Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PASANGAN BATA DENGAN METODE WORK STUDY

ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PLESTERAN DINDING DENGAN METODE WORK STUDY NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

Revisi SNI Daftar isi

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

PRODUKTIVITAS KELOMPOK TENAGA KERJA PADA GEDUNG BERTINGKAT (PEKERJAAN PLESTERAN)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

ANALISIS BIAYA RUMAH PRACETAK BERDASARKAN SOFTWARE MICROSOFT PROJECT DI PERUMAHAN BULAN TERANG UTAMA MALANG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

6.16 Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 3 PP Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 4 PP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

RSNI T C. Daftar isi

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA MERAH DENGAN METODE TIME STUDY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

proyek, sehingga hams dilakukan dengan teliti dan secermat mungkin agae diperoleh biaya

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH MPANEL DENGAN RUMAH PRACETAK PADA PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA DI SAWOJAJAR MALANG

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

Pandu Sugoro, M. Hamzah Hasyim, dan Saifoe El Unas

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH M-PANEL DENGAN RUMAH KONVENSIONAL PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 60/99 PONDOK PERMATA SUCI GRESIK

Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Revisi SNI Daftar isi

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

DAFTAR ISI. 6.9 Memasang 1 m 2 plesteran 1 PC :

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

ANALISIS PERBANDINGAN KOEFISIEN HARGA SATUAN UPAH PEKERJAAN BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN DI LAPANGAN DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kartasura Telp (0271) /

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

6.38 memasang 1m² lantai mosaik ukuran (33 x 33) cm, campuran spesi 1pc: 3 PP...12

HALAMAN PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Diky Allando Dirganata NIM

BAB I PENDAHULUAN BAB I-1

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang tidak pernah lepas dari sumber

Seminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

Revisi SNI Daftar isi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

METODE KERJA DAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU PADA PEKERJAAN PLESTERAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pasangan dinding

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

ANALISA PRODUKTIVITAS KERJA NORMAL DAN LEMBUR (STUDI KASUS: PEKERJAAN PEMASANGAN BATA PADA PABRIK PT. SINAR SOSRO)

Revisi SNI T C. Daftar isi

ANALISA PRODUKTIVITAS PEKERJAAN DINDING PANEL, DINDING BATU BATA KONVENSIONAL, DAN SNI PEKERJAAN DINDING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber

STUDI PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PADA RUMAH TINGGAL TYPE 45 YANG MENGGUNAKAN DINDING BATUBATA, CONBLOCK, DAN BATATEX DI MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN DINDING PASANGAN BATA MERAH DENGAN PLESTERAN. Akhmad Barron, S.T.

PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: NIM :

KAJIAN KOEFISIEN UPAH KERJA PEKERJAAN PEMASANGAN BATA RINGAN PADA PEMBANGUNAN GEREJA KRISTEN INDONESIA BROMO KOTA MALANG

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG. Oleh : Mohamad Harun. Abstrak

BAB III TINJAUAN UMUM PENELITIAN

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

ISSN: TEKNO-SIPIL/Volume 09/No. 56/Agustus

TINJAUAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PEMASANGAN BATU GRANIT (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Bukopin Kantor Cabang Solo)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI DINDING BATA MERAH DENGAN DINDING BATA RINGAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA BANGUNAN BERTINGKAT (Studi kasus Pembangunan Hotel Holiday Inn Express Bogor)

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

MENGANALISIS HASIL PENJADWALAN PROYEK BANGUNAN GEDUNG DENGAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS)

ANALISA PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGUNAN RUKO DAERAH JAYAPURA-PAPUA TERHADAP DAERAH MANADO-SULAWESI UTARA

Transkripsi:

Analisis Produktivitas Jumlah Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Pasangan Bata Dengan Metode Work Study Nico Hartono, M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan M.T. Haryono 167 Malang 65145, Jawa Timur - Indonesia ABSTRAK Salah satu pekerjaan pada proyek konstruksi mempunyai volume pekerjaan dan jumlah tenaga kerja cukup besar adalah pekerjaan dinding atau pasangan bata. Volume besar akan sebanding dengan biaya besar pula, maka produktifitas tenaga kerja harus dimaksimalkan guna meminimalisasi anggaran dan waktu penyelesaian proyek. Ada banyak faktor mempengaruhi produktivitas pekerja, di antaranya adalah waktu menganggur, umur, dll. Maka penting untuk dilakukannya penelitian mengenai produktifitas tenaga kerja berdasarkan efektivitas jumlah kelompok kerja (work study) dalam menyelesaikan pekerjaan pasangan bata agar suatu proyek dapat berjalan secara efektif. Penelitian mengenai analisa perbandingan harga satuan pekerjaan pasangan bata berdasarkan SNI dan Work Study ini dilakukan dengan metode analisa SNI dan analisa Penelitian Work Study. Objek penelitian ini adalah proyek pembangunan rumah sederhana di Nurasa Regency Nganjuk. Perhitungan dengan metode SNI menggunakan koefisien ada pada SNI sedangkan perhitungan Work Study menggunakan koefisien didapat melalui penelitian dan hasil ditunjukkan dalam metode Work Study. Setelah dilakukan pengolahan, diperoleh hasil pada pembangunan proyek tersebut. metode digunakan adalah SNI 6897-2008 dengan nomor analisa 6.9 untuk pekerjaan 1 m 2 pasangan dinding bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal ½ bata, campuran spesi 1 PC : 4 PP. Pada pelaksanaan di lapangan metode bahan digunakan adalah metode SNI namun untuk jumlah pekerja dan waktu kerja disesuaikan pada kondisi lapangan di mana mungkin terdapat perbedaan antara SNI dan lapangan. Metode pelaksanaan di proyek saat dilakukan penelitian tidak sesuai dengan SNI, karena pada saat penelitian di lapangan digunakan beberapa kelompok kerja berbeda. Hal ini tentu mempengaruhi biaya pada pelaksanaan, di mana jumlah tukang atau pekerja berbeda mengakibatkan perbedaan biaya cukup besar pula. Selain itu beberapa hal membuat harga menjadi jauh berbeda dan berada di luar batasan masalah harus dihilangkan demi mendapatkan hasil benar benar dapat dibandingkan dengan SNI. Beberapa hal dihilangkan atau diabaikan antara lain adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan benangan, kepala tukang, dan mandor. Rencana anggaran biaya pekerjaan pasangan bata per meter persegi menurut SNI adalah Rp 86,472.50. Rencana anggaran biaya pekerjaan pasangan bata per meter persegi dengan metode Work Study adalah Rp 77,395.50. Sehingga perbandingannya selisih biaya pekerjaan pasangan bata per meter persegi antara SNI dan metode Work Study adalah Rp 9,076.50. Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

I. Pendahuluan Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan dikerjakan dalam waktu terbatas mana menggunakan sumber daya tertentu dalam rangka memperoleh suatu hasil terbaik pada waktu akan datang. Sumber daya adalah salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu proyek konstruksi. Sumber daya dalam proyek berupa manusia, mesin, bahan alam, uang, dan metode pengerjaan. Salah satu pekerjaan pada proyek konstruksi mempunyai volume pekerjaan dan jumlah tenaga kerja cukup besar adalah pekerjaan dinding atau pasangan bata. Dengan volume dan jumlah tenaga kerja besar tentu diperlukan biaya cukup besar pula untuk menyelesaikannya, maka produktifitas tenaga kerja harus dimaksimalkan guna meminimalisasi anggaran dan waktu penyelesaian proyek. Beberapa perihal dapat menghambat produktifitas tenaga kerja adalah menganggur, merokok, makan, berbincang-bincang, atau istirahat dilaksanakan pada jam kerja. Selain itu, ada pula variabel lain mempengaruhi produktifitas pekerja antara lain adalah faktor umur, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, kesesuaian upah, kesehatan pekerja, hubungan antar pekerja, manajerial, dan pengaturan komposisi kelompok kerja. Dalam pengukuran efektifitas jumlah pekerja terdapat banyak metode bisa digunakan, salah satunya work study. di mana penelitian ini akan diadakan pada proyek Perumahan Nurasa Regency Nganjuk Jawa Timur difokuskan pada pekerjaan pasangan bata. II. Metode Penelitian Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode work study, yaitu penelitian dengan mengumpulkan data langsung dari pengamatan di lapangan. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer diteliti langsung di lapangan dan literature berkaitan dengan penelitian dilakukan sebagai data sekunder. 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Objek akan diteliti sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah tukang bekerja pada pekerjaan pasangan bata sebagai variabel terikat, yaitu mengenai faktor-faktor mempengaruhi kinerja sumber daya manusia di lapangan khususnya mengenai keahlian, kecepatan, dan ketepatan kerja. Pengamatan dilakukan per meter persegi pasangan bata pada masing- masing kelompok pada 1 hari kerja, sedangkan pencatatan data dilakukan per hari selama 7 hari kerja. Pengamatan dilakukan pada pukul 08.00 WIB, 10.00 WIB, dan 15.00 WIB. Tidak menutup kemungkinan penelitian ini dilakukan pada jam kerja lembur, misalnya hari Sabtu dan Minggu atau di atas jam kerja tertera. 2.2. Tahap dan Prosedur Penelitian Tahap dan prosedur penelitian dilakukan secara sistematis. Adapun tahap dan prosedur penelitian akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1.Tahap Persiapan. 2.Survei Lapangan. 3.Pengumpulan Data. 4.Penelitian atau Scoring Data. 5.Pembahasan. 2.3. Teknik Pengumpulan Data Menurut Pengamatan dilakukan, pemasangan dinding bata untuk sebuah rumah tipe 45 dengan luasan dinding 124,55 M 2 dikerjakan oleh 5 orang tukang, maka pekerjaan akan dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih 10 hari kerja. Berdasarkan waktu kerja tersebut, maka dimisalkan data sebanyak 7 hari kerja atau 70%, memakai proporsi

binomunal maka dapat dihitung dengan rumus sampel penelitian Cross-Sectional. Gambar 2.1. Chart Pengambilan Data III. Pembahasan Data di lapangan diolah dengan caraa membuat Chart akan menjadi acuan untuk membuat Flow Diagram dan String Diagram. Chart Pekerjaan dibuat dengann menentukan langkah langkah akan diambil oleh para pekerja dalam rangkaa menyelesaikan pekerjaan pasangan bata. Setelah langkah langkah pekerja diketahuii maka dapat digambarkan pada Flow Diagram dengan dilengkapi gambar lokasi. Dengan melihat Flow Diagram dapat diketahuii langkah langkah aktual pekerja sesuai gambaran lokasi di lapangan. Gambaran aktual langkah langkah para pekerja di lapangan akan menjadi acuan pergerakan bahan atau material. Pergerakan material atau bahan ini disebut String Diagram. String diagram dibuat berbentuk garis garis untuk membedakan alur pekerja dan alur material. Alur material ini tidak memakai penomoran dan hampir samaa persis dengan alur pergerakan pekerja. Hal tersebut dikarenakann pekerja biasanyaa bergerak dengan membawa material atau bahan. Setelah diketahui alur pergerakan pekerja dan bahan, selanjutnya kita dapat menentukan alur baru. Flow Diagram dan String Diagram baru dibuat untuk mencari solusi akan pergerakan tukang atau bahan yan terlalu jauh dan memakan waktu lama. Dengan merubah dan mencoba coba dapat ditemukan sebuah alur baru nantinya akan menjadi acuan dalam pengambilan data waktu. 3.1. Pengambilan Data Waktu Lapangan Berdasarkan Flow Diagram Dan String Diagram Data di lapangan diambil sebanyak 9 kali per harinya dalam 7 hari sehingga terkumpul 63 data diambil dari penelitian di lapangan. Dari 63 data tersebut diambil rata- pekerja untuk pengerjaan 1 m 2 pasangan bata. Data tersebut diambil dari tiga rata waktu dibutuhkan tiap kelompok kelompok pekerja masing masing kelompoknya dihitung tiga kali per harinya dalam waktu berbeda (pagi, siang, dan sore) selama 7 hari. Pengambilan dataa per hari dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 1. Kelompok 1 (1 Tukang & 1 Pekerja) : Pukul 08.00, 10.00, 15.00 WIB 2. Kelompok 2 (1 Tukang & 2 Pekerja) : Pukul 08.00, 10.00, 15.00 WIB 3. Kelompok 3 (1 Tukang & 3 Pekerja) : Pukul 08.00, 10.00, 15.00 WIB 3.2. Membuat Model Pekerjaan Dengan Metode Method Study Model adalah suatu permodelan dibuat berdasarkan waktu pekerjaan per siklus dan dirata rataa dengan siklus terpanjang sebagai pembaginya. Model ini dibagi menjadi 3 menurut kelompok pekerja terkait di dalamnya. Waktu menganggur (bagian diarsir) dari tiap tiap model akan dibuang sehingga dihasilkan waktu dibutuhkan oleh

masing masing kelompok untuk mengerjakan 1 m 2 pasangan bata. Dengan mengetahui waktu dibutukan untuk pekerjaan 1 m 2 bata, maka dapat ditentukan kelompok pekerja mana paling produktif. Efisiensi pekerja dilakukan dengan membandingkan siklus pekerjaan dengan siklus pekerjaan terpanjang sehingga ditemukan presentase efisien kerja. Model pekerjaan digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu Work, Task, dan Activity. Di mana Work dimaksudkan di sini adalah pekerjaan pasangan bata. Task adalah jenis / macam pekerjaan meliputi mengangkat alat & bahan, mengaduk PC, dan memasang bata. Sedangkan Activity adalah penggolongan pekerjaan atau pembagian Task. Task dibagi berdasarkan komposisi jumlah pekeja dan keahlian pekerja. Dalam pekerjaan pasangan bata, seorang tukang hanya mengerjakan pemasangan bata saja, sedangkan pekerja melakukan pengangkatan alat & bahan serta mengaduk mortar dengan adukan 1PC : 5PP. Jumlah atau volume adukan dibuat oleh pekerja mengikuti permintaan tukang dan pekerja harus menjaga agar tukang tidak kehabisan mortar sehingga pekerjaan dapat berlangsung dengan efisien. Model pekerjaan dibuat dengan hasil waktu rata rata tiap kelompok kerja dalam mengerjakan Activity ada. Waktu rata rata dibutuhkan seorang pekerja untuk melakukan sebuah aktifitas tersebut menjadi acuan pembuatan model. Sehingga akan dihasilkan tiga buah model kerja sesuai dengan kelompok kerja ada, yaitu 1 tukang 1 pekerja, 1 tukang 2 pekerja, dan 1 tukang 3 pekerja. 3.3. Biaya Pekerjaan Pasangan Bata Per M 2 Menurut SNI Tahun 2008 dan di Lapangan Pada proyek Perumahan Nurasa Regency Nganjuk dipakai perbandingan adukan PC : PP sebesar 1 : 4. Dilihat dari koefisien SNI tersebut, maka untuk 1 m 2 pasangan Bata dengan adukan PC : PP sebesar 1 : 4 didapat total harga Rp 86.472.50 dengan 1 tukang dan 2 pekerja. Dengan mengetahui volume satuan bahan, maka akan dihasilkan harga satuan pekerjaan pasangan bata untuk pekerjaan 1 m 2 pasangan bata dengan komposisi pekerja 1 tukang dan 2 pekerja dan adukan 1PC : 4 PP. 3.4. Data Perbandingan Biaya Pekerjaan Pasangan Bata Per Hari Volume pekerjaan pasangan bata per hari tergantung dari berapa banyak pekerja terlibat dalam pekerjaan pasangan bata tersebut. Dalam skripsi ini kita membahas pekerjaan bata dilakukan oleh 1 orang tukang dan 2 orang pekerja (pembantu tukang). Dalam menentukan jumlah tukang dan pekerja ini, telah dilakukan pengamatan lapangan dan pengolahan data dengan metode Method Study menunjukkan bahwa 1 orang tukang dan 2 orang pekerja adalah kelompok paling produktif. Menurut kenyataan terjadi di lapangan, waktu kerja disediakan per hari adalah 8 jam dimulai pukul 07.00 WIB 16.00 WIB. Waktu kerja ini jelas berbeda dengan waktu kerja efektif menurut SNI, di mana waktu kerja efektif menurut SNI adalah 6 jam per hari. Hal ini dikarenakan oleh beberapa jenis pekerjaan diabaikan atau tidak dihitung dan tukang bermalas malasan atau menggunakan jam kerja untuk keperluan pribadi sehingga waktu terbuang. Beberapa jenis pekerjaan diabaikan atau tidak dihitung salah satunya adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan memang terlihat sepele namun memerlukan waktu relative banyak. Pekerjaan persiapan antara lainnya meliputi pemasangan andang / scaffolding, lot bata (pekerjaan benangan, sehingga bata dapat terpasang lurus dan rapi, penyiraman bata agar lebih mudah melekat pada PC (adukan semen), dan pembersihan lapangan.

Dengan mengabaikan beberapa jenis pekerjaan tersebut, maka waktu efektif di lapangan diperkirakan 6 jam per harinya. Dengan waktu ada, maka dengan memakai kelompok kerja terdiri dari 1 orang tukang dan 2 orang pembantu tukang dapat dihasilkan ± 12 m 2 pasangan bata dalam waktu 1 hari kerja. Melalui penelitian selama 3 hari kerja, dalam 1 hari kerja seorang tukang batu dan 2 orang pekerja dapat menghasilkan : 1. Hari pertama : 13,6 m 2 2. Hari kedua : 11,71 m 2 3. Hari ketiga : 12,14 m 2 Maka rata rata dalam 1 hari kerja, sebuah kelompok kerja produktif dapat menghasilkan 12,48 m 2 pasangan bata. Berdasarkan data diperoleh dari proyek, sebuah rumah type 45 di Nganjuk mempunyai luasan pasangan bata 124,55 m 2. Apabila per hari dapat dihasilkan 12,48 m 2 pasangan bata, maka pasangan bata untuk sebuah rumah type 45 dapat diselesaikan dalam waktu 9,977 hari 10 hari kerja. Perhitungan koefisien harian di lapangan didapat dengan membagi koefisien pasangan bata per m 2 pasangan bata dengan 0.08013. Hal ini dilakukan untuk membuat agar jumlah tukang dan pekerja dapat sesuai dengan satuannya, yaitu orang per hari. Rumus untuk memperoleh koefisien pasangan bata per hari adalah: 1. Batu Bata : 70 / 0.0813 = 873.6 Buah 2. Pasir Pasang : 0.043 / 0.0813 = 0.5366 M 3 3. Semen : 11.5 / 0.0813 = 143.52 Kg 4. Tukang Batu : 0.0813 / 0.0813 = 1 Orang per hari 5. Pekerja : 0.16026 / 0.0813 = 2 Orang per hari Perhitungan koefisien harian SNI didapat dengan membagi koefisien pasangan bata per m 2 pasangan bata dengan 0.1. Hal ini dilakukan untuk membuat agar jumlah tukang dan pekerja dapat sesuai dengan satuannya, yaitu orang per hari. Rumus untuk memperoleh koefisien pasangan bata per hari adalah: 1. Batu Bata : 70 / 0.1 = 700 Buah 2. Pasir Pasang : 0.043 / 0.1 = 0.43 M 3 3. Semen : 11.5 / 0.1 = 115 Kg 4. Tukang Batu : 0.1 / 0.1 = 1 Orang per hari 5. Pekerja : 0.3 / 0.1 = 3 Orang per hari Dengan melihat RAB tersebut, dapat kita ketahui bahwa biaya per hari pekerjaan pasangan ½ bata dengan komposisi pekerja 1 tukang dan 2 pekerja dan adukan 1PC : 4PP adalah Rp 965,896.80 dan didapatkan 12.48 m 2 pasangan bata. Sedangkan SNI membutuhkan biaya Rp 864,725.00 per hari pada pekerjaan pasangan ½ bata komposisi adukan 1PC : 4PP dan hanya didapatkan 10 m 2 pasangan bata. Dengan mengatur komposisi pekerja menjadi kelompok kerja paling produktif, maka kita dapat melakukan penghematan biaya pada RAB. Penghematan biaya pekerja antara SNI dan lapangan di sini adalah Rp 101,171.80 per hari kerja dan selisih volume 2,48 m 2. IV. Kesimpulan dan Saran Penelitian dilakukan pada proyek rumah sederhana di Perumahan Nurasa Regency Kota Nganjuk. Penelitian biaya pekerjaan pasangan bata ini dilakukan dengan menggunakan metode Work Study. Hal ditinjau adalah pekerjaan pasangan bata per meter persegi dengan tiga kelompok tukang berbeda. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan: 1. Produktivitas kelompok kerja pada pekerjaan pasangan bata mempunyai produktivitas sebagai berikut : a. 1 Tukang &1 Pekerja : Tukang bekerja 100% namun Pekerja hanya 55.8% b. 1 Tukang & 2 Pekerja : Tukang 100%, Pekerja1 82.99%, Pekerja2 70,13% c. 1 Tukang & 3 Pekerja : Tukang 100%, Pekerja1 20.88%, Pekerja2 35.42%, Pekerja3 28.45%

Sehingga didapatkan bahwa kelompok 1 Tukang dan 2 Pekerja adalah kelompok kerja paling produktif. 2. Didapatkan kelompok pekerja paling produktif dan paling murah dengan komposisi 1 Tukang dan 2 Pekerja. Hal ini dikarenakan presentase produktivitas tertinggi masing masing pekerja didapatkan pada kelompok 1 tukang dan 2 pekerja, yaitu Tukang 100%, Pekerja1 82,99%, dan Pekerja2 70,13%. Sedangkan harga pemasangan bata per meter persegi Rp 77,972.50 3. Sebuah kelompok pekerja produktif dapat menghasilkan ± 12.48 m 2 pasangan bata per harinya, di mana per hari kerja memakan waktu kerja 7 jam dan diasumsikan 1 jam sisanya adalah waktu istirahat dan waktu persiapan. Sedangkan kelompok kerja berdasarkan SNI dapat menghasilkan 10 m 2 pasangan bata per hari. 4. Pekerjaan pasangan bata per m 2 di lapangan oleh kelompok kerja paling produktif dengan mengabaikan kepala tukang, mandor, dan pekerjaan persiapan serta kebutuhan bahan mengacu pada SNI didapatkan biaya total sebesar Rp 77,972.50 sedangkan SNI membutuhkan Rp 86.472,50. Selisih rencana anggaran biaya antara SNI dan metode Work Study per harinya adalah Rp 101,171.80 di mana biaya oleh SNI lebih mahal dibandingkan biaya dengan metode Work Study mengingat volume pasangan bata didapatkan per hari di lapangan adalah 12,48 m 2 sedangkan SNI hanya 10 m 2. Setelah melakukan penelitian terhadap Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan metode Work Study dengan metode penelitian langsung di lapangan, penulis menyarankan hal hal berikut: Untuk pelaksana proyek disarankan untuk pelaksana proyek untuk dapat menentukan jumlah perbandingan tukang dan pekerja dengan lebih teliti agar produktivitas terjaga dan biaya pekerjaan menjadi lebih murah. Untuk Akademisi disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih mendetailkan biaya material seperti semen,pasir dll untuk dapat menambah wawasan bagi pembaca lainnya. Daftar Pustaka Hobb Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 1.Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius. Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jilid 2. Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius. Oxley, R dan Poskitt, J. 1996. Management Techniques Applied To The Construction Industry. London : Willey-Blackwell. Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta. Sinungan, Muchdarsyah 2003. Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Bandung : Mandar Maju Sinungan, Muchdarsyah. 1992. Manajemen Dana Bank. Jakarta : Rineka Cipta. Soeharto, Iman. 1989. Manajemen Proyek :Dari Konseptual Sampai Operasional. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Sumber Internet : Sevilla, Consuelo G. et. al. 2007. Research Methods. From http://analisisstatistika.blogspot.co.id/2012/09/menentu kan-jumlah-sampel-dengan-rumus.html Sumber Skripsi : Wibowo, K.D. dan Prasetya, A. 2004. Analisa Labor Utilization Rate Pada Proyek X dan Y Dengan Menggunakan Metode Work Sampling, Skripsi. Universitas Kristen Petra, Indonesia.