BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan The Five C s of Credit dalam perjanjian kredit UMKM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

PENANGANAN KREDIT BERMASALAH. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB IV. Restrukturisasi dalam. Setiap usaha penyelesaian pembiayaan bermasalah yang terjadi di industri

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Mengatasi Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. A. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Pada akad Murabahah di KSPS BMT BUS Cabang Kanjengan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Penyebab Pembiayaan Implan Bermasalah (Pasdu) Di Bank Syariah

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

WAWANCARA. pertanyaan kepada dua orang narasumber, yaitu: : Dicky Frandhika Gutama. pada PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

1 KETENTUAN MENDAPATKAN FASILITAS PINJAMAN

Pedoman Wawancara. 2. Syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi jika nasabah ingin melakukan pembiayaan

No. 13/ 18 / DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Informasi dan Persyaratan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat : A. Manfaat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI PEMALANG

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

g. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas. h. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keuntungan Penggunaan Kredit

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah

GUBERNUR BANK INDONESIA,

STRATEGI PENYELAMATAN KREDIT BERMASALAH DI BANK JATIM CABANG BOJONEGORO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

SYARAT DAN KETENTUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AKAD/PERJANJIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

Transkripsi:

102 BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD MURA@BAH}AH DAN PENYELESAIANNYA A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Bermasalah Produk KPR Akad Mura@bah}ah Faktor-faktor pembiayaan bermasalah produk KPR akad mura@bah}ah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Darmo yaitu sebagai berikut: 1 1. Pendapatan Menurun Pekerjaan merupakan salah satu sumber pendapatan utama yang menjadi sumber kehidupan bagi setiap nasabah. Nasabah yang akan melakukan pembiayaan pasti akan dievaluasi terlebih dahulu oleh bank, sebab kemampuan ekonomi sangat berpengaruh bagi bank untuk memberikan keputusan bahwa nasabah tersebut layak atau tidak untuk diberikan pembiayaan oleh bank. Selain pendapatan tetap dan keadaan finansial yang mencukupi, bank juga memiliki prosedur dalam memberikan pembiayaan, salah satunya adalah dengan meminta jaminan/agunan kepada nasabah. Pendapatan dan keadaan finansial yang mencukupi tidak menjamin untuk menjadikan pembayaran pembiayaan nasabah akan lancar. Oleh sebab itu, untuk meminimalkan resiko yang mungkin terjadi maka bank meminta jaminan/agunan kepada nasabah sebagai pengembalian apabila nantinya 1 Talita, Relationship Manager Financing, Wawancara, Surabaya, 3 Desember 2014. 102

103 nasabah mengalami gagal bayar atau tidak mampu membayar cicilan kepada bank. Sebagian besar sumber dana debitur perorangan untuk pembayaran cicilan kredit dalam produk KPR akad mura@bah}ah adalah dengan menggunakan pendapatan tetap. Oleh karena itu, segala jenis gangguan terhadap kesinambungan penerimaan pendapatan tetap akan mengganggu likuiditas keuangan nasabah, sehingga menyebabkan ketidaklancaran nasabah untuk mengangsur sejumlah cicilan yang telah disepakati di awal dengan bank. Jika nasabah berpindah tempat kerja dan gaji yang didapat nasabah berbeda maka hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan nasabah untuk membayar cicilan di bank. Jika nasabah berpindah pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi. Kemungkinan yang terjadi adalah nasabah tersebut mengajukan restrukturisasi untuk meminta perubahan jadwal angsur yang dipercepat. Namun, hal ini bukan permasalahan bagi bank, meskipun pendapatan yang sudah ditetapkan bank diawal dengan nasabah tersebut akan berubah/berkurang, hal ini tetap menghasilkan keuntungan bagi bank. Sebab bank Muamalat mempunyai standarisasi pendapatan/keuntungan pembiayaan yaitu sebesar 3% dari total pembiyaan nasabah. Bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan KPR akad murabahah dengan jadwal angsur selama 15 tahun, maka rate margin untuk bank adalah sebesar 16,5%. Jika jadwal angsur selama 10 tahun maka rate margin bank

104 sebesar 15,5%, dan jika jadwal angsurnya selama 5 tahun maka rate margin bagi bank adalah sebesar 14,5%. 2 Akan tetapi, apabila nasabah berpindah pekerjaan dengan penghasilan yang lebih kecil maka hal ini dapat berdampak bagi kelancaran jadwal angsur nasabah, yang mengakibatkan nasabah menjadi telat bayar bahkan bisa mengakibatkan nasabah tidak mampu untuk membayar cicilan yang telah disepakati diawal dengan bank. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Relationship Manager Financing, pendapatan nasabah yang menurun merupakan salah satu faktor pembiayaan bermasalah yang sering terjadi di Bank Muamalat Cabang Darmo Surabaya. 3 Jika hal ini terjadi maka nasabah harus mengajukan permohonan restrukturisasi/penjadwalan ulang kepada Relationship Manager. Kemudian, keterangan pengajuan yang dibuat oleh nasabah tersebut akan dievaluasi kembali oleh pihak bank. Pihak bank akan menghitung kembali berdasarkan kemampuan nasabah saat ini. Sebab pendapatan nasabah yang lebih kecil sedangkan kebutuhan sehari-hari nasabah yang tetap akan memberatkan angsuran nasabah jika tidak diringankan. Oleh karena itu, setelah melakukan evaluasi maka pihak bank akan meringankan jadwal angsur nasabah jika nasabah tersebut masih mampu untuk membayar cicilan. Berikut ini adalah simulasinya: 2 Hasil olah data dari wawancara Ibu Diar, Unit Support Pembiayaan, Wawancara, Surabaya, 16 Desember 2014. 3 Hasil olah data dari wawancara Mbak Thalita, Relationship Manager Financing, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2014.

105 Nasabah mengajukan pembiayaan untuk membeli rumah dengan harga Rp 100.000.000,-. Rate margin bagi bank untuk pembiayaan KPR akad murabahah yaitu 16,5% untuk jangka waktu 15 tahun/180 bulan. Maka Nasabah membeli rumah dengan harga Rp. 116.500.000 (dengan rumus harga rumah dari developer + margin bagi bank sebesar 16,5%). Jangka waktu pembiayaan yang diberikan adalah selama 15 tahun atau 180 bulan, maka angsuran per bulannya yaitu sebesar Rp 647.222,22 (dengan rumus harga rumah / bulan angsuran). Ketika nasabah telah mengangsur selama 10 tahun, kemudian pada bulan berikutnya setelah 10 tahun mengangsur, nasabah tersebut mengalami penurunan pendapatan. Maka nasabah dapat mengajukan restrukturisasi/rescheduling ulang. Jumlah total angsuran nasabah selama 10 tahun yaitu sebesar Rp 77.666.667,- sedangkan sisa hutang nasabah kepada bank sebesar Rp 38.833.333,-. dan jumlah awal yang harus diangsur per bulannya adalah Rp 647.222,-. Jumlah angsuran ini masih harus dibayar selama 5 tahun lagi karena kesepakatan awal nasabah mengambil selama 15 tahun angsuran. Mengingat bahwa pendapatan nasabah menurun, maka pihak bank akan memberi keringanan kepada nasabah yaitu berupa rescheduling. Kekurangan cicilan selama 5 tahun selanjutnya dapat diperpanjang lagi menjadi 10 tahun. Maka jumlah yang harus diangsur nasabah per bulannya bisa menjadi ringan yaitu sebesar Rp 323.611,- (dengan rumus

106 sisa hutang/120 bulan) selama 10 tahun cicilan. Dengan persyaratan maksimum jadwal angsur tidak boleh lebih dari 180 bulan atau 15 tahun terhitung dari tanggal ditetapkannya rescheduling. Penyelesaian pembiayaan bermasalah pada bank konvensional berbeda dengan penelesaian pembiayaan di bank syariah. Pada bank konvensional selalu menggunakan prinsip bunga. Sedangkan pada bank syariah tidak menggunakan prinsip bunga. Jika nasabah mengalami pendapatan menurun dan nasabah segera melapor ke lembaga pembiayaan tersebut maka nasabah tidak akan mendapat denda, baik di bank syariah maupun di bank konvensional. Jika nasabah mengalami pendapatan menurun dan nasabah tidak segera melapor maka lembaga pembiayaan tersebut akan mengenakan denda kepada nasabah, baik di bank syariah maupun di bank konvensional akan tetapi penerapan denda di bank syariah dan bank konvensional berbeda. Penerapan denda pada bank syariah berdasarkan pada sejumlah uang yang sifatnya konstan tidak berdasarkan denda. Penerapan denda di bank konvensional berdasarkan pada bunga. Hal ini yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. Faktor pertama yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia Cabang Darmo Surabaya sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh As Mahmoedin yang menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab pembiayaan bermasalah adalah diakibatkan oleh pendapatan nasabah yang menurun. Sehingga temuan studi yang telah penulis peroleh selama

107 melakukan studi kasus di Bank Muamalat Indonesia Cab. Darmo telah sesuai dengan teori yang ada. 2. Nasabah Berkarakter (Bad character). Bad character merupakan permasalahan pembiayaan yang sering dialami oleh Bank Muamalat. Tidak komitmen atas janjinya, tidak jujur, sulit ditemui dan dihubungi dan sengaja lari dari pembayaran angsuran, hat itulah yang menjadi cirikhas dari nasabah bad character. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Relationship Manager Financing, nasabah bad character merupakan salah satu faktor pembiayaan bermasalah yang sering terjadi di Bank Muamalat Cabang Darmo Surabaya. Jika nasabah dikategorikan nasabah bad character maka Relationship Manager Financing akan langsung mengirimkan surat pemberitahuan dan surat peringatan 1, 2 dan 3 agar nasabah melakukan pembayaran yang sudah menunggak. Jika nasabah tidak merespon maka penyelesaian tersebut yaitu melalui litigasi dan non litigasi. 4 Litigasi yaitu proses hukum yaitu pihak bank mengajukan penyelesaian pembiayaan macet yang dilakukan oleh nasabah bad character kepada badan hukum seperti pengadilan, BASYARNAS, dan lain-lain. Jika dengan litigasi tidak berhasil, maka bank akan mengeksekusi jaminan seara langsung. Proses penyelesaian penyelesaian 4 Hasil olah data dari wawancara Mbak Thalita, Relationship Manager Financing, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2014.

108 melalui non litigasi yaitu nasabah sukarela menyerahkan jaminan kepada bank karena nasabah sudah tidak mampu melakukan pembayaran angsuran yang sudah diajukan kepada bank. Berikut proses eksekusi jaminan beserta contoh perhitungannya. Pertama, bank akan menjual jaminan dengan harga nilai pasar yang berdasarkan hasil taksasi pihak bank. Jika jaminan belum laku terjual, maka jaminan tersebut akan dijual dengan nilai limit lelang. Nilai limit lelang adalah penjumlahan dari nilai outstanding dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Contoh jika jaminan terjual saat lelang. Nilai outstanding Rp 300.000.000,- biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh bank sebesar Rp 30.000.000,- dan nilai pasar jaminan Rp 450.000.000,-. Maka cara perhitungannya adalah nilai pasar jaminan Rp 450.000.000 (nilai outstanding Rp 300.000.000 + biaya-biaya yang telah dikeluarkan Rp 30.000.000), sehingga sisa lelang jaminan menjadi Rp 120.000.000,. Ketika terdapat sisa lelang jaminan maka sisa jaminan tersebut akan di kembalikan kepada nasabah. 5 Jika jaminan tidak terjual saat lelang maka bank akan menjual jaminan tersebut seharga nilai outstanding + biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Maka tidak ada sisa penjualan jaminan. Sehingga nasabah bad character telah menyelesaikan kewajibannya dan pihak bank tidak 5 Hasil olah data dari wawancara dengan Bapak Joko, Relationship Manager Remedial, Wawancara, Surabaya, 17 Desember 2014.

109 mengalami kerugian yang diakibatkan oleh nasabah bad character. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nasabah bad character juga merupakan salah satu faktor penyebab dari terjadinya pembiayaan bermasalah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Darmo. Penyelesaian pembiayaan bermasalah yang disebabkan nasabah bad character di bank syariah berbeda dengan penyelesaian di bank konvensional, seperti pada faktor yang pertama bahwa bank konvensional menggunakan prinsip bunga. Nasabah bad character tersebut akan dikenakan denda sesuai keterlambatan yang dilakukan oleh nasabah, tentunya denda tersebut berdasarkan bunga. Faktor pembiayaan bermasalah kedua ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Siswanto Sutojo yang menyatakan bahwa nasabah bad character merupakan salah satu penyebab pembiayaan bermasalah di bank Syariah. 3. Usaha Nasabah bangkrut. Nasabah dikatakan bangkrut yaitu apabila usaha nasabah sama sekali sudah tidak berjalan lagi. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor, diantaranya, kemampuan manajemen dan pemasaran nasabah yang kurang memadai, kurangnya pengalaman nasabah dalam mengelola usaha yang ditekuni, dan juga termasuk faktor eksternal makroekonomi yang mempengaruhi perkembangan usaha. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Relationship Manager Financing, usaha nasabah yang mengalami kebangkrutan merupakan salah satu faktor pembiayaan

110 bermasalah yang sering terjadi di Bank Muamalat Cabang Darmo Surabaya. 6 Jika terdapat nasabah yang usahanya bangkrut maka nasabah wajib melapor kepada bank. Kemudian pihak bank akan melakukan evaluasi ulang. Jika berdasarkan hasil evaluasi bank, nasabah masih mempunyai kemampuan membayar walaupun lebih kecil dari sebelumnya, maka akan dilakukan restrukturisasi. Perhitungan restrukturisasi sudah dicontohkan di faktor pendapatan menurun. Jika hasil evaluasi bahwa nasabah tidak akan sanggup untuk membayar angsuran, maka bank akan mengeksekusi jaminan. Perhitungan eksekusi jaminan seperti pada faktor bad character penyelesaian melalui non litigasi. Penyelesaian pembiayaan bermasalah yang disebabkan usaha nasabah bangkrut di bank konvensional menggunakan prinsip bunga. Nasabah yang tidak mengangsur dan melewati jatuh tempo maka akan mendapat denda. Perhitungan denda di bank konvensional berdasarkan bunga. Usaha nasabah yang mengalami kebangkrutan ini merupakan salah satu penyebab dari pembiayaan bermasalah yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia Cabang Darmo. Sehingga temuan studi penulis ini telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh As Mahmoedin yang menyatakan bahwa musibah kematian merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah di bank syariah. 6 Hasil olah data dari wawancara Mbak Thalita, Relationship Manager Financing, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2014.

111 4. Nasabah meninggal dunia. Meninggal dunia merupakan ketentuan bagi manusia, tidak akan ada yang mengetahui kematian seseorang. Oleh karena itu nasabah yang mengajukan pembiayaan di Bank Muamalat diharuskan menggunakan asuransi. Penggunaan asuransi jiwa ini tidak lain untuk meng-cover tanggungan nasabah jika terjadi kematian. Pembiayaan nasabah di-cover oleh asuransi hingga jatuh tempo jadwal angsur. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Relationship Manager Financing, nasabah yang meninggal dunia merupakan salah satu faktor pembiayaan bermasalah yang sering terjadi di Bank Muamalat Cabang Darmo Surabaya. 7 Berikut simulasinya: Tabel 1.4 Simulasi Jadwal Angsur. Jatuh tempo pembiayaan Angsuran Outstanding 1 Desember 2014 Rp 5.000.000,- Rp 50.000.000,- 1 Januari 2015 Rp 5.000.000,- Rp 45.000.000,- 1 Februari 2015 Rp 5.000.000,- Rp 40.000.000,- 1 Maret 2015 Rp 5.000.000,- Rp 35.000.000,- 1 April 2015 Rp 5.000.000,- Rp 30.000.000,- 1 Mei 2015 Rp 5.000.000,- Rp 25.000.000,- 1 Juni 2015 Rp 5.000.000,- Rp 20.000.000,- 1 Juli 2015 Rp 5.000.000,- Rp 15.000.000,- 1 Agustus 2015 Rp 5.000.000,- Rp 10.000.000,- 1 September 2015 Rp 5.000.000,- Rp 5.000.000,- 7 Hasil olah data dari wawancara Mbak Thalita, Relationship Manager Financing, Wawancara, Surabaya, 14 Desember 2014.

112 Outstanding Rp 50.000.000 angsuran per bulannya Rp 5.000.000 dan jatuh tempo pembiayaan setiap tanggal 1. Nasabah telah menunggak di bulan januari 2015 kemudian nasabah meninggal dunia pada bulan 13 Juli 2015. Maka tunggakan dari bulan januari hingga juli (sebelum nasabah meninggal) akan dialihkan oleh ahli waris. Tunggakan dari bulan agustus dan september 2015 akan dibayar oleh asuransi untuk melunasi nasabah yang meninggal dunia. 8 Jika ahli waris menolak untuk melunasi tunggakan, maka pihak bank akan mengambil jalur lelang. Nasabah meninggal dunia merupakan salah satu faktor penyebab dari terjadinya pembiayaan bermasalah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Darmo. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh As Mahmoedin dan Siswanto Sutojo yang menyatakan bahwa musibah kematian merupakan salah satu penyebab pembiayaan bermasalah di bank Syariah. 5. Konflik rumah tangga. Dalam pembiayaan di Bank Muamalat diperbolehkan untuk join income. Hal ini sering digunakan oleh nasabah suami dan istri yang keduanya membayar angsuran secara bersama dari pendapatan mereka. Mekanisme join income juga sering mengalami permasalahan sebab dalam sebuah rumah tangga tersimpan risiko konflik antara suami dan istri. Konflik rumah tangga 8 Hasil olah data wawancara dari Ibu Diar, Unit Support Pembiayaan, Wawancara, Surabaya, 16 Desember 2014.

113 dapat mempengaruhi pembayaran angsuran. Menurut wawancara penulis dengan Unit Support Pembiayaan, konfik rumah tangga merupakan salah satu faktor penyebab dari pembiayaan macet di Bank Muamalat Cabang Darmo, jika terjadi konflik rumah tangga dengan nasabah join income maka pihak bank menunggu keputusan pengadilan agama (jika beragama Islam) dan pengadilan negeri (jika non Islam). Keputusan pengadilan yang sering terjadi yaitu lelang jaminan. 9 Sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik rumah tangga juga merupakan salah satu faktor penyebab dari terjadinya pembiayaan bermasalah di Bank Muamalat Indonesia Cabang Darmo. Penyelesaian pembiayaan bermasalah di bank konvensional yang disebabkan nasabah mengalami konflik rumah tangga hampir sama dengan penjelasan di faktor pertama, kedua, dan ketiga. Bank konvensional menggunakan prinsip bunga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh As Mahmoedin dan Siswanto Sutojo yang menyatakan bahwa konflik rumah tangga merupakan salah satu penyebab pembiayaan bermasalah di bank Syariah. 9 Hasil olah data dengan Ibu Diar, Unit Support Pembiayaan, Wawancara, Surabaya, 16 Desember 2014

114 B. Analisis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Produk KPR Akad Mura@bah}ah Nasabah bermasalah akan dievaluasi kembali oleh Relationship Manager Remedial. Evaluasi ulang pembiayaan terdiri dari beberapa aspek, yaitu: 10 1. Aspek management. 2. Aspek pemasaran. 3. Aspek produksi. 4. Aspek keuangan. 5. Aspek yuridis. 6. Aspek jaminan. 10 Data diperoleh dari Mbak Talita (Relationship Manager Financing) dalam bentuk File.

115 Gambar 1.4 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah PEMBIAYAAN BERMASALAH Evaluasi ulang pembiayaan oleh Relationship Manager Financing Aspek management Aspek pemasaran Aspek produksi Aspek keuangan Aspek yuridis Aspek jaminan REVITALISASI: Restructuring Rescheduling Reconditioning Bantuan management Penyelesaian melalui jaminan Collection Agent Monitoring dan Controlling Write Off Final Non Litigasi Litigasi Off-set BAMUI BASYARNAS Pengadilan Pengadilan Gugat Eksekusi Pidana Kepailitan Lelang Cash/HEJP Setelah dilakukan evaluasi pembiayaan yang bermasalah, maka diambil langkah-langkah berikutnya yaitu: restrukturisasi atau penyelesaian melalui jaminan dan atau collection agency. Jika nasabah masih mempunyai kemampuan untuk membayar tunggakannya maka langkah penyelesaian yaitu melalui restrukturisasi. Jika nasabah tidak mampu membayar lagi tunggakannya maka langkah penyelesaiannya melalui lelang jaminan.

116 Penyelesaian pembiayaan bermasalah yang pertama yaitu restrukturisasi. Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibanya. Pada proses restrukturisasi pembiayaan ini terbagi menjadi 4: 1. Rescheduling adalah perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangkat waktunya. 2. Reconditioning adalah perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan, antara lain: perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank. 3. Restructuring adalah perubahan persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi penambahan dana fasilitas pembiayaan bank, konversi akad pembiayaan, konversi pembiayaan menjadi surat berharga syariah berjangka waktu menengah, dan konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah. 4. Bantuan management. Penyehatan pembiayaan melalui penempatan sumber daya insani pada posisi management oleh bank. Hal ini dilakukan bila : a. Permasalahan terjadi karena kesalahan management\. b. Sumber pengembalian pembiayan masih potensial.

117 Penyelesaian pembiayaan bermasalah yang kedua adalah melalui jaminan. Penyelesaian melalui jaminan dilakukan bila nasabah sudah tidak memiliki usaha sebagai sumber pengembalian dan nasabah cooperatif untuk menyelesaikan pembiayaan. Penyelesaian melalui jaminan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Penyelesaian dengan cara non litigasi. a. Dengan cara off-set. Off-Set adalah penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan jaminan/asset secara sukarela oleh nasabah kepada Bank, sebagai upaya penyelesaian pembiayaannya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan off-set: 11 1) Analisa kecukupan nilai jaminan untuk menutup seluruh kewajiban dan biaya-biaya untuk proses off-set (nilai beli bank). Dengan ketentuan: a) Bila nilai beli bank lebih kecil dari nilai taksasi, maka semua kewajiban dan biaya-biaya dapat dimasukkan dalam komponen harga beli bank. b) Bila nilai beli bank lebih besar dari nilai taksasi, maka harga beli bank maksimal sebesar nilai pasar. Sisanya (outstanding) tetap dalam bentuk pembiayaan untuk 11 Ibid.

118 diangsur sampai dengan lunas, pada kondisi ini tunggakan margin tidak dapat dimasukkan sebagai harga beli bank 2) Melakukan negosiasi dengan nasabah untuk pembelian jaminan. 3) Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang akan dibeli oleh bank, maka bank memberikan hak opsi dengan jangka waktu berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. 4) Setelah mendapat persetujuan komite penyelesaian pembiayaan bermasalah, bank melakukan pengikatan jual beli. 5) Nasabah melakukan pelunasan pembiayaan dan proses pengadministrasian lainnya b. Melalui BASYARNAS. Berdasarkan pada klausul pasal 18 tentang perjanjian pembiayaan, setiap sengketa yang timbul berdasarkan perjanjian yang dibuat antara nasabah dan pihak Bank Muamalat Indonesia maka akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional. 12 Berikut langkah-langkah yang dilakukan pihak bank: 1) Pembuatan usulan penyelesaian ke komite penyelesaian pembiayaan bermasalah. 2) Pembuatan surat gugatan ke BASYARNAS. 3) Pengajuan gugatan ke BASYARNAS (pendaftaran perkara). 4) Sidang BASYARNAS (jangka waktu paling lama 6 bulan). 12 Ibid.

119 5) Putusan BASYARNAS. Keputusan yang dikeluarkan oleh BASYARNAS akan didaftarkan ke pengadilan negeri untuk mendapatkan pengesahan sehingga Bank Muamalat Indonesia mempunyai kekuatan eksekutorial. 6) Pendaftaran putusan BASYARNAS ke pengadilan negeri. 7) Permohonan pelaksanaan putusan BASYARNAS ke pengadilan negeri. 8) Pelaksanaan eksekusi oleh pengadilan negeri. 2. Penyelesaian dengan cara litigasi Litigasi adalah penyelesaian pembiayaan melalui jalur hukum yang dilakukan melalui pengadilan. Sebelum dilakukan proses litigasi melalui pengadilan, perlu dilakukan check dan evaluasi sebagai berikut: 13 a. Dokumen surat menyurat BMI kepada nasabah, SPT. Surat Peringatan 1,2 & 3 dan Surat Nasabah kepada BMI. b. Dokumen perjanjian dan jaminan Hak Tanggungan, sehingga secara yuridis posisi BMI dipastikan telah kuat. c. Jatuh waktu fasilitas pembiayaan, karena proses litigasi hanya dapat dilakukan apabila fasilitas pembiayaan nasabah telah jatuh waktu sebagaimana yang dimaksud pada akad pembiayaan. Setelah dilakukan checking dan evaluasi, selanjutnya dilakukan: 13 Ibid.

120 a. Mencari lawyer yang telah dianggap cakap, pengalaman dalam bidang penagihan dan dapat bekerjasama dengan BMI. b. Membuat UP (Usulan Pembiayaan) ke Komite Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah perihal persetujuan pemakaian lawyer dan biaya-biaya yang timbul. c. Memintakan rencana kerja dan target date dari Lawyer yang telah disetujui komite. Proses Litigasi melalui Pengadilan terdiri dari : a. Gugatan Perdata b. Pidana c. Riil Eksekusi Jaminan d. Permohonan Kepailitan Penyelesaian yang ketiga yaitu monitoring dan controlling. Penyelesaian restrukturisasi bukan hanya pada perubahan jadwal ataupun perubahan persyaratan saja. Jika hasil penyelesaian pembiayaan melalui restrukturisasi, maka pihak bank akan me-monitoring dan controlling untuk memastikan bahwa nasabah memenuhi kewajibannya. Begitu juga pada penyelesaian pembiayaan melalui litigasi. Jika penyelesaian pembiayaan melalui litigasi, maka pihak bank akan memonitoring dan controlling untuk memastikan seluruh tahapan pelaksanaan litigasi telah dilakukan.

121 Penyelesaian yang keempat, nasabah mengalami kebangkrutan dan aset jaminan yang dimiliki collapse, maka penyelesaian pembiayaan bermasalah yaitu dengan hapus buku (Write Off Final). Pihak bank menyerah untuk menagih tunggakan nasabah tersebut karena nasabah tidak akan bisa membayar kembali tunggakannya. Jika penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui hapus buku maka langkah-langkah selanjutnya yaitu: 14 1. Relationship Manager Remedial melakukan penghimpunan data dan informasi lengkap atas nasabah pembiayaan bermasalah. 2. Relationship Manager Remedial melakukan evaluasi/analisis dokumen-dokumen dan data-data yang dihimpunnya. 3. Berdasarkan hasil analisa tersebut, Relationship Manager Remedial membuat Memorandum Usulan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah dan mengajukannya ke komite penyelesaian pembiayaan bermasalah. 14 Ibid.