV MENGGUNAKAN DIgSILENT POWER FACTORY

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB III METODE PENELITIAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ANALISIS SISTEM KOORDINASI PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) PADA GARDU INDUK GODEAN

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

RANGKAIAN PARALEL. 1. Pendahuluan. Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. Transformator

ABSTRAK Kata Kunci :

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut:

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :


Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

BAB III PERANCANGAN ALAT

ANALISIS KOORDINASI PROTEKSI PADA PT.PLN (PERSERO) GARDU INDUK WONOSOBO MENGGUNAKAN SOFTWARE APLIKASI ETAP TUGAS AKHIR

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT...

Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

RANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB VI. RELE DIFFERENTIAL

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

Koordinasi Setting Relai Jarak Pada Transmisi 150 kv PLTU 2 SULUT 2 x 25 MW

BAB III. 1) Perhitungan aliran daya yang masuk dan keluar dari satu bus penyulang (feeder bus) untuk mengetahui arus beban maksimum

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Transkripsi:

24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir Skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut : a. Studi literatur, yaitu langkah pertaman yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian. Studi literatur disini merupakan proses pembelajaran terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini tentang gangguan arus hubung singkat. Tujuan dari studi literatur disini adalah untuk mendapatkan teori atau landasan mengenai gangguan arus hubung singkat serta mengkaji teorema-teorema yang mendukung dalam pemecahan masalah yang akan diteliti. Teorema-teorema tersebut didapat baik dari jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, maupun dari bukubuku referensi yang mendukung penelitian ini Selain itu objek studi literatur diarahkan ke perangkat lunak atau software simulasi program, dalam hai ini software yang dipergunakan adalah ETAP 7.5.0. b. Observasi, yaitu mengumpulkan data - data yang yang diperlukan untuk penelitian yang didapatkan dari lapangan. Data data tersebut didapat dari hasil survey yang dilakukan di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan. c. Diskusi, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen pembimbing di Universitas Pendidikan Indonesia dan pihak-pihak lain yang dapat membantu terlaksananya penelitian ini. d. Program ETAP 7.5.0, yaitu melakukan analisis gangguan arus hubung singkat dengan menggunakan simulasi program ETAP 7.5.0 untuk mendapatkan nilai arus setelah terjadi gangguan.

25 3.2 Data-data Tiap Komponen Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan penelitian dilapangan adalah sebagai berikut : a. Spesifikasi Generator Tabel 3.1 Spesifikasi Generator ID Rating MW Rating KV %PF MVA 51-G-101 A 22 10 80 27,5 51-G-101 B 22 10 80 27,5 51-G-101 C 22 10 80 27,5 51-EDG 3,6 3,15 80 4,5 b. Spesifikasi Transformator Tabel 3.2 Spesifikasi Transformator ID Rating KVA Primer KV Sekunder KV 51-PTR-101 A 27500 10 20 51-PTR-101 B 27500 10 20 51-PTR-101 C 27500 10 20 01-PTR-01 A 10000 20 3.15 01-PTR-01 C 1600 3.15 0,42 01-PTR-01 D 1000 3.15 0,42 02-PTR-01 B 10000 20 3.15 02-PTR-01 C 1000 3.15 0,42 02-PTR-01 D 1600 3.15 0,42 03-PTR-01 D 500 3.15 0,42 08-PTR-01 B 7500 20 3.15 08-PTR-01 E 1000 3.15 0,42 09-PTR-01 A 7500 20 3.15 09-PTR-01 F 1000 3.15 0,42

26 c. Pengaturan Circuit Breaker (CB) Tabel 3.3 Pengaturan Circuit Breaker (CB) ID Rating KV Ampere CB A1 24 1250 CB A2 24 1250 CB A3 24 1250 CB B1 24 1250 CB B2 24 1250 CB B3 24 1250 CB-EDG 3,6 630 CB-PSW-01F 3,6 630 CB-PTR-01A 3,6 630 CB-PTR-01B 3,6 630 CB-08PSW-01E 3,6 630 CB-08PSW-01B 3,6 630 CB-09-PTR-01A 3,6 630 CB-08PSW-02E 0,44 800 CB-09PSW-01F 0,44 800 01-PSW-01A 20 630 01-PSW-01C 3,6 630 01-PSW-01D 3,6 630 01-PSW-02C 0,44 800 01-PSW-02D 0,44 800 02-PSW-01B 20 630 02-PSW-01C 3,6 630 02-PSW-01D 3,6 630 02-PSW-02C 0,44 800 02-PSW-02D 0,44 800 03-PSW-01A 20 630 03-PSW-01C 3,6 630

27 03-PSW-01D 3,6 630 04-PSW-01A 20 630 04-PSW-01D 3,6 630 05-PSW-01B 20 630 07-PSW-01A 20 630 08-PSW-01B 20 630 09-PSW-01A 20 630 BUS-PSW-01AB 24 1250 BUS-PSW-01CD 3,6 630 BUS-PSW-01EF 3,6 630 BUS-PSW-01GH 0,44 800 BUS-PSW-01JK 0,44 800 BUS-PSW-01LM 0,44 800 d. Data Impedansi Urutan 1. Data sumber 1 Sumber suplai Gardu Induk 20 kv di PT. Pertamina (persero) Refinery Unit VI Balongan dengan data sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) : 0,012 + J13 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) : 0,062 + J17 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) : 0,007 + J10 Ω 2. Data sumber 2 Sumber suplai Gardu Induk 20 kv di PT. Pertamina (persero) Refinery Unit VI Balongan dengan data sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) : 0,012 + J13 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) : 0,062 + J17 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) : 0,007 + J10 Ω 3. Data sumber 3 Sumber suplai Gardu Induk 20 kv di PT. Pertamina (persero) Refinery Unit VI Balongan dengan data sebagai berikut :

28 - Impedansi urutan positif (Z 1 ) : 0,012 + J13 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) : 0,062 + J17 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) : 0,007 + J10 Ω 4. Data bus - Bus A, Bus B, dan Bus C adalah busbar dengan tegangan operasi nominal 10KV. - Bus 1, Bus 2, dan Bus 3 adalah busbar dengan tegangan operasi nominal 20kV. - BUS-PSW-01C, BUS-PSW-01D, BUS-PSW-01E, dan BUS-PSW- 01F adalah busbar dengan tegangan operasi nominal 3,15kV. - BUS-PSW-01G, BUS-PSW-01H, BUS-PSW-01J, BUS-PSW-01K, BUS-PSW-01L, dan BUS-PSW-01M adalah busbar dengan tegangan nominal 0,42kV. 5. Data impedansi saluran a. Konduktor yang digunakan pada jaringan transmisi 20kV adalah jenis XLPE, adapun konstanta urutannya adalah sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) : 0,128 + J 0,116 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) : 0,128 + J 0,116 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) : 0,400 + J 0,280 Ω b. Konduktor yang digunakan pada jaringan transmisi 3.15kV adalah jenis XLPE, adapun konstanta urutannya adalah sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) : 0,098 + J 0,109 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) : 0,098 + J 0,109 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) : 0,310 + J 0,270 Ω c. Konduktor yang digunakan pada jaringan transmisi 0,42kV adalah jenis XLPE, adapun konstanta urutannya adalah sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) : 0,098 + J 0,109 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) : 0,098 + J 0,109 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) : 0,310 + J 0,270 Ω

29 d. Jarak dari Bus A ke Bus 1 sejauh 0,122km maha impedansi salurannya adalah sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) Z 1 = (0,128 + J 0,116)*0,122 = 0,015 + J 0,020 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) Z 2 = (0,128 + J 0,116)*0,122 = 0,015 + J 0,020 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) Z 0 = (0,400 + J 0,280)*0,122 = 0,048 + J 0,034 Ω e. Jarak dari Bus 1 ke BUS-PSW-01D sejauh 0,060km maha impedansi salurannya adalah sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) Z 1 = (0,098 + J 0,109)*0,060 = 0,0058 + J 0,0065 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) Z 2 = (0,098 + J 0,109)*0,060 = 0,0058 + J 0,0065 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) Z 0 = (0,31 + J 0,27)*0,060 = 0,0186 + J 0,0162 Ω f. Jarak dari BUS-PSW-01D ke BUS-PSW-01G sejauh 0,030km maha impedansi salurannya adalah sebagai berikut : - Impedansi urutan positif (Z 1 ) Z 1 = (0,098 + J 0,109)*0,030 = 0,0022 + J 0,0032 Ω - Impedansi urutan negatif (Z 2 ) Z 2 = (0,098 + J 0,109)*0,030 = 0,0022 + J 0,0032 Ω - Impedansi urutan nol (Z 0 ) Z 0 = (0,31+ J 0,27)*0,030 = 0,0093 + J 0,0081 Ω 3.3 Diagram Alir Analisis Gangguan Arus Hubung singkat Untuk mempermudah pemahaman mengenai proses simulasi dan analisis penelitian tugas akhir ini dapat kita lihat pada gambar 3.1. Selanjutnya, untuk lebih jelas dalam melaksanakan tugas akhir ini dengan perhitungan manual dapat kita lihat pada gambar 3.2 dan untuk perhitungan menggunakan program ETAP 7.5.0 dapat kita lihat pada gambar 3.3.

30 MULAI Pengambilan data di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan Verifikasi Data Data Lengkap T Y Lakukan simulasi program dengan menggunakan ETAP 7.5.0 Lakukan Perhitungan Manual Analisis data arus hubung singkat BERHASIL T Y SELESAI Gambar 3.1 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian

31 Gambar 3.2 Diagram Alir (Flowchart) Perhitungan manual dan analisis gangguan arus hubung singkat

32 MULAI Jalankan Program ETAP 7.5.0 Masukkan data-data KV, KVA, Z, dan I serta nilai r, x, dan y. Masukkan data-data penghantar kabel dan pengaman seperti circuit breaker.dibantu juga oleh ETAP 7.5.0 Library. Jalankan Simulasi SHORT CIRCUIT ANALYSIS BERHASIL T Y Tampilkan hasil simulasi pada Report Manager, Analisis SELESAI Gambar 3.3 Diagram alir (Flowchart) menggunakan program ETAP 7.5.0

33 3.4 Langkah-langkah Perhitungan Arus Hubung Singkat a. Penentuan impedansi masing-masing peralatan dalam satuan per unit adalah sebagai berikut : 1) Impedansi Sumber : X S = (3.1) X S KV 2 MVA = Impedansi Sumber (ohm) = Tegangan sisi Primer Trafo tenaga (KV) = Data hubung singkat di bus 150 kv (MVA) 2) Impedansi Trafo : X T (pada 100%) = (3.2) X T KV 2 MVA = Impedansi Trafo Tenaga (ohm) = Tegangan sisi sekunder Trafo tenaga (KV) = kafasitas daya trafo tenaga (MVA) 3) Impedansi Saluran : Impedansi urutan positif dan Negatif 1 = 2 = 100% (3.3) Z 1 = Impedansi urutan positif (ohm) Z 2 = Impedansi urutan negatif (ohm) = panjang saluran (km) Impedansi urutan nol 0 = 100% (3.4) Z 0 = Impedansi urutan nol (ohm) = panjang saluran (km)

34 b. Penentuan impedansi hubung singkat dari sumber-sumber yang menyebabkan arus hubung singkat adalah sebagai berikut : 1) Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah = (3.5) I sc Z 1 Z 2 Z 0 = Arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (A) = Arus dasar sebelum terjadi gangguan (A) = Impedansi urutan positif (ohm) = Impedansi urutan negatif (ohm) = Impedansi urutan nol (ohm) 2) Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Fasa = (3.6) I sc Z 1 Z 2 = Arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (A) = Arus dasar sebelum terjadi gangguan (A) = Impedansi urutan positif (ohm) = Impedansi urutan negatif (ohm) 3) Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa = (3.7) I sc Z 1 = Arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (A) = Arus dasar sebelum terjadi gangguan (A) = Impedansi urutan positif (ohm) 4) Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah = (3.8)

35 I sc Z 1 Z 2 Z 0 = Arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (A) = Arus dasar sebelum terjadi gangguan (A) = Impedansi urutan positif (ohm) = Impedansi urutan negatif (ohm) = Impedansi urutan nol (ohm) c. Penentuan titik gangguan hubung singkat yang pertama adalah pada busbar Bus 1 dimana Bus 1 ini memiliki nilai tegangan nominal 20KV. Penentuan titik gangguan hubung singkat yang kedua adalah pada busbar BUS-PSW-01D dimana BUS-PSW-01D ini memiliki nilai tegangan nominal 3,15KV. Dan pada penentuan titik gangguan hubung singkat yang ketiga adalah pada busbar BUS-PSW-01G dimana BUS-PSW-01G ini memiliki nilai tegangan nominal 420Volt. d. Perhitungan Menggunakan ETAP 7.5.0 Perhitungan analisis gangguan hubung singkat dengan menggunakan ETAP 7.5.0 dapat dilihat pada gambar 3.c diatas ini. Data-data yang diperlukan seperti KV dasar, KVA dasar, Z dasar, dan I dasar. Selain itu juga dibutuhkan data-data lainnya yang lebih spesifik dari peralatan-peralatan yang digunakan pada saluran seperti nilai r, x.dan y pada penghantar atau kabel yang digunakan, pengaturan pengaman yang digunakan seperti circuit breaker. Tampilan awal program perhitungan arus hubung singkat dengan menggunakan ETAP versi 7.5.0 adalah sebagai berikut : 1) Menu pendataan, yang terdiri dari submenu antara lain : - Form Create New Projrct File yaitu masukan dan keterangan yang menyangkut penamaan dari projek yang akan dibuat, folder penyimpanan, sistem unit, permohonan password, dan data base access. Dapat dilihat pada gambar 3.4.

36 Gambar 3.4 Form Create New Projrct File - Form User Information yaitu masukan keterangan dan informasi perihal user program tersebut. Dapat dilihat pada gambar 3.5 Gambar 3.5. Form User Information

37 - Form gambar yaitu gambar single line diagram yang terdiri dari elemen-elemen seperti generator, transformator, kabel, pemutus tenaga, beban statik, beban dinamis, busbar, dll. Dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Form single line diagram 2) Menu perhitungan, yang mempunyai submenu antara lain : - Perhitungan impedansi input data berupa data-data/ parameter yang diperoleh dari lapangan. - Perhitungan arus hubung singkat pada setiap busbar dan data yang digunakan sesuai dengan data lapangan yang diperoleh. 3) Menu data lapangan, yang diperoleh dari hasil obsevasi lapangan yang berupa antara lain : - Data spesifikasi generator. - Data spesifikasi transformator.

38 - Data spesifikasi pemutus tenaga. - Data spesifikasi saluran transmisi. 4) Menu laporan, yang dihasilkan dari pengolahan data atau perhitungan yang diperlukan antara lain : - Laporan impedansi saluran. - Laporan arus per unit. - Laporan arus hubung singkat. 5) Menu Utility, untk menambah atau mengganti user dan password. 6) Menu help, yang berupa menu bantuan panduan menjalankan program ETAP 7.5.0. e. Penentuan Hasil Gangguan Arus Hubung Singkat menggunakan Perhitungan Manual dan Perhitungan menggunakan Program ETAP 7.5.0 Pada langkah ini penulis menganalisa kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada gangguan arus hubung singkat di busbar 20kV, 3,15kV dan 0,42kV. Seberapa besar hasil gangguan arus hubung singkat di busbar 20kV, 3,15kV dan 0,42kV dengan menggunakan simulasi program software ETAP 7.5.0 dan menggunakan perhitungan manual. Setelah mengetahui hasil gangguan arus hubung singkat, tentukan yang memiliki jenis gangguan arus hubung singkat terbesar dan terkecil. Dan dari kedua perhitungan tersebut, manakah yang memiliki kinerja yang lebih cepat dan tepat.