Efek Paparan Sinar-X Terhadap Frekuensi Mikronukleus Sel Limfosit Dan Pemanfaatannya Untuk Pengembangan Dosimeter Biologi

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI DOSIS SERAP RADIASI IONISASI DENGAN PERANGKAT LUNAK DOSE ESTIMATE VERSI 4.1

PERANGKAT LUNAK CABAS VERSI 2.0 UNTUK PREDIKSI DOSIS RADIASI BERDASARKAN ANALISIS ABERASI KROMOSOM

STUDI INDUKSI ABERASI KROMOSOM OLEH SINAR X 200 KV SEBAGAI BIODOSIMETRI RADIASI

LAPORAN TEKNIS Pengembangan Kualitas Teknik FISH dengan Variasi Dual Probe. Yanti Lusiyanti Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi

UJI MIKRONUKLEI DENGAN PENGEBLOKAN SITOKENESIS PADA LIMFOSIT DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIODOSIMETRI RADIASI

HUBUNGAN DOSIS RESPON ABERASI KROMOSOM YANG DIINDUKSI RADIASI GAMMA Co-60

STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DI RUMAH SAKIT

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

FREKUENSI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI

PEMBUATAN KURVA KALIBRASI KROMOSOM TRANSLOKASI AKIBAT RADIASI GAMMA. Yanti Lusiyanti, Zubaidah Alatas, Sofiati P., dan Dwi Ramadhani

STUDI ABERASI KROMOSOM PADA PEKERJA RADIASI DI RUMAH SAKIT

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu pediatri dan ilmu Genetika Dasar.

STUDI AWAL KURVA KALIBRASI UNTUK BIODOSIMETRI DOSIS TINGGI DENGAN TEKNIK PREMATURE CHROMOSOME CONDENSATION (PCC)

DETEKSI ABERASI KROMOSOM PADA PEMBELAHAN PERTAMA (M1) DAN KEDUA (M2) PADA SEL LIMFOSIT PERIFER PASCA IRRADIASI SINAR X

GAMBARAN HITUNG JENIS LEKOSIT PADA RADIOGRAFER DI PERUSAHAAN X SURABAYA TAHUN 2012 Laily Hidayati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. senyawa genotoksik seperti Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

PEMANFAATAN TEKNIK PREMATURE CHROMOSOME CONDENSATION DAN UJI MIKRONUKLEI DALAM DOSIMETRI BIOLOGI

PENERAPAN EFEK INTERAKSI RADIASI DENGAN SISTEM BIOLOGI SEBAGAI DOSIMETER BIOLOGI

BIODOSIMETRI PAPARAN RADIASI DOSIS TINGGI DENGAN TEKNIK PREMATURE CHROMOSOME CONDENSATION

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMANTAUAN KESEHATAN UNTUK PEKERJA RADIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

Jurnal Keselamatan Radiasi dan Lingkungan

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA

PENERAPAN EFEK INTERAKSI RADIASI DENGAN SISTEM BIOLOGI SEBAGAI DOSIMETER BIOLOGI

DOSIMETRI BIOLOGIK SITOGENETIK PADA LIQUIDATOR KECELAKAAN CHERNOBYL

Oleh: Esti Widiasari S

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT

RESPON SITOGENETIK PENDUDUK DAERAH RADIASI ALAM TINGGI DI KABUPATEN MAMUJU, SULAWESI BARAT

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(~_~ 1,..-Go HUBUNGAN DOSIS-RESPON ABERASI KROMOSOM YANG DIINDUKSI OLEH SINAR

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

PENGARUH VOLUME SAMPEL SERUM DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP KADAR ASAM URAT SKRIPSI FITRI JUNITASARI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

Buletin. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional ISSN Volume 14 Nomor 1, Agustus 2012

EVALUASI HUBUNGAN DOSIS RADIASI TERHADAP KERUSAKAN DNA SEL LIMFOSIT DENGAN MENGGUNAKAN TES COMET. Darlina*, Tur Rahardjo dan Mukh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan

PEMERIKSAAN ABERASI KROMOSOM TAK STABIL PADA SEL LIMFOSIT PEKERJA RADIASI

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)

DINASTI TUNGGAL DEWI J

Otomatisasi Pendeteksian Sel Blast dan Sel Metafase dengan Perangkat Lunak Pengolahan Citra Sumber Terbuka

AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON INSTRUMENTAL UNTUK UNSUR-UNSUR ESENSIAL DALAM CUPLIKAN HAYATI MENGGUNAKAN SRM NIST 1573a RAMZY

KATA PENGANTAR. penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul PENGARUH PENAMBAHAN. AIR KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP VIABILITAS KULTUR SEL

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

PENGARUH PEMBERIAN JUS MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP KERUSAKAN SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR PARASETAMOL SKRIPSI

Produk. Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik. Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif

PEMERIKSAAN ABERASI KROMOSOM STABIL DENGAN TEHNIK FLUORESENCE IN SITU HYBRIDIZATION

ABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS DAN INDUKSI APOPTOSIS FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SIRIH (Piper betle Linn) PADA KULTUR SEL HeLa

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

III. METODOLOGI PENELITIAN

EFEK RADIASI BAGI MANUSIA. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usage and Attitude Urban Indonesia oleh Research International (2008),

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

ABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

KADAR KADMIUM DAN METALLOTHIONEIN PADA INSANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPAPAR KADMIUM DENGAN SALINITAS BERBEDA TESIS

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

ABSTRAK PENGARUH PAJANAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK TELEPON SELULER TERHADAP KECEPATAN GERAK DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT GALUR BALB/C

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RADIOBIOLOGI

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

ABSTRACT. SUBCHRONIC EFFECT OF BORAX ( Sodium tetraborate ) INTOXICATION TO POPULATION NUMBER OF PRIMARY SPERMATOCITE IN MALE MICE S TESTIS

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

ABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH METODE MODIFIKASI WESTERGREN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 45 0 TERHADAP METODE RUJUKAN ICSH 1993

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN

KALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR - BATAN

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR

Transkripsi:

Efek Paparan Sinar-X Terhadap Frekuensi Mikronukleus Sel Limfosit Dan Pemanfaatannya Untuk Pengembangan Dosimeter Biologi Triesha Retno Astari 1), Agung Pramana 2), Mukh Syaifudin 3) 1),2) Laboratorium Biologi Sel dan Molekuler, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Malang 3) Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jl. Lebakbulus Raya No. 49 Jakarta Email : 1) triesharetno_astari@yahoo.com. 2) junstone21@yahoo.com ABSTRAK Pemanfaatan teknologi nuklir pada berbagai bidang memerlukan dikembangkannya suatu metode yang mudah dan cepat untuk mengetahui risiko seseorang yang terkena paparan radiasi. Mikronuklei (MN) adalah salah satu i ndikasi kerusakan struktural kromosom akibat paparan radiasi yang dapat diamati pada sel dengan dua inti (binukleat, BNC), dengan cara memblok proses pembelahan menggunakan sitokhalasin-b. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui frekuensi MN yang terbentuk setelah paparan radiasi sinar-x berbasis gender dan umur responden (donor). Sampel darah dari 6 lakilaki dan perempuan sehat berumur 25-51 tahun diiradiasi dosis 0 dan 2 Gy, kemudian dilakukan pengkulturan, pemanenan dan pengamatan MN dengan prosedur baku. Hasil menunjukkan bahwa frekuensi MN berbeda baik untuk perbedaan umur maupun gender responden (donor) yang diiradiasi pada dosis 0 Gy (kontrol) dan 2 Gy (α=5%). Frekuensi MN untuk dosis radiasi 2 Gy secara nyata lebih tinggi daripada 0 Gy. Akan tetapi pada masing-masing kelompok umur yaitu 28-30 tahun, 42-43 tahun dan 50-51 tahun tidak nyata secara signifikan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan kondisi laboratorium dan faktor lain seperti banyaknya dan kondisi sampel yang digunakan dengan variasi umur >60 th. Metode uji MN dari limfosit darah perifer akibat radiasi memungkinkan untuk digunakan dalam mempelajari efek iradiasi secara in vitro pada kromosom dan dapat digunakan sebagai dosimeter biologi. Kata kunci : Biodosimetri, Cytokinesis Block (CB), dosis, mikronuklei, radiasi pengion ABSTRACT Use of nuclear technology in various fields requires a development of a simple and quick method to determine the risks of person after exposed to radiation. Micronucleus (MN) is one of the indication of structural defect on chromosome as a result of radiation exposure which can be observed in a cell with two nuclei (binucleic cells, BNC), by blocking the cleavage process using cytochalacine-b. The purpose of this study was to determine the frequency of MN that formed after radiation exposure based on gender and age of respondences (donor). Blood samples from six healthy person with age of about 25-51 years old were irradiated with X-ray at doses of 0 and 2 Gy, then MN culturing and its harvesting were done with standard procedures. The results showed that MN frequency was different with differences in age and gender of the respondents ( donors ) that were irradiated at doses of 0 Gy (control) and 2 Gy (α = 5 %). It was found that the MN frequency induced by dose of 2 Gy was significantly higher than that of 0 Gy. However, MN in each age group of 28-30 years, 42-43 years and 50-51 years were not significantly different. It is may be caused by the difference of laboratory condition and other factors such as the amount and sample condition that used with variety of ages >60 years old. The MN test methods of peripheral blood lymphocytes due to radiation enable to be used to learn the irradiation effect in in vitro on the chromosome and can be used as a biological dosimeter. Keyword : Biodosimetri, cytokinesis Block ( CB ), dose, micronuclei, ionizing radiation. PENDAHULUAN Pemanfaatan sumber daya alam maupun buatan di berbagai bidang kehidupan masyarakat telah maju secara cepat. Pemanfaatan sumber daya buatan pada pemanfaatan teknologi nuklir terutama pada bidang penelitian, kedokteran, industri, dan energi telah berkembang saat ini [1]. Seiring dengan meningkatnya penggunaan radiasi pengion diberbagai bidang dan kesadaran akan efek yang ditimbulkannya, maka dosimeter biologi merupakan hal yang sangat penting sebagai pendukung dosimeter fisik terutama dalam kasus kedaruratan nuklir [2]. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu usaha yang dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga, Jurnal Biotropika Vol. 3 No. 2 2015 65

studi intensif yang dilakukan para ahli biologi radiasi ( radiobiology) mengenai prinsip dosimetri biologi yaitu pengujian parameter biologi yang bertujuan untuk memperkirakan dosis serap terhadap radiasi pengion berdasarkan kerusakan yang terjadi pada sistem biologi [3]. Aberasi kromosom telah dikenal secara luas sebagai dosimeter yang menggambarkan tingkat kerusakan kromosom pada seseorang yang terpapar radiasi pengion. Mikronuklei merupakan salah satu indikator kelainan kromosom akibat penyerapan dosis yang banyak menarik perhatian peneliti karena memiliki korelasi positif dengan dosis [4]. Teknik pengamatan mikronuklei pada limfosit yang telah dikultur selama 72 jam dapat dijadikan metoda alternatif sebagai indikator penyerapan dosis untuk memantau kerusakan kromosom. Mikronuklei terbentuk dari fragmen asentris atau patahan kromosom yang diduga bahwa semakin banyak aberasi kromosom yang timbul maka semakin banyak pula mikronuklei yang didapatkan [5]. Kriteria mikronuklei yang diamati yaitu diameter kurang dari 1/3 diameter nukleus, lokasinya didalam sitoplasma tetapi diluar nukleus, tidak ada kontak dengan nukleus serta intensitas dan penyerapan warna sama dengan nukleus. Keunggulan metoda mikronuklei yaitu bentuk yang sederhana sehingga mudah dikenali dan dapat dihitung dengan cepat dalam jumlah yang banyak serta mikronuklei terbentuk pada waktu pembelahan sel dan tetap ada selama interfase, sehingga pengamatannya lebih leluasa dan kemungkinan terbentuknya artefak (kesal ahan teknis) kecil, biodosimeter pajanan akut dan kronik setelah radiasi in vivo, membedakan antara sel sedang membelah dan tidak serta membedakan antara pajanan radiasi pengion dengan non radiasi dengan pelabelan kromosom [4,5]. Sitokhalasin B pada kultur limfosit sebagai analisa mikronuklei berguna untuk memblokir proses sitokinesis pada awal kultur selama 44 jam yang kemudian dilanjutkan kembali hingga pemanenan pada kultur 72 jam. Sensitifitas dari metode pengeblokan diuji dengan mempelajari efek dosis rendah mikronuklei yang diinduksi sinar-x paparan tunggal in vitro yang menunjukkan respon-dosis sehingga pada sel yang telah mengalami pem- Mikronuklei Gambar 1. Sel binukleat dengan satu mikronuklei [5]. blokan sitokinesis, sel yang mempunyai mikronuklei akan lebih mudah teramati dengan kenampakan sel dengan dua inti (binukleat) dalam satu sitoplasma yang sama [6]. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon dosis pembentukan Mikronuklei akibat paparan sinar radiasi sinar-x dan mengetahui keandalan uji mikronuklei respon gender dan umur sebagai dasar penerapan pada dosimeter biologis. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 Februari 2015 di Laboratorium Sitogenetik, bidang TNKBR, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Jakarta Selatan. Pembiakan Darah perifer sebanyak 0,5 ml dalam tabung ber-heparin dimasukkan kedalam 4,5 ml RPMI-1640 yang telah dilengkapi 25 mm L- Glutamin dan HEPES, 0,8 ml Fetal Bovine Serum (FBS), 0,1 penstrep (Gibco) dan 0,1 ml Phytohaemaglutinin (PHA). Selanjutnya diinkubasi pada inkubator suhu 37 o C dan CO 2 5% selama 72 jam, pada 44 jam pertama kultur ditambahkan 10 µl sitokalasin B (Sigma) dan diinkubasi kembali hingga 72 jam. Pemanenan Kultur darah dipindahkan ke dalam tabung sentrifuse dan diputar pada 800 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang kemudian ditambahkan 5 ml cold hypotonic solution (KCl 0,56%) 4 o C, disentrifus kembali selama 8 menit pada 800 rpm. Supernatan dibuang lalu ke dalam tabung berisi endapan dimasukkan 5 ml larutan fiksatif Carnoy ringers (met anol : asam asetat = 10:1), disentrifus kembali 8 menit 800 rpm dan diulangi 2-3 kali hingga diperoleh endapan sel limfosit yang putih. Selanjutnya endapan dibuat preparat dalam objek glass, diwarnai dengan pewarna Giemsa 4% dan diamati di bawah Jurnal Biotropika Vol. 3 No. 2 2015 66

mikroskop dengan perbesaran 1000 kali lalu dilakukan analisis SPSS 16.00 for windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian yang dilakukan pada 6 sampel/responden ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu 3 pria dan 3 wanita sehat dengan kelompok usia 25-51 tahun, pertama dilakukan perhitungan pada jumlah sel mononukleat, sel binukleat, sel trinukleat dan sel tetranukleat untuk menghitung Nuclear Division Index (NDI). NDI akan memberikan ukuran status proliferatif dari fraksi sel hidup setelah paparan radiasi dan evaluasi BNC dalam deteksi MN dalam sel limfosit serta sebagai ukuran respon mitogenik yang berguna untuk biomarker dari fungsi kekebalan tubuh [6]. Pada 6 responden dosis 0 Gy dan 2 Gy berdasarkan distribusi nukleat, diperoleh nilai BNC terbanyak, menandakan sitokalasin-b pada kultur limfosit berhasil mengeblok sel pada tahap metafase. NDI dosis 0 Gy diperoleh nilai 1,73 1,86 sedangkan dosis 2 Gy didapatkan nilai 1,71-2,03.) NDI dikatakan rendah jika memiliki nilai 1,00. Nilai ini diartikan sebagai sel yang belum membelah dan masih berada dalam fase G0 tahap istirahat pada siklus sel sehingga seluruh sel masih dalam bentuk mononukleat, akan tetapi jika keseluruhan sel mononukleat membelah dan telah memasuki siklus sel lengkap maka sel menjadi sel binukleat dan NDI lebih tinggi mencapai 2,00 (Tabel 1) [7]. Peluang penyerapan radiasi terhadap pembentukan mikronuklei dilakukan analisis distribusi Poisson dan indeks dispersi [8]. Kisaran nilai pada distribusi Poisson adalah - 1,96-1,96. Nilai 1,96 analisis dinormal bakukan pada tabel Z, maksud dinormal bakukan ini adalah data yang ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal sehingga distribusi menunjukan signifikan overdispersed apabila >1,96 dan distribusi signifikan underdispersed <1,96 (Tabel 2) [4,8]. Mikronuklei merupakan salah satu kelainan kromosom akibat paparan radiasi pengion atau senyawa kimia, sehingga frekuensi mikronuklei yang diinduksi radiasi menunjukan ketergantungan pada dosis dan kualitas radiasi. Kriteria MN dalam BNC pada uji mikronukleus harus memenuhi ketentuan seperti sel harus dalam bentuk binukleat (terdiri dari dua nukleus), Tabel 1. Hasil pengamatan sel mononukleat, binukleat, trinukleat, tetranukleat dan nilai NDI Tabel 2. Distribusi poisson dan indeks disperse kedua nuklei dalam sel binukleat harus dalam kondisi membran inti berada dalam satu sitoplasma yang sama, kedua nuklei dalam sel binukleat harus memiliki ukuran, penyerapan warna dan intensitas pewarnaan yang sama, apabila dalam kondisi nuklei yang overlapping dapat dihitung apabila inti dari inti yang lain dapat dibedakan dan lingkaran sitoplasma atau membran dari sel binukleat harus berinteraksi dan secara jelas dapat dibedakan dari lingkaran sitoplasma dengan sel sekitarnya (Gambar 2) [9]. Berdasarkan kriteria pengamatan uji MN menyebutkan, mikronuklei baik dijadikan sebagai dasar dosimeter biologi terhadap proteksi radiasi karena memenuhi kriteria seperti efeknya harus permanen, jika tidak permanen harus diketahui ketergantungannya pada waktu, efeknya sangat spesifik untuk radiasi pengion, hasilnya harus bermanfaat segera setelah pajanan radiasi untuk suatu kasus kecelakaan, metode harus dapat digunakan untuk pajanan kronis maupun terfraksionasi, bahan biologik yang menunjukkan efek harus mudah diperoleh tanpa metode invasif yang ekstensif serta evaluasi harus mudah, cepat dan dapat ditransfer ke suatu mesin [4]. Pengamatan 6 Responden dosis 0 Gy dan 2 Gy terlihat adanya perbedaan total MN untuk kelompok kontrol (0 Gy) adalah 4-24 MN (Tabel 3), hal ini sesuai dengan bahwa background MN Jurnal Biotropika Vol. 3 No. 2 2015 67

Gambar 2. Sel BNC dengan 1 MN (1), 2 MN (2), 3 MN (3), dan 4 MN (4) perbesaran 1000. Tabel 3. Distribusi binukleat 1 3 mikronuklei dalam sel untuk kontrol (0 Gy) yang baik tidak lebih dari 30 MN [4]. Berdasarkan frekuensi MN/BNC dari 500 sel/1000 sel yang teramati pada kedua dosis terlihat bahwa pada dosis 0 Gy kisaran nilai yang didapat 0,004-0,015. Nilai frekuensi dosis 0 Gy tidak melebihi 0,5 frekuensi MN/BNC yang teramati, sehingga frekuensi ini dapat dikatakan baik, sesuai dan tidak melebihi nilai background dosis kontrol. Dosis 2 Gy memiliki kisaran nilai 0,25-0,55. Nilai frekuensi MN/BNC dosis 2 Gy pada ke-6 responden seiring meningkat berdasarkan kelompok umur dan gender. Nilai frekuensi yang didapat pada dosis 2 Gy mendekati dosis ambang pengamatan sel yang teramati berdasarkan frekuensi MN/BNC yaitu 0,5 sehingga pada dosis 2 Gy ini dapat dikatakan sebagai dosis yang dapat membuat kerusakan dan kelainan pada kromosom. Hubungan dosis-respon terbentuknya MN dalam sel limfosit menunjukkan dosis 2 Gy sangat efektif menyebabkan kerusakan sel yang ditunjukkan oleh meningkat frekuensi MN yang terbentuk dibandingkan dosis 0 Gy [10]. Penambahan jumlah MN dimulai pada paparan 2 4 Tabel 4. Perbandingan hasil penelitian ini dengan beberapa literatur yang sudah terbit pada frekuensi MN akibat paparan radiasi sinar-x dosis 2 Gy. Sumber Jumlah Jumlah Frekuensi BNC MN Penelitian ini 2.024 932 0,445 Pajic, 2014 2.800 700 0,25 Funda, 2008 2.006 551 0,22 Solomon, 1997 801 200 0,25 dosis serendah 0,05 Gy pada limfosit manusia, sehingga pada dosis rendah 0,05 Gy untuk kerusakan sitogenetik sudah dapat terlihat penyimpangan MN yang terbentuk, sehingga untuk dosis lebih tinggi 1,0 Gy dan dosis 2 Gy akan terlihat jauh lebih banyak jumlah dan frekuensi MN yang terjadi. MN ini juga tidak spesifik akibat paparan radiasi dan tidak dapat dibedakan antara paparan parsial dan seluruh tubuh, dimana paparan dosis tinggi dapat mengganggu pembelahan sel. Karena frekuensi baseline nya yang tinggi dan ketergantungannya pada umur maka reabilitas uji MN masih perlu diteliti lebih lanjut [11]. Keunggulan uji MN terhadap evaluasi yang lebih rinci terhadap dampak gender dan umur pada frekuensi MN akibat radiasi dilakukan dengan memperkirakan rasio frekuensi untuk laki-laki dan perempuan. Sedangkan untuk umur dibedakan dengan rentang umur yang akan mulai banyak terbentuk MN pada kisaran umur >60 tahun. Hubungan dosis-respon terhadap gender dan umur sebagai pengetahuan tambahan terhadap peningkatan jumlah mutasi atau penyimpangan kromosom pada terbentuknya MN ini dapat disebabkan akibat ketidakstabilan genomik yang dipahami sebagai studi sitogenetik yang dapat dideteksi sebagai peningkatan frekuensi jumlah atau perubahan struktur kromosom serta pembentukan mikronukleus [11]. Ketidakstabilan genom dapat berfungsi sebagai penanda penuaan karena mencerminkan penurunan kemampuan sel untuk memperbaiki kerusakan DNA. Perbandingan jumlah penyimpangan sitogenetik dari donor sehat yang berbeda usia memberikan wawasan penting ke dalam dinamika perubahan ketidakstabilan dalam makhluk hidup. sehingga, peningkatan usia pada tingkat penyimpangan kromosom pada donor sehat dapat diketahui secara jelas [12]. Jurnal Biotropika Vol. 3 No. 2 2015 68

KESIMPULAN Radiasi pengion sangat efektif menyebabkan kerusakan kromosom terutama terbentuknya mikronuklei sebagai konsekuensi dari patahan ganda DNA yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan besarnya dosis radiasi sebagai dasar dosimeter biologi. Frekuensi MN pada perbedaan umur dan gender responden (donor) yang diiradiasi pada dosis 0 Gy (kontrol) dan 2 Gy menunjukan dosis radiasi sinar X pada 2 Gy nyata berbeda lebih tinggi daripada 0 Gy. Akan tetapi pada masing-masing kelompok umur yaitu 28-30 tahun, 42-43 tahun dan 50-51 tahun tidak signifikan nyata. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT sehingga penelitian dan penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim penelitian Laboratorium Sitogenetik, Bidang TNKBR, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Pasar Jum at, Jakarta Selatan, Dr. Agung Pramana W.M, M.Si dan Dr. Mukh Syaifudin sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan nasehat baik dalam penulisan maupun selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] Riyanto, Agus. 2014. Risiko Pajanan Radiasi Sinar-X terhadap Pekerja Radiasi di bagian Radiologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2014. Proposal Tesis. FKM. UI [2] Yanti dkk. 2007. Penerapan Efek Interaksi Radiasi Dengan Sistem Biologi Sebagai Dosimeter Biologi. PTKMR-BATAN. Jakarta [3] Rao, B.S. and Natarajan. A.T. 2001.Retrospective Biological Dosimetry Of Absorbed Radiation. Radiation Protection Dosimetry. 95, 17-23. [4] International atomic energy agency, Biological Dosimetry Chromosomal Aberration Analysis for Dose Assessments. 2001. Technical Reports Series No. 260, IAEA, Viena, 25-31 [5] Countryman,p.i., Heddle, j.a.1979.the Production of Micronuclei from Chromosome Aberration in Irradiated Culture of Human Lymfocytes, mutation research, 41, 321-331 [6] Fenech, M And Marley, A.A. 1985. Measurement Of Micronuclei in Limphocytes. Mutation Research Vol 147 hal 29-36 [7] Hogsted. 1984. Micronuclei in Limphocytes with Preserved Cytoplasm, A Method For Assesment Of Cytogenetic Damage in Man. Mutation Research Vol 130 hal 62-72 [8] Ronald,E., Walpole. 1995. Pengantar Statistika. Gramedia. Jakarta [9] Mill, Aj., Well, J, Hall,C.S. And Butler, A.1996. Mikronucleus Induction in Human Lymphocytes Comparative Effects Of X Rays, Alpha Particles, Betha Perticles And Neutrons and Implications For Biological Dosimetry. Mutation Research No. 145 p 575-576 [10] Fenech M. 2007. Protocol Cytokinesis Block Mikronukleus Cytome Assay. Nature Protocols Vol.2 No. 5 p 1084-1104 [11] Fenech M. and Morley A.A. 2001. Cytokinesis block micronucleus method in human lymphocytes: Effect of in vivo ageing and low dose x-irradiation. Mutat. Res. 161, 193-198. 5. [12] Sieber OM, Heinimann K, Tomlinson IP. 2003. Genomic Instability the engine of tumorigenesis. Nat Rev Cancer [13] Solomon F. D. Paul, P. Venkatachalam and R.K. Jeevanram. 1997. Analysis of Radiation Dose-Response Curve Obtained with Cytokinesis Block Micronucleus Assay. Nuclear Medicine and Biology. Elsevier Science Inc. [14] Funda S. Pala1, Fadime ALKAYA2, Kıymet TABAKÇIOĞLU1, Füsun TOKATLI2, Cem UZAL3. 2008. The Effects of Micronuclei with Whole Chromosome on Biological Dose Estimation. Turk J Biol. Turkey [15] J. Pajic, B. Rakic, D. Jovicic, A. Milovanocic. 2014. Construction of dose response calibration curves for disentrics and micronuclei for X radiation in a Serbian population. Mutation Research Jurnal Biotropika Vol. 3 No. 2 2015 69