III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

HIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN. Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

II. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. TATA CARA PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. TATA CARA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

Tata Cara penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian

III.TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

Transkripsi:

9 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Februari 2016. Bertempat di screen house B, rumah kaca B dan laboratorium ekologi dan menejemen produksi tanaman (EMPT) Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, thermometer, polibag (30 x 35 cm), drum air, sprayer, meteran jahit, gelas ukur, chlorophylmeter, ph meter dan EC meter. 2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan adalah bibit cabai keriting F1 Millioner, pasir pantai, pasir progo, arang sekam, larutan nutrisi AB mix, air kelapa dan air. C. Perancangan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah substrat dengan 5 taraf, sedangkan faktor kedua adalah nutrisi dengan 2 taraf. Faktor pertama meliputi M0: Arang sekam (kontrol), M1: Pasir progo, M2: Pasir pantai tidak dicuci, M3: Pasir pantai dicuci 1 kali dan M4: Pasir pantai dicuci 2 kali. Faktor kedua meliputi N1: nutrisi AB mix dan N2: nutrisi AB mix dan air kelapa dengan interval penyemprotan 2x seminggu. 9

10 Dari kedua faktor di atas didapatkan 10 kombinasi perlakuan. Penelitian diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 30 kombinasi perlakuan. Berikut rincian perlakuan yang diuji: M0N1 : Arang sekam dengan nutrisi AB mix M0N2 : Arang sekam dengan nutrisi AB mix dan air kelapa M1N1 : Pasir progo dengan nutrisi AB mix M1N2 : Pasir progo dengan nutrisi AB mix dan air kelapa M2N1 : Pasir pantai tidak dicuci dengan nutrisi AB mix M2N2 : Pasir pantai tidak dicuci dengan nutrisi AB mix dan air kelapa M3N1 : Pasir pantai dicuci 1 kali dengan nutrisi AB mix M3N2 : Pasir pantai dicuci 1 kali dengan nutrisi AB mix dan air kelapa M4N1 : Pasir pantai dicuci 2 kali dengan nutrisi AB mix M4N2 : Pasir pantai dicuci 2 kali dengan nutrisi AB mix dan air kelapa D. Pelaksanaan Penelitian Tahapan penelitian penanaman cabai merah keriting adalah sebagai berikut: 1. Persiapan substrat a. Arang sekam dibuat dengan cara sekam dibakar di dalam drum besi yang sebelumnya diberi tabung jaring kawat, pembakaran dilakukan melalui bagian tengah tabung kawat. Pembakaran dilakukan selama kurang lebih 2 jam ( sampai setengah matang). Selanjutnya sekam dikeluarkan dari drum ke lantai dan dibolak balik supaya kematangan merata. Saat sekam terlihat matang sempurna (berwarna hitam menyeluruh dan tidak gosong) dilakukan penyemprotan air dengan spray agar proses pembakaran dapat berhenti. b. Substrat pasir progo diperoleh dari Kali Progo. Substrat tidak perlu dilakukan pencucian karena saat pengambilannya sudah tercuci di dalam mesin pengambilan. c. Substrat pasir pantai diperoleh dari Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Pasir pantai diambil dan dibawa ke rumah kaca (Lampiran 6) untuk selanjutnya

11 dilakukan pencucian sesuai dengan perlakuan. Volume substrat adalah 4 5 dari volume polybag dan dibiarkan selama 5-7 hari agar substrat siap ditanami. 2. Analisis Substrat a. Analisa Fisika Substrat Analisa fisika substrat dilakukan sebelum digunakan sebagai media tanam meliputi analisis berat volume serat ( Bulk Density), kepadatan partikel (Particle Density), dan kapaitas menahan air (Lampiran 6). Pengukuran dilakukan dengan cara: 1) Gelas ukur yang ditimbang...(a) 2) Gelas ukur + substrat pasir...(b) = B A 1000 3) Gelas ukur + substrat pasir + air hingga volumenya 1 liter ditimbang.(c) 4) Volume air yang ditambahkan dihitung = C- (A+B)...(D) 5) Volume substrat dihitung = 1000 - D...(E) = B A E 6) Analisis kapasitas menahan air dilakukan pada awal sebelum digunakan sebagai media tanam. Kapasitas menahan air dilakukan dengan cara substrat 1 L ditimbang untuk menentukan beratnya (berat kering). Kemudian air 1 L ditambahkan, lalu dilihat penambahan beratnya. Setelah seluruh bagian substrat terkena air, substrat ditiriskan dari air. Setelah itu, substrat ditimbang beratnya (berat segar). Kapasitas Menahan Air = Keterangan: BB= Berat substrat + air (gram) b. Analisis Kimia Substrat BK= Berat substrat (gram) BB BK BK Analisis kimia substrat yaitu menghitung ph substrat setelah digunakan sebagai media tanam (Lampiran 6)

12 3. Persiapan Screen House Screen house dibersihkan dari gulma yang tumbuh dan dilakukan pembersihan dari sampah yang ada dengan cara manual dengan disapu atau disiangi. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan jalannya penelitian dan jumlah hama (tikus, kadal dan kodok) dapat ditekan. 4. Pembuatan Larutan Nutrisi Pembuatan pekatan dilakukan dengan cara garam-garam pada pekatan A dan B diencerkan dengan air masing-masing 25 liter hingga larut. Kemudian, diambil 2 liter setiap pekatan untuk diencerkan ke dalam 100 liter air (1:50) hingga homogen (Lampiran 6). Larutan nutrisi standar yang sudah jadi dicek Electrical Conductivity (EC) untuk mengetahui kepekatannya. Sedangkan untuk air kelapa diperoleh dari limbah pasar dan diencerkan dengan air menggunakan perbandingan 1:1 masing-masing 500 ml. Air kelapa yang digunakan adalah air kelapa yang segar. Air kelapa yang didapatkan dari pasar, dibawa ke screen house menggunkan botol plastik. 5. Transplanting Bibit cabai keriting siap ditanam jika sudah berumur 3 minggu atau berdaun 2-4 helai ke dalam polibag dengan ukuran 30x35 cm yang telah terisi substrat (Lampiran 6). Pemindahan dilakukan dengan cara bibit dicabut perlahan dari polibag atau dengan cara bagian akar dicelupkan ke dalam air agar tanah liat dapat terlepas dengan sendirinya. Akar yang telah bersih diletakkan satu per satu ke dalam polibag yang telah terisi substrat. Akar diatur sedemikian sehingga akar mampu tersebar merata. Jarak tanam untuk cabai keriting adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm. 6. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi : a. Pemberian nutrisi Pemberian larutan nutrisi sebanyak 500 ml yang diberikan setiap hari sekali, pagi atau sore hari (Lampiran 6). Pada vase vegetatif EC larutan nutrisi sebesar 2-2,5, sedangkan pada vase generatif 3-3,5. Aplikasi air

13 kelapa dilakukan 2x dalam seminggu pada pagi hari dengan cara disemprotkan langsung pada daun. b. Pemberian ajir Pemberian ajir menggunakan bambu yang sudah dipotong dilakukan ketika tanaman berumur 1 bulan setelah tanam atau saat tanaman mulai tumbuh tinggi untuk menopang tegaknya tanaman. c. Perempelan tunas dan bunga pertama Cabai umumnya bertunas banyak yang tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan secara optimal. Sehingga perlu dilakukan perempelan (pembuangan) tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai berumur antara 7-20 hari. Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Perempelan tunas ini dilakukan 2-3 kali seminggu. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan lambat. d. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau pertumbuhannya terhambat, yaitu sekitar 7 hari setelah tanam. 7. Pengendalian Hama Pengendalian hama tanaman cabai dilakukan secara fisik dan mekanik. Pengendalian secara fisik yaitu dengan cara mengambil langsung hama yang mengganggu lalu mematikannya. Sedangkan pengendalian mekanik digunakan pertisida yang sesuai dengan jenis OPTnya. 8. Pengamatan dan Pengukuran Pengukuran komponen media dilakukan sebelum digunakan sebagai media tanam. Pengukuran komponen pertumbuhan tumbuhan dilakukan pada seminggu sekali. Pengukuran untuk komponen hasil dilakukan pada akhir pertumbuhan, apabila tanaman sudah tidak menghasilkan buah lagi.

14 9. Pemanenan Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 75-120 HST (hari setelah pindah tanam) yang ditandai dengan berubahnya warna cabai yang semula hijau menjadi merah 75%. Panen dilaksanakan setiap hari senin secara bertahap. Pada akhir pengamatan, seluruh bagian tanaman diambil untuk dihitung berat brangkasan segar dan brangkasan keringnya. Substrat dibongkar untuk memudahkan pengamatan pada bagian akar. E. Pengamatan Peubah Variabel pengamatan penelitian ini antara lain: 1. Kondisi umum lokasi penelitian Kondisi lingkungan meliputi suhu dan kelembaban udara di dalam screen house yang mampu mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai keriting. 2. Variabel pertumbuhan a. Tinggi tanaman Tinggi tanaman dihitung dengan cara mengukur tinggi tanaman sampel dari pangkal batang hingga titik tumbuh. Pengamatan dilakukan setiap minggu sekali dari awal penanaman atau 0 HST sampai tanaman dipanen. b. Jumlah daun Jumlah daun dihitung setiap seminggu sekali. Pengamatan dilakukan sejak transplanting selama musim tanam. Jumlah daun keseluruhan yang telah terbuka sempurna yang dihitung. c. Kadar klorofil Kadar klorofil diukur pada saat vegetatif tanaman menggunakan chlorophylmeter. Tiap tanaman diambil 3 daun sebagai sampel yang akan diukur (diambil daun bawah, tengah, atas), kemudian dihitung rata-ratanya. d. Berat segar pertanaman Pengukuran dilakukan setelah proses pemanenan selesai dilakukan dengan cara menimbang bagian daun dan batang tanaman cabai menggunakan timbangan analitik dengan ketelitian 2 angka dibelakang koma.

15 e. Berat kering pertanaman Pengukuran dilakukan dengan mengoven seluruh tanaman cabai pada suhu 60⁰C selama 48 jam kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik dengan ketelitian 2 angka dibelakang koma. f. Volume akar Volume akar dihitung dengan mencelupkan akar yang telah dibersihkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi air. Besarnya volume akar dinyatakan dengan pertambahan volume air dalam gelas ukur setelah akar tanaman dimasukkan. Pengamatan volume akar dilakukan pada panen terakhir. g. Panjang akar Panjang akar diukur dari pangkal akar hingga akar terpanjang pada saat akhir pengamatan (setelah panen). Pengukuran panjang akar dilakukan dengan menggunakan penggaris jahit. h. Berat segar akar Penimbangan berat segar akar cabai dilakukan pada saat akhir pengamatan. Penimbangan meliputi berat batang dan daun tanaman sampel. i. Berat kering akar Pengukuran berat kering dilakukan dengan menimbang tanaman cabai yang telah di oven pada suhu 60 o C atau sampai berat konstan. j. Sebaran akar Pengamatan sebaran akar dilakukan dengan menggunakan papan berpaku (pinboard) yang dilakukan setelah semua tanaman dipangkas. Pengamatan dilakukan dengan cara polibag yang berisi substrat dan akar diletakkan pada papan pinboard yang terdiri dari deretan paku yang berjarak 2x2 cm untuk memperoleh gambaran sebaran akar. Setelah polibag tertancap pada pinboard, salah satu sisi polibag dibuka (disobek) hingga akar dapat terlihat, selanjutnya air disemprotkan untuk menghilangkan substrat.

16 3. Variabel Hasil a. Jumlah buah pertanaman Perhitungan jumlah buah tiap tanaman dilakukan pada 6 tahapan panen. Kriteria buah yang dipanen adalah buah yang masak fisiologis. Jumlah buah yang dipanen kemudian dijumlahkan (Lampiran 6). b. Berat buah pertanaman Pengukuran total berat buah per tanaman dilakukan dengan memanen buah. Pengukuran total jumlah buah pertanaman dilakukan dengan memanen buah 6 periode (Lampiran 6). F. Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam uji F taraf 5% untuk perlakuan nutrisi. Analisis perlakuan media atau substrat dengan uji perbandingan rata-rata menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%, uji ini dilakukan untuk mengetahui taraf perlakuan yang paling mempengaruhi variabel pengamatan. Analisis variabel tinggi tanaman dan jumlah daun menggunakan metode plotting.