BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerjasama dengan guru Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Metro.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu kejadian terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Dalam Wina Sanjaya (20011: 26) PTK adalah proses pengkajian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana

BAB III METODE PENELITIAN. dengan alamat Jalan Dr. Prof. Moh. Yamin, SH, RT 20 Kelurahan Payo Lebar,

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Menentukan metode penelitian diperlukan suatu pemilihan secara cermat, sehingga dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN KERJASAMA 1) Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

Bab III Metode Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di kelas agar terjadi peningkatkan kualitas pembelajaran.

Transkripsi:

143 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif. Kolaboratif artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Metro. Desain penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus dengan 2 kali pertemuan tiap siklusnya. Setiap siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tindakan yang direncanakan berupa implementasi model cooperative learning time token Arends untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa dalam pembelajaran Kewirausahaan di kelas XII Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Metro. 3.2. Prosedur Penelitian Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian Kemmis & Mc. Taggart. Model Kemmis and Taggart merupakan model penelitian tindakan yang umum dan banyak digunakan oleh para peneliti. Pendapatnya tentang tahapan penelitian tindakan jelas dan sistematis. Siklus sistem yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap kegiatan

ACT REFLEC ACT REFLEC 144 perencanaan tindakan (plan); (2) tahap kegiatan pelaksanaan tindakan (act); (3) tahap kegiatan observasi tindakan (observe); dan (4) tahap kegiatan refleksi tindakan/perenungan (reflect). Keempat tahap tersebut merupakan rangkaian kegiatan sebagai satu siklus (Pargito, 2011: 37). Rangkaian alur siklus beserta tahapannya seperti tergambar pada gambar 2. PLAN OBSERVE REVISED PLAN OBSERVE Gambar 2. Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (1998: 14)

145 3.2.1. Perencanaan Pada tahap perencanaan diawali dengan merancang tindakan yang akan dilakukan antara lain; 1. Membuat skenario tindakan (desain tindakan pembelajaran Kewirausahaan menggunakan model cooperative learning time token Arends). 2. Menyusun RPP sesuai tindakan yang akan diajarkan. 3. Mempersiapkan media pembelajaran, berupa kupon (kartu bicara). 4. Menyusun instrumen penelitian tentang proses pembelajaran dan dampaknya atau hasil (pedoman observasi, dan sebagainya) 5. Menentukan kriteria keberhasilan tindakan dan dampak (hasil-hasilnya). 6. Guru menetapkan kelas penelitian, kemudian mengondisikan siswa untuk diberikan pengetahuan mengenai model pembelajaran cooperative learning time token Arends. Kemudian guru membentuk kelompok yang anggotanya 6-7 anak secara heterogen. Guru membagikan kupon bicara, guru memberi tugas kepada kelompok. Siswa yang menjawab pertanyaan terlebih dahulu menyerahkan kupon (kartu bicara) kepada guru, siswa diberikan kesempatan bicara selama 30 detik. Setiap berbicara 1 kupon. Siswa yang habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi, yang masih pegang kupon harus berbicara sampai kupon habis. 7. Pembagian tugas antara guru dan kolaborator. 3.2.2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap tindakan, guru melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan, biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap proses

146 tindakan dan dampak tindakan. Guru yang melaksanakan pembelajaran adalah guru pengampu mata pelajaran Kewirausahaan yang sekaligus juga peneliti dalam penelitian ini. Tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari RPP, meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan penutup. 3.2.3. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Proses pengamatan mengamati aktivitas belajar peserta didik pada saat pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta berupa catatan lapangan. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja maupun tidak disengaja, situasi tempat tindakan, dan kendala-kendala tindakan semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana dan fleksibel. Adapun kegiatan pengamatan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Peneliti dan dibantu kolaborator mengamati jalannya proses pembelajaran. 2. Peneliti dan dibantu kolaborator mengamati dan mencatat aktivitas peserta didik yang berhubungan dengan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama. 3. Peneliti menilai keterampilan berkomunikasi dan kerjasama peserta didik dalam menyelesaikan pekerjaan bersama kelompoknya. 4. Peneliti menilai hasil laporan (portofolio) yang telah dikerjakan peserta didik dalam kelompok.

147 5. Mencatat kondisi kelas yang terkait dengan pembelajaran yang diteliti. 6. Mencatat data pendukung lain yang ada hubungannya dengan yang diteliti. 3.2.4. Refleksi Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan maupun kelebihankelebihan yang terjadi selama pembelajaran. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator dengan cara berdiskusi. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan dan merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam sebuah siklus. Kegiatan refleksi akan memantapkan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus 2 akan diawali kembali dengan sebuah perencanaan, dan dilanjutkan dengan tindakan, observasi, dan refleksi yang memperhatikan saran-saran serta masukan yang diperoleh dari refleksi pada siklus 1. Secara rinci prosedur/langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ini dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut : a. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), desain tindakan pembelajaran Kewirausahaan menggunakan model cooperative learning time token Arends. b) Menyediakan alat dan media pembelajaran. c) Membuat instrumen observasi. d) Membuat lembar evaluasi pembelajaran.

148 2. Pelaksanaan Tindakan a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning time token Arends pada pelajaran Kewirausahaan. b) Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari RPP, meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan penutup. c) Siswa belajar Kewirausahaan dengan model cooperative learning time token Arends. 3. Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti bersama guru Kewirausahaan yang ditunjuk sebagai kolaborator. 4. Refleksi Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan kolaborator penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus II. b. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru (peneliti) mengadakan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning time token Arends yang telah diperbaiki sesuai dengan rekomendasi di siklus I.

149 b) Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari RPP, meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan penutup. c) Siswa belajar Kewirausahaan dengan model cooperative learning time token Arends. 3. Observasi Pelaksanaan observasi hampir sama dengan siklus I, yaitu guru (peneliti) bersama kolaborator mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Evaluasi dan Refleksi Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan kolaborator penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka dapat dilanjutkan ke siklus III, namun jika sudah memenuhi indikator keberhasilan maka dapat diakhiri pada siklus II. b. Siklus III 1. Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, guru (peneliti) mengadakan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning time token Arends yang telah diperbaiki sesuai dengan rekomendasi di siklus II.

150 b) Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari RPP, meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan penutup. c) Siswa belajar Kewirausahaan dengan model cooperative learning time token Arends. 3. Observasi Pelaksanaan observasi hampir sama dengan siklus II, yaitu guru (peneliti) bersama kolaborator mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Evaluasi dan Refleksi Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan kolaborator penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus III sudah memenuhi indikator keberhasilan maka dapat diakhiri pada siklus III. 3.3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Metro pada kelas XII Pemasaran 3, yang terletak di Jl. Kemiri 15 A Iringmulyo, Kota Metro Propinsi Lampung, penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

151 3.4. Subjek dan Objek Penelitian 3.4.1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah: - Siswa kelas XII Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Metro tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 27 (duapuluh tujuh) siswa, terdiri dari 10 (sepuluh) siswa laki-laki dan 17 (tujuh belas) siswa perempuan. - Guru bernama Gusnetty Jayasinga, S.E dan Kolaborator bernama Dwita Meriani, S.Pd 3.4.2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah : 1. Keterampilan berkomunikasi yang meliputi indikator berani bicara dan kelancaran berbicara dalam pembelajaran Kewirausahaan di kelas XII Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Metro. 2. Kerjasama siswa yang meliputi interaksi, partisipasi dan menghargai masukan dan keahlian anggota lain dalam pembelajaran Kewirausahaan di kelas XII Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Metro. 3. Implementasi model cooperative learning time token Arends untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa dalam pembelajaran Kewirausahaan di kelas XII Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Metro.

152 3.5. Operasional Penelitian Tindakan 3.5.1. Pembelajaran Menggunakan Model Cooperative Learning Time Token Arends Pembelajaran menggunakan model cooperative learning time token Arends, dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik agar dapat memiliki keterampilan berkomunikasi dan kerjasama pada saat proses pembelajaran Kewirausahaan. Indikator keberhasilan tindakan pembelajaran menerapkan model cooperative learning time token Arends dilihat dari kategori penilaian instrumen (observasi) tentang keterampilan berkomunikasi dan kerjasama. Penilaian guru oleh pengamat (kolaborator) dilihat dari IPKG (Instrumen Penilaian Kerja Guru). Indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini difokuskan pada dua aspek yaitu aspek proses dan aspek hasil. Pada aspek proses menekankan pada implementasi model cooperative learning time token Arends, aspek hasil menekankan pada peningkatan keterampilan komunikasi dan kerjasama siswa. Indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1. Adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa yaitu model cooperative learning time token Arends.

153 2. Adanya peningkatan keterampilan komunikasi dan kerjasama siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan melalui instrumen mencapai total nilai rata-rata indikator 75% dari jumlah keseluruhan siswa di kelas. 3. Adanya peningkatan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa sesudah tindakan, peningkatan di tiap siklus dan antar siklus. 3.6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah: observasi, wawancara (secara langsung), dan dokumentasi foto. 1. Observasi Menurut Pargito (2011: 62) beberapa alat bantu utama pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas atau penelitian proses di antaranya adalah observasi (pengamatan), karena hanya dengan pengamatan atau observasilah data proses tindakan atau fenomena dapat terekam dengan baik. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selama tahap pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti mengamati jalannya pembelajaran, keterampilan berkomunikasi dan kerjasama peserta didik. Adapun observasi dilakukan dalam penelitian untuk mencatat data ada tidaknya perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran serta dampak dari tindakan yang dilakukan.

154 2. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui respons/tanggapan peserta didik terhadap proses pembelajaran menggunakan model cooperative learning time token Arends yang diterapkan dan dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat. Wawancara digunakan untuk memperjelas informasi yang dikumpulkan dan untuk menelusuri kembali jawaban siswa tentang tanggapan siswa selama kegiatan pembelajaran serta saran siswa terhadap proses pembelajaran. Wawancara dilakukan dengan siswa secara langsung setiap akhir tindakan serta hasil pengamatan terhadap siswa untuk perbaikan tindakan berikutnya. 3. Dokumentasi foto Alat pengambilan gambar atau foto digunakan dalam penelitian ini karena dengan cara ini diharapkan dapat merekam secara utuh tentang proses jalannya aktivitas pembelajaran. Melalui dokumentasi foto memungkinkan peneliti melihat kelemahan-kelemahannya sehingga dapat melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Foto juga mempermudah untuk mengingat kembali peristiwa yang sudah terjadi karena kemampuan mengingat peneliti sangat terbatas, sehingga rekaman foto menjadi salah satu pelengkap data dan merupakan bagian penting dalam melaksanakan observasi maupun pencatatan berlangsungnya proses tindakan.

155 3.7. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif dengan melihat perubahan per siklus, di mana dilakukan secara terus menerus dari awal penelitian tindakan hingga akhir penelitian. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antar siklus. Alat pengumpulan data pada penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar Instrumen. 3.7.1. Penilaian Hasil Observasi Siswa. Kisi-kisi Observasi Keterampilan Berkomunikasi dan Kerjasama Siswa dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 3. Kisi-kisi Obsevasi Indikator Keterampilan Berkomunikasi dan Kerjasama Siswa No Indikator Skor 1 2 3 4 1 Berani bicara 1 2 3 4 2 Kelancaran berbicara 1 2 3 4 3 Interaksi 1 2 3 4 4 Partisipasi 1 2 3 4 5 Menghargai masukan dan keahlian dari 1 2 3 4 anggota lain. Instrumen penilaian observasi indikator keteram.pilan berkomunuikasi siswa dapat dilihat pada tabel 4.

156 Tabel 4. Rubrik Indikator Penilaian Observasi Keterampilan Berkomunikasi Siswa No. Dimensi Keterampilan Berkomunikasi Indikator 1 Berani Bicara Apabila tidak pernah menanggapi, bertanya atau menyampaikan argumen dalam diskusi 2 Kelancaran berbicara Skor dan Kriteria Penilaian 1 2 3 4 Apabila 1 kali Apabila 2 kali menanggapi, menanggapi, bertanya atau bertanya atau menyampaikan menyampai- argumen kan argumen dalam diskusi dalam diskusi Apabila tidak menguasai materi atau tidak bisa mengungkapkan ideidenya Apabila dapat menjelaskan tetapi tidak sesuai dengan sasaran atau materi Apabila dapat menjelaskan tetapi hanya sebagian yang sesuai dengan sasaran atau materi Apabila lebih dari 2 kali menanggapi, bertanya atau menyampaikan argumen dalam diskusi Apabila dapat menjelaskan dan sesuai dengan materi atau sasaran Instrumen penilaian observasi indikator kerjasama siswa dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rubrik Indikator Penilaian Observasi Kerjasama Siswa No. Dimensi Kerjasama Indikator 1 Interaksi Apabila selalu ada perselisihan dengan anggota lain dalam kelompok 2 Partisipasi Apabila tidak ada kontribusi apapun dalam diskusi (ide, saran) Skor dan Kriteria Penilaian 1 2 3 4 Apabila ada Apabila usaha untuk terjalin berinteraksi interaksi tetapi masih tetapi masih bekerja sendirisendiri Apabila jarang memberi kontribusi, memberi ide atau masukan dalam diskusi sulit menerima perbedaan pendapat Apabila beberapa kali memberi kontribusi, ide dan masukan untuk diskusi Apabila terjalin suasana kerjasama yang akrab dan saling menerima kelebihan dan kekurangan anggota lain dalam kelompok Apabila terlibat aktif ikut memberi kontribusi (ide, saran) dalam diskusi

157 No. Dimensi Kerjasama Indikator 3 Menghargai masukan dan keahlian dari anggota lain Apabila tidak mau terima pendapat atau masukan dari anggota lain, tidak memberi kesempatan untuk anggota lain berpendapat. Skor dan Kriteria Penilaian 1 2 3 4 Apabila Apabila mau menerima mendengarkan masukan dari anggota pendapat lain dalam anggota lain kelompok dalam tetapi kelompok sekali-kali tapi tidak saja menanggapi menanggapi nya nya Apabila menerima masukan dari anggota lain dan memberi tanggapan serta dukungan Penilaian terhadap keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa dilakukan dengan obersvasi selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan rumus: Keterangan: % X = Nilai rata-rata % X= n N x 100% n N = Jumlah skor indikator = Jumlah seluruh skor maksimal Adapun kriteria dari setiap skor adalah sebagai berikut: Tabel 6. Klasifikasi Pengamatan Aktivitas Siswa No Persentase Nilai Rata-rata Huruf Kriteria 1 80,01% - 100% A Sangat baik 2 60,01 % - 80% B Baik 3 40,01% - 60% C Cukup Baik 4 40,00% D Belum baik Adaptasi dari Arikunto (2012: 281) disesuaikan dengan penggunaan model coopertive learning time token Arends.

158 3.7.2. Penilaian Hasil Observasi Guru Instrumen untuk penilaian kinerja guru dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Instrumen Observasi Penilaian Kinerja guru (IPKG) Nama Guru : Mata Pelajaran : Berilah skor pada butir-butir indikator dibawah ini dengan cara melingkari angka (1,2,3,4) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = Belum Baik 2 = Cukup Baik 3 = Baik 4 = Sangat Baik No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR I KEGIATAN PENDAHULUAN 1 Kesiapan ruang dan alat pembelajaran 1 2 3 4 2 Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 3 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 4 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan 1 2 3 4 II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Implementasi model cooperative learning time token arends 1 Pembagian kelompok siswa 1 2 3 4 2 Pemberian tugas kepada siswa 1 2 3 4 3 Membagikan kupon (kartu bicara), 1 kupon 1x bicara 1 2 3 4 4 Memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi 1 2 3 4 (kesesuaian waktu) 5 Menerima kupon dari siswa yang akan menjawab pertanyaan hingga kupon habis 1 2 3 4 A Pembelajaran memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa dan sumber belajar 1 2 3 4

159 No INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR 2 Memberi motivasi agar siswa percaya diri pada 1 2 3 4 kemampuannya B Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1 Mengawasi dan memantau kemajuan pembelajaran 1 2 3 4 2 Melakukan penilaian berdasarkan waktu yang 1 2 3 4 digunakan tiap siswa dalam berbicara III KEGIATAN PENUTUP 1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 2 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial / pengayaan Skor Total 1 2 3 4 1 2 3 4 Adaptasi dari Pargito (2011: 125) disesuaikan dengan penggunaan model coopertive learning time token Arends. Analisis data pengamatan pembelajaran dengan rumus: Jumlah Skor Perolehan Skor Rata-rata = Jumlah Butir Item Aktivitas Ukuran keberhasilan pembelajaran model cooperative learning time token Arends dilihat dari klasifikasi pengamatan kinerja guru, seperti yang disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Klasifikasi Pengamatan Kinerja Guru No Rentang Skor Huruf Kategori 1 3,50-4,00 A Sangat Baik 2 2,50-3,50 B Baik 3 1,50-2,50 C Sedang 4 0,00-1,50 D Kurang Baik (Thoha, 2004: 89).

160 3.7.3. Penilaian Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Efektivitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Penilaian efektivitas dalam penelitian ini mengacu pada perbandingan hasil analisis observasi sebelum tindakan (pra siklus) dan sesudah tindakan, peningkatan di tiap siklus dan antar siklus pada populasi yang sama. Jika ada peningkatan, maka model coopertive learning time token Arends efektif untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kerjasama siswa dalam pembelajaran Kewirausahaan pada kelas XII Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Metro.