ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO. Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. renang setidaknya seminggu sekali, 55% anak anak (umur 5 9 tahun)

HUBUNGAN SISA KLOR DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT DAN MATA PADA PEMAKAI KOLAM RENANG HOTEL DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. disinfeksi setelah waktu kontak tertentu (Chandra, 2009 : 50), sedangkan klorin atau

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

HUBUNGAN JUMLAH PERENANG DENGAN KANDUNGAN SISA KLOR PADA AIR KOLAM RENANG

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Safrudin J Mohamad, Sunarto Kadir 1, Lia Amalia 2

SUMMARY UJI KANDUNGAN KLORIDA PADA AIR DI PESISIR DANAU LIMBOTO MARDINA HASAN NIM

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

KUALITAS AIR DAN KELUHAN KESEHATAN PENGGUNA KOLAM RENANG DI SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah sumber dasar

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir

STUDI TENTANG GAMBARAN KADAR SISA CHLOR PADA JARINGAN PIPA DISTRIBUSI BTA ( BAK TANDON AIR ) TERUNG BARU PDAM MAGETAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup akan air tersebut berbeda beda semakin tinggi taraf kehidupan. maka semakin meningkat pula jumlah kebutuhan akan air.

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan industri di Indonesia semakin pesat, terlebih industri yang

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB III METODOLOGI A. Tahap Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR SECARA PNEUMATIC SYSTEM ABSTRAK

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah dengan cara Solar Desinfection (SODIS). SODIS adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. air. Demikian juga dengan manusia tidak dapat hidup tanpa air. Tubuh kita

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

KADAR SISA CHLOR DAN KANDUNGAN BAKTERI E.coli PERUSAHAAN AIR MINUM TIRTA MOEDAL SEMARANG SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

STUDI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR KOLAM RENANG DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KOLAM RENANG KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

Transkripsi:

ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Klorin sebagai desinfektan berfungsi untuk membunuh kuman. Cara kerjanya yaitu dengan merusak struktur sel organisme sehingga kuman akan mati. klorin sering digunakan pada pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar klorin yang terkandung didalam air kolam renang. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pendekatan deskriptif. Setelah melakukan penelitian di laboratorium, hasilnya dibandingkan dengan standar baku mutu kualitas air bersih. Hasil pemeriksaan laboratorium tentang kadar klorin pada air kolam renang yang tidak memenuhi standar yaitu pada kolam renang PR kiri 1 sebesar 0,6 mg/l, PR kanan 3 sebesar 0,8 mg/l. Kolam renang LT kiri 2 sebesar 0,6 mg/l, LT kiri 3 sebesar 0,9 mg/l, LT kanan 3 sebesar 0,11 mg/l, dan LT tengah sebesar 0,8 mg/l. Kolam renang MN kiri 1 sebesar 6,18 mg/l, MN kiri 2 sebesar 4,9 mg/l, MN kiri 3 sebesar 4,08 mg/l, MN kanan 1 sebesar 5,12 mg/l, MN kanan 2 sebesar 5,18 mg/l, MN kanan 3 sebesar 5,34 mg/l, MN tengah sebesar 2,66 mg/l. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kolam renang MN memiliki kadar klorin tertinggi. Nilai yang dihasilkan dibandingkan dengan standar baku mutu kualitas air Permenkes RI No:416/Menkes/Per/IX/1990, yaitu 0,2 mg/l - 0,5 mg/l. Dengan demikian hasil analisis yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium tersebut setiap titik dari kolam renang memiliki hasil yang berbeda. Kata Kunci : Kadar Klorin, Kolam Renang Gorontalo 1 Liansyah S. Pakaya Mahasiswi pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri : Dr. Hj. Herlina Jusuf. Dra, M.Kes dan Ramly Abudi, S.Psi, M.Kes Dosen pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 menyebutkan bahwa : yang dimaksud air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Semua jenis air yang ada di bumi haruslah memenuhi syarat kesehatan, agar manusia dapat terhindar dari penularan penyakit yang berasal dari air. Menurut Permenkes Nomor 416 tahun (1990) : Air kolam renang adalah air didalam kolam yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Air pemandian umum adalah air yang digunakan di tempat pemandian umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Air yang ada di dalam kolam renang yang digunakan secara terus-menerus dan tidak diganti dalam waktu yang lama akan menurunkan kualitas air tersebut. Hal ini terjadi karena kuman yang ada pada tubuh manusia akan berpindah kedalam air, sehingga air tersebut tidak layak lagi untuk digunakan. Tempat-tempat umum yang sering dijadikan tujuan berkumpulnya manusia misalnya pemandian umum dan kolam renang merupakan media yang cukup baik dalam penularan penyakit (Permana, 2013). Hal tersebut diatas dapat memperluas media penyebaran penyakit pada manusia, karena terjadinya kontak secara langsung antara manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau WHO (2008) : telah menetapkan standar air minum yang bersih dan sehat (layak digunakan), diantaranya adalah tidak berwarna, tidak berbau yang berarti jernih, tidak berasa dan sejuk. Sungai-sungai di Indonesia sekarang ini jarang sekali ditemukan yang berair jernih. Warnanya terlihat kecoklatan, bahkan hitam. Hal itu karena di dalam air tersebut mengandung bahan kimia seperti logam besi, mangan dan lain-lain yang berasal dari pembuangan limbah pabrik (Mulia, 2005). Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih

yang terbatas memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Kebutuhan masyarakat pada air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Effendi, 2003). Proses pemberian klorin dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purufikasi air, klorin sering digunakan pada pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum, karena sebagai disinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif (Permana, 2010). Keefektifan klorin membuat disinfektan ini paling banyak digunakan oleh masyarakat umum. Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang bertujuan untuk olahraga maupun hanya sekedar mencari kesenangan. Berenang memang dapat melepaskan rasa jenuh akibat kegiatan rutin sehari-hari (Antony, 2000). Kegiatan berenang sering kali menimbulkan pengaruh kurang baik bagi kesehatan dan keamanan para perenang. Hal ini dapat terjadi karena keadaan kolam renang yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kolam renang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama kualitas airnya agar para perenang terhindar dari penularan penyakit dan kecelakaan (Heerden, 2005). Saat ini penggunaan klorin pada air kolam renang merupakan hal yang biasa. Ini dilakukan karena untuk menjaga kejernihan air agar dapat digunakan lebih lama serta untuk membunuh bakteri dalam air kolam renang, terutama pada air kolam renang yang tidak berasal dari mata air asli. Masyarakat umumnya tidak mengetahui bahaya dari penggunaan klorin apabila telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Permenkes. Penggunaan klorin yang berlebihan dapat memberikan efek yang negatif pada pengguna air kolam renang seperti iritasi mata, kulit kering, hidung terasa gatal, rambut kusam dan kasar, serta susah bernafas. Air kolam renang umum dapat menularkan infeksi mata, hidung, tenggorokan, dan saluran pencernaan, selain itu dapat menyebabkan penyakit kaki atlit, impetigo dan penyakit kulit. Kolam harus dijaga kualitas kebersihan airnya

dan pengawasan terhadap proses desinfeksi agar sisa klor ada dalam batas persyaratan. Yang dimaksud dengan air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasya memenuhi syarat kesehatan (Heerden, 2005). METODE PENELITIAN Penelitian merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan kadar klorin pada air kolam renang. Kadar klorin pada penelitian ini diuji dengan melakukan pemeriksaan labortorium. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua kolam renang yang ada di Gorontalo. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 21 sampel yang diambil pada 3 kolam renang, setiap kolam renang terdiri dari 7 titik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji laboratorium. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Provinsi Gorontalo telah menyediakan jasa tempat pemandian umum yang dapat digunakan masyarakat untuk tujuan rekreasi maupun olah raga, seperti pantai dan kolam renang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Provinsi Gorontalo terdapat 8 buah kolam renang yang masing-masing terletak di Kota Gorontalo sebanyak 6 buah kolam renang, yaitu kolam renang Lahilote, kolam renang Maqna, kolam renang Blue Marline, kolam renang Water Boom, dan Bak mandi Potanga. Di Kabupaten Gorontalo terdapat 2 buah kolam renang, yaitu kolam renang Pentadio Resort, dan kolam renang Taluhu Barakati. Sedangkan di Kabupaten Bone Bolango terdapat 1 buah kolam renang. Air yang digunakan pada kolam renang yang ada di Gorontalo, sebagian besar masih berasal dari mata air alami. Karena letak dari kolam renang ini tidak jauh dari daerah pegunungan, sehingga sangat mudah bagi pengelola mengganti air setiap 1 atau 2 hari sekali. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar dari kolam renang yang ada di Gorontalo tidak menggunakan bahan desinfektan. Namun ada sebagian kecil yang menggunakan bahan desinfektan untuk menjaga kejernihan air kolam, yaitu kolam renang yang menggunakan air dari PDAM yang ditampung untuk mengisi bak-bak kolam renang.

Hasil Penelitian Tabel 1 : Hasil Pengujian Air Kolam Renang PR. Sampel PR Hasil Analisis (mg/l) Standar (mg/l) Keterangan Kiri 1 0,6 0,2-0,5 TMS Kiri 2 0,3 0,2-0,5 MS Kiri 3 0,5 0,2-0,5 MS Kanan 1 0,4 0,2-0,5 MS Kanan 2 0,5 0,2-0,5 MS Kanan 3 0,8 0,2-0,5 TMS tengah 0,5 0,2-0,5 MS Sumber : Data Primer 2013 Tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari ketujuh titik air kolam renang PR terkandung klorin bebas didalamnya. Namun hanya 5 titik dari air kolam renang yang memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan kadar sisa klorin yang terkandung didalam air kolam renang PR berkisar antara 0,3 mg/l - 0,8 mg/l. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 2 titik yaitu pada titik kiri 1 dan titik kanan 3. Dimana kadar klorin tertinggi terdapat pada titik kanan 3 yaitu sebesar 0,8 mg/l dan kadar klorin terendah terdapat pada titik kiri 2 yaitu sebesar 0,3 mg/l. Tabel 2 : Hasil Pengujian Air Kolam Renang LT Sampel L Hasil Analisis (mg/l) Standar (mg/l) Keterangan Kiri 1 0,5 0,2-0,5 MS Kiri 2 0,6 0,2-0,5 TMS Kiri 3 0,9 0,2-0,5 TMS Kanan 1 0,3 0,2-0,5 MS Kanan 2 0,5 0,2-0,5 MS Kanan 3 0,11 0,2-0,5 TMS tengah 0,8 0,2-0,5 TMS Sumber : Data Primer 2013 Tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari ketujuh titik air kolam renang LT terkandung klorin bebas didalamnya. Namun hanya 3 titik dari air kolam renang

yang memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan kadar sisa klorin yang terkandung didalam air kolam renang L berkisar antara 0,11 mg/l - 0,8 mg/l. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 4 titik yaitu pada titik kiri 2, titik kiri 3, titik kanan 3 dan titik tengah. Dimana kadar klorin tertinggi terdapat pada titik tengah yaitu sebesar 0,8 mg/l dan kadar klorin terendah terdapat pada titik kanan 3 yaitu sebesar 0,11 mg/l. Tabel 3 : Hasil Pengujian Air Kolam Renang MN. Sampel M Hasil Analisis (mg/l) Standar (mg/l) Keterangan Kiri 1 6,18 0,2-0,5 TMS Kiri 2 4,09 0,2-0,5 TMS Kiri 3 4,08 0,2-0,5 TMS Kanan 1 5,12 0,2-0,5 TMS Kanan 2 5,18 0,2-0,5 TMS Kanan 3 5,34 0,2-0,5 TMS tengah 2,66 0,2-0,5 TMS Sumber : Data Primer 2013 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari ketujuh titik air kolam renang MN terkandung klorin bebas didalamnya. Namun tidak ada yang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan kadar sisa klorin yang terkandung didalam air kolam renang MN berkisar antara 2,66 mg/l-6,18 mg/l. Dimana kadar klorin tertinggi terdapat pada titik kiri 1 yaitu sebesar 6,18mg/l dan kadar klorin terendah terdapat pada titik tengah yaitu sebesar 2,66 mg/l. Pembahasan Air kolam renang adalah air didalam kolam yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Air kolam renang juga sering digunakan masyarakat untuk rekreasi atau refresing. Klorin merupakan zat kimia yang terkandung didalam bahan desinfektan yang sering digunakan untuk proses pencernihan air dan pembunuh bakteri. Bahan desinfektan ini sering digunakan pada proses penjernihan air minum dan

air kolam renang. Bahan desinfektan yang paling umum digunakan adalah hipoklorit atau yang sering disebut kaporit. Kadar klorin yang terkandung didalam air kolam renang yang ada di tempat wisata Gorontalo dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh Permenkes, dalam keputusan Permenkes RI No : 416/Menkes/PER/IX/1990, tentang batas minimum dan maksimum sisa klorin yang terkandung didalam air kolam renang yaitu 0,2 mg/l - 0,5 mg/l. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium hasil menunjukkan bahwa dari semua air kolam yang diuji memiliki kadar klorin yang berbeda. Untuk kadar klorin tertinggi terdapat pada kolam MN titik kiri 1 yaitu sebesar 6,18 mg/l. Hal ini disebabkan karena perlakuan setiap kolam renang berbeda, seperti cara pembersihan kolam renang, proses penggantian air, bahan pembunuh kuman yang digunakan bahkan takaran yang dipakaipun berbeda disetiap kolam renang. Hal lain yang mempengaruhi kadar klorin yang berbeda disetiap sisi kolam renang yaitu karena bahan pembasmi kuman dibubuhi secara tidak merata sehingga tidak dapat tercampur dengan sempurna hal ini dapat menyebabkan hasil yang tidak sama antar kolam renang bahkan disetiap titik yang dilakukan pemeriksaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kadar klorin pada air kolam renang yang ada di tempat wisata Gorontalo, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kadar klorin pada air kolam renang PR berkisar antara 0,3 mg/l - 0,8 mg/l dimana yang terendah terdapat pada titik kiri 2 dan yang tertinggi terdapat pada titik kanan 3. Sedangkan kolam renang LT berkisar antara 0,11 mg/l - 0,8 mg/l, dimana yang terendah terdapat pada titik kanan 3 dan yang tertinggi terdapat pada titik tengah. Dan untuk kolam renang MN berkisar antara 2.66 mg/l - 6,18 mg/l, yaitu semua titik pada kolam renang MN memiliki kadar klorin yang tinggi. 2. Semua kolam renang yang terdiri dari 21 titik telah diuji kadar klorinnya, yang memenuhi standar sebanyak 8 titik kolam renang. Sedangkan 13 titik.

tidak memenuhi standar atau melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor : 416/Menkes/PER/IX/1990 yaitu 0,2 mg/l - 0,5 mg/l. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kadar klorin pada air kolam renang yang ada di Gorontalo maka dapat disarankan: 1. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas air kolam renang, seperti memberikan teguran apabila ditemukan sisa klorin yang tinggi pada air kolam renang di tempat wisata Gorontalo. 2. Pengelola kolam renang Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka perencanaan dan upaya pengendalian terhadap resiko pencemaran kolam renang, antara lain memperhatikan kondisi kolam renang, memelihara kebersihan kolam renang secara berkala dan melakukan pemeriksaan kadar klorin yang teratur dengan mengacu pada peraturan yang ada. 3. Pengguna kolam renang Diharapkan kepada pengguna kolam renang berusaha sebisa mungkin untuk menghindari bahaya klorin terhadap tubuh, yaitu dengan cara mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan sebelum berenang yaitu membasuh tubuh dengan air bersih, gunakan kaca mata renang, serta penutup kepala.

DAFTAR PUSTAKA Cristina. A M, 2010. Desinfection Of Swimming Pools With Clorine And Derivatives: Formation Of Organochlorinated Compounds And Exposure Of Pool Personnel And Swimmer: Journal Natural Science2 (2010) 68-78. Italy: Laboratorio Di Sanita Pubblica Area Vasta Toscana Sud Est Dwiyatmo. B K,2007. Pencemaran Lingkungan Dan Penanganannya. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama Elpizunianti. H, 2001. Kadar Sisa Klor Pada Beberapa Kolam Renang Di Kotamadya Medan: Skripsi Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara. Permana. T, 2012. Hubungan Sisa Klor Dengan Keluhan Iritasi Kulit Dan Mata Pada Pemakai Kolam Renang Hotel Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan.