BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

Oleh : Izza Akbarani*

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha untuk membuat sejarah sebagai kenangan berusaha menyajikan

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

SAMBUTAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN ARSIP CITRA DAERAH KOTA BANJARMASIN 24 SEPTEMBER 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH

Bupati Pandeglang SAMBUTAN BUPATI PANDEGLANG PADA UPACARA HARI ULANG TAHUN KE-71 KEMERDEKAN REPUBLIK INDONESIA WIB

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PERTAMA HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA. MATRIKULASI supentri

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

SAMBUTAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-71 TAHUN 2016

PEDOMAN PRAKTIKUM.

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

PANDUAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN MURID SEJARAH TINGKATAN 2

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan

SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

Peran Persatuan Indonesia dan Generasi Pemuda Terhadap Pertumbuhan Bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN. Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah

A. Latar Belakang B. Rumusan Maalah C. Pembahasan Pengertian Nasionalisme Ernest Renan: Otto Bauar: Hans Kohn L. Stoddard: Dr.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGUKUHAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1960 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PERINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut?

BAB I PENDAHULUAN. penelitian diharapkan agar dapat menemukan sesuatu yang baru untuk

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda maka akan ku guncang dunia -Ir.

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DALAM PEMBENTUKKAN KARAKTER. Abdul Rahman HS. Ma ruf, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi**

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1958 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN TUNJANGAN KEPADA PERINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN KEMERDEKAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional memerlukan fakta historis dari sejarah perjuangan pergerakan di daerah-daerah. Sebenarnya pergerakan memperjuangkan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia diwarnai dan dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah. Salah satu perjuangan pergerakan kemerdekaan yang bersifat nasional di daerah adalah yang terjadi di Gorontalo yakni peristiwa 23 Januari 1942. Peristiwa 23 Januari 1942 di Gorontalo, merupakan salah satu mata rantai pergerakan rakyat Indonesia. Aksi rakyat yang dipelopori oleh tokoh pejuang Nani Wartabone dan diperkuat oleh teman-temannya itu, dapat dikatakan sebagai salah satu pilar yang memperkokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. Secara analogi, walaupun hanya terjadi di daerah Gorontalo pada saat itu daerah dan rakyat Gorontalo telah dibebaskan dari pemerintah penjajah kolonial Belanda. Pada saat itu pula, pemerintah di Gorontalo beralih dari penjajah Belanda kepada sebagian rakyat Indonesia atau dapat dikatakan terjadi proklamasi kecil di Gorontalo yang secara langsung atau tidak merupakan pemula dari peristiwa kemerdekaan.

Dilihat dari sifat perjuangannya, maka peristiwa itu termasuk gerakan patriotik. Patriotik adalah semangat cinta tanah air atau sikap rela berkorban yang segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah air (Moeliono, 1988 : 614). Makna patriotik itu mewarnai peristiwa 23 Januari 1942. Tekad bulat pemimpin dan rakyat pada saat itu adalah ingin mengubah nasib rakyat dan melindungi tanah air dan kekayaannya dari kesewenang-wenangan kolonial Belanda. Semangat patriotik telah ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pahlawan Gorontalo melalui peristiwa heroik 23 Januari 1942. Tak dapat dipungkiri bahwa peristiwa bersejarah tersebut merupakan bagian dari sejarah nasional yang harus diketahui oleh setiap generasi muda atau pelajar dalam menambah wawasan kebangsaan yang dimilikinya. Adapun unsur-unsurnya adalah rasa kebangsaan, faham kebangsaan, dan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa bersatu, berdaulat, demokratis dan maju didalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara, dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara dan bangsa, (Sudirman, 2004 : 22). Seperti yang dilansir dalam sebuah surat kabar harian Pemandangan bulan Juli 1941 (dalam Purwadi. 2004:136), Soekarno menulis dalam harian tersebut patriotisme tidak boleh disandarkan pada nasionalisme dengan pengertian kebangsaan yang sempit (seperti di Italia dan Jerman) meletakkan kepentingan bangsa dan negeri di atas kepentingan kesejahteraan manusia-manusia di dalamnya. Nasionalisme menurut Hertz (dalam Retno Listyarti dan Setiadi. 2006:57) mengandung empat unsur, yaitu hasrat untuk mencapai kesatuan dan

persatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Peristiwa 23 Januari 1942 juga merupakan salah satu episode sejarah. Artinya, tonggak sejarah yang mempunyai nilai pendidikan perjuanggan bangsa, (Jurnal Resmiyati, dalam jurnal penelitian pendidikan. 2004:470). Sejarah perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan dari setiap peristiwa patriotik di daerah-daerah perlu diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Apabila suatu bangsa mengenal dan memahami sejarah bangsanya sendiri, maka bangsa tersebut akan memperoleh arah kehidupan menuju masa depan. Dengan banyak mempelajari sejarah nasional para pejuang kita terdahulu maka semakin menambah wawasan kebangsaan. Sehingga dengan begitu akan tumbuh sikap patriotik, semagat kebangsaan serta cinta tanah air yang tinggi terhadap bangsa. Di arus globalisasi sekarang ini masalah integrasi bangsa sedang diuji. Berbagai peristiwa yang melanda di berbagai wilayah mengarah kepada sejauh mana integrasi bangsa dapat dipertahankan dan ditegakkan. Salah satu jawabannya adalah melalui pemahaman dan penyadaran sejarah. Pemahaman sejarah perlu ditanamkan pada diri generasi muda Indonesia agar tumbuh rasa nasionalisme yang tinggi sehingga dapat melahirkan jiwa patriotik dalam membela dan mempertahankan bangsa dari berbagai pengaruh budaya lain yang dapat mengikis semangat cinta tanah air. Akan tetapi jika kita melihat keadaan generasi muda sekarang ini tidak sedikit generasi muda atau pelajar yang hampir tidak memahami bahkan tidak mengetahui sejarah perjuangan pergerakan Indonesia dalam mencapai

kemerdekaan, seperti sejarah 23 Januari 1942 di Gorontalo. Banyak generasi muda atau pelajar Gorontalo tidak mengetahui sejarah lokal tersebut bagaimana keadaan Gorontalo pada zaman penjajahan hingga meraih kemerdekaan pada tanggal 23 Januari 1942. Dengan kurangnya pengetahuan serta pemahaman tentang sejarah heroik para pahlawan tersebut maka dampak yang ditimbulkan adalah krisis nasionalisme. Sehingga rasa memiliki bangsa dan cinta tanah air hampir-hampir tidak terlihat lagi pada diri generasi muda Indonesia dalam hal ini para pelajar. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo terlihat bahwa banyak siswa yang tidak mengetahui peristiwa bersejarah tersebut. Mereka hanya pernah mendengar tanpa memahami makna dibalik peristiwa 23 Januari 1942 bahkan mereka tidak mengetahui tokohtokoh pejuang yang berperan membebaskan rakyat Gorontalo dari penjajah kolonial Belanda selain itu makna dan pesan yang ada dalam peristiwa tersebut kurang dipahami. Hal ini dikarenakan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah yang ada di sekolah-sekolah selain itu pula tidak dimasukkannya peristiwa 23 Januari 1942 dalam kurikulum pendidikan sejarah sehingga siswa tidak mengetahui secara jelas peristiwa bersejarah tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan formulasi judul Hubungan Pengetahuan Siswa Terhadap Peristiwa 23 Januari 1942 dengan Pemahaman Wawasan Kebangsaan. (suatu penelitian di kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo), 1.2 Pembatasan Masalah Di memfokuskan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kerancuan dalam penginterpretasian pembahasan masalah maka perlu adanya pembatasan masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah hanya pada hubungan pengetahuan siswa terhadap wawasan kebangsaan dengan peristiwa 23 Januari 1942. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Kurangnya pengetahuan siswa terhadap peristiwa patriotik 23 Januari 1942 di Gorontalo 2) Kurangnya wawasan kebangsaan yang dimiliki siswa sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan terhadap sejarah lokal maupun nasional seperti peristiwa 23 Januari 1942. 3) Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah 1.4 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Hubungan Pengetahuan Siswa Terhadap Peristiwa 23 Januari 1942 dengan Pemahaman Wawasan Kebangsaan?

1.5 Tujuan Penelitian Setiap penelitian memiliki arah dan tujuan tersendiri dalam mencapai apa yang diharapkan dari setiap penelitian. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk dapat memberikan informasi pengetahuan siswa mengenai wawasan kebangsaan 2) Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang peristiwa 23 Januari 1942. 3) Untuk mengetahui seberapa besar hubungan pengetahuan siswa terhadap peristiwa 23 Januari 1942 dengan pemahaman wawasan nusantara. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh generasi muda atau pelajar (siswa) terutama siswa SMA Negeri 2 Kota Gorontalo dalam membangun semangat kebangsaan dengan banyak mempelajari sejarah nasional maupun sejarah lokal seperti sejarah peristiwa 23 Januari 1942. sehingga para generasi muda dapat meneladani semangat patriotik, rela berkorban dan cinta tanah air dari para tokoh-tokoh pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia.

2) Memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah agar kiranya dapat memasukan peristiwa 23 Januari 1942 dalam kurikulum pendidikan sejarah disekolah-sekolah agar siswa dapat mengetahui dengan jelas bahwa peristiwa bersejarah yang terjadi di Gorontalo tersebut merupakan pemula dari kemerdekaan Indonesia.