BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai produsen kerajinan tangan yang mampu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. subjek yang terlibat dalam penelitian ini mempunyai nilai rerata 46,90 ± 4,701

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

INFORMED CONSENT. Persetujuan Setelah Penjelasan. Rancang Bangun Alat Pemidangan Otomatis Yang Ergonomis Meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB V HASIL PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..

Lembar Persetujuan Promotor/Kopromotor. UJIAN TERBUKA NASKAH DISERTASI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL: 28 Juni APRIL 2009 Promotor

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tenong /te.nong / ténong/ yakni bakul bundar. Bakul, ada dua arti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Disamping itu

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja.

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

PERBAIKAN POSTUR KERJA MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN WAKTU PROSES PEMAHATAN DI JAVA ART STONE YOGYAKARTA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak industri yang membutuhkan hasil. yang berada di Yogyakarta dan memiliki 2 jenis kemasan, jenis jemasan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODIFIKASI GEBOTAN BERORIENTASI ERGONOMI MENINGKATKAN KINERJA PETANI WANITA PERONTOK PADI DI SUBAK MARGAYA DESA PEMECUTAN KELOD KODYA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Data Produksi Tahun Sumber : PT.Karya Kita. Gambar I.2 Alur Proses Produksi PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Proses produksi kain endek tiga tahun belakangan ini mengalami kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan dengan cara kerja manual dan alat kerja yang masih konvensional, lamanya waktu pengerjaan yaitu dua hari untuk empat bingkai midang, proses kerjanya berlangsung secara berulang dan monoton. Alat pemidangan konvensional adalah suatu alat yang sudah disepakati ukuran, bentuk, bahan untuk dipergunakan di kalangan perajin kain endek pada proses midang yang dipergunakan selama ini, terdiri atas : rak benang untuk menempatkan kon benang, terbuat dari kayu, konstruksi vertikal, tinggi satu setengah meter, lebar satu meter, tidak bisa dilepas atau dilipat. Pada rak benang terdapat tiga kon dalam satu as pemegang sehingga saat benang pada kon di tengah habis, mengharuskan perajin menggeser ke luar salah satu kon di sebelahnya untuk menggantikan kon yang benangnya habis. Rak benang yang konvensional dan penempatan yang menghalangi jalur benang, mengakibatkan perajin berulang kali mereposisi rak benang agar tak terhalang tubuh perajin. Bingkai penamplik, digerakkan dengan ditamplik oleh tangan perajin, dilakukan repetisi dan kombinasi rumit sesuai dengan kebutuhan desain motif kain, sehingga dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam penyusunan benang. Posisi kerja perajin dengan penempatan alat kerja yang berbeda yaitu di depan dan 68

69 belakang tubuh perajin menyebabkan konsentrasi terpecah menjadi dua yaitu pada rak benang dan bingkai penamplik, membuat sikap tubuh terplintir atau mengalami twisting. Sikap kerja selama beraktivitas adalah berdiri selama proses kerja berlangsung. Waktu kerja perajin kain endek pada proses midang bekerja selama tujuh jam kerja dengan istirahat satu kali dari pukul 12.00-13.00 Wita, tanpa istirahat pendek di antara istirahat makan siang dan tanpa tersedianya air minum disekitar tempat kerja. Berdasarkan hasil wawancara dan dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map diketahui terdapat keluhan pada jari-jari tangan perajin kain endek pada proses midang 100%, mengalami keluhan pada betis perajin kain endek pada proses midang 100%, pada telapak kaki perajin kain endek pada proses midang 90%, mengalami keluhan pada lengan perajin kain endek pada proses midang 80%, sakit pada punggung perajin kain endek pada proses midang 80%, dan pada pinggang perajin kain endek pada proses midang 60%. Kelelahan mengakibatkan konsentrasi berkurang, mengakibatkan terjadinya kesalahan kombinasi dalam pengelompokkan benang yang berpengaruh kepada desain motif. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan intervensi ergonomi untuk meningkatkan kinerja yang dapat dilihat melalui penurunan tingkat kelelahan, penurunan keluhan muskuloskeletal, meningkatnya produktivitas kerja sehingga penghasilan perajin meningkat pula. Peningkatan produktivitas dan penghasilan berdampak kepada kualitas kerja dan kualitas hidup yang menjadi lebih baik. Intervensi ergonomi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

70 (1) intervensi ergonomi terhadap alat kerja yaitu merancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis; (2) intervensi ergonomi terhadap organisasi kerja dengan memperbaiki sikap kerja, mengatur waktu istirahat, dan dengan memberikan air minum kepada perajin. (3) intervensi ergonomi terhadap lingkungan yaitu intensitas suara yang ditimbulkan oleh kon benang. Dengan pendekatan ergonomi melalui penerapan TTG dan pendekatan SHIP yang menekankan pada proses mulai dari pemilihan masalah sampai pemecahannya mengikutsertakan pemilik dan perajin beserta para ahli dibidangnya. Proses kerja kedua alat pemidangan baik yang konvensional maupun yang ergonomi adalah sama, yang berbeda pada cara pengoperasiannya. Alat pemidangan konvensional dilakukan secara manual, sedangkan rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis bekerja dengan otomatis yaitu pemberian input data dari hard ware komputer melalui downloader program di upload ke IC mikrokontroler yang dapat dikontrol lewat layar LCD. Terjadi perubahan posisi dan sikap kerja dari sikap kerja berdiri menjadi duduk dinamis. Waktu kerja menjadi lebih pendek, di mana alat pemidangan konvensional membutuhkan waktu dua hari untuk menghasilkan empat bingkai midang, dengan rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis dalam satu hari sudah dapat menghasilkan enam bingkai midang.

71 3.2. Konsep Kerangka konsep penelitian seperti pada Gambar 3.1. INPUT Bahan Midang - Ais - Bulihan - Sawa - Benang - Ukuran bingkai Subjek: - Umur - Jenis kelamin - Pengalaman kerja - Pendidikan - Antropometri Lingkungan - Suhu basah - Suhu kering - Kelembaban relatif - Intensitas cahaya - Kecepatan angin - Intensitas suara PROSES PEMIDANGAN Rancang Bangun Alat Pemidangan Otomatis Yang Ergonomis Keterangan: : : diteliti tidak diteliti OUTPUT Kinerja Perajin: - Kelelahan - Keluhan muskuloskeletal - Produktivitas - Penghasilan perajin Gambar 3.1 Konsep

72 3.3. Hipotesis Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. 1. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas penurunan kelelahan kerja perajin kain endek. 2. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas penurunan keluhan muskuloskeletal perajin kain endek. 3. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas peningkatan produktivitas kerja perajin kain endek. 4. Rancang bangun alat pemidangan otomatis yang ergonomis meningkatkan kinerja berdasarkan atas peningkatan penghasilan perajin kain endek.