HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

Santoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI IRINA C RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG SARJANA TAHUN 2014

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

`NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK UTARA AYU SELVYA I

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2017 MANUSKRIP

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PEMBERIAN OBAT TERHADAP TINDAKAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

HUBUNGAN PELAKSANAANPENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD AMBARAWA

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HALUSINASI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

Pengaruh Penerapan Supervisi Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Lantai 2 IRNA GPS RSUP Fatmawati

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RSUD

: PAMBUDI EKO PRASETYO

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN PEMINATAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA NERS STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

Transkripsi:

HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM DENGAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP Sari Madonni 1, Erwin 2, Rismadefi Woferst 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email : dlubis17@gmail.com Abstract This study aims to find the correlation between the implementation method of nursing team and nursing care plan in inpatient ward. The study design used descriptive correlational with cross sectional approach. The study sample is 31 team leaders and 3 patient medical record, team leaders which were choosen using total sampling technique and patient medical records which were choose using simple random sampling technique. The measurement instrument of this study are team method implementation questionnaire and observation sheet for the nursing care plan developed by the researcher and already tested the validity and reability. The analyses used are with univariate analysis with frequency distribution and bivariate with chi square test. The result of team method implementation study showed that team which implement method of team properly have higher number of complete nursing care plan compared to teams that don t implement method of team properly with a ratio of 12 (38,7%): 3 (6,8%). The result of statistical test with chi square yielded p value = 0,018 > α with α = 0,005 and because of that, it was concluded that there was significant correlation of team method implementation and nursing care plan in inpatient room. This study suggest a proper implementation method of team in a hospital 4 aspect management function to qualified nursing care plan. Keyword: Implementation team method, nursing care plan, team leader. PENDAHULUAN Keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan lain di dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Sebagai bagian integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lainnya adalah sama, yakni sebagai mitra. Ini tentunya harus diiringi dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi perawat. Profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam memberikan layanan kesehatan adalah perawat. Karenanya, profesi keperawatan tidak bisa dipisahkan dengan sistem kesehatan (Asmadi, 2008). Keperawatan yang diberikan kepada pasien haruslah dilakukan dengan pelayanan profesional. Tindakan keperawatan ini disebut juga dengan pelayanan keperawatan profesional. Menurut Kusnanto (2004) pelayan keperawatan profesional (professional nursing service) adalah rangkaian upaya melaksanakan sistem pemberian pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan kaidahkaidah keperawatan sebagai profesi. Pelayanan keperawatan profesional dilaksanakan diberbagi tatanan pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat, maupun di tatanan pelayanan rumah sakit (Kusnanto, 2004). Pelayanan keperawatan profesional diberikan dengan berbagai bentuk metode penugasan yang terdapat lima model asuhan keperawatan yang sudah ada dan akan dikembangkan di masa depan, dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Metode penugasan yang terdiri dari lima yaitu metode fungsional, metode tim, metode primer, metode kasus dan metode keperawatan tim- primer. Metode tim adalah metode yang paling banyak diterapkan oleh perawat dalam memberikan keperawatan. Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda, dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat di ruangan dibagi dalam 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, tenaga teknial, dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu (Suarli, 2009). Ketenagaan metode tim dalam memberikan pelayanan keperawatan terdiri dari kepala ruangan, ketua tim dan perawat 1520

pelaksana. Masing-masing tenaga memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam melakukan proses keperawatan. Proses keperawatan yang terdiri dari empat tahap yaitu pengkajian, penegakan diagnosa, perencanaan dan implementasi. Tugas dalam menyusun rencana asuhan keperawatan pasien dilakukan oleh ketua tim. Katua tim harus mampu merencanakan keperawatan pasien dengan memprioritaskan masalah utama. Setelah ketua tim melakukan perencanaan perawat pelaksana kemudian memberikan asuhan keperawatan pada pasien karena merupakan tanggung jawab perawat pelaksana (Suyanto, 2009). Seorang perawat dalam merencanakan keperawatan mencakup proses merumuskan untuk mencapai tujuan. Perumusan dalam asuhan keperawatan salah satunya merupakan penetapan intervensi. Intervensi merupakan perencanaan yang akan diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan sumber untuk mengatasi masalah keperawatan pasien di ruangan rawat inap. Penetapan intervensi yang diberikan haruslah prioritas utama untuk mengatasi masalah pasien. Rencana asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh ketua tim didokumentasikan (Robbins & Coulter, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2012) dengan judul Kepuasan Kerja Perawat pada Aplikasi Metode Tim dalam Pelaksanaan Tindakan Asuhan Keperawatan (Studi Kuantitatif di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang). Dari hasil penelitian penerapan metode tim di ruang 21 Rumah sakit Dr. Saiful Anwar Malang, diperoleh hasil bahwa kondisi kerja sangat mempengaruhi kepuasan kerja, hal ini terbukti dari hasil penelitian pre dan post penerapan metode tim, indikator kondisi kerja mendapat nilai rata-rata kepuasan teringgi (9,5 11) dengan kepuasan kerja (64,3%), sedangkan kepuasan terendah terdapat pada indikator pekerjaan sendiri (8,8 10) dengan nilai kepuasan kerja 57,1%. Penelitian terkait juga dilakukan oleh Herwina (2012) dengan j udul Hubungan Pelaksanaan Metode Tim Keperawatan 1521 dengan Kesalahan Pemberian Obat di RSUD Gunung Jati Cirebon. Kesimpulan yang diperoleh sebagian besar pelaksanaan fungsi manajemen dalam pelaksanaan metode tim keperawatan menurut persepsi perawat pelaksana adalah 57% baik dan 43% mempersepsikan kurangnya pelaksanaan metode tim keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Bimo (2009) dengan judul Evaluasi Penerapan Model Praktik Keperawtan di ruang Maranata Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus menyimpulkan penggunaan metode tim lebih tinggi 29% tingkat kepuasan pasien dibanding ruangan yang tidak menggunakan metode tim. Penelitian dilihat berdasarkan hasil kepuasaan pasien yang dirawat. Data ini dapat menjadi acuan bagi ruangan lain yang belum menerapkan metode tim dalam memberikan mutu pelayanan yang baik. Perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan pasien 52,6% sudah dilakukan secara aktual maupun potensial untuk mengatasi masalah keperawatan pasien di ruang rawat inap. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Arifin Achmad. Peneliti melakukan studi pendahuluan di ruang Dahlia kepada 10 perawat dan wawancara kepada kepala ruangan rawat inap. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti 77,7% ruang rawat inap RSUD Arifin Achmad telah menerapkan metode penugasan tim. Hasil penelitian awal 8 dari 10 Perawat yang bekerja sebagai perawat pelaksana menyatakan dalam penerapan metode tim perawat ikut serta dalam merencanakan asuhan keperawatan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan metode tim diruang rawat inap serta penyusunan rencana asuhan keperawatan dalam keperawatan di ruang rawat inap. Manfaat penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan metode penugasan dengan metode tim di ruang rawat inap, terutama pelaksanaan fungsi ketua tim. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek dengan melihat hubungan antara penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap. Sampel pada penelitian ini merupakan ketua tim untuk menggambarkan penerapan metode tim dan rekam medik pasien untuk menggambarkan rencana asuhan keperawatan. Jumlah sampel pada penelitian ini 31 ketua tim menggunakan teknik total sampling dan 3 rekam medik pasien pada masing-masing tim menggunakan teknik simple random sampling (Hidayat, 2007). Metode pengumpul data menggunakan alat pengumpulan data berupa kuisoner dan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan konsep dan tinjauan pustaka. Ketua tim yang bersedia sebagai responden, mengisi kuisoner penerapan metode tim yang diberikan peneliti. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi pada 3 rekam medik pasien tim berdasarkan lembar observasi. HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat 1. Karakteristik responden Distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden No. Karakteristik Responden 1 Jenis Kelamin -Laki-laki -Perempuan Jumlah (n) 3 28 Persentase (%) 9,7 90,3 2 Umur -Remaja Akhir (17-25) -Dewasa Awal (26-35) 2 9 6,7 30 -Dewasa Akhir 20 64,5 (3645) Total 31 100 3 Pendidikan Terakhir -D3 -S1 -S2 18 13 0 58,1 41,9 0 Total 31 100 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari seluruh responden yang diteliti, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 orang (90,3%). Berdasarkan tingkat usia mayoritas responden berada pada usia dewasa akhir yaitu (36-45 tahun) sebanyak 20 orang (64,5%). Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 18 orang (58,1%). 2. Gambaran penerapan metode tim di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Metode Tim No Metode Jumlah Persentase Tim 1 Baik 17 54,8 2 Kurang 14 45,2 Total 31 100 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa jumlah tim yang menerapkan tim dengan baik lebih banyak dibandingkan tim yang menerapkan dengan kurang yaitu 17 tim (54,8%) : 14 tim (45,2%). 3. Gambaran rencana asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkanrencana Asuhan Keperawatan No Rencana Asuhan Jumlah Persentase Keperawatan 1 Lengkap 15 48,4% 2 Kurang Lengkap 16 51,6% 1522 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa tim yang memiliki rencana asuhan keperawatan

yang kurang lengkap lebih banyak ditemukan oleh peneliti yaitu sebanyak 16 (51,6%) rencana asuhan keperawatan. B. Analisa Bivariat Hasil uji statistik menggunakan uji chi square syarat terpenuhi yaitu tidak ada sel yang memiliki nilai expected < 5. Uji chi square test digunakan untuk melihat hubungan antara penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap yang hasilnya sebagai berikut: Tabel 4. Hubungan Metode Tim dengan Rencana Asuhan Keperawatan Metode Tim Rencana Asuhan Keperawatan Total P-value Lengkap Kurang Lengkap N % n % n % Baik 12 38,4 5 16,1 17 54,8 0,018 Kurang 3 9,7 11 35,5 14 45,2 Total 15 48,4 16 51,6 31 100 Tabel 4 terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap. Hasil analisis hubungan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap diperoleh bahwa penerapan metode tim yang baik memiliki rencana asuhan keperawatan yang lengkap yaitu 12 rekam medik (38,4%) lebih banyak dibandingkan tim yang menerapakan metode tim yang kurang, dimana hanya terdapat 3 (9,7%) rencana asuhan keperawatan saja. Berdasarkan uji Chi Square test diperoleh p value = 0,018 < α dengan α= 0,05, yang berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 31 orang responden (100%), mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 orang 1523 (90,3%). Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan mayoritas yang berprofesi sebagai perawat lebih didominasi oleh perempuan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Herwina (2012) yang menyebutkan pekerjaan perawat masih banyak diminati oleh perempuan dibandingkan dengan lakilaki karena keperawatan masih identik dengan pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan sifat perempuan yang lebih sabar, lemah lembut dan peduli. Menurut Hasibuan (2005) bahwa jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan, waktu mengerjakan, dan peraturan kerja. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 31 orang (100%) responden, mayoritas responden adalah usia dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu sebanyak 20 responden (64,5%). Herwina (2012) menyatakan bahwa usia dewasa pertengahan memiliki tugas yang harus diselesaikan pada tingkat perkembangan, yaitu membangun hubungan personal dan profesional, terbentuknya identitas, kreatifitas, serta produktifitas dalam pekerjaan dan hubungan personal maupun profesional. Selain itu usia produktif merupakan usia yang strategis dimana pada usia ini identik dengan tenaga prima. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden adalah D3, yaitu sebanyak 18 orang (5 8,1%) dan 13 (41,9%) orang responden berpendidikan S1. Menurut asumsi peneliti hal ini sudah memiliki kemajuan dalam perkembangan ilmu keperawatan. Perawat yang sudah bekerja di rumah sakit ingin melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Menurut Sunarty (2010) sesuai dengan hasil penelitian bahwa mayoritas perawat rawat inap berpendidikan D3 Keperawatan. Perawat yang pendidikannya berbeda-beda memilki tingkat kemampuan dan pengetahuan yang berbeda. Latar belakang pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan, cara pandang dan sikapnya dalam bekerja. Hal ini, sesuai dengan menurut Sihite (2012) pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

dan memperluas pengetahuan, pengalaman serta pribadi individu. Semakin tinggi pendidikan seseorang makin berfikir ilmiah, makin mudah berfikir secara luas makin mudah pula menerima pengetahuan baru dan berusaha mencari pengetahuan terbaru. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien diruang rawat inap. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p value = 0,018 < alpha dengan α = 0,05, dengan nilai odd ratio 8,8 yang artinya penerapan metode tim yang baik memiliki kecendrungan untuk mempunyai rencana asuhan keperawatan yang lengkap sebesar 8,8 atau 9 kali lebih besar dibanding dengan penerapan metode tim yang kurang. Menurut asumsi peneliti semakin baik penerapan metode tim yang diterapkan di ruang rawat inap mempengaruhi kualitas rencana asuhan keperawatan pasien sehingga semakin baik pula rencana asuhan keperawatan pasien tersebut, hal ini dikarenakan ketua tim dan perawat pelaksana saling bekerjasama dan saling membantu. Asumsi peneliti pekerjaan yang dilakukan dengan kerjasama dan saling membantu lebih menghasilkan pekerjaan yang baik dibanding pekerjaan yang dilakukan sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat, Kurnia dan Sedyowinarso (2012) mengatakan bahwa kinerja perawat dalam dokumentasi rencana asuhan dengan menggunakan tim (90,00) lebih tinggi dibandingkan ruang persiapan tim (74,00) dan non-tim (65,00), dengan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara ruangan dengan tim, persiapan tim dan non-tim. Hal ini sesuai dengan pendapat Suarli (2009) kelebihan penerapan metode tim yang dilakukan diruangan memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Menurut asumsi peneliti kelebihan penerapan metode 1524 tim yang dapat mendukung pelaksanaan proses keperawatan memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yaitu adanya hubungan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien, karena di dalam proses keperawatan terdapat rencana asuhan keperawatan. Hal penelitian ini sesuai dengan teori tentang penerapan metode tim menurut Suyanto (2009) metode tim merupakan suatu metode penugasan yang diberikan oleh sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien. Metode tim dikembangkan dalam rangka peningkatan mutu pemberian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan jumlah staf yang tersedia. Nursalam (2013) mengatakan bahwa terjadinya perubahan dalam bidang keperawatan, salah satunya dipengaruhi oleh sistem pemberian asuhan keperawatan. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode penugasan untuk dapat diimplementasikan dalam ruang keperawatan. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. Hasil ini sejalan dengan teori Sitorus dan Panjaitan (2011) peran ketua tim dalam fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Peran fungsi tersebut telah dilaksanakan oleh ketua tim RSUD Arifin Achmad. Pada fungsi perencanaan yaitu 64,5% sudah dilaksanakan oleh ketua tim, dimana seorang ketua tim melakukan timbang terima tugas dari perawat dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien, sehingga rencana asuhan keperawatan tersusun dan jelas. Fungsi pengorganisasian yaitu 74,3% dilaksanakan oleh ketua tim, dimana ketua tim memberikan penugasan kepada perawat pelaksana, penugasan disesuaikan dengan kemampuan seorang perawat, agar rencana asuhan keperawatan yang diberikan dapat meningkatkan kesehatan pasien. Fungsi pengarahan 55% sudah dilaksanakan ketua

tim, ketua tim memberikan masukan dan penguatan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan, dengan demikian rencana asuhan keperawatan dapat diterapkan dengan baik kepada pasien. Fungsi pengawasan yaitu 80,6% dilakukan oleh ketua tim, dengan melakukan pengawasan langsung kepada anggota tim dalam pelaksana asuhan keperawatan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini sesuai dengan teori rencana asuhan keperawatan menurut Wahid dan Suprapto (2012) terdapat komponen yang harus dilakukan dalam penetapan rencana asuhan keperawatan yaitu: penentuan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan ruang lingkup dan menentukan rencana tindakan. Penentuan prioritas masalah dimana masalah yang utama dan yang penting, karena tidak semua masalah pasien dapat diatasi oleh tindakan keperawatan namun perlu untuk melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan. Menentukan tujuan keperawatan merupakan standar atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat. Tujuan klien seperti halnya komponen proses perencanaan asuhan bersifat dinamis. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien diruang rawat inap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bagaimana seorang ketua tim dapat menjalankan tugas dan perannya. Penerapan metode tim yang baik memiliki rencana asuhan keperawatan yang kurang lengkap sebanyak 5 rekam medik (16,1%), sedangkan penerapan metode tim yang kurang memiliki rencana asuhan keperawatan yang kurang lengkap lebih banyak yaitu 11 rekam medik (35,5%). Berdasarkan uji Chi Square test diperoleh p value 0,018 < α dengan α= 0,05, yang berarti 1525 Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan penerapan metode tim dengan rencana asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan bagi rumah sakit agar meningkatkan kerja sama tim dalam penerapan metode tim diruang rawat inap sehingga menghasilkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan.. Penerapan metode tim dilakukan sesuai dengan peran ketua tim dan anggota tim dalam empat aspek fungsi manajemen keperawatan. 2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Diharapkan bagi institusi pendidikan terutama dibidang kesehatan keperawatan manajemen agar dapat terus mengembangkan penelitian tentang aspek metode keperawatan yang diterapkan di rumah sakit. 3. Bagi Ketua Tim Diharapkan bagi ketua tim agar meningkatkan perannya dalam aspek fungsi manajemen yaitu: pada fungsi perencananaan dan pengarahan, sehingga penerapan metode tim yang dilakukan seimbang dengan empat aspek fungsi manajemen. 4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lebih mendalam pada perawat yang bekerja dirumah sakit. Terkait faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerapan metode tim dan faktor yang mempengaruhi rencana asuhan. 1 Sari Madonni: Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia 2 H. Erwin, S.Kp., M.Kep: Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia

3 Rismadefi Woferst, S.Si, M.Biomed: Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia DAFTAR PUSTAKA Andriani, L. (2012). Kepuasan kerja perawat pada aplikasi metode tim primer dalam pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan (Studi kuantitatif di Rumah Sakit Dr. Saiful anwar malang) Diperolah tanggal 15 Januari 2015 http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/ja m Anthon, H. (2012). Hubungan penerapan metode tim dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Diperoleh tanggal 15 Januari 2015 http://elibrarystikesnanihasanuddin.ac. id/123/1/artikel7.pdf Aprisunadi. (2011). Hubungan antara berfikir kritis perawat dengan kualitas asuhan keperawatan di unit keperawatan orthopedi. Diperolah tanggal 29 Juni 2015 dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2028 0242-T%20Aprisunadi.pdf Asmadi. ( 2008 ). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC Bimo, T. (2009). Evaluasi penerapan model praktik keperawatan primer di ruang rawat maranata. Diperoleh tanggal 28 November 2015 dari http://eprints.undip.ac.id/10726/1/artik el.pdf Hasibuan, M, S, P. (2006). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara Hasmi. (2012). Metode penelitian epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media Herwina, E. (2012). Hubungan pelaksanaan metode tim keperawatan dengan 1526 kesalahan pemberian obat di RSUD gunung jati Cirebon. Diperolah tanggal 16 Januari 2015 http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2030 8221-T31059- Hubungan%20pelaksanaan.pdf Hidayat, A, A. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika Ismani, N. (2001) Etika keperawatan. Jakarta:Wydia Medika Kusmono, A. (2010). Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika Kusnanto. (2004). Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. Jakarta:EGC Nursalam. (201 3). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika Rahmat, I., Kurnia, A., & Sedyowinarso, M. (2012). Evaluasi pelaksanaan system pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat inap terhadap kinerja perawat. Diperoleh tanggal 21 Juni 2015 https://www.google.co.id/webhp?sour ceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&ie=utf8#q= jurnal%20evaluasi%20pelaksanaan%2 0pemberian%20asuhan%20keperawat an%20terhadap%20kinerja%20perawa t Robbins, S & Coulter, M. 2007. Manajemen, edisi kedelapan. Jakarta: PT. Indeks. Sihite, L. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik dengan perilaku perawat dalam melakukan komunikasi secara terapeutik pada klien dengan gangguan jiwa. Skipsi

tidak dipublikasikan dari perpustakaan PSIK Universitas Riau. Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen keperawatan di ruang rawat inap. Jakarta: Sagung Seto. Suarli, S. ( 2009 ). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga 4992-T30701%20- %20Pengaruh%20ronde.pdf Suyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan dan manajemen keperawatan di rumah sakit. Yogyakarta: Mitra. Wahid, A., & Suprapto, I. (2012). Dokumentasi proses keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika Sunarty, M, E. (2004). Hubungan karakteristik pekerjaan dan indivudu dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap. Diperoleh tanggal 15 Juni 2015 dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2030 1527