ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING Tahun Anggaran 2014 (LANJUTAN TAHUN KE-2)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan

MODEL PROBLEM POSSING

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB V PEMBAHASAN. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP tersebut telah valid dan layak digunakan dengan sedikit revisi. Walaupun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan di paparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN MELUKIS SUDUT UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

RATNA DWI WULANDARI NIM

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

BAB V PEMBAHASAN. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) langkah-langkah pembelajaran, waktu, perangkat pembelajaran, metode

PENGEMBANGAN LKS BERCIRIKAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP AR-ROHMAH MALANG KELAS VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INTRUCTION

Skripsi. Oleh: Iva Rahmawati

SKRIPSI. Oleh: TIKA NURPITASARI NIM

) KELAS VIII SMP SKRIPSI

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB V PEMBAHASAN. telah memenuhi kriteria valid. Hal ini berdasarkan pada hasil analisis data kevalidan RPP

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICSMATHEMATICS EDUCATION

PENGEMBANGAN PERANGKAT PAKEM-PLUS DI SD MENUJU PENDIDIKAN ACEH BERMUTU. Oleh: Rahmah Johar, Yusri Yusuf, Suid, dan Sardinah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK MENUJU ACEH MADANI (MODEL PM-RAHMA) Rahmah Johar 1

BAB V PEMBAHASAN. yaitu valid, praktis dan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

Transkripsi:

Bidang Pendidikan ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING Tahun Anggaran 2014 (LANJUTAN TAHUN KE-2) PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK LUAR KELAS BERBASIS LINGKUNGAN DAN BUDAYA KHAS KABUPATEN JEMBER UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL BAGI SISWA SMK TIM PENELITI: Ketua: Drs. Didik Sugeng Pambudi, M.S NIDN. 0003116803 Anggota: Prof. Dr. Sunardi, M.Pd NIDN. 0001055408 Dr. Hobri, S.Pd, M.Pd NIDN. 0006057301 Dibiayai oleh DIPA Universitas Jember TA 2014 Nomor DIPA: 023.04.2.414995/2014 Tanggal : 05 Desember 2013 Revisi ke-02 tanggal 24 Maret 2014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER NOVEMBER 2014 1

ABSTRAK Penelitian Pengembangan (Research and Development) ini adalah penelitian yang dilaksanakan selama 2 tahun (2013 dan 2014). Metode yang digunakan adalah model Penelitian Pengembangan dari Plompt yang dimodifikasi menjadi (1) fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase uji validasi, (5) fase uji coba model, dan (6) fase diseminasi hasil penelitian. Pada penelitian tahun pertama (2013) telah dilakukan fase 1,2 dan 3, dengan tujuan mengembangkan model Pembelajaran Matematika Realistik Luar Kelas berbasis lingkungan dan budaya khas kabupaten Jember (model PMRJ) untuk siswa SMK. Produk penelitian berupa prototipe I Buku Model dilengkapi Kumpulan masalah kontekstual dan Perangkat Pembelajaran yang meliputi Buku Guru dan siswa, RPP, LKS dan THB serta instrument penelitian untuk memvalidasi produk tersebut. Penelitian lanjutan tahun kedua (2014) melanjutkan fase 4, 5 dan 6 dengan tujuan untuk melakukan Uji validasi prototipe I, melakukan uji coba Model PMRJ di sekolah, dan diseminasi hasil penelitian. Validasi produk dilakukan oleh 2 Dosen Pendidikan Matematika, dan 1 praktisi, yaitu 1 guru matematika SMK. Setelah melalui dua kali validasi, maka semua instrumen dan buku model PMRJ beserta semua perangkat pendukungnya dinyatakan VALID dan layak digunakan untuk uji coba. Berikutnya dilakukan uji coba model di SMK PGRI 02 Jember. Dari hasil uji coba diperoleh data mengenai (1) Hasil Belajar Siswa, (2) Aktivitas Siswa, (3) Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran dan (4) Respon Guru dan Siswa terhadap model PMRJ. Semua data dan analisis data, baik dilihat dari persepsi validator maupun hasil analisis uji coba di lapangan menunjukkan bahwa Model PMRJ EFEKTIF dan PRAKTIS diterapkan dalam meningkatkan karakter unggul bagi siswa SMK. Selain produk buku Model PMRJ tersebut, maka luaran penelitian lainnya adalah artikel ilmiah yang telah disubmit ke Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran LP3 UM Malang, artikel untuk diseminarkan serta draft Hak Cipta Model PMRJ. Kata Kunci : Penelitian Pengembangan, Model PMRJ, Masalah Kontekstual, Lingkungan dan Budaya khas Jember, karakter unggul siswa SMK. 2

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK LUAR KELAS BERBASIS LINGKUNGAN DAN BUDAYA KHAS KABUPATEN JEMBER UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER UNGGUL BAGI SISWA SMK, Didik Sugeng Pambudi, Sunardi, dan Hobri, Penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2014, 240 halaman, i-xvii). Pemerintah menempatkan pendidikan karakter sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional yang dituangkan dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan mengembangkan potensi siswa secara optimal perlu didukung oleh semua Guru melalui proses pembelajaran di sekolah, termasuk pada mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu model penyampaian materi matematika kepada siswa perlu dirancang sedemikian rupa agar siswa mampu memiliki karakter unggul yang diharapkan. Penelitian tahun pertama (Pambudi, Sunardi dan Hobri, 2013) telah mengembangkan Model Pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan Realistik berbasis Lingkungan dan Budaya Khas Kabupaten Jember (disebut Model PMRJ) untuk Meningkatkan Pendidikan Karakter Unggul bagi Siswa SMK. Produk penelitian berupa (1) Buku Model PMRJ bagi Siswa SMK, dan (2) Perangkat Pembelajaran untuk mendukung pelaksanaan model PMRJ bagi Siswa SMK yang meliputi Buku Guru dan siswa, RPP, LKS, dan THB. Tahun kedua ini (2014) dilanjutkan penelitian untuk memvalidasi produk tersebut serta uji coba di SMK di Jember sehingga diperoleh produk akhir berupa model PMRJ yang valid, praktis dan efektif. Tahap terakhir adalah melakukan diseminasi hasil penelitian. Masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah bagaimanakah hasil uji validasi terhadap instrument dan Buku Model PMRJ beserta seluruh perangkat pendukungnya? serta bagaimanakah hasil uji kepraktisan dan keefektifan model PMRJ dalam usaha meningkatkan pendidikan karakter unggul bagi siswa SMK? Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil uji validasi terhadap instrument dan Buku Model PMRJ beserta seluruh perangkat pendukungnya, serta mendeskripsikan hasil uji kepraktisan dan keefektifan model PMRJ dalam usaha meningkatkan pendidikan karakter unggul bagi siswa SMK. 3

Adapun tujuan akhir penelitian adalah menghasilkan produk/luaran berupa: (1) Buku Model PMRJ bagi Siswa SMK yang valid, praktis dan efektif, dilengkapi dengan perangkat pembelajaran pendukung model PMRJ, (2) artikel ilmiah untuk diterbitkan pada jurnal nasional dan seminar nasional, serta (3) draft Hak Cipta model PMRJ. Penelitian pengembangan (developmental research) ini menggunakan model pengembangan dari Plompt yang telah dimodifikasi dan terdiri dari 6 fase/ tahap, yaitu : (1) fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase uji validasi dan (5) uji coba model, dan (6) fase diseminasi hasil penelitian. Tahun pertama (2013) telah dilakukan 3 tahap (tahap 1 sampai 3), dan untuk penelitian tahun kedua (Maret sampai dengan November 2014) ini dilaksanakan tahap 4, 5 dan 6. Data dan sumber data yang dikumpulkan adalah (1) Kelayakan Instrumen Validasi diperoleh dari hasil penilaian tim validator, (2) Kevalidan Model diperoleh dari hasil penilaian tim validator, (3) Kepraktisan/keterlaksanaan Model yang diperoleh dari pendapat validator serta hasil pengamatan selama uji coba di SMK, dan (4) Keefektifan Model yang diperoleh dari observasi uji coba model di SMK. Validasi kelayakan setiap instrumen penelitian mengenai 5 aspek, yaitu : (1) petunjuk penggunaan instrumen, (2) materi (isi dan tujuan), (3) konstruksi, (4) bahasa, dan (5) penilaian secara umum (hasil). Hasil validasi instrument penelitian menunjukkan bahwa 7 instrumen perlu direvisi, yaitu Instrumen Validasi Isi Model Pembelajaran, Instrumen Validasi Konstruk Model Pembelajaran, Instrumen Validasi Rencana Pembelajaran (RPP), Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS), Angket Respon Guru terhadap Model Pembelajaran (Perangkat Pembelajaran), Angket Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran (Kegiatan Pembelajaran), Instrumen Validasi Tes Hasil Belajar (THB). Setelah dilakukan revisi kalimat yang kurang baik, maka instrument tersebut Layak Digunakan. Adapun instrument lainnya yang terdiri dari Instrumen Pengamatan (Penilaian) Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru, Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa, Instrumen Pengamatan (Penilaian) Keterlaksanaan Model Pembelajaran, Persepsi Validator/Pakar terhadap Keterlaksanaan Model Pembelajaran, Persepsi Pakar terhadap Keefektifan Model Pembelajaran sudah baik dan Layak Digunakan untuk memvalidasi buku model dan perangkat pendukung model PMRJ. 4

Kevalidan model PMRJ ditinjau dari 2 hal, yaitu : (1) kevalidan isi, dan (2) kevalidan konstruk. Aspek yang dinilai untuk kevalidan isi adalah Teori Pendukung (mendapat skor rata-rata 4,30), aspek Sintaks model, Sistem Sosial, Prinsip Reaksi Pengelolaan, dan Sistem Pendukung, Dampak Instruksional dan Pengiring semuanya masing-masing mendapat skor 4,10. Berikutnya aspek Pelaksanaan Pembelajaran, Lingkungan Belajar dan Tugas-Tugas manajemen, serta aspek Evaluasi masing-masing mendapat skor 4,30. Rata-rata total untuk kevalidan isi model PMRJ adalah Va=4,20. Nilai ini menyatakan bahwa model PMRJ dari segi isi dikatakan Valid. Berikutnya hasil validasi konstruk model PMRJ dilihat dari aspek Komponen Model (skor 4,30), Teori Pendukung (skor 4,40), Sintaks (skor 4,20), Sistem Sosial (skor 4,20), Prinsip Reaksi Pengelolaan (skor 4,30), Sistem Pendukung (skor 4,10), Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring (skor 4,20), Pelaksanaan Pembelajaran (skor 4,10), Lingkungan Belajar dan Tugas-Tugas manajemen (skor 4,20), Evaluasi (skor 4,50). Nilai rata-rata totak kevalidan konstruk model PMRJ adalah Va = 4,25 yang berarti kevalidan konstruksi Model PMRJ adalah Valid. Selanjutnya divalidasi pula perangkat pendukung model PMRJ, yang terdiri dari Buku Guru-Siswa, RPP, LKS dan THB. Hasil validasi Buku Guru dan Siswa yang dilihat dari aspek konstruksi buku (skor 4,33), isi buku (skor 4,30) dan aspek lain-lain (skor 4,60), sehingga rata-rata nilai Va=4,41 yang berarti Valid. Hasil validasi untuk RPP dilihat dari aspek Kriteria Kinerja (skor 4,43), Isi yang Disajikan (skor 4,40), Bahasa (skor 4,33), Waktu (skor 4,17), Metode Sajian (skor 4,40), dan Penutup (skor 4,40), sehingga diperoleh rata-rata total Va= 4,35 yang berarti Valid. Berikutnya hasil validasi LKS yang meliputi aspek Organisasi LKS (skor 4,40), Prosedur (skor 4,30), dan aspek Pertanyaan/Masalah (skor 4,47) diperoleh nilai rata-rata total Va= 4,37 yang berarti Valid. Terakhir hasil validasi THB dilihat dari aspek Materi (skor 4,57), Konstruksi (skor 4,50), Bahasa (skor 4,43) diperoleh rata-rata total Va = 4,50 yang berarti Valid. Kesimpulan semua produk buku Model PMRJ dan semua perangkat pendukung model PMRJ Valid dan layak digunakan untuk uji coba di SMK. Hasil analisis terhadap penilaian kepraktisan/keterlaksanaan model PMRJ dari persepsi validator dilihat dari aspek Sintaks (mendapat skor 4,37), Sistem Sosial (skor 4,23), Prinsip Reaksi Pengelolaan (skor 4,27). Rata-rata total kepraktisan Va = 4,29 yang berarti model PMRJ Praktis untuk dilaksanakan di lapangan (SMK). Sedangkan hasil observasi kepraktisan/keterlaksanan model pembelajaran PMRJ selama 3 kali 5

pertemuan (3 RPP) dari aspek Sintaks (mendapat skor 4,22), Sistem Sosial (skor 4,50), Prinsip Reaksi Pengelolaan (skor 4,26). Rata-rata total kepraktisan Va = 4,33 yang berarti model PMRJ Praktis dilaksanakan di lapangan (SMK). Dari dua penilaian tersebut, maka model PMRJ sudah dapat dikatakan PRAKTIS dilaksanakan di SMK. Berikutnya dibahas mengenai tingkat efektivitas model PMRJ. Hasil analisis keefektifan model PMRJ dari persepsi validator dilihat dari aspek Hasil Belajar Siswa (skor 4,33), Aktivitas Siswa (skor 4,47), Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran (skor 4,33), Respon Siswa dan Guru terhadap Komponen dan Proses Pembelajaran (skor 4,37). Rata-rata total Va= 4,38, yang berarti Efektifitasnya Tinggi. Hasil ini ternyata sama jika dibandingkan dengan hasil analisis keefektifan model PMRJ dari hasil uji coba di SMK seperti dipaparkan berikut ini. Tempat uji coba model PMRJ dipilih SMK PGRI 02 Jember dengan siswa kelas XI jurusan otomotif sebanyak 17 orang semuanya laki-laki. Topik atau pokok bahasan yang dipilih adalah Trigonometri, khususnya penerapan konsep trigonometri untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pembelajaran dilakukan selama 4 pertemuan, mulai tanggal 2 Juni, 4 Juni, 9 Juni dan 11 Juni 2014. Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh dari pemberian empat butir soal pada post test yang diberikan pada pertemuan ke-4. Dari 4 butir soal tersebut, ternyata siswa banyak mengalami kesulitan mengerjakan soal nomor 4, disusul nomor 3, nomor 1 dan nomor 2. Artinya siswa menganggap soal pemecahan masalah merupakan soal yang sulit, karena harus memahami cerita yang panjang, memahami situasi dari cerita yang diberikan untuk membuat gambar sketsa yang sesuai situasi soal, memahami konsep atau rumus apa yang digunakan untuk menjawab soal tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena selama ini siswa jarang diberikan soal pemecahan masalah. Tetapi dari rata-rata nilai mengerjakan empat soal tersebut sebesar 7,72, berarti secara klasikal rata-rata Tingkat Penguasaan Siswa terhadap materi uji coba sudah tinggi, karena berada dalam interval 7,0 8,0. Disamping itu semua siswa sudah mampu mencapai tingkat penguasaan materi uji coba, karena 100% siswa mencapai ketuntasan belajar (nilai lebih dari 7,0). Faktor kedua yang mempengaruhi efektivitas penerapan model PMRJ adalah aktivitas siswa selama belajar. Selama siswa mengikuti 3 kali tatap muka menggunakan model PMRJ dilakukan pengamatan aktivitas yang dilakukan siswa. Hasil pengamatan menunjukkan siswa melakukan aktivitas berupa (1) mendengarkan/ 6

memperhatikan penjelasan guru atau teman dengan aktif, (2) membaca/memahami masalah kontekstual dari LKS, (3) Bertanya kepada Guru tentang masalah dalam LKS, (4) menggambar sketsa atau gambar sesuai soal/situasi nyata di luar kelas pada LKS, (5) menggunakan alat bantu, seperti tabel, kalkulator untuk menghitung, Meteran untuk mengukur panjang, Klinometer untuk mengukur sudut elevasi, (6) menyelesaikan masalah kontekstual /menemukan cara dan jawaban masalah kontekstual yang diberikan Guru dalam LKS, (7) menyampaikan pendapat/ide kepada guru dan/atau teman, (8) berdiskusi/bertanya kepada teman dan/atau guru, (9) mengerjakan soal-soal latihan, (10) membuat laporan hasil kerja kelompok, (11) melakukan presentasi di muka kelas, (12) menarik kesimpulan dari hasil diskusi kelompok, (13) melakukan kegiatan belajar di luar kelas. Dari banyaknya aktivitas siswa, berarti selama proses pembelajaran menggunakan model PMRJ, siswa melakukan aktivitas yang bervariasi. Apalagi saat pertemuan ke-3, di mana guru mengajak siswa belajar menerapkan konsep perbandingan trigonometri untuk menentukan tinggi tiang bendera dan tinggi antena parabola di atas atap gedung sekolah, maka siswa melakukan keaktifan belajar yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan pada saat pertemuan ke-1 dan ke-2, karena hanya belajar di dalam kelas. Ini menunjukkan bahwa model PMRJ efektif meningkatkan keaktifan siswa. Dari bervariasinya aktivitas siswa tersebut sudah mencerminkan keberhasilan penggunaan pendekatan matematika realistik yang dikombinasikan dengan pembelajaran matematika luar kelas untuk meningkatkan karakter unggul bagi siswa. Hal tersebut terlihat pada aktivitas siswa memecahkan masalah kontekstual untuk menemukan konsep matematika dengan bimbingan guru (guided re-invention), yaitu menemukan arti perbandingan trigonometri, menemukan nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa. Aktivitas siswa lainnya adalah belajar berinterakasi dengan teman sekelompok dan guru (interactivity), belajar memberikan ide/pendapat pada teman sekelompok dan pada presentasi kelas (contribution), belajar mengaitkan (intertwining) materi trigonometri dengan fisika, dan penerapannya untuk menentukan tinggi benda secara langsung di halaman sekolah dan mecahkan masalah yang berhubungan dengan lingkungan Jember melalui soal-soal latihan dan post test. Karakter unggul yang berhasil ditanamkan pada siswa melalui model PMRJ adalah: (1) sikap tekun/ulet/rajin dalam memecahkan masalah matematika melalui 7

kegiatan penemuan konsep di dalam kelas dan menerapkan konsep di luar kelas, (2) sikap konsisten atau taat azas, di mana siswa berlatih mematuhi aturan yang berlaku pada matematika, berusaha belajar memahami pengertian konsep, simbol, penggunaannya dalam memecahkan masalah matematika di dalam dan luar kelas, (3) sikap berani bertanya pada teman atau guru dalam menguasai ilmu pengetahuan, (4) sikap berani memberi ide atau sharing pendapat kepada teman sekelompok atau pada forum diskusi kelas, (5) sikap menghargai pendapat teman walaupun tidak sama dengan pendapatnya pribadi, (6) sikap mensyukuri dan menghargai nikmat yang dikaruniakan Allah sang pencipta yang telah melimpahkan nikmat ilmu pengetahuan, indahnya belajar bersama di halaman sekolah dan memecahkan masalah matematika yang berhubungan dengan lingkungan di daerah Jember, (7) sikap memelihara lingkungan agar tetap lestari dan asri dimulai dari tindakan sederhana dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak melakukan aksi coret-coret dan merusak tanaman di halaman sekolah, (8) sikap mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah matematika di luar kelas, di mana menentukan tinggi tiang bendera dapat menggunakan konsep perbandingan trigonometri (tangen) atau cara menggunakan konsep segitiga sebangun serta menggunakan bayangan sinar matahari. Jadi dapat dikatakan bahwa model PMRJ berhasil menanamkan pendidikan karakter unggul bagi siswa SMK. Faktor ketiga yang yang mempengaruhi efektivitas penerapan model PMRJ adalah Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran. Dari data pengamatan selama 3 pertemuan guru menerapkan model PMRJ di sekolah, maka guru sudah berusaha maksimal menerapkan sintaks model PMRJ yang dituangkan dalam RPP. Dari hasil pengamatan, guru memperoleh skor rata-rata 4,30 dari skor maksimal 5,0. Ini berarti pengelolaan guru dalam menerapkan model PMRJ sudah termasuk kategori Baik. Hal lain yang menarik untuk dibahas adalah respon atau pendapat guru dan siswa terhadap model PMRJ. Dari angket yang diberikan, ternyata Guru menganggap kegiatan pembelajaran yang dirancang, materi pelajaran, tugas-tugas, RPP, LKS, dan soal Post Test yang dikembangkan tim peneliti sangat membantu dalam pembelajaran dan dinilai Baik oleh guru. Guru berpendapat perangkat pembelajaran ini perlu dan layak dikembangkan pada kompetensi lainnya, yaitu pada materi-materi yang sangat cocok diajarkan di luar kelas atau apabila belajar di luar kelas tidak mungkin dilaksanakan karena faktor cuaca atau biaya, maka perlu memasukkan unsur 8

lingkungan luar kelas ke dalam soal cerita sehingga siswa dapat mengerjakan soal tersebut dan tetap merasakan adanya unsur luar kelas dalam masalah matematika. Apabila dibandingkan dengan proses pembelajaran di dalam kelas, maka guru berpendapat bahwa model PMRJ memiliki kelebihan, diantaranya (1) siswa mengetahui manfaat matematika dalam memecahkan masalah sehari-hari, (2) siswa dapat berlatih menghubungkan konsep abstrak matematika dengan situasi nyata di luar kelas, (3) minat belajar siswa lebih tinggi, (4) aktivitas siswa lebih aktif dan bervariasi, sehingga dapat menyehatkan fisik siswa. Memang dalam melaksanakan model PMRJ ada beberapa kelemahan/hambatan, misalnya (1) guru perlu mempersiapkan rencana, media dan pengawasan lebih berat daripada jika hanya mengajar di dalam kelas, (2) guru memerlukan bantuan dari kolega apabila jumlah siswa lebih dari 20 orang, (3) perlu tambahan waktu agar siswa dapat menyelesaikan tugas melakukan pembelajaran di luar kelas dan dilanjutkan membuat laporan serta presentasi di dalam kelas. Oleh karena itu guru berpendapat perlu dilakukan pelatihan untuk mengeliminir hambatan tersebut. Pelatihan bukan hanya mensosialisasikan model PMRJ, tetapi perlu membimbing guru-guru matematika SMK melakukan workshop pembuatan perangkat pembelajaran yang dapat diterapkan guru di sekolah tempat bertugas. Dari pendapat guru ini berarti Guru memberi respon positif atau sangat mendukung terhadap penerapan model PMRJ dan pengembangan perangkat pembelajarannya. Respon ini sesuai pula dengan pengamatan pada saat guru membimbing siswa belajar 3 kali pertemuan, di mana guru sangat antusias membimbing siswa menemukan konsep perbandingan trigonometri, menemukan nilai perbandingan trigonometri untuk sudutsudut istimewa serta menerapkan konsep perbandingan trigonometri memecahkan masalah di luar kelas. Sejalan dengan respon guru, maka siswa juga memberikan respon positif dan mendukung terhadap penerapan model PMRJ di sekolah mereka. Siswa berpendapat belajar dengan model PMRJ berbeda dengan belajar biasanya/ konvensional. Semua siswa berminat/senang mengikuti pembelajaran matematika di luar kelas (halaman sekolah). Karena suasana di luar kelas sangat menyenangkan, siswa bisa belajar sambil menikmati pemandangan yang indah, seperti rumput dan pohon-pohon yang hijau. Siswa juga berpendapat udara di luar kelas lebih segar daripada di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar sambil refreshing. Kegiatan di luar kelas juga membuat siswa saling membantu antar teman dan sekali-sekali bisa bercanda/bergurau. 9

Sedangkan pendapat siswa terhadap bahan ajar, seperti buku siswa, LKS, dan soal post test bervariasi (antara 75% sampai 90% siswa yang senang/tertarik), karena kurang banyaknya ilustrasi/gambar, dan contoh soal serta anggapan sebagian siswa bahwa materi matematika memang sulit difahami jika tidak dibimbing guru. Dari uraian mengenai (1) Hasil Belajar Siswa, (2) Aktivitas Siswa, (3) Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran dan (4) Respon Guru dan Siswa terhadap model PMRJ, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Model PMRJ efektif dalam meningkatkan karakter unggul bagi siswa SMK, baik dilihat dari persepsi validator maupun hasil analisis uji coba di lapangan. Berdasarkan uraian mengenai uji kevalidan, kepraktisan dan keefektifan model PMRJ, maka disimpulkan bahwa proses pengembangan model PMRJ telah menghasilkan model PMRJ beserta seluruh perangkat pendukungnya yang VALID, PRAKTIS, dan EFEKTIF. 10