HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

Sumiati¹, Siswati² 1,2 Universitas Esa Unggul, Jakarta. Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDISDI RUMAH SAKIT UMUM M

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB V KESIMPULAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding. a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan

SKRIPSI HUBUNGAN KELENGKAPAN RESUME MEDIS RAWAT INAP DAN KECEPATAN PENAGIHAN KLAIM ASURANSI DI RUMAH SAKIT PRIKASIH JAKARTA.

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional yang. merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua

SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT X THE LOANING INFORMATION SYSTEMS OF MEDICAL RECORDS DOCUMENT IN X HOSPITAL

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Alur Dokumen Rekam Medis pasien BPJS. BPJS dan protap Rumah Sakit tentang unit Assembling.

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan. kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

Risdian Nur Khayatur Rohman (Prodi D3 PMIK STIKes Buana Husada Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB IV METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

PENCAPAIAN STANDAR PENGOLAHAN REKAM MEDIS SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN DI RSUD PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

HUBUNGAN PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

EVALUASI PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN Rusmala A. Syamsudin ABSTRAK Salah satu faktor yang dapat mendukung penyelenggaraan rekam medis yang baik dan berkualitas yaitu dengan ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap dari ruang perawatan ke unit kerja rekam medis. Jika terjadi ketidaktepatan pengembalian rekam medis dari ruang rawat inap ke unit kerja rekam medis, maka sistem pelayanan akan terhambat dan terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap di RSD Kota Tidore Kepulauan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasi serta data dikumpulkan dengan cara disain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat diruang perawatan yang berada di lingkungan RSD Kota Tidore Kepulauan yang berjumlah 107 orang perawat. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan Stratified Random Sampling atau sampling acak berstrata dengan jumlah 36 sampel. Analisis data yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketepatan pengembalian rekam medis rawat inap yang tepat waktu ( 2x24jam) 44% dan pengembalian rekam medis yang tidak tepat waktu (<2x24jam) 55,6%. Pengetahuan perawat yang baik 44,4% dan pengetahuan perawat yang kurang baik 55,6%. Sikap perawat yang baik 50% dan sikap perawat yang kurang baik 50%. Perilaku perawat yang baik 44,4% dan perilaku perawat yang kurang baik 55,6%. Hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap dengan nilai P < 0,05. Odd Ratio untuk pengetahuan 6,600, sikap 4,086 dan perilaku 12,00. Keterlambatan pengembalian rekam medis akan menghambat kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan assembling, koding, analisis, indek, pembuatan surat keterangan meninggal, verifikasi klaim BPJS serta kemungkinan menyebabkan hilang atau rusaknya dokumen rekam medis. Untuk mengatasi masalah tersebut rumah sakit melakukan sosialisai dan evalusi dan teguran langsung kepada kepala ruangan yang bertanggung jawab terhadap pengembalian rekam medis rawat inap. pada papan informasi ditempelkan SPO tentang pengembalian rekam medis rawat inap. Kata kunci: Pengetahuan,Sikap Dan Perilaku Perawat Terhadap Ketepatan Pengembalian Rekam Medis

PENDAHULUAN Rekam Medis Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal 1 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat Keterlambatan pengembalian rekam medis akan menghambat kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan assembling, koding, analisis, indek, pembuatan surat keterangan meninggal, verifikasi klaim BPJS serta kemungkinan menyebaban hilang atau rusaknya dokumen rekam medis. Apabila hal tersebut terjadi secara berkelanjutan maka menghambat penyampaian informasi kepada pimpinan rumah sakit untuk pengambilan keputusan. Selain itu juga dapat menghambat kegiatan pelayanan berikutnya jika sawaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan hukum. Rekam medis juga menyediakan data untuk membantu melindungi kepentingan hukum pasien, dokter dan penyedia fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan ketentuan dari Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II tahun 2006 tentang alur rekam medis pasien rawat inap bahwa setelah pasien pulang atau keluar dari rumah sakit, berkas rekam medis pasien segera dikembaikan ke Instalasi rekam medis paling lambat 24 jam setelah pasien keluar, secara lengkap dan benar. Namun RSD Kota Tidore Kepulauan belum dapat memenuhi standar yang di tetapkan tersebut, oleh

karena itu rumah sakit membuat kebijakan yang ditetapkan dalam SPO (Standar Prosedur Operasional) RSD Kota Tidore Kepulauan (2010) yaitu pengembalian rekam medis pasien rawat inap paling lambat 2x24 jam setelah pasien pulang atau meninggal. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasi serta data dikumpulkan dengan cara disain cross sectional (mengambil data satu waktu), dideskripsikan secara sistematis, dianalisis dan dicari hubungan antara variabel Independen dan variabel dependen yaitu hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran sampel dari populasi adalah teknik Stratified Random Sampling atau sampling acak berstara adalah proses memilih sampel berdasarkan strata atau kelompok dalam satu populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan Stratified Random Sampling atau sampling acak berstrata. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu pengambilan sampel secara acak sistematik, teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random sampling. Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam analisis hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel yaitu variabel independen (pengetahuan, sikap dan perilaku perawat) dan variabel dependen ( ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap).uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square.

HASIL 1. Pengetahuan Hasil Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square,untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap sebagai berikut : Distribusi hubungan pengetahuan perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap di RSD kota Tidore Kepulauan Ketepatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Tidak Tepat Pengetahuan Tepat Waktu ( Jumlah Waktu ( <2x 24 2x24 Jam) Jam) N % N % Kurang Baik 15 75,0 5 25,0 20 Baik 5 31,3 11 68,8 16 Total 20 55,6 16 44,4 36 P Value 0,009 6,600 OR 95% Confide nce Interval 1,527 28,520 Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis pengetahuan perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap diperoleh perawat dengan pengetahuan kurang baik dan tidak tepat pengembalian rekam medis rawat inap sebesar 15 orang (75,0%), sedangkan perawat dengan pengetahuan baik dan tepat pengembalian rekam medis rawat inap sebesar 11 orang (68,8%). Hasil uji statistik di peroleh nilai P=0.009 maka dapat di simpulkan ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap.

Dari hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 6,600. Artinya perawat yang berpengetahuan kurang baik memiliki peluang tidak tepat waktu pengembalian rekam medis 6,600 kali dari pada perawat yang berpengetahuan baik. 2. SIKAP Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square,untuk mengetahui hubungan antara sikap perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : Distribusi Hubungan Sikap Perawat Terhadap Ketepatan Waktu Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Di RSD Kota Tidore Kepulauan Sikap Kurang Baik Baik Ketepatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Tidak Tepat Tepat Waktu ( Waktu ( <2x 2x24 Jam) 24 Jam) N % N % Jumlah 13 72,2 5 27,8 18 7 38,9 11 61,1 18 P Valu e 0,04 4 OR 4,086 95% Confiden ce Interval 1,007 16,579 Total 18 44,4 18 55,6 36 Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis sikap perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap diperoleh perawat dengan sikap kurang baik dan tidak tepat pengembalian rekam medis rawat inap sebesar 13 orang (72,2%), sedangkan perawat dengan sikap baik dan tepat pengembalian rekam medis rawat inap sebesar 11 orang (61,1%). Hasil uji statistik di peroleh nilai P=0.044 maka dapat di simpulkan ada hubungan antara sikap perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap. Dari hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 4,086. Artinya

perawat dengan sikap kurang baik memiliki peluang tidak tepat waktu pengembalian rekam medis 4,086 kali dari pada perawat dengan sikap baik. 3. PERILAKU Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square,untuk mengetahui hubungan antara perilaku perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Distribusi Hubungan Perilaku Perawat Terhadap Ketepatan Waktu Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Di RSD Kota Tidore Kepulauan Perilaku Ketepatan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Tidak Tepat Tepat Waktu Waktu ( <2x ( 2x24 Jam) 24 Jam) N % N % Jumlah P Value OR 95% Confide nce Interval Kurang Baik 16 80,0 4 20,0 20 Baik 4 25,0 12 75,0 16 0,001 12,0 00 2,484 57,975 Total 20 44.4 16 55,6 36 Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis perilaku perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap diperoleh perawat dengan perilaku kurang baik dan tidak tepat pengembalian rekam medis rawat inap sebesar 16 orang (80,0%), sedangkan perawat dengan perilaku baik dan tepat pengembalian rekam medis rawat inap sebesar 12 orang (75,0%). Hasil uji statistik di peroleh nilai P=0.001 maka dapat di simpulkan ada hubungan antara perilaku perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap. Dari hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 12,000. Artinya perawat dengan perilaku kurang baik memiliki peluang

tidak tepat waktu pengembalian rekam medis 12,000 kali dari pada perawat dengan perilaku baik. PEMBAHASAN Dari hasil observasi dengan menggunakan daftar tilik pada rekam medis rawat inap yang dikembalikan langsung ke Unit Kerja Rekam Medis oleh perawat di ruang perawatan VIP, ICU, Bangsal Wanita, Bangsal Pria, Bangsal Anak dn Perawatan Bedah, didapat hasil mengembalikan rekam medis rawat inap yang tidak tepat waktu sebesar 55.6% dan mengembalikan rekam rawat inap yang tepat waktu sebesar 44,4%. Dari hasil persentase tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak rekam medis rawat inap yang dikembalikan ke unit rekam medis tidak tepat waktu. Menurut SPO Rumah Sakit (2010) ketepatan pengembalian rekam medis rawat inap dikatakan tepat waktu jika rekam medis dikembalikan ke unit kerja rekam medis dalam jangka waktu 2x24jam setelah pasien pulang atau meninggal. Jika pengembalian rekam medis rawat inap tidak tepat waktu maka dapat menggangu pelayanan rawat inap, menghambat proses verifikasi BPJS dan menghambat dalam pembuatan laporan rumah sakit. Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rumah Sakit di Indonesia Revisi II tahun 2006 tentang alur rekam medis pasien rawat inap bahwa setelah pasien pulang atau keluar dari rumah sakit, berkas rekam medis pasien segera dikembaikan ke Instalasi rekam medis paling lambat 24 jam setelah pasien keluar, secara lengkap dan benar.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner dari 36 orang perawat pada masing-masing ruang perawatan, dimana perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik dan tidak tepat waktu berjumlah 15 perawat (75,0%) dan perawat yang mempunyai pengetahuan, perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik dan tepat waktu berjumlah 5 perawat (25,0%) dan perawat yang mempunyai pengetahuan baik dan tidak tepat waktu berjumlah 5 perawat (31,3%), sedangkan perawat yang mempunyai pengetahuan baik dan tepat waktu berjumlah 11 perawat (68,8%). Hasil uji statistik di peroleh nilai P=0.009, dimana angka ini lebih kecil dari P value yaitu 0,009 < 0,05 maka dapat di simpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap. Dari hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 6,600. Artinya perawat yang berpengetahuan kurang baik memiliki peluang tidak tepat waktu pengembalian rekam medis 6,600 kali dari pada perawat yang berpengetahuan baik. Dari hasil penelitian diatas terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan perawat dengan ketepatan pengembalian rekam medis rawat inap, maka dapat dinyatakan bahwa semakin baik pengetahuan perawat maka semakin tepat pengembalian rekam medis. Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner dari 36 orang perawat pada masing-masing ruang perawatan bahwa sikap perawat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap. Dilihat dari hasil persentase perawat yang mempunyai sikap kurang baik dengan persentase tidak tepat waktu yaitu dengan jumlah 13 perawat (72,2%), perawat yang mempunyai

sikap kurang baik persentase tepat waktu berjumlah 5 perawat (27,8%). Sedangkan perawat yang mempunyai sikap baik persentase tidak tepat waktu yaitu dengan jumlah 7 perawat (38,9%) dan perawat yang mempunyai sikap baik dan persentase tepat waktu yaitu dengan jumlah 11 perawat (61,1%). Dari hasil Chi Square didapat hasil P = 0,044, dimana angka ini lebih kecil dari P value yaitu 0,044 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap. Dari hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 4,086 artinya sikap perawat yang kurang baik mempunyai peluang 4,086 kali lebih dominan tidak tepat waktu dalam pengembalian rekam medis rawat inap dibanding dengan perawat yang memiliki sikap baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi kasus yang telah dilakukan oleh Enny Rachmani mahasiswa (2010) yang menyatakan bahwa faktor penyebab keterlambatan terbesar adalah pada sikap responden yang mana menganggap pelayanan di unit rawat inap lebih penting dari pada mengembalikan rekam medis ke unit kerja rekam medis. Dari hasil penelitian dengan menggunakan daftar tilik dari 36 orang perawat pada masing-masing ruang perawatan bahwa perilaku kurang baik. dengan persentase tidak tepat waktu yaitu dengan jumlah 16 perawat(80,0)% dan perawat yang mempunyai perilaku kurang baik dengan persentase tepat waktu yaitu dengan jumlah 4 perawat (25,0%). Sedangkan perawat yang mempunyai perilaku baik persentase tidak tepat waktu yaitu dengan jumlah 4 perawat (25,0%) dan perawat yang mempunyai perilaku baik dan persentase tepat waktu yaitu dengan jumlah 12 perawat (75,0)%.

Hasil uji statistik di peroleh nilai P=0.001 dimana angka ini lebih kecil dari P value yaitu 0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku perawat dengan pengembalian rekam medis rawat inap. Dari hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 12,000 artinya perilaku perawat yang kurang baik mempunyai peluang 12,000 kali lebih dominan tidak tepat waktu dalam pengembalian rekam medis rawat inap dibanding dengan perawat yang memiliki perilaku baik. Jika perawat berperilaku kurang baik dalam ketidaktepatan pengembalian rekam medis akan menghambat kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan assembling, koding, analisis, indek, pembuatan surat keterangan meninggal, verifikasi klaim BPJS serta kemungkinan menyebabkan hilang atau rusaknya dokumen rekam medis. Apabila hal tersebut terjadi secara berkelanjutan maka menghambat penyampaian informasi kepada pimpinan rumah sakit untuk pengambilan keputusan. Selain itu juga dapat menghambat kegiatan pelayanan berikutnya jika sawaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan hukum Dari hasil tersebut diatas dapat diketahui bahwa masih ada perawat yang belum mempunyai perilaku baik tentang ketepatan pengembalian rekam medis rawat inap. perilaku perawat sangat penting dalam ketepatan pengembalian rekam medis rawat inap karena jika perawat tidak berperilaku baik maka pengembalian rekam medis rawat ke unit kerja rekam medis akan terlambat atau tidak tepat waktu sesuai dengan waktu yang di tetapkan.

KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan judul pengetahuan, sikap dan perilaku perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap di RSD Kota Tidore Kepulauan maka di dapatkan kesimpulan : 1. Dari rekam medis ketepatan waktu pengemblian rekam medis rawat inap, rekam medis rawat inap yang dikembalikan tepat waktu yaitu 16 rekam medis dengan persentase 44,4% dan rekam medis yang dikembalikan tidak tepat waktu yaitu 20 rekam medis dengan persentase 55,6%. 2. Dari 36 responden perawat yang mempunyai pengetahuan baik tentang ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap yaitu 16 perawat dengan persentase 44,4% dan perawat yang mempunyai pengetahuan kurang baik tentang ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap yaitu 20 perawat dengan persentase 55,6%. 3. Dari 36 responden perawat yang mempunyai sikap baik tentang ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap yaitu 18 perawat dengan persentase 50,0% dan perawat yang mempunyai sikap kurang baik tentang ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap yaitu 18 perawat dengan persentase 50,0%. 4. Dari 36 responden perawat yang mempunyai perilaku baik tentang ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap yaitu 16 perawat dengan persentase 44,4% dan perawat yang mempunyai sikap kurang baik tentang ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap yaitu 20 perawat dengan persentase 55,6%.

5. Dari hasil uji Chi Square menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap dengan nilai SARAN Saran peneliti pada penelitian dengan judul hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku perawat terhadap ketepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap di RSD Kota Tidore Kepulauan adalah : 1. Sebaiknya untuk perawat yang baru bekerja dari mulai masa orientasi diberikan pengetahuan dan terlebih dahulu tentang pentingnya pengembalian rekam medis rawat inap. 2. Disarankan pada papan informasi masing-masing ruangan perawatan ditempelkan SPO tentang pengembalian rekam medis rawat inap. 3. Disarankan pihak rumah sakit memberikan motivasi kerja kepada perawat di ruang perawatan tentang pentingnya pengembalian rekam medis rawat inap. 4. Sebaiknya direktur melakukan teguran langsung kepada kepala ruangan yang bertanggung jawab terhadap pengembalian rekam medis rawat inap. 5. Disarankan melakukan monitoring dan pengawasan dari pihak manajemen dan komite medik terkait dengan keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap. 6. Disarankan pihak rumah sakit melakukan evaluasi kinerja perawat tentang keterlambatan pengembalian rekam medis rawat inap setiap bulan, untuk mereview kembali rekam medis yang dikembalikan tidak tepat waktu dari ruang perawatan ke unit kerja rekam medis.

Daftar Pustaka Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. 2007 Badudu, Sutan. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta : Pustaka Sinar harapan, 1996) Departemen Kesehatan. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia, ( Jakarta, 2006 ) Eriyanti. Pengaruh Kelengkapan Resume Medis Terhadap Ketepatan Pengembalian Rekam Medis Rawat, Skripsi. Universita Esa Unggul Jakarta 2013. Huffman, Edna K, Health Information Management, 10th ed. (Chicago: Physican Record Co, 1994) Hatta, Gemala. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan, ( Jakarta, UI-Press, 2008) Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012) Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku ( Jakarta: Rineka Cipta, 2007 ) Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Peilaku Kesehatan ( Jakarta: Rineka Cipta, 2003 ) Rachmani, Enny. Analisis Keterlambatan Penyerahan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Polri dan TNI Semarang. Jurnal Visikes- Vol.9/No.2/September 2010 Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) Santoso, Imam. Manajemen Data Untuk Analisis Data penelitian Kesehatan (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2013 Suharno, Pengertian Ketepatan dan Ciri-ciri Ketepatan, 2008 Supriyanto, Winarti Stefanu, Analisi Kelengkapan Pengisian dan Pengembalian Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit, Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 4 September-Desember 2013. Mastini, I Gst Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Irna Di Rumah Sakit Umum pusat Sangla Denpasar. Tesis. Universitas Udayana Denpasar. 2013